Anda di halaman 1dari 24

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pengelolaan

limbah

pengelompokan,

radioaktif

pengolahan,

adalah

pengangkutan,

pembuangan limbah radioaktif.

kegiatan

pengumpulan,

penyimpanan,

dan

atau

Sedangkan limbah radioaktif adalah zat

radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau
menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang tidak dapat
digunakan lagi (UU RI No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran).
Pasal 16 (1) pada Undang-undang di atas menyatakan : setiap kegiatan yang
berkaitan

dengan

pemanfaatan

tenaga

nuklir

wajib

memperhatikan

keselamatan, keamanan, dan ketenteraman, kesehatan pekerja dan anggota


masyarakat, serta perlindungan terhadap lingkungan hidup.
Jaminan mutu (jamu) sering dianggap mencakup seluruh kegiatan dan fungsi
yang terkait dengan pencapaian mutu.
Jamu yang terkait dengan regulasi transportasi bahan radioaktif diatur dalam
Regulasi Transportasi IAEA pada paragraf 232 :
Jaminan mutu adalah suatu program sistematik mengenai pengawasan dan
inspeksi yang diterapkan oleh suatu organisasi atau badan yang terlibat dalam
pengangkutan bahan radioaktif yang bertujuan terwujudnya kepercayaan yang
memadai bahwa suatu standar keselamatan yang dipersyaratkan dalam
regulasi tersebut dapat tercapai dalam operasional di lapangan.
Menurut ISO 8402: 1995, Jamu

didefinisikan dengan substansi yang relatif

sama :
Jaminan mutu adalah seluruh kegiatan yang sistematik dan terencana yang
diimplementasikan dalam system mutu dan didemonstrasikan secukupnya
untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa suatu kesatuan tersebut
akan memenuhi persyaratan bagi mutu
Pusdiklat Batan

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif


I.2. Tujuan instruksional
Setelah mengukuti diklat ini setiap peserta akan mampu menguraikan jaminan
mutu pada pengelolaan limbah radioaktif, dan secara khusus mampu untuk:
1. menguraikan pengertian pengelolaan limbah radioaktif;
2. menyebutkan batasan (definisi) limbah radioaktif;
3. menyebutkan tahapan pengelolaan limbah radioaktif;
4. menyebutkan tahap pengelolaan limbah radioaktif di Instalasi Pengolahan
Limbah (IPL).
5. menyebutkan peranan jaminan mutu dalam pengelolaan limbah radioaktif;
6. menguraikan pengukuran kendali mutu dalam pengelolaan limbah radioaktif.

Pusdiklat Batan

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

BAB II
PRINSIP JAMINAN MUTU
Pada prinsipnya

jaminan mutu (quality assurance) harus memperhatikan dan

melaksanakan 3 (tiga) hal berikut secara jelas dan benar yaitu : teridentifikasi,
terkendali dan terdokumentasi .
Teridentifikasi artinya apapun kegiatan

yang dilakukan harus dapat

diidentifikasi (dikenali) dengan baik dan benar. Misalnya limbah radioaktif harus
dikelompokkan berdasarkan kuantitas dan karakteristik limbah radioaktif yang
meliputi : aktivitas, waktu paro (T1/2), jenis radiasi, bentuk fisik dan kimia, sifat
racun dan asal limbah radioaktif tersebut.
Terkendali artinya kegiatan yang dilakukan harus dikendalikan (dikontrol)
dalam batas-batas yang ditentukan, sehingga tetap aman terhadap pekerja,
masyarakat dan lingkungan. Misalnya tempat penyimpanan sementara (interim
storage) limbah radioaktif tingkat rendah dan sedang harus memenuhi
persyaratan sekurang-kurangnya : lokasi bebas banjir, tahan terhadap gempa,
desain banunan disesuaikan dengan kuantitas dan karakteristik limbah, upaya
pengendalian pencemaran, dilengkapi dengan peralatan proteksi radiasi dan
dilakukan pemantauan secara berkala.
Terdokumentasi artinya segala kegiatan atau hasil kegiatan harus terekam
dengan baik dan harus disimpan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
ketentuan

yang

tercantum

dalam

prosedur

penyimpanan

dokumen.

Dokumentasi bagi penghasil limbah radioaktif tingkat rendah dan sedang


mencakup hal-hal yang terkait dengan kuantitas, karakteristik dan waktu
dihasilkannya limbah radioaktif. Untuk penghasil limbah radioaktif tingkat
tinggi disamping mendokumentasi hal-hal di atas perlu pula melengkapinya
dengan nomor identifikasi dan radionuklida yang terkandung di dalam limbah
tersebut.
Dari pengalaman keseharian aspek dokumentasi ini masih sering diabaikan.
Jadi kalau ketiga hal tersebut dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dengan
Pusdiklat Batan

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif


kesadaran dan tanggungjawab, memungkinkan pengelolaan limbah radioaktif
dapat terlaksana dengan aman, selamat, efisien atau sesuai dengan tuntutan
regulasi.
Ketiga prinsip di atas harus diterapkan pada fasilitas Instalasi Pengolahan
Limbah Radioaktif (IPLR) di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR), BATAN
sebagai Badan Pelaksana pengelolaan limbah radioaktif (PP No. 27 Tahun
2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif).
Beberapa

kegiatan

yang

terlibat di

dalam pengelolaan

LRA adalah:

transportasi, evaporasi, insenerasi, kompaksi, chemical treatment, sementasi,


penyimpanan (storage) dan kegiatan dekontaminasi.
Kegiatan-kegiatan di atas dilaksanakan di dalam fasilitas atau instalasi : fasilitas
transportasi (truk, pick-up limbah dan forklift),

evaporator, insenerator,

kompaktor, chemical treatment, unit sementasi, unit penyimpanan (storage) dan


unit dekontaminasi.

Pusdiklat Batan

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

BAB III
INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
III.1. Evaporator
Evaporator adalah suatu fasilitas untuk mengolah limbah cair anorganik ativitas
rendah dan sedang dengan cara penguapan pada temperatur 100C. Alat ini
mampu menguapkan limbah sebanyak m
m

dengan kapasitas tampung 200

. Hasil olahannya adalah konsentrat limbah yang akan diimobilisasi dengan

matriks semen dan distilat yang dapat dibuang ke lingkungan.


III.2. Insenerator
Insenerator adalah suatu fasilitas untuk membakar secara sempurna limbah
organik cair dan limbah padat terbakar dengan temperatur hingga 1.100 C dan
kemampuan membakar 50 kg/jam. Hasil pembakaran berupa abu, akan
diimobilisasi dengan matriks semen didalam drum volume 100 L.
III.3. Kompaktor
Kompaktor adalah suatu fasilitas untuk mengkompaksi (memadatkan) limbah
padat aktivitas rendah dan sedang dengan gaya 600 kN (kilo Newton) dan hasil
kompaksi dikapsulasi di dalam matriks semen. Kapasitas alat ini secara optimal
adalah 14 drum100 L terkompaksi di dalam 2 drum 200 L .
III.4. Unit Sementasi
Unit Sementasi adalah fasilitas untuk mengimobilisasi konsentrat evaporasi dan
limbah semi cair (resin bekas) dengan matriks semen di dalam wadah limbah
shell beton 950 L. Kemampuan optimal unit sementasi 2 shell beton per
minggu.
III.5. Chemical treatment
Chemical treatment adalah fasilitas pengolah limbah secara kimiawi (
presipitasi, koagulasi dan flokulasi) dengan kapasitas optimum adalah 0,5 m
3

/hari. Lumpur aktif (sludge) yang dihasilkan diimobilisasi dengan matriks

semen di dalam wadah shell beton 950 L.

Pusdiklat Batan

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

III.6. Fasilitas penyimpanan (storage)


1. Untuk penyimpanan hasil imobilisasi limbah radioaktif dan hasil
kondisioning sumber bekas adalah Interim Storage I (IS I).
2. Untuk penyimpanan sumber bekas dengan dimensi yang besar adalah
IS II.
3. Untuk penyimpanan bahan bakar bekas reaktor riset tipe basah adalah
Interim Storage for Spent Fuel (ISSF).
4. Untuk penyimpanan limbah radioaktif (LRA) dengan radiasi tinggi 2600
Ci/m3 adalah di Penyimpanan Sementara Limbah Aktivitas Tinggi
(PSLAT). Limbah ditampung dalam drum stainless steel 60/100 L yang
disimpan di dalam sumur fasilitas tersebut.
III.7. Fasilitas dekontaminasi
Unit dekontaminasi yang ada di PTLR yaitu laundry, bak perendaman,
ultrasonic, sand blasting dan water jetting. Termasuk peralatan-peralatan
keselamatan kerja kecil (pakaian kerja, shoe cover, masker) dan yang relatif
besar ( pompa, valve, motor, casing filter, ducting, blower dan sebagainya).
III.8. Peralatan transportasi
Kendaraan yang memenuhi persyaratan keselamatan kerja dengan radiasi,
baik truk, pick-up dan forklift sehingga aman bagi pekerja, masyarakat dan
lingkungan hidup. Kendaraan yang digunakan harus layak baik secara fisik,
mekanik maupun administratif. Termasuk di dalamnya pengemudi kendaraan
harus yang berkompeten sebagai pengemudi yang dapat ditunjukkan oleh
sertifikat pengemudi (SIM) yang disesuaikan dengan jenis kendaraan yang
dikemudikannya.

Pusdiklat Batan

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

BAB IV
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF (LRA)

Pusdiklat Batan

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

10

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

11

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

12

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

13

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

14

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

15

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

16

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

17

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

18

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

19

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

BAB V
JAMINAN MUTU

Pusdiklat Batan

20

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Pusdiklat Batan

21

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

BAB VI
PENUTUP
Pusdiklat Batan

22

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan jaminan mutu


khususnya dalam pengelolaan limbah radioaktif (LRA) harus mengikuti
prosedur yang telah dibuat oleh Bidang terkait dan disyahkan oleh Pimpinan
tertinggi dari suatu Unit Organisasi dalam hal ini adalah Kepala Pusat Teknologi
Limbah Radioaktif.
Ketiga prinsip jaminan mutu seperti tersebut di atas yaitu identifikasi,
kendali dan dokumentasi harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Tujuannya
adalah agar terjamin keselamatan baik pekerja, masyarakat dan lingkungan
hidup pada umumnya. Agar segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik,
maka Unit Jaminan Mutu (UJM) sebagai kepanjangan tangan Kepala Pusat
akan melakukan audit kepada Bidang terkait untuk melihat sampai sejauh mana
prosedur yang dibuat telah diikuti dalam melaksanakan tugasnya.
Jika hal tersebut belum dilakukan, maka Unit Jaminan Mutu setelah
menerima masukan dari para auditor akan mencatatnya dan mengusulkannya
sebagai tindakan perbaikan untuk masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Pusdiklat Batan

23

Jaminan Mutu dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif


1. Undang-Undang Republik
Ketenaganukliran.

Indonesia

No.

10

Tahun

1997

tentang

2. International Atomic Energy Agency (IAEA) Safe Transport of Radioactive


Material , Fourth Edition Training Course Series, Vienna 2006.
3. Program Jaminan Mutu Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif. PTLR
BATAN, 2006.
4. Santosa, R dan Martono, H : Jaminan Mutu Dalam Pengelolaan Limbah
Radioaktif. PTLR-Pusdiklat, 1993.

Pusdiklat Batan

24

Anda mungkin juga menyukai