Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wilayah Sumatera merupakan areal perkebunan karet terbesar di Indonesia,
dengan luas mencapai 70% dari total keseluruhan. Untuk provinsi Riau sendiri,
luas perkebunan karet yang ada sekitar 370 ribu ha, yang merupakan luas areal
terbesar ketiga setelah Sumatera Selatan dan Jambi [Parhusip, 2008]. Peranan
karet dan barang olahan karet terhadap ekspor nasional tidak dapat dianggap kecil,
mengingat Indonesia merupakan produsen karet terbesar kedua di dunia setelah
Thailand dengan produksi sebesar 3,04 juta ton pada tahun 2009 dan negara yang
memiliki lahan karet terbesar di dunia dengan luas mencapai 3,52 juta ha ditahun
2009 [Media Data Riset, 2009]. Sebagai salah satu wilayah sentral perkebunan
karet, Indonesia khususnya provinsi Riau merupakan daerah yang strategis untuk
pengembangan komoditi-komoditi berbahan dasar karet.
Salah satu material yang dapat dikembangkan dari karet alam adalah
kombinasi karet alam (NR) dengan termoplastik polipropilena (PP) yang dikenal
dengan thermoplastic vulcanizate (TPV). Material ini mempunyai sifat seperti
karet yang tervulkanisasi, namun bisa diproses seperti plastik. Material TPV yang
sudah dikembangkan ketahap komersial umumnya berasal dari bahan baku karet
sintetik seperti EPDM [Sabet dan Datta, 2000], dan mulai menggantikan
penggunaan thermoset rubber, terutama dalam bidang otomotif, peralatan rumah
tangga, peralatan elektronik, perkakas, dan lain-lain [Blanco, 2002]. Penelitianpenelitian terdahulu menunjukkan bahwa karet alam mempunyai daya ikat yang
baik dengan plastik poliolefin, dan dapat terdistribusi dengan baik dalam matriks
plastik jika fasanya divulkanisasi [Sabet dan Datta, 2000]. Di samping itu,
kombinasi karet alam dengan termoplastik memungkinkan peningkatan sifat-sifat
karet alam, mengubah karet alam menjadi bahan baru, dan penggunaannya dapat
lebih diperluas [Pascual dkk, 2005].

Sifat mekanik karet alam dapat ditingkatkan melalui vulkanisasi dan


penambahan suatu bahan pengisi atau filler. Filler adalah suatu bahan tambahan
yang digunakan sebagai komponen pengisi atau penguat material matriks dari
suatu produk yang akan dihasilkan. Penggunaan filler dalam pembuatan TPV
berbasis karet alam pernah dilakukan oleh Kuriakose dkk (1985). Mereka
menggunakan filler berbasis silika dengan jumlah 20 phr (per hundred rubber).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat tensile strength campuran tersebut
masih rendah yaitu 8,9 MPa dan elongation at break 200%. Sifat terbaik diperoleh
pada komposisi PP/NR 30/70. Sedangkan Rattanasom (2006) melakukan
pembuatan TPV dengan menggunakan campuran filler silika/carbon black. Hasil
terbaik diperoleh pada campuran filler 30%, di mana sifat tensile strength yang
dihasilkan yaitu 31,6 MPa dan elongation at break 516%.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Solehah (2009), pembuatan material
TPV menggunakan filler serat sabut sawit. Hasil terbaik diperoleh pada campuran
filler 10% tanpa menggunakan plasticizer di mana tensile strength sebesar 7,27
MPa dan elongation at break 199%. Sedangkan Bahruddin dkk (2009) melakukan
penelitian yang sama tetapi dengan menggunakan filler carbon black, diperoleh
hasil terbaik pada campuran filler 30% dimana hasil tensile strength 9,8 MPa dan
elongation at break 413%.
Dalam penelitian ini dipilih fly ash dari abu sawit sebagai filler, dikarenakan
fly ash sawit memiliki kandungan silika yang berfungsi sebagai komponen pengisi
atau penguat dalam campuran TPV, dan mempunyai tear strength serta heat aging
yang lebih baik. Dengan adanya penambahan filler, dapat menghemat penggunaan
TPV dan kompatibel jika dicampur dengan karet alam. Selain itu, fly ash sawit
mudah diperoleh karena merupakan limbah padat pabrik minyak sawit yang
dihasilkan dari pembakaran sabut dan cangkang. Diharapkan penelitian ini akan
menghasilkan informasi ilmiah mengenai kaitan morfologi skala mikron dengan
perubahan sifat tensile campuran PP/NR sebagai akibat dari penambahan fly ash
sawit dan plasticizer minyak sawit dalam campuran tersebut. Informasi yang
diperoleh dapat digunakan untuk mengembangkan pengkajian lebih lanjut
terhadap proses produksi material TPV berbasis karet alam.

1.2. Perumusan Masalah


Pada penelitian-penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, secara umum
telah ditunjukkan bahwa campuran termoplastik dengan karet dapat menghasilkan
material yang mempunyai karakteristik TPV. Sifat-sifat mekanik dari material
tersebut dapat ditingkatkan jika fasa karet divulkanisasi dengan menggunakan
bahan curative berbasis sulfur. Sejauh ini, TPV berbasis karet alam belum dapat
dikembangkan secara komersial karena spesifikasi material tersebut relatif masih
rendah dan belum dapat bersaing dengan TPV berbasis karet sintetik. Salah satu
cara yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan spesifikasi teknis tersebut
adalah dengan menambahkan komponen filler dalam campuran polimer tersebut.
Pemanfaatan fly ash sawit dari limbah padat pengolahan sawit sebagai filler untuk
meningkatkan sifat mekanik TPV belum pernah dilakukan. Penelitian ini
dikembangkan untuk meningkatkan sifat tensile campuran PP/NR dengan
penambahan filler fly ash sawit. Selain itu, sistem campuran juga menggunakan
kompatibilizer maleated polypropilene (MAPP) dan plasticizer minyak sawit.
Fokus pengkajian meliputi pengaruh ukuran partikel filler fly ash sawit dan
penambahan plasticizer minyak sawit dalam campuran PP/NR terhadap
morfologi, sifat mekanik, dan serapan air campuran tersebut. Untuk dapat
menjawab persoalan-persoalan tersebut, maka akan dilakukan serangkaian
eksperimen, pengamatan, dan pengujian. Eksperimen pembuatan campuran
PP/NR dengan penambahan filler fly ash sawit dilakukan dengan memvariasikan
ukuran partikel filler dan jumlah plasticizer minyak sawit yang digunakan.
Pembuatan kompon karet dilakukan pada alat roll mill dan fasa karet dalam
campuran divulkanisasi menggunakan sulfur. Sedangkan pencampuran kompon
karet dan polipropilena dilakukan pada alat internal mixer. Sampel hasil
pencampuran diamati morfologi skala mikronnya dengan menggunakan SEM
(scanning electron microscopy). Pengujian sifat-sifat mekanik, terutama sifat
elastisitasnya berdasarkan standar ISO 527-2/5A, menggunakan alat universal
testing machine.

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Mempelajari pengaruh ukuran partikel fly ash sawit terhadap morfologi dan
sifat TPV berbasis karet alam.

2.

Mempelajari pengaruh jumlah plasticizer minyak sawit yang menghasilkan


morfologi dan sifat terbaik dari TPV berbasis karet alam.

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi ilmiah untuk
mengembangkan pembuatan TPV berbasis karet alam menjadi produk komersial.
Di samping itu, juga berguna untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Anda mungkin juga menyukai