BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Energi nuklir sudah terbukti bermanfaat besar bagi kehidupan manusia.
Di mancanegara, proporsi daya listrik yang dihasilkan PLTN tidaklah sedikit
dibandingkan dari pembangkit jenis lainnya. Kecenderungan ke depan terus
akan meningkat pemakaiannya, seiring dengan keterbatasan cadangan minyak
bumi,
gas
alam
dan
semakin
meningkatnya
dampak
polusi
yang
ditimbulkannya. Energi nuklir menjadi salah satu komponen energy mix yang
semakin diminati oleh banyak negara untuk mendorong percepatan industri dan
peningkatan devisa. Disamping tersebut di atas, pemanfaatan energi radiasi
juga semakin bertambah jenis dan jumlahnya. Beberapa diantaranya adalah : di
bidang kedokteran, dipakai untuk radioterapi medik dan diagnosa fungsi organ
(ginjal) juga semakin meningkat kuantitas pemakaiannya karena efisien dan
murah. Sedangkan di bidang industri ; seperti semen, perminyakan dan industri
logam/metal, intensitas pancaran radiasi dari inti atom dimanfaatkan untuk
mengontrol kualitas bahan produk sehingga meningkatkan produktivitas dan
kualitas hasilnya. Riset pengembangan aplikasi nuklir dan radiasi juga semakin
meningkat jumlahnya untuk kesejahteraan manusia.
Keselamatan radiasi adalah prioritas utama yang selalu diperhatikan di
kegiatan
yang
melibatkan
penggunaan
bahan
radioaktif.
Sistematika
berkualitas
tinggi
untuk
mendapatkan
peralatannya selalu
performance
dan
tingkat
Prosedur operasi
perangkat
nuklir
adakalanya
memerlukan
operator
harus
dekontaminasi
dinyatakan
dengan
faktor
dekontaminasi
yang
Secara
pengertian
tentang
kontaminasi,
dekontaminasi
dan
sistem
keselamatan
radiasi
untuk
pekerja
dan
mendukung
pelaksanaan
Pusdiklat Batan
pekerjaan
berdasarkan
ketentuan
BAB II
KRITERIA DEKONTAMINASI
Semua peralatan/bahan yang bersinggungan dengan zat radioaktif atau
teriradiasi neutron dan yang terdeteksi menjadi aktif dikelompokkan sebagai
peralatan/bahan yang terkontaminasi. Peralatan/bahan tersebut jika akan
dipakai ulang harus didekontaminasi terlebih dahulu untuk keselamatan di
kegiatan selanjutnya. Dekontaminasi juga diperlukan di kegiatan dismantling
fasilitas nuklir yang didekomisioning, yaitu untuk menurunkan tingkat paparan
radiasi
kontaminan
sehingga
meningkatkan
keselamatan
pekerja
dan
proses
di
pelaksanaan
dikembangkan
dekontaminasi
teknik-teknik
pelaksanaan
harus
juga
dipenuhi
dekontaminasi
sehingga
yang
optimal.
metode,
yaitu
metoda
dekontaminasi
kimia
dan
metoda
proses sering
dilakukan
dengan
menaikkan
adalah
secara
elektrokimia
yang
memudahkan
Teknik
dan
tertutup
sistem
Lokalisir
Dinding
permukaan
struktur
Foam decontamination
Chemical gel
Decon. by paste
Pusdiklat Batan
X
X
dan
Off gas
Off gas
Fe2SO4
Membran
Fe+
Elektrolis
H2SO4
Elektropolising
Elektrodeposisi
B.
Dekontaminasi
secara
fisika-mekanik
(physical-mechanical
decontamination)
Proses pengikisan kontaminan yang menempel di bahan/peralatan
dilakukan dengan mekanisme abrasive. Berbagai macam bahan pengikis yang
biasa digunakan diantaranya adalah alumina, silikat dan boron karbida dalam
bentuk
serbuk
Pusdiklat Batan
dengan
berbagai
ukuran
sesuai
dengan
ukuran
dari
Properti
Alumina (Al2O3)
Density (g.cm-3)
3.78
2.45
2.2
Tensile strength
350
48
1750-2500
1400-3400
1100
1500-1600
3200
1000
(B4C)
Silika (SiO2)
(Mpa)
Compressive
strength (Mpa)
Hardness
-2
(kgf.mm )
compotitio
Condition
n, wt%
304
19 Cr, 10 Ni
Annealed
Tensile
Yield
strength
strength
Elongatio
n
ksi
Mpa
ksi
Mpa
84
580
42
290
55
Aplikasi
Peralatan
proses kimia
304L
19 Cr, 10
Annealed
81
559
39
269
55
Ni, 0.03 C
Perbaikan
pengelasan,
tangki bahan
kimia
321
18 Cr, 10
Pusdiklat Batan
Annealed
90
621
35
241
45
Perbaikan
Ti=5x
pengelasan,
%C min
peralatan
proses,
tangki tahan
teknan
347
18 Cr, 10
Annealed
95
665
40
276
45
Perbaikan
Ni, Nb=10x
pengelasan,
%C
tangki bahan
kimia
Teknik
besar
sistem
dan
Lokalisir
Dinding
permukaan
struktur
tertutup
1
Dusting/vacuuming/wiping/scrubbin
g
X
Strippable coatings
3
Steam cleaning
4
Sponge blasting
5
CO2 blasting
6
High pressure liquid nitrogen
blasting
7
Freon jetting
8
Wet ice blasting
Pusdiklat Batan
dan
High
pressure
and
ultra
high
Grinding/shaving
Scarifing/scabbling/planing
X
12
Milling
X
13
14
Paving
breaker
and
chipping
X
hammer
Tabel 5.
Teknik mekanik
Flushing with water
Dusting/vacuuming/wiping/scrubbing
Aplikasi
Area luas
Permukaan
Strippable coating
sejenisnya
Permukaan
yang
Catatan
beton
dan
non-porous
luas,
mudah
Steam cleaning
dijangkau
Bentuk
komplek
Spong blasting
permukaan luas
Cat, lapisan pelindung,
CO2 blasting
permukaan logam
Plastik, keramik, komposit,
Dapat
High
lunak
Variasi grit blasting
blasting
Freon jetting
glovebox
Pelapis, permukaan beton
Permukaan tidak dapat
dijangkau,
kontaminasi
pressure
liquid
and
Pusdiklat Batan
nitrogen
ultra
high
dan
merusak
Dapat
bahan
membawa
ke
Grinding/shaving
permukaan porous
Digunakan
untuk
Permukaan
steel
Beton
beton
dan
Digunakan
untuk
Aplikasi
Ultrasonic cleaning
Kontaminan
Catatan
yang
mudah
lepas
Tidak
direkomendasikan
meng-absorb
energi
Logam
Light ablation
Cat
epoxi,
produk
Perlakuan darurat
korosi, beton
Microwave scabbling
Perlakuan darurat
Thermal degradation
Perlakuan darurat
Perlakuan darurat
yang
berbahaya
Exothermic, highly metallized
Memindahkan
powders
Pusdiklat Batan
lapisan
dari
Perlakuan darurat
Memindahkan
kontaminasi
Pusdiklat Batan
Perlakuan darurat
BAB III
METODA DEKONTAMINASI
Pemilihan metode dekontaminasi tergantung dari spesifikasi bahan
peralatan, geometri/bentuk dan tingkat aktivitas/paparan radiasi awal. Limbah
sekunder yang ditimbulkan harus diprediksi terlebih dahulu jumlah dan cara
pengolahannya. Demikian juga cara handling dan penyimpanannya harus
memenuhi ketentuan keselamatan radiasi. Sebagai dasar pemilihan harus
dipahami mekanisme terjadinya pengikisan. Ketentuan-ketentuan lainnya yang
juga harus diperhatikan dalam pemilihan metoda adalah spesifikasi keberadaan
bahan yang akan didekontaminasi, yaitu :
Bagian bersegmen
efektif
Pusdiklat Batan
dilakukan
dengan
mekanisme
pelarutan.
Yang
perlu
harus
ditentukan
terlebih
dahulu
sehingga
memudahkan
dengan cara melarutkan lapisan film. Kendala yang muncul adalah cara
pengolahan limbah sekunder yang dihasilkan berupa besi phospat.
Fe3+ + HPO42- FePO4 + H+
Reaksi tersebut adalah reversibel tergantung pada adanya senyawa pembentuk
buffer (contohnya asam asetat).
menyerang hampir semua permukan jenis logam dan logam oksida. Hasil
prosesnya tidak merusak bahan yang didekontaminasi dan limbah yang
dihasilkan volumenya relatif kecil.
Proses DfD (Decontamination for Decommisioning) telah dites sebelumnya
pada pertengahan tahun 1990 dengan tujuan untuk melepaskan komponen
utama. Penggunaannya dilakukan pada kondisi :
-
diperlukan
pencucian
secara
kontinu
untuk
mendapatkan
faktor
Pusdiklat Batan
organik
banyak
digunakan
untuk
mendekontaminasi
Asam oksalat (COO)22Asam oksalat dapat membentuk kompleks dengan niobium dan fission
Asam sitrat (C6H5O7)3Penggabungan reaksi reduksi dengan asam sitrat dan oksidasi dengan
Pelarutan dengan basa dan garam alkali (Bases and Alkaline salt)
Senyawa soda : kalium hidroksida, natrium hidroksida, natrium karbonat,
trinatrium phospat dan ammonium karbonat, adalah baik dipakai sebagai
pendekontaminasi grease, lapisan minyak, cat, dan bahan pelapis lainnya yang
biasa dipakai sebagai bahan pencegah kontaminasi. Senyawa-senyawa
tersebut pada pH tinggi berperan sebagai pelarut. Metoda tersebut dipakai di
Jerman untuk mendekontaminasi material yang terkontaminasi rendah.
Asam organik
Akan terbentuk kompleks besi sebagai limbah sekunder yang relatif sulit
pengolahannya.
penggunaanya.
Pusdiklat Batan
Pada
dekontaminasi
beton
dan
resin
tidak
efektif
Pusdiklat Batan
Redox agent
Senyawa redoks dapat meningkatkan reaktivitas kelarutan oksida logam
Alkali permanganat
Digunakan untuk mengoksidasi Cr (III) oksida yang tidak larut dalam
asam dan basa menjadi anion CrO4-2 yang larut dalam range pH yang lebar.
Efektif digunakan untuk mendekontaminasi stainless steel seperti yang
dilakukan di Tarapur Atomic Power Station India dan Parks NPP Hungaria.
Penggabungan proses alkali permanganat dengan metoda ultrasonik telah
diaplikasikan untuk mendekontaminasi stainless steel fasilitas reaktor Junta
Energia Spanyol.
Pusdiklat Batan
karena
temperatur
tinggi.
Adapun
kelemahannya
adalah
Pusdiklat Batan
Pelaksanaan
Pusdiklat Batan
steel.
Untuk
meningkatkan
energi
kinetiknya
dapat
dipakai
lapisan
pelindung
(coating)
yang
terkontaminasi.
Efektivitas
sekundernya
dapat
dilakukan
teknik
resirkulasi.
Efektivitas
penggunaanya besar yaitu dapat dipakai untuk bagian dalam pipa, kerangka
struktur kerja baja dan hot cell.
Gerinda (Grinding)
Pengikisan dilakukan dengan keping gerinda yang terbuat dari bahan
yang kekerasannya tinggi seperti : intan, alumina, B 4C dan silikat. Untuk
menanggulangi limbah sekundernya berupa debu maka dapat disemprotkan air
ke sistem penangkap debunya yang sekaligus untuk menjaga temperatur akibat
pergesekannya. Teknik ini efektif untuk dekontaminasi lantai dan dinding beton.
Pengkasaran (scabbling)
Digunakan untuk mengkasarkan permukaan beton sehingga mudah
dikikis dan proses dekontaminasi dapat berjalan semakin cepat. Perangkat
yang dipakai biasanya berpermukaan runcing (berbentuk jarum atau piramid)
dan untuk menggerakkan dapat dilakukan dengan hidrolik atau dengan per
pengejut. Untuk menghindari penyebaran debu yang dihasilkan dapat
disemprotkan air yang berfungsi juga sebagai pendingin. Penambahan sistem
penghisap
debu
juga
biasa
dipakai.
Dapat
diaplikasikan
Pusdiklat Batan
juga
untuk
berfrekuensi
tinggi
dikonversi
menjadi
energi
mekanik
beramplitudo. Teknik ini biasanya dipakai untuk melepaskan partikel kecil hasil
dekontaminasi awal yang belum terlepas dari permukaan. Untuk menghindari
penyebaran hasil kerontokan dapat dilakukan dengan media larutan kimia atau
air.
Pelelehan (Melting)
Tujuan utama dari proses ini adalah mendaur ulang logam, secara
Pusdiklat Batan
flashlamp
Pusdiklat Batan
Pengujian
yang
dilakukan
di
reaktor
LIDO
UK
untuk
perengkahan.
Perubahannya
tersebut
menyebabkan
keluarnya
ke
permukaan
terkontaminasi
dan
mengkonsumsi
kontaminan
Pusdiklat Batan
Pusdiklat Batan
DAFTAR PUSTAKA
1.IAEA, State of the Art Technology foe Decontamination and Dismantling of
Nuclear Facilities , Technical Report Series No. 395, Vienna, 1999.
2.BRADBURY D., G. R. ELDER, C. J. WOOD,
Decontamination and
in
Havana,
Cuba,
International
Conference
on
Safe
Pusdiklat Batan