Anda di halaman 1dari 4

RHEUMATIK HEART DISEASE

FakultasKedokteran
UniversitasKristenKridaWacana(UKRIDA)
Jl.ArjunaUtarano.6,Jakarta11510
ChatrineWijanarko
102012158
chatrinewijanarko@hotmail.com

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
RHD atau yang lebih dikenal dengan Reumatik Heart Disease terdapat
diseluruh dunia. Lebih dari 100.000 kasus baru demam rematik didiagnosa setiap
tahunnya, khususnya pada kelompok anak usia 6-15 tahun. Cenderung terjangkit pada
daerah dengan udara dingin, lembab, lingkungan yang kondisi kebersihan dan gizinya
kurang memadai.Sementara dinegara maju insiden penyakit ini mulai menurun karena
tingkat perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih sempurna.
Dari data 8 rumah sakit di Indonesia tahun 1983-1985 menunjukan kasus RHD ratarata 3,44 dari seluruh jumlah penderita yang dirawat.Secara Nasional mortalitas
akibat RHD cukup tinggi dan ini merupakan penyebab kematian utama penyakit
jantung sebelum usia 40 tahun.

PEMBAHASAN
A.

Pengertian RHD
Rematoid heart disease ( RHD ) merupakan penyebab terpenting dari penyakit
jantung yang didapat,baik pada anak maupun pada dewasa. Rematoid fever adalah
peradangan akut yang sering diawali oleh peradangan pada farings. Sedangkan RHD
adalah penyakit berulang dan kronis. Pada umumnya seseorang menderita penyakit
rematoid fever akut kira-kira dua minggu sebelumnya pernah menderita radang
tenggorokan.
Reumatoid heart disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang
mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan
pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes,
1993). RHD adalah suatu penyakit peradangan autoimun yang mengenai jaringan
konektif seperti pada jantung,tulang, jaringan subcutan pembuluh darah dan pada
sistem pernapasan yang diakibatkan oleh infeksi streptococcus hemolitic-b grup A.
B. Penyebab / Faktor Predisposisi
Penyebab secara pasti dari RHD belum diketahui, namun penyakit ini sangat
berhubungan erat dengan infeksi saluran napas bagian atas yang disebabkan oleh
streptococcus hemolitik-b grup A yang pengobatanya tidak tuntas atau bahkan tidak
terobati. Pada penelitian menunjukan bahwa RHD terjadi akibat adanya reaksi
imunologis antigen-antibody dari tubuh.Antibody yang melawan streptococcus
bersifat sebagai antigen sehingga terjadi reaksi autoimun.
Terdapat faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada reaksi timbulnya RHD :
a.
Faktor-faktor pada individu
Faktor Genetik
Jenis Kelamin
Golongan Etnik dan Ras
Umur
b.
Faktor-faktor lingkungan
Keadaan sosial ekonomi yang buruk
Iklim dan geografis
Cuaca
C.

Patofisiologi
Hubungan yang pasti antara infeksi streptokokus dan demam rematik akut
tidak diketahui. Cedera jantung bukan merupakan akibat langsung infeksi, seperti
yang ditunjukkan oleh hasil kultur streptokokus yang negative pada bagian jantung
yang terkena. Fakta berikut ini menunjukkan bahwa hubungan tersebut terjadi akibat
hipersensitifitas imunologi yang belum terbukti terhadap antigen-antigen streptokokus
1. Demam rematik akut terjadi 2-3 minggu setelah faringitis streptokokus, sering
setelah pasien sembuh dari faringitis.
2.Kadar antibody anti streptokokus tinggi (antistreptolisin o, anti DNase, anti
hialoronidase ) terdapat pada pasien demam rematik akut.
3.Pengobatan dini faringitis streptokokus dengan penisilin menurunkan resiko demam
rematik akut.
4. Immunoglobulin dan komplemen terdapat pada permukaan membrane sel-sel
miokardium yang terkena.

Hipersensitifitas kemungkinan bersifat imunologik, tetapi mekanisme demam


rematik akut masih belum diketahui. Adanya antibody-antibodi yang memiliki
aktifitas terhadap antigen streptokokus dan sel-sel miokardium menunjukkan
kemungkinan adanya hipersensitifitas tipe II yang diperantarai oleh antibody reaksi
silang. Adanya antibody-antibodi tersebut di dalam serum beberapa pasien yang
kompleks imunnya terbentuk untuk melawan antigen-antigen streptokokus
menunjukkan hipersensitifitas tipe III.
D.
a.

Manifestasi Klinis dan Kriteria diagnosis


Kriteria Mayor
1) Carditis
2) Polyarthritis
3) Khorea Syndenham
4) Eritema Marginatum
5) Nodul Subcutan

b.

Kriteria Minor
1) Memang mempunyai riwayat RHD
2) nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi, klien kadang-kadang sulit
menggerakkan tungkainya
3) Demam namun tidak lebih dari 39 derajat celcius dan pola tidak tentu
4) Leukositosis
5) Peningkatan laju endap darah ( LED )
6) C- reaktif Protein ( CRP ) positif
7) P-R interval memanjang
8) Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur ( sleeping pulse )
9) Peningkatan Anti Streptolisin O ( ASTO )

E.

Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang


1. Pemeriksaan laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan peningkatan ASTO,
peningkatan
laju endap darah ( LED ),terjadi leukositosis, dan dapat terjadi
penurunan hemoglobin.
2. Radiologi
Pada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada jantung.
3. Pemeriksaan Echokardiogram: Menunjukan pembesaran pada jantung dan
terdapat lesi
4. Pemeriksaan Elektrokardiogram :Menunjukan interval P-R memanjang.
5. Hapusan tenggorokan : ditemukan steptococcus hemolitikus b grup A

F.

Komplikasi
Penyakit jantung rematik merupakan komplikasi dari demam rematik dan
biasanya terjadi setelah serangan demam rematik. Insiden penyakit jantung rematik
telah dikurangi dengan luas penggunaan antibiotic efektif terhadap streptokokal
bakteri yang menyebabkan demam rematik.

G. Therapy / Penatalaksanaan
1. Tirah baring dan mobilisasi bertahap sesuai dengan keadaan jantungnya.
2. Eradikasi dan selanjutnya pemberian profilaksis terhadap kuman sterptococcus
dengan pemberian injeksi Benzatine penisillin secara intramuskuler.
3. Untuk antiradang dapat diberikan obat salisilat atau prednison tergantung keadaan
klinisnya.
4. Pengobatan rasa sakit dapat diberikan analgetik
5. Pengobatan terhadap khorea hanya untuk symtomatik saja, yaitu
klorpromazin,diazepam atau haloperidol. Dari pengalaman ternyata khorea ini akan
hilang dengan sendirinya dengan tirah baring dan eradikasi.
6. Pencegahan komplikasi dari carditis misal adanya tanda-tanda gagal jantung dapat
diberikan terapi digitalis dengan dosis 0,04-0,06 mg/kg BB.
7. Pemberian diet bergizi tinggi mengandung cukup vitamin

Anda mungkin juga menyukai