Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Penambahan bahan pengisi atau campuran dua atau lebih polimer telah

menjadi fenomena penting pada tahun-tahun terakhir untuk mendapatkan suatu


bahan dengan sifat-sifat tertentu seperti sifat mekanik, fisika dan panas, yang tidak
dapat ditemukan pada masing-masing komponen penyusunnya dengan proses
pembuatan yang lebih mudah dan biaya yang relatif murah (Khalid, dkk., 2008)
yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 19-1811-1990.
Umumnya bahan pengisi ditambahkan ke bahan polimer seperti
termoplastik, termoset, karet ataupun elastomer ditujukan untuk meningkatkan
sifat-sifat tertentu dan untuk mengurangi biaya produksi ataupun keduanya
sekaligus. Komposit polimer sangat berkembang saat ini dibandingkan dengan
komposit logam ataupun keramik. Komposit polimer yang sering digunakan ialah
termoplastik hal ini disebabkan karena polimer termoset lebih mahal sehingga
kurang ekonomis untuk digunakan. Termoplastik yang umum digunakan yaitu
poliolefin seperti polipropilena, polietilen dan sebagainya. Poliolefin banyak
digunakan karena harganya murah, tidak mudah tergores, fleksibel, dampak
kimianya tidak merusak lingkungan dan dapat didaur ulang (Caulfed, 2005 dan Li
& Wallcot, 2006). Pengisi alamiah banyak digunakan untuk menggantikan pengisi
sintetis karena memiliki banyak kelebihan diantaranya yaitu, bahan yang tiada
habisnya, biaya murah, dapat diperbarui (renewable), dapat terdegradasi secara
biologi (biodegradable), polimer biologi yang kompak (biocompatible), mudah
diperoleh, mudah dilakukan pengolahan kimia dan tidak membahayakan
kesehatan (Granja, dkk., 2001 dan Khalid, dkk., 2008).
Menurut Fuad, dkk (1994) penggunaan sekam padi dan abu sekam padi
sebagai bahan pengisi alami meningkatkan sifat-sifat mekanik komposit
polietilena karena sekam padi mengandung sellulosa, hemisellulosa dan lignin
sedangkan abu sekam padi mengandung bahan anorganik seperti CaO, MgO,
Fe2O3, K2O,Na2O, Al2O3, P2O5 dan SiO2.

Universitas Sumatera Utara

Limbah padat pulp sebagai bahan pengisi di dalam matriks termoplastik


semakin mendapat perhatian para peneliti seperti Jang, dkk (2000), Jang, dkk
(2001) dan Son, dkk (2001). Limbah padat pulp merupakan limbah buangan dari
industri pembuatan pulp PT. Toba Pulp Lestari (Tbk), Porsea Sumatera Utara
tersedia sangat banyak berkisar 70 ton/hari sehingga meninbulkan masalah
terhadap lingkungan (Liaw, dkk 1998 dan Boni, dkk 2004). Secara umum, limbah
padat pulp memerlukan tempat pembuangan dan hanya sebagian kecil yang
dibakar atau digunakan untuk pertaniaan. Limbah padat pulp mengandung dua
komposisi yaitu bahan organik (41 % terdiri daripada sellulosa, hemisellulosa dan
lignin) dan bahan anorganik (59 % kaolin, kalsium dan karbonat) yang memang
ditambahkan pada proses pembuatan pulp untuk mengurangi biaya. Sebagai bahan
pengisi di dalam matriks termopalstik, limbah padat pulp mempunyai banyak
kelebihan dan semakin berkembang, disamping biaya yang murah dan komposisi
nya yang terdiri dari senyawa organik dan anorganik dan yang paling penting
masalah lingkungan dapat diatasi secara nyata dan mengubah bahan buanagan
menjadi bahan yang memiliki nilai dapat direalisasikan (Boni, dkk 2004 dan
Salmah, dkk 2005).
Proses pencampuran poliolefin khususnya polipropilena dengan limbah
padat pulp cenderung tidak berlangsung secara homogen karena sifat kedua bahan
yang memiliki kepolaran yang berbeda sesuai dengan kajian Salmah, dkk. (2005),
Ismail dkk. (2001) dan juga Ismail dkk. (2003). Untuk meningkatkan keserasian
campuran polimer diperlukan bahan penyerasi (compatibilizing agent) yang dapat
meningkatkan interaksi/adhesi antara bahan pengisi dengan matriks polimer.
Teknik modifikasi struktur bahan polimer juga telah digunakan untuk
meningkatkan keserasian campuran polimer, dengan cara memperkecil perbedaan
polaritas atau memperbesar interaksi/adhesi fisika kimia pada permukaan serbuk
pengisi dengan bantuan bahan penyerasi (compatabilizer agent) (Felix &
Gatenholm, 1991).
Myers dkk. (1991), meneliti pengaruh maleat anhidrida dan modifikasi
komposisi kepada sifat-sifat komposit polipropilena/serbuk kayu. Kelapa sawit,
abu sekam padi, serbuk kayu karet, dan kertas buangan telah pula digunakan
sebagai pengisi di dalam komposit karet, termoplastik, termoplastik-karet

Universitas Sumatera Utara

demikian juga dengan Mohd. Ishak dkk. (1998), Rozman dkk. (1998), Ismail dkk.
(1999), Siriwardena dkk. (2003) dan Salmah dkk. (2005), mereka juga meneliti
penggunaan maleat anhidrida terhadap matriks termoplastik. Dari penelitianpenelitian tersebut didapati bahwa penggunaan bahan penyerasi maleat anhidrida
telah meningkatkan sifat kekuatan tarik komposit yang dihasilkan.
Menurut Khalid dkk. (2008) penggunaan bahan pengisi alamiah seperti
serat tandan kosong kelapa sawit dengan ukuran 500 m pada matriks
termoplastik polipropilena memiliki sifat-sifat mekanik yang lebih tinggi dan
lebih ekonomis dibandingkan komposit lain. Akan tetapi serat alamiah ini juga
memiliki beberapa kelemahan yaitu interaksi antar muka dan penyerapan air yang
kurang memuaskan karena serat tandan kosong kelapa sawit memiliki sifat
hidrofilik. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan bahan penyerasi
(compatabilizer agent), polipropilena maleat anhidrida.
Secara umum, kemampuan penguatan suatu pengisi dipengaruhi oleh tiga
ciri utama yaitu ukuran atau luas permukaan, bentuk atau struktur permukaan
serta aktivitas atau sifat-sifat kimia permukaan. Pengisi biasanya mempunyai
ukuran partikel yang kecil, permukaan yang aktif secara kimia (Hanafi, 2000, Xu,
dkk., 2008 dan Khalid, dkk., 2008). Semakin kecil ukuran dari partikel pengisi
maka luas permukaan akan semakin besar dan daya interaksi/adhesi antara kedua
bahan akan semakin besar pula sehingga sifat-sifat mekanik akan semakin bagus
(Hanafi, 2000, Khalid dkk., 2008, Oksman dkk., 2006, Nebahat dkk., 2006 dan
Xu dkk., 2007). Oksman dkk. (2006), Nebahat dkk. (2006) dan Xu dkk. (2007)
telah membuktikan bahwa ukuran partikel sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat
komposit yang dihasilkan. Mereka membandingkan ukuran partikel pengisi,
terbukti bahwa dengan ukuran partikel yang lebih kecil seperti nano, komposit
yang dihasilkan memiliki sifat-sifat yang sangat baik seperti sifat mekanik dan
sifat ketahanan panas dengan kandungan pengisi yang rendah.
Xanthos (1983) mengkaji pengaruh keadaan pemprosesan kepada sifatsifat pembentukan komposit polipropilena yang terisi 30% dan 40% serbuk kayu
dan membandingkannya dengan polipropilena yang terisi talk dan kalsium
karbonat dan Woodhams dkk. (1984) juga mengkaji penggunaan polipropilena
isotaktik dengan penambah serat kayu pulp, sisa pulp dan surat kabar yang didaur

Universitas Sumatera Utara

ulang. Penggunaan polipropilena dan serat-serat alamiah tersebut meningkatkan


modulus tarik, kekerasan tetapi kekuatan tarik berkurang dengan bertambahanya
kandungan pengisi
Qiao dkk. (2003a dan 2003b), telah mengkaji penggunaan berbagai bahan
penyerasi pada pengisi sludge kertas di dalam komposit polipropilena. Menurut
mereka bahwa penambahan berbagai jenis bahan penyerasi akan meningkatkan
sifat-sifat mekanikal komposit yang dihasilkan. Bahan penyerasi yang digunakan
pada penelitian ini adalah turunan dari minyak jarak pagar (Jatropha curcas L.,
Euphorbiaceae). Penggunaan minyak jarak pagar dikarenakan harganya murah
dan banyak tersedia.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk melakukan penelitian
tentang pemanfaatan limbah padat pulp yang berasal dari PT. Toba Pulp Lestari
(Tbk) Porsea Sumatera Utara sebagai bahan pengisi dengan ukuran mikrometer
pada proses pembuatan komposit dengan matriks polimer polipropilena dan bahan
penyerasi maleat anhidrida polipropilena atau minyak jarak pagar.
1.2

Permasalahan
Mikrokomposit polipropilena (PP) yang berisi limbah padat pulp (LPP)

dibuat dengan menambahkan partikel pengisi LPP yang berasal dari buangan
proses pembuatan pulp PT. Toba Pulp Lestari (Tbk) dengan komposisi dan ukuran
partikel yang berbeda-beda dengan matriks polimer PP yang juga berbeda-beda.
Matriks polipropilena dan pengisi limbah padat pulp memiliki sifat kepolaran
yang berbeda yang dapat menghalangi terjadinya interaksi/adhesi antara keduanya
sehingga melemahkan sifat-sifat komposit yang dihasilkan. Untuk meningkatkan
interaksi/adhesi diantara matriks dan pengisi dan meningkatkan sifat-sifat
mikrokomposit yang dihasilkan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran
partikel limbah padat pulp dan menambahkan bahan penyerasi (compatabilizer
agent) polipropilena maleat anhidrida dan/atau minyak jarak pagar. Tujuan
penambahan polipropilena maleat anhidrida dan/atau minyak jarak pagar adalah
untuk meningkatkan keserasian mikrokomposit yang dihasilkan. Penambahan
bahan-bahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan sifat-sifat mekanikal dan
termal mikrokomposit yang dihasilkan. Mikrokomposit yang dihasilkan juga akan

Universitas Sumatera Utara

diteliti sejauh mana dapat terdegradasi. Permasalahan yang akan dibahas pada
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh jumlah kandungan pengisi, ukuran
partikel limbah padat pulp dan penambahan bahan penyerasi polipropilena maleat
anhidrida dan/atau minyak jarak pagar pada mikrokomposit polipropilena yang
dihasilkan terhadap sifat-sifat mekanik, sifat termal, morfologi permukaan putus,
spektrum FTIR dan sifat degradasi.
1.3

Tujuan Penelitian
Dengan berorientasi pada permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui sifat-sifat mikrokomposit yang dihasilkan karena


penambahan jumlah kandungan pengisi limbah padat pulp

Untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel limbah padat pulp terhadap sifatsifat mikrokomposit yang dihasilkan

Untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan penyerasi polipropilena


maleat

anhidrida

dan/atau

minyak

jarak

pagar

terhadap

sifat-sifat

mikrokomposit yang dihasilkan

Untuk mengetahui mekanisme interaksi akibat penambahan bahan penyerasi


polipropilena maleat anhidrida dan/atau minyak jarak pagar terhadap sifatsifat mikrokomposit yang dihasilkan

Untuk mengetahui sifat degradasi mikrokomposit polipropilena yang berisi


limbah padat pulp dengan atau tanpa penambahan bahan penyerasi
polipropilena maleat anhidrida dan/atau minyak jarak pagar.

1.4

Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

dunia industri maupun dunia pendidikan, sebagai berikut :

Hasil utama disertasi ini adalah mikrokomposit termoplastik polipropilena


yang diperkuat dengan limbah padat campuran organik dan anorganik industri
pulp yang dapat digunakan untuk bahan teknik yang ramah terhadap
lingkungan

Universitas Sumatera Utara

Memberikan nilai tambah terhadap limbah padat buangan industri pulp yang
selama ini hanya digunakan sebagai land fill dan sebagian kecil untuk
pertanian

Merupakan suatu teknik yang baru dalam pembuatan komposit dengan ukuran
mikro sehingga dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti-peneliti
selanjutnya

Dapat membantu industri pulp dalam menangani limbahnya khususnya


limbah padat yang pertambahannya sangat cepat sekali

1.5

Penyelesaian Masalah
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan mikrokomposit termoplastik

polipropilena dengan limbah padat campuran organik dan anorganik industri pulp
sebagai bahan pengisi. Limbah padat pulp ini berasal dari PT. Toba Pulp Lestari
Tbk. Limbah padat industri pulp sangat berpotensi digunakan sebagai bahan
pengisi pada karena terdiri dari serat organik (sellulosa, hemisellulosa dan/atau
lignin) dan serat anorganik seperti kaolin, kalsium karbonat, talk dan sebagainya.
Ukuran pengisi pada mikrokomposit sangat menentukan hasil dari mikrokomposit
tersebut. Hal ini disebabkan karena semakin kecil ukuran partikel pengisi maka
luas antar muka akan semakin besar sehingga interaksi semakin kuat dan
komposit yang dihasilkan juga akan semakin baik. Dengan membuat limbah
padat pulp berukuran mikrometer maka akan dapat meningkatkan sifat torka,
sifat-sifat mekanik, sifat termal, morfologi permukaan, spektrum FTIR dan
degaradasi mikrokomposit polipropilena yang terisi limbah padat pulp tersebut.
Keserasian antara limbah padat pulp dengan polipropilena sangat rendah,
hal ini disebabkan sifat kepolaran yang berbeda antara limbah padat pulp dengan
polipropilena. Dengan penambahan polipropilena maleat anhidrida dan/atau
minyak jarak pagar akan dapat meningkatkan keserasian pada mikrokompoisit
polipropilena dengan limbah padat pulp yang dapat dilihat pada sifat-sifat
mekanik, sifat termal, morfologi permukaan, spektrum FTIR dan degaradasi
mikrokomposit yang dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai