Anda di halaman 1dari 67

Dekomisioning Instalasi Nuklir

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bebagai jenis instalasi nuklir telah dibangun di berbagai negara dengan
berbagai kepeluan untuk memenuhi

kebutuhan hajat hidup manusia.

Perkembangan industri nuklir sudah mengalami pekembangan dan kemajuan


dengan pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Pemanfaatan energi nuklir
untuk berbagai keperluan seperti: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Reaktor riset, yang digunakan untuk pelatihan pendidikan, training dan untuk
produksi isotop yang digunakan untuk berbagai keperluan di bidang
kedokteran, seperti radioterapi medik, di bidang pertanian untuk rekayasa
genetika bibit yang unggul dan tahan terhadap hama, juga untuk pengawetan
hasil-hasil pertanian agar tidak cepat membusuk. Dibidang industri, untuk
pertambangan dan kilang minyak, industri baja, tes kebocoran pada sistem
pemipaan (NDT), dll.
keselamatan

yang

Pemanfaatan energi nuklir memerlukan tingkat

tinggi,

karena

selalu

berhubungan

degan

zat-zat

radionuklida dan bahaya paparan radiasi jika tidak dikelola di kontrol dengan
baik akan membahayakan manusia.

Oleh karena itu teknologi nuklir harus

bebar-benar dikuasai agar dapat menjamin keandalan dan keselamatan bagi


pengguna, masyarakat umum dan lingkungan.
Pada suatu saat instalasi nuklir pasti akan habis masa operasinya, dan
harus berhenti operasi untuk dilakukan dekomisioning. Bagian dari komponenkomponen instalasi nuklir teraktivasi dan terkontaminasi zat-zat radionuklida,
sehingga menjadi limbah radioaktif yang memerlukan pengelolaan secara
benar. Riset Dekontaminasi dan Dekomisioning (D&D) merupakan solusi untuk
mengatasi pengelolaan limbah radioaktif yang ditimbulkan dari instalasi nuklir
sampai pengelolaan limbah dan didesposal.

Pusdiklat Batan

Dekomisioning Instalasi Nuklir


Tujuan Instruksional
Setelah mengikuti mata pelajaran ini setiap peserta pelatihan akan
mampu untuk menguraikan dan memahami betapa pentingnya program
dekomisioning,

keselamatan radiasi di dalam kegiatan dekontaminasi dan

dismantling instalasi nuklir. Memahami proses karakterisasi dan inventarisai


zat-zat radionuklida.
Secara khusus mampu untuk :
1. Menetukan strategi program dekomisioning
2. Mengerti metode karakterisasi dan invetarisasi radionuklida instalasi nuklir
3. Dapat menentukan peralatan potong untuk kegiatan dekontaminasi dan
dismatling
4. Mampu melakukan pengelolaan limbah yang ditumbulkan dalam kegiatan
dekomisioning
5. Dapat mengetahui kelengkapan keja untuk keselamatan radiasi, dll.

Pusdiklat Batan

Dekomisioning Instalasi Nuklir

BAB II
DEKOMISIONING INSTALASI NUKLIR
A. Dekomisioning Instalasi Nuklir
Dekomisioning adalah merupakan akhir penggunaan suatu instalasi
nuklir setelah ditetapkan dibangun, didesain, konstruksi, komisioning, operasi,
perawatan dan perbaikan-perbaikan. Dekomisioning merupakan suatu proses
yang

kompleks

dekontaminasi

yang

yaitu

disertai

dengan

menghilangkan

kegiatan

kontaminasi

pekerjaan
zat

seperti;

radioaktif

pada

komponen-komponen instalasi nuklir sampai sekecil mungkin hingga mencapai


di bawah batas ambang yang diijinkan untuk pelepasan (clearance level) ke
lingkungan atau untuk didaur ulang, dismantling yaitu pembongkaran disertai
pemotongan komponen-komponen instalasi nuklir sesuai dengan ukuranukuran yang telah ditentukan berdasarkan karakterisasi dan inventarisasi
komponen untuk pengelolaan limbah radioaktif, demolition yaitu pembongkaran
beton pelindung biologi, lantai, dinding dan semua struktur bangunan gedung
instalasi nuklir, manajemen pengelolaan limbah yang ditimbulkan

sambil

mempertimbangkan aspek dari kesehatan dan keselamatan dari personil


operasi/para pekerja dan kalayak ramai dan juga perlindungan terhadap
lingkungan.

Sasaran akhir dekomisioning adalah pelepasan,

pembebasan

atau penggunaan kembali tapak yang tak terbatas.


A.1. Definisi Dekomisioning
Secara umum dekomisioning didefinisikan sebagai rangkaian tindakan
yang dilakukan pada akhir usia pemanfaatan suatu fasilitas nuklir dalam rangka
penghentian dari pelayanannya dengan mempertimbangkan kesehatan dan
keselamatan para pekerja, masyarakat umum dan lingkungan hidupnya baik
masa sekarang maupun masa yang akan datang, atau suatu rangkaian proses
yang dilakukan untuk penghentian beroperasinya suatu
instalasi nuklir secara tetap.
Pusdiklat Batan

Dekomisioning Instalasi Nuklir


Sedangkan dekomisioning reaktor nuklir didefinisikan sebagai suatu
kegiatan untuk menghentikan beroperasinya reaktor nuklir secara tetap, antara
lain, dilakukan pemindahan bahan bakar nuklir dari teras reaktor untuk
didisposal, dekontaminasi dan dismantling komponen reaktor, pembongkaran
(demolition) struktur bangunann reaktor dan pengamanan akhir tapak.
Berdasarkan pengalaman dari negara-negara yang lebih maju dibidang
industri nuklirnya, berbagai alasan yang mendasari pelaksanaan dekomisioning
terhadap

sebuah

reaktor

atau

instalasi

nuklir

antara

lain

adalah

pengoperasiannya sudah tidak ekonomis lagi, faktor keselamatan karena umur


reaktor yang sudah tua, terjadinya suatu kecelakaan yang dikuti tuntutan
unjukrasa

masyarakat

untuk

mennghetikan

operasinya,

dan

adanya

penggantian disain reaktor baru.


B. Strategi Dekomisioning
Berdasarkan pengalaman dari negara-negara yang industri nuklirnya
sudah maju dan juga rekomendasi dari IAEA, telah dimplementasikan beberapa
strategi program dekomisioning

instalasi nuklir.

Strategi

program

dekomisioning untuk instalasi/reaktor nuklir yang dapat diterapkan dan


diaplikasikan ada 3 opsi, dengan opsi dari berbagai pertimbangan dari kondisi
instalasi/fasilitas nuklir yang akan didekomisioning.

Ketiga opsi strategi

program dekomisioning tersebut adalah sebagai berikut:


B.1. Safe Store
Strategi ini adalah berupa penyimpanan dengan pengamatan, yang
ditandai dengan pengambilan dan pengangkutan bahan bakar bekas dari teras
reaktor

untuk

di

disposal,

pemindahan

air

pendingin

terkontaminasi,

pemindahan barang-barang teraktivasi dan terkontaminasi.

Fasilitas nuklir

tetap ada dalam pengamatan dan pemeriksaan, kontrol, akses ke reaktor dan
tapak reaktor, pemantauan di dalam maupun di luar fasilitas tetap dilanjutkan,
dan sistem ventilasi udara tetap dioperasikan.
Pusdiklat Batan

Teknik ini merupakan


4

Dekomisioning Instalasi Nuklir


penundaan pekerjaan dekontaminasi dam dismantling dalam kurun waktu
tertentu, biasanya berkisar antara 25 50 tahun agar komponen-komponen
yang teraktivasi dan terkontainasi zat-zat radioaktif menjadi meluruh, sehingga
para pekerja akan bekerja dengan lebih aman dan biaya dekontminasi dan
dekomisioning juga akan menjadi lebih murah.
B.2. Entombment
Strategi ini adalah berupa penggunaan tapak secara terbatas, yang
ditandai dengan pengambilan dan pengangkutan bahan bakar bekas dari teras
reaktor untuk di disposal, pemindahan air pendingin terkontaminasi, dilanjutkan
dengan pengambilan/pembongkaran semua bahan dan perlengkapan yang
terkontaminasi termasuk sistem penukar panas, daerah yang terkontaminasi
didekontaminasi dan daerah dengan tingkat kontaminasi tinggi ditutup dengan
perisai atau penahan radiasi untuk akses yang tidak diijinkan.
B.3. Dekontaminasi
Strategi ini adalah berupa penggunaan tapak secara tidak terbatas, yang
ditandai dengan pengambilan dan pengangkutan bahan bakar bekas dari teras
untuk di disposal, pemindahan air pendingin terkontaminasi, dilanjutkan dengan
pembongkaran

seluruh

bagian

komponen

dan

fasilitas

nuklir

dan

didekontaminasi sampai pada tingkat sisa radioaktivitas sedemikian rendah


sehingga memungkinkan akses untuk penggunaan tapak yang tak terbatas
dengan aman, tidak terdapat pembatasan proteksi radiologis ataupun
pemgamatan dan pemantauan radiologis. Penggunaan tapak ini akan lebih
menguntungkan jika digunakan kembali untuk instalasi nuklir, karena dengan
terbatasnya lokasi dan mahalnya biaya pembuatan amdal instalasi nuklir.
Tingkatan strategi dekomisioning mana yang akan dipilih untuk
diimplementasikan di dalam program dekomisioning instalasi nuklir tergantumg
dari berbagai faktor yang mempengaruhi di dalam penentuan pemilihan strategi
program dekomisioning, beberapa faktor tersebut yang sangat berpengaruh
Pusdiklat Batan

Dekomisioning Instalasi Nuklir


diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan nasional
2. Ketersediaan jalur pembuangan limbah dan disposal
3. Penggunaan ulang lahan tapak
4. Ongkos disposal
5. Tingkat bahaya terhadap keamanan lingkungan dan masyarakat umum
6. Ketrampilan dan keahlian sumber daya manusia
7. Kemampuan financial dan tersedianya dana
8. Kemampuan dan kapabilitas teknologi
9. Ketergantungan antara aktivitas satu dengan yang lain di lokasi atau faktor
penerimaan
masyarakat.

Pusdiklat Batan

Dekomisioning Instalasi Nuklir

BAB III
INSTALASI NUKLIR
A. Sifat-Sifat Instalasi Nuklir
Program dekomisioning suatu instalasi nuklir tidak akan sama antara
kasus satu dengan kasus lainnya tergantung dari tipe, jenis, daya, fungsi dan
kondisi instalasi nuklir tersebut. Berbagai jenis instalasi nuklir terdiri dari reaktor
riset, reaktor daya, laboratorium, instalasi proses pembuatan bahan bakar nuklir
seperti uranium dan reprosessing bahan bakar plutonium, dan lain sebagainya.
Di bawah ini digambarkan secara singkat beberapa tipe dan sifat-sifat instalasi
nuklir sbagai berikut:
A.1. Reaktor Riset
Reaktor riset dapat diklasifikasikan menurut penggunaannya yaitu; untuk
pendidikan dan training, penelitian, testing material, produksi isotop, prototype
dll. Menurut moderator yang digunakan dapat dikategorikan: air ringan, air
berat, grafit dll. Menurut prespektif dekomisioning klasifikasi reaktor sesuai
dengan strukturnya yaitu : kolam dan tangki.

Secara khusus aspek

dekomisioning seperti inventori radionuklida, dekontaminasi dan dismantling,


volume dan aktivitas limbah. Klasifikasi kolam reaktor termasuk TRIGA dan
SLOWPOK, sedangkan untuk tangki reaktor termasuk air berat dan
ARGONAUT

(Argonne

Nuclear

Assemble

for

University

Training

);

Homogeneus likuid reactor, fast reactor, reaktor grafit, dan jenis lainnya,
termasuk critical assemblies reactor homogeneous solid dan miselanius.
A.2. Reaktor Daya
Ada bebrapa tipe reaktor daya diantaranya adalah: Boiling Water
Reactor (BWR), Pressure Water Reactor (PWR ), Magnoc GCR , EDF GCR,
WWER 440, CANDU, Havy Water moderator air berat PHWR, dll.

Pusdiklat Batan

Dekomisioning Instalasi Nuklir


A.3. Perkembangan Disain Reaktor Maju
Teknologi PLTN saat ini telah dikembangkan dan digelarkan, biarpun
pertumbuhan pembangunan diakir dasa warsa ini tidak setinggi yang
diperkirakan dalam dasa warsa yang lalu. Menurut PRIS (Power Reactor
Information Sistim, IAEA), sampai periode 1990

terdapat 421 buah PLTN

beroperasi di 30 negara dengan kapasitas total terpasang 321.972 MWe.


Sedangkan PLTN yang sedang dibangun 85 buah dengan total kapasitas
67.566 MWe yang terbesar di 18 negara 4 diantaranya yaitu RRC, Kuba, Iran
dan Romania merupakan pemakai PLTN yang baru.
Perbaikan-perbaikan dalam bidang teknologi masih terus dilakukan
untuk mencapai pengembangan dan kematangan lebih lanjut agar memenuhi
persyaratan PLTN masa mendatang. Dalam rangka ini, berbagai perusahaan
telah bekerja sama dengan institusi terkait untuk mengembangkan sistim
reaktor maju (Advanced Reactor System).
Menurut dokumen EPRI (Electrical Power Research Institute, Amerika
Serikat) merupakan formulasi keinginan perusahaan listrik Amerika, yang
relative homogin, tentang disain yang mereka inginkan. Dalam hal ini mereka
membedakan menurut ukuran daya PLTN, yaitu kelas 1200 sampai 1350 MWe
yang disebut reaktor maju evolusi dan kelas 600 MWe yang disebut reaktor
maju pasif. Dan untuk masing-masing kelas ini telah mulai beroperasi komersial
tahun 1999 dan 2001.
Dari kedua dokumen ERPRI dan IAEA, pernyataan dari berbagai institusi
serta perusahaan produsen, secara garis besar dapat dinyatalan bahwa
pengembangan disain reaktor maju mempertimbangkan 4 sasaran yang saling
terkait, yang dapat dipandang sebagai kriteria umum disain reaktor maju, yaitu :
1. Peningkatan keselamatan
2. Peningkatan keandalan operasi dan produksi
3. Peningkatan daya saing reaktor
4. Peningkatan penerimaan masyarakat

Pusdiklat Batan

Dekomisioning Instalasi Nuklir


A.3.1. Beberapa Konsep Disain Reaktor Maju
Berikut diberikan gambaran secara garis besar, konsep disain reaktor maju
yang dikembangkan oleh berbagai perusahaan.
1. Reaktor Air Tekan (PWR)
a. AP- 600 (advansed Pasive 600) dengan daya 600 MWe, yang
merupakan bagian
dari program pengembangan ALWR dari ERPRI, dengan penyumbang
dana
pihak USDOE dan kontraktor utama Westing House.
b. MS 600 (Mitsubisi Simplivied 600) merupakan PWR berdaya 600 MWe
yang dikembangkan oleh perusahaan Mitsubisi Jepang.
c. SIR ( Save Integral Reaktor) merupakan PWR versi terpadu berdaya 300
MWe

yang

dikembangkan

oleh

kerjasama

antara

Combustion

Engineering, Rolls Royce and Assosied dan UKAEA.


d. PWR NPI (Nuclear Power International), dimana berbagai tingkat daya
saat ini sedang dikembangkan oleh kerja sama antara Framatome
(Perancis) dan Siemen
( Jerman).
2. Reaktor Air Mendidih (BWR)
e. ABWR (Advansed Boilling Water Reactor), dengan daya 1.356 MWe,
dikembangkan oleh TEPCO kerjasama dengan General Electric, Toshiba
dan Hitachi.
f. SBWR (Simplified Boilling WoterRreactor) dengan daya 600MWe,
merupakan

bagian

dari

program

ALWR

dari

ERPRI,

dengan

penyumbang dana dari USDOE dan kontraktor utama General Electric.


3. Reaktor PIUS dan ISER
a. PIUS ( Prosses Inherent Ultimate Save) dengann daya 640 MWe
Pusdiklat Batan

Dekomisioning Instalasi Nuklir


dikembangkan oleh ABB Atom Swedia.
b. ISER (Inherently Save and Econimical Reaktor), yaitu ISER MK II
dengan daya 200 MWe meruapakan versi modifikasi dari PIUS yang
dikembangkan di Jepang dengan filosifi yang sama dengan PIUS.
4. Reaktor Air Berat (HWR)
a. Candu 3, dengan daya 450 MWe merupakan pengembangan dari Candu
6, dengan tetap mempertahankan sifat-sifat unggul reaktor Candu.
b. ARGOS 30, desain argos dengan daya 380 MWe merupakan
pengembangan dari disain Atuca 1, dengan sasaran untuk bersembada
dalam penyediaan uranium dan teknologi siklus bahan bakar.
5. Reaktor Suhu Tinggi (HTR)
Pengembangan disain HTR dimotivasi oleh keunggulan karateristik
teknis yang ditunjukkan oleh pengalaman operasi HTR Versi sebelumnya, yaitu
Dragon 20 MWe (Inggris), Peach Bottom-1 40 MWe dan HTR 300 Mwe
(Jerman).
a.

HTR 500 (Hight Temperature Reaktor) merupakan versi terbaru

yang

dikembangkan
olehb grup

perusahaan

HRB/BBC

yang

disainnya

merupakan

pengembangan dari
desain reverensi THTR- 300 (Reaktor Prototif) dan AVR (Reaktor
eksperimen).
b. MHTGR ( Modular Hight Temperature Gas-Cooled Reaktor).
Desain MHTGR ini merupakan pengembangan dari disain reaktor Peach
Bottom
(pilot plant) dan reaktor Fort, St. Vrain (Demontration plant). Versi MHTGR
referensi
dari 4 x 350 MWt modul yang dikopel dengan 2 Turbin Uap.

Pusdiklat Batan

10

Dekomisioning Instalasi Nuklir


B. Fasilitas Nuklir Bukan Reaktor
B.1. Instalasi Pengolahan Bahan Bakar Uranium
Instalasi proses pengolahan bahan bakar uranium biasanya satu
kesatuan dari penambangan pengambilan bijih uranium kemudian diproses
menjadi zelokiq bahkan sampai dengan proses pengayaan uranium sesuai
dengan jenis dan tipe bahan bakar yang dikehendaki. Bahan bakar uranium
yang telah diperkaya tersebut biasanya langsung diproses untuk pabrikasi
menjadi bahan bakar reaktor yang melalui proses sintering untuk pembuatan
pelet yang kemudian dimasukkkan ke dalam cladding atau selongsong bahan
bakar, proses ini adalah merupakan proses panjang yang mana instalasi nuklir
ini pasti akan terakumulasi kontaminasi zat radioaktif sehingga pada saatnya
harus didekontaminasi dan dekomisioning.
B.2. Instalasi Pengolahan Bahan Bakar Plotonium (Reprocessing)
Bahan bakar bekas reaktor nuklir yang sudah habis masa pakainya
masih memiliki nilai energi yang sangat tinggi yaitu plutium yang terkandung di
dalam bahan bakar (spent fuel). Melalui reprosesing plutonium dapat diambil
kembali, proses ini adalah merupakan instalasi nuklir dengan teknologi tinggi,
keselamatan yang tinggi, karena bahan bakar bekas mempunyai dosis paparan
radiasi yang sangat tinggi. Proses ini melalui beberapa tingkatan sehingga
memerlukan instalasi yang kompleks dan rumit. Lambat laun semua peralatam
yang

digunakan pasti akan

terkontaminasi, atau

kerusakan

sehingga

dikemudian hari harus dilakukan dekontaminasi dan dekomisioning.


B.3. Instalasi Produksi Isotop
Instalasi produksi radioisotop sebagian besar adalah fasiltas nuklir yang
merupakan Hot Cell yang dilengkapi dengan banyak master sleave manipulator
untuk handling, yang di dalamnya dilakukan pekerjaan loading dan unloading,
pemotongan dan pengemasan isotop yang dihasilkan dari proses iradiasi dari
reactor nuklir yang memiliki aktivitas yang sangat tinggi sesuai yang
Pusdiklat Batan

11

Dekomisioning Instalasi Nuklir


dikehendaki. Pada periode tertentu fasilitas ini akan mengalami tingkatan jenuh
kontaminasi radionuklida yang perlu dilakukan dekontaminasi dan pada saatnya
akan didekommisioning.
B.4. Instalasi Pengolahan Limbah radioaktif
Instalasi pengolahan limbah radioaktif

yang pada umumnya adalah

untuk melakukan pengelolaan limbah radioaktif yang berasal dari laboratorium


nuklir, industri pengguna bahan-bahan nuklir, reaktor nuklir,dan limbah produksi
isotop, dan lain-lain. Dimana pada instalasi ini terdapat peralatan pengolahan
limbah cair secara kimia dan termal, pengolahan limbah padat secara mekanik,
termal dan elektrokimia. Instalasi pengolahan limbah ini juga akan mengalami
habis umur operasinya atau suatu hal sehingga perlu didekontaminasi dan
dekomisioning.
B.5. Laboratorium Nuklir
Laboratorium nuklir merupakan pusat kegiatan yang digunakan untuk
penelitian dan pengembangan yang berhubungan dengan zat-zat radioaktif.
Bahkan juga untuk kegiatan R&D yang mendukung suatu proses pengelolaan
limbah nuklir, radiometalurgi, dll. Instalasi ini lambat laun akan terakumulasi
kontaminasi zat radioactif sehingga perlu dekontaminasi dan dekomisioning.
B.6. Industri Lain yang Menggunakan Bahan Nuklir.
Industri-industri yang menggunakan bahan-bahan nuklir seperti pabrik
pengolahan biji (ores) dan tanah jarang (rare earth) untuk memproduksi
thorium.

Di dalam industri ini dilakukan proses ekstraksi thorium, thorium

oksida untuk berbagai keperluan komersial seperti

pembuatan kaos lampu

petromak, logam campuran, pelapisan CRT dan campuran abrasive polishing


dan lain sebagainya.

Industri ini pada akhirnya juga akan mengalamai

akumulasi kontaminasi zat-zat radionuklida seiring dengan habis umur


pakainya, maka pengamanannya perlu segera dilakukan dekontaminasi dan
dekomisioning.
Pusdiklat Batan

12

Dekomisioning Instalasi Nuklir

BAB IV
R&D DEKONTAMINASI DAN DEKOMISIONING
A. Peran R&D Dekontaminasi dan Dekomisioning
Peranan R&D di bidang dekontaminasi dan dekomisioning amat sangat
penting, artinya sejak awal pembangunan instalasi nuklir, testing dan
komisioning, pengoperasian, perawatan dan perbaikan sampai dengan
selesainya pemanfatan instalasi nuklir, sudah dipikirkan langkah-langkah
pekerjaan yang berkaitan dengan dekontaminasi dan dismantling pada program
dekomisioning. Kegiatan-kegiatan R&D yang berkaitan dengan dekomisioning
instalasi nuklir biasanya dilakukan dengan pemodelan atau simulasi terlebih
dahulu yang kemudian didemontrasikan untuk pekerjaan yang sesungguhnya.
Kegiatan-kegiatan R&D yang biasa dilakukan diantaranya adalah:
1. Teknik karakterisasi radionuklida dan pengambilan sampel
2. Inventerisasi komponen instalasi nuklir
3. Pengembangan eknik pengukuran dan kontrol radiasi
4. Pengembangan teknik dekontaminasi
5. Pengembangan teknik dismantling
6. Pengembangan operasi jarak jauh/remote dan robotika
7. Pengembangan teknologi pengelolaan limbah
8. Pengembangan teknik handling dan pewadahan
9. Pengembangan peralatan proteksi radiasi dan keselamatan kerja, dan
pakaian kerja
Permasalahan pekerjaan dekontaminasi dan deismantling akan ditemui
sepanjang aktivitas program dekomisioning berjalan, oleh karena itu sejak awal
program dekomisioning R&D dekontaminasi dan dismantling tetap bejalanlebih
intensif

bersamaan dengan program dekomisioning hingga selesai, hal ini

untuk mengatasi permasalahan yang ditemui di lapangan. Tujuan dari R&D ini
adalah untuk menciptakan peralatan baik software maupun hardwere yang
Pusdiklat Batan

13

Dekomisioning Instalasi Nuklir


mampumembantu meringankan pekerjaan manusia di dalam pelaksanaan
pekerjaan dekontaminasi dan deismantling.

Dengan demikian para pekerja

tidak kontak langsung dengan material yang teraktivasi/terkontaminasi zat


radioaktif, sehingga pekerjaan berjalan dengan aman, efektif dan efisien
sehingga para pekerja radiasi terhindar dari paparan radioaktivitas yang
berlebihan, demikian juga masyarakat umum akan terhindar dari pencemaran
zat radioaktif,

dengan demikian

IAEA dapat terpenuhi.

prinsip ALARA.yang telah ditetapkan oleh

R&D ini dilakukan dari sejak awal untuk melakukan

karakterisasi dan inventori radionuklida agar mendapatkan akurasi data dan


informasi yang dapat mempermudah dalam pemilihan teknik dekontaminasi
dan deismantling sampai dengan pemilihan alat yang tepat dan cocok untuk
digunakan di dalam pelaksanaan pekerjaan dekontaminasi dan dekomisioning.
B. Pengembangan Robotika
Eropa memiliki pengalaman pengetahuan dalam mengembangkan di
era tahun

1980-an; dan

awal

1990-an sebagai bagian dari proyek

telemanipulator di AS melalui USDOE EM 50 dari kantor ilmu pengetahuan &


teknologi.

Satu

ikhtisar

agar

tersedia

peralatan

pengoperasian

jarak

jauh/remotly telah diterbitkan oleh IAEA pada tahun 1993, untuk menyediakan
satu rujukan-rujukan kepada pembangunan-pembangunan dan penerapanpenerapan bahwa telah terjadi sejak laporan teknik tersebut diterbitkan.
Sekarang ini, secara
digunakan
dismantling.

untuk

umum, robotik beroda / gerbong kendaraan

karakterisasi,

pekerjaan-pekerjaan

Pembangunan-pembangunan

lain

dekontaminasi
termasuk;

dan

jembatan

anjungan/platform robotik; sumber daya untuk platform bergerak; peralatan


pemulihan

kembali/rekaveri

kegagalan;

teknologi

separasi

otomatis;

penghindaran/penanggulangan kesulitan pemograman awal; gerakan-gerakan


yang diprogramkan; putar ulang; kendali suara; sistem kontrol yang dapat
diangkut; perangkat keras; laser beroperasi berdasarkan komunikasi; balikan
gaya; dan alir, sensor masa dan volume, semua. ini bersifat teknologi yang
Pusdiklat Batan

14

Dekomisioning Instalasi Nuklir


sudah mapan.
Mengikuti permintaan ke depan menguji dan evaluasi; internal pipa /
talang internal; ringan, medium dan lengan jangkauan panjang yang kuat;
lengan dengan lebih dari enam derajat kebebasan; pegantian secara otomatis /
remote; bidang pemisah instrument lengan tangan; batasan daya/tenaga;
pengendalian

berbarengan

panggung

bergerak

ganda;

kombinasikan

kelincahan / manipulasi / efektor akhir pengendalian; manajemen sampel;


pengintegrasian data / kendali kekaburan; komunikasi mikrogelombang; radiofrekuensi mendasarkan komunikasi;

pandangan 3-D; televisi definisi tinggi;

audio dengan tanda jurusan/arah; pengukuran ketebalan lantai; laser mampu


mengukur jarak; dan pengendalian gaya.
Lengan kompak daya muat tinggi, pengaruh-pengaruh akhir jari banyak,
stasiun kendali kendaraan manusia ganda tunggal, kerjasama manusia robot,
proses dan pengolahan gambar, dekatnya alat penguji dan memposisikan
semua memerlukan R&D.
Menurut program-program EC R&D untuk 1984-1988 dan 1989-1993,
semi swatantra manipulator harus diadaptasikan dan diuji berkenaan dengan
tugas-tugas dismantling yang spesifik, seperti juga sistem kepekaan dan
perangkat lunak komputer. Suatu pemantauan yang telerobotik, dekontaminasi
dan

sistim mereduksi ukuran telah

elektropolising

permukaan-permukaan

dikembangkan di UKAEA dengan


logam,

pemantauan

pelepasan

permukaan-permukaan beton dan mereduksi ukuran glove box.


Perancis, sebuah lengan tangan mastersleave

RD-500

Di CEA

telah di adopsi

penggunaannya di dalam air dan diujicoba dengan sukses dan kemudian


berkwalitas untuk melaksanakan tugas-tugas di dalam air.
Suatu strategi yang dikenal sebagai penempatan kontak operasi jarak
jauh, mencari untuk menyediakan satu yang bisa diterima dan hemat biaya
kombinasi mesin manusia, sedang dimanfaatkan di UK. Seperti secara
komersial

tersedia

peranti-peranti

manipulator

tidaklah

secara

penuh

kompatibel dengan kendala-kendala yang dikenakan oleh lingkungan WAGR,


Pusdiklat Batan

15

Dekomisioning Instalasi Nuklir


suatu kebiasaan yang dibangun, diperoleh multiaxis manipulator. Dua jenis
peralatan yang berbeda telah dikembangkan untuk penempatan manipulator;
satu rangkaian alat potong oksigen-gas propan/oxypropane, dan satu rangkaian
alat gerinda sudut secara elektris bertenaga mesin. Di atas 30 sistem
penanganan telah dikembangkan karena penggunaan di WAGR, plat berjarak
antara mekanis tunggal mengambil secara jarak jauh alat vacum pembersih
dan menempatkannya. Pemodelan skala besar-besaran telah digunakan untuk
menguji peranti-peranti pengendalian jarak jauh, untuk mengoptimalkan
parameter-parameter pemotongan dan untuk melatih operator.
Pembangunan pada ORNL dari modul lengan tangan manipulator ganda
untuk

menyediakan

kemampuan

manipulator

untuk

karakterisasi

jarak

jauh/remote dan pengoperasian D&D untuk menemukan berbagai persyaratan


penempatan. Satu sistim pembongkaran secara otomatis, remote terdiri dari
satu set efektor-efektor akhir dan sejumlah sistem pelengkap untuk
pemantauan tugas dan kendali limbah diuji pada reaktor ANL CP-5.
Juga dikembangkan di dalam program USDOE D&D adalah diagnotis
dan fusi data pangindera-pangindera robotik, suatu sistim kepindahan peralatan
yang selektif, dan resiko pengawasan, pemeliharaan dan metodologi evaluasi
penurunan biaya. Bagian yang diaktipkan perisai biologi di EBWR dipindahkan
dengan satu alat pelobang batu atau beton yang dikendalikan remote
electrohydraulic. Begitu pekerjaan perobohan diselesaikan, mesin itu dicoba
dengan sekop besar/bucket dan digunakan untuk mengisi/memuat puing beton
ke dalam pengirimkan peti kemas. Suatu survei pemasaran AS dari secara
komersial tersedia manipulator, efektor-efektor akhir dan sistem hantaran untuk
aktivitas dekomisioning reaktor telah tersedia.
Satu rangkaian peranti-peranti yang dikendalikan jarak jauh sudah
dikembangkan di Universitas Hannover di Jerman :
Sistim pembawa pahat di dalam air (ODIN-1 ) yang dirancang
untuk membuka
pengering uap di reaktor KRB-A
Pusdiklat Batan

16

Dekomisioning Instalasi Nuklir


Piranti pemotongan ( RAMSES ) yang dikembangkan di reactor KRB
A untuk
memotong untuk memotong komponen dari teras reaktor, kepala
bejana reactor,
pengering uap dan pipa hidran menggunakan busur plasma yang
kecil
Kombinasi sensor ultrsonik dan sensor arus eddy ( INDUS )
untuk
mengukur ketebalan, arah dan jarak
Manipulator tujuh sendi ( ZEUS )
Sistim penanganan penyelaman bebas (FAUST);
Robot pemanjat lantai (HYDRA).
B.1. Sistem Penempatan (Deployment system)
Sistem penempatan di dalam konteks ini adalah sistem seperti
manipulator, XYZ kerangka atau kendaraan-kendaraan kendali jarak jauh yang
dapat

digunakan

untuk

kirim

perkakas

ke

suatu

daerah

kerja

dan

menempatkannya.
Sistim penempatan dapat digunakan untuk memudahkan tugas-tugas
dekomisioning dan untuk mengurangi penyinaran manusia terhadap radiasi dan
kontaminasi. Di dalam pemilihan peralatan itu harus mengikuti pertimbangan
sebagai berikut:
Perincian kerja dan analisis tugas
Ukuran dan lokasi dari tempat kerja
Akses dan rute disposal
Ukuran dan berat dari komponen terkait
Tipe dan kuantitas limbah yang dihasilkan
Kondisi lingkungan
Tersedianya jasa perbaikan dan sistem pelengkap
Mudah perawatanya dan keandalan
Pusdiklat Batan

17

Dekomisioning Instalasi Nuklir


Metoda-metoda perolehan kembali kegagalan
Keselamatan dan persyaratan-persyaratan peraturan
Harga dan faktor jadwal
B.2. Mengamati dan Peralatan Pelacakan
Sistem yang meberikan operator mengamati/melihat dari jarak jauh di
tempat kerja/opersai atau memberikan data dan informasi pada lingkungan
operasi dapat dikumpulkan tanpan melakukan intervensi.
B.3. Peralatan Bongkar dan Memotong
Kehadiran dari paparan radiasi yang tinggi di lapangan atau level
kontaminasi sering kali memerlukan peralatan pemotong dan pembongkar yang
dikendalikan dan dimonitor dari jarak jauh.

Pengoperasian jarak jauh dan

manual masing-masing mempunyai keunggulan dan kekurangan.

Utuk itu

kemajuan teknologi dibidang elektronik dan sensor/panginderaan sudah maju


dan pantas dipertimbangkan di dalam area operasi jauh di dalam udara dan di
dalam air.
B.4. Peralatan Handling Material
Peralatan untuk menangani material dengan cara jarak jauh sudah
dikembangkan dan digunakan di berbagai proyek-proyek di AS,

sistim

penanganan jarak jauh serbaguna (LANL); T-Rex dan sistim handling material,
kedua-duanya dikembangkan di ORNL; kendaraan untuk tranfer limbah (Idaho
National Engineering Laboratory/INEL); dan sistim mobilisasi pekerjaan untuk
digunakan secara khusus.
Pengembangan dari master sleave manipulator dengan jangkauan yang
panjang untuk memindahkan limbah dari kubah reaktor Vandellos-1 di Spanyol
telah dibahas. Sistim ini terdiri atas:
Bel penahan
Tiang Teleskop,
Pusdiklat Batan

18

Dekomisioning Instalasi Nuklir


Manipulator ARISAN 200
Jamgkauan Manipulator efektor-efektor berakhir,
Peralatan untuk memposisikan komponen-komponen tersebut,
Perlindungan untuk melindungi operator
Manipulator untuk memindahkan terak/slag, mengukur suhu dan
mengambil sampel selama peleburan metal terkontaminasi oleh zat radioaktif
telah diinstal pada instalai di CALARA di Jerman dan untuk pengujian material
aktif dan yang non-aktip kemudian memindahkan dari pengecoran logam untuk
modifikasi dan perbaikan yang perlu. Suatu pengembangan manipulator untuk
membantu selama peleburan logam skrap di Latina, Italia.
C. Operasi Jarak Jauh
Alasan utama untuk operasi jarak jauh untuk memelihara paparan radiasi
kepada personil sesuai dengan prinsip ALARA. Pertimbangan lain termasuk
mengoperasikan

yang

terendam

air,

di

dalam

daerah-daerah

yang

terkontaminasi, di dalam daerah-daerah suhu yang tinggi, di dalam daerahdaerah polusi kimiawi.
Efisiensi berhubungan dengan bantuan menentukan apakah untuk
menggunakan operasi manual atau remote. Tugas berulang di dalam
lingkungan

yang parah, sulit,

keras, berat menjurus kepada penggunaan

teknologi terapan sebagai ganti pelatihan personil untuk membatasi paparan


radiasi. Perkiraan biaya harus dibuat untuk menentukan metodologi paling
efisien.
Ada banyak tipe dari peralatan dismatling yang remote.

Alat-alat

perkakas yang ditangani jarak jauh dan menempatkan manusia dan pirantipiranti adalah yang paling sederhana. Mesin satu sumbu dan multi sumbu
system pengataran batas paparan terhadap manusia. Lengan mastersleave,
yang mana manusia mengawasi atau robotik, kendaraan-kendaraan dan robotrobot

berjalan

dapat

juga

digunakan

untuk

penerapan-penerapan

pembongkaran.
Pusdiklat Batan

19

Dekomisioning Instalasi Nuklir


berbagai mekanika, yang berkenaan dengan panas, dan dismantling
elektrikal, bagian, dan teknologi pembongkaran telah dan dapat digunakan di
suatu proyek dekomisioning. Banyak dari teknologi dapat digunakan secara
remote. Teknologi yang paling umum sekarang ini digunakan untuk pekerjaan
D&D telah dimasukkan tetapi ada lebih banyak yang dikembangkan karena
penggunaan yang masa depan

Pusdiklat Batan

20

Dekomisioning Instalasi Nuklir

BAB V
KARAKTERISASI DAN INVENTARISASI INSTALASI NUKLIR
A. Karaterisasi Instalasi Nuklir
Karakterisasi instalasi nuklir adalah suatu langkah awal di dalam proses
dekomisioning,
mendapatkan

dan

menentukan

pendekatan

data dan informasi yang diperlukan

program dekomisioning.

secara
di dalam

logika

untuk

perencanaan

Program karakterisasi menyediakan data dan

informasi radiologikal pada saat reaktor berhenti, yang memungkinkan untuk


mengambil keputusan pada langkah pekerjaan dekomisioning yang lain seperti
dekontaminasi, dismantling dan pengangkatan dari komponen-komponen dan
peralatan, pembongkaran struktur, pengelolaan limbah dekontaminasi dan
dekomisioning, perkiraan inventarisasi radionuklida yang akan datang dan
pembiayaan aktivitas dekomisioning.
Perencanaan dan implementasi srtategi dekomisioning untuk reaktor
nuklir memerlukan pengetahuan

tentang aktivasi

neutron dan

kontrol

kontaminasi yang sudah timbul selama operasi dan sisa-sisa pada saat
penutupan (shutdown). Karena reaktor-reaktor yang sudah mengalami operasi
normal, komponen pokok dari inventori radioaktif adalah aktivasi bahan-bahan
konstruksi. Tingkat aktivasi di suatu fasilitas dapat diperkirakan atas dasar
kalkulasi-kalkulasi teoritis berdasar pada geometri, komposisi bahan dan
sejarah pengoperasian. Pengukuran-Pengukuran dan pengambilan sampel
harus dilaksanakan di dalam daerah-daerah yang ditetapkan yang dapat
mewakili untuk karakterisasi komponen reakator dan menggunakan metodametoda kalkulasi dan informasi historis tentang operasi instalasi untuk
dievaluasi.

Kontaminasi di dalam penutupan reaktor nuklir diakibatkan oleh

pelepasan; pembebasan radioaktif dari bahan bakar, bersama-sama dengan


hasil-hasil aktivasi, korosi dan erosi yang terjadi selama operasi normal atau
kejadian yang tidak direncanakan. Dekontaminasi ini termasuk pengolahan
bahan radioaktif, pengolahan atau facilitas penyimpanan, dan produk seperti
Pusdiklat Batan

21

Dekomisioning Instalasi Nuklir


bahan bakar, produk fisi dan aktinida-aktinida. Suatu pengetahuan tentang
inventori radionuklida adalah penting karena meramalkan anggaran biaya
pengiriman barang-barang dari peluruhan zat radioaktif dan memilih metoda
yang sesuai untuk dekontaminasi dan dekomisioning. .
Sasaran dari karakterisasi dan inventarisasi radiologikal terhadap
komponen-komponen instalasi nuklir adalah menyediakan database informasi
yang dapat diandalkan tentang kuantitas dan tipe radionuklida-radionuklida
sehingga program dekontaminasi dan dismantling dapat ditentukan dan
berjalan dengan efektif .

Karakterisasi dan inventarisasi

melibatkan suatu

survai dari data yang ada, kalkulasi-kalkulasi, pengukuran sample dan analisis.
Dengan menggunakan database ini, perencana dekomisioning boleh menilai
berbagai opsi dan konsekuensi-konsekuensinya, dengan mempertimbangkan:
Teknik pengoperasian: proses dekontaminasi, prosedur dismantling,
(pekerjaan
dengan tangan/operasimanual, kerja semi-remote atau secara remote
sepenuhnya ) dan
alat perkakas yang diperlukan
Perlindungan radiologikal terhadap para pekerja, kalayak ramai dan
lingkungan
Klasifikasi limbah
Pembiayaan
Ruang lingkup yang meliputi program karakterisasi instalasi nuklir ini
terdiri dari beberapa langkah yang dapat dijelaskan secara singkat, seperti di
bawah ini :
A.1. Tinjauan Mengenai Sejarah Instalasi Iuklir
Meninjau ulang informasi historis suatu reaktor/instalasi nuklir adalah
menyiapkan perencana dekomisioning dengan pengetahuan yang berharga
yang disajikan

menunut kondisi-kondisi radiologikal.

Pusdiklat Batan

Informasi terdiri atas


22

Dekomisioning Instalasi Nuklir


catatan-catatan kejadian kontaminasi

atau semua kejadian lainnya, survai-

survai dan pengukuran-pengukuran sebelumnya. Penting di dalam konteks ini


adalah catatan-catatan selama pekerjaan inspeksi, survai, pemeliharaan dan
reparasi.
komponen

Pekerjaan yang terjadi selama penggantian dari komponenyang

terkontaminasi.

Mengidentifikasi

daftar

zat

radioaktif

pencemar/kontaminan yang mungkin terjadi, mengoptimalkan karakterisasi


dengan seefisien mungkin dan menghindari pemborosan waktu, uang, dan tak
perlu melakukan pengukuran sesuatu yang tak perlu, seperti pengukurn
pemancar di suatu reaktor yang tidak ada bahan bakar yang rusak. Catatan
historis yang juga harus sebagai referensi karakterisasi adalah seperti;
gambar-gambar situasi, instalasi nuklir dan struktur bangunan nuklir, dokumen
yang berkaitan dengan operasi dan perbaikan-perbaikan selama perawatan.
A.2. Implementasi Metoda-metoda Kalkulasi
Berbagai program komputer

telah tersedia untuk mengkalkulasi

aktivitas di dalam suatu reaktor untuk tujuan penaksiran karakterisasi dan


inventori zat radioaktif. Dengan pemodelan komputer mampu meramalkan
distribusi radionuklida sebagai hasil dari aktivasi, ofnormal operasi, kecelakaan
dan kontaminasi pengangkutan, dan lain-lain, tetapi pemodelan ini bersifat lebih
sedikit yang dapat diandalkan.

Satu hal yang penting adalah bagian dari

langkah kalkulasi-kalkulasi untuk karakterisasi yang teoritis belumlah cukup,


dan harus dilakukan pengambilan

sampel yang lebih rinci dan cara

pengukurannya, karena data karakterisasi dan inventori zat radionuklida ini


adalah dasar untuk penentuan perencanaan program

dekontaminasi dan

dekomisioning.
A.3. Preparasi Pengambilan Sampel dan Perencanaan Analisis Berdasar
pada
Pendekatan Statistik yang Tepat
Perencanaan pengambilan sampel dan analisis menentukan kualitas
data yang diperlukan untuk memperoleh hasil karakterisasi yang obyektif.

Pusdiklat Batan

23

Dekomisioning Instalasi Nuklir


Perencanaan pengambilan sampel dan analisis sebaiknya ditentukan sebagai
berikut:
Tipe, jumlah, ukuran, lokasi dan analisis dari sample yang dikehendaki.
Instrumen yang dipersyaratkan
Aspek proteksi radiasi atau monitor radioaktivitas
Persyaratan penurunan data, laporan dan pengesahan
Persyaratan jaminan mutu (QA)
Metode yang digunakan untuk analisis dan pengambilan sample
Persyaratan disposal limbah radioaktif yang ditimbulkan selama proses
pengambilan
sampel.
A.4.

Petrfoma dari Pengukuran-pengukuran In-situ, Sampling dan

Analisis.
Pengukuran-pengukuran in situ dan pengambilan sampel harus dapat
mewakili berbagai komponen-komponen dengan layak dan dapat diakses. Jika
dimungkinkan, harus memperoleh sampel bahan-bahan yang terkontaminasi
atau

teraktivasi

yang dapat analisis di laboratorium untuk menentukan

radionuklida dan aktivitasnya secara individu. Namun demikian, proses ini


mahal dan sulit untuk komponen-komponen dan struktur-struktur dengan
aktivitas tinggi, karena jejak dari contoh/sampel meterial memerlukan biaya
pengiriman yang dan mengakibatkan paparan radiasi di sekitarnya.
A.5. Tinjauan Ulang dan Evaluasi Data yang Diperoleh
Selama proses karaterisasi, pemegang lisensi perlu menilai dan meneliti
data sejak awal mungkin, itu diharapkan dapat menghasilkan data karakterisasi
secukupnya dari suatu fasilitas nuklir yang dipersyaratkan, dan boleh
mengubah

data

dari

karakterisasi

penilaian/penentuan sedang berjalan.

selama

masih

dalam

proses

Karakterisasi ini bisa sesuai rencana

juga bisa tidak, sebagai contoh, dimana kontaminasi lebih luas dari yang
Pusdiklat Batan

24

Dekomisioning Instalasi Nuklir


diantisipasi semula dan kontaminasinya lebih luas dari jumlah sample yang
diambil, oleh karena itu perlu karakterisasi sepenuhnya sesuai dengan luasnya
kontaminasi.

Rencana itu dapat berkembang dengan mengubah teknik

sampling, mengubah frekuensi penentuan daerah-daerah di mana pengukuranpengukuran itu dilaksanakan.

Tinjauan ulang perlu melanjutkan selama

sanpling dan analisis memungkinkan untuk awal pelacakan kesalahan atau


anomali-anomali sehingga koreksi-koreksi atau perubahan-perubahan dapat
dibuat tanpa mempengaruhi keseluruhan program karakterisasi.

Dalam

beberapa hal, karakterisasi penuh seluruh fasilitas bukanlah perlu. Sebagai


gantinya, dengan pendekatan penelitian karena proyek-proyek dekomisioning
bisa mengikutinya.
A.6. Perbandingan dari Hasil-hasil yang Dihitung dan Data yang Diukur
Hasil-hasil perhitungan-perhitungan teoritis harus dibandingkan dengan
data yang diperoleh dari percobaan-percobaan untuk memperoleh suatu
pengesahan ketelitian dari perhitungan-perhitungan tersebut,

dan untuk

memandu pengaturan-pengaturan sebagaimana diperlukan pada model-model


yang dinggunakan dalam perhitungan teoritis. Pelaksanaan seperti itu dapat
meningkatkan kepecayaan di dalam penerapan proyek-proyek dekomisioning
kedepan karena metoda perhitungan-perhitungan adalah hemat biaya dalam
menyediakan informasi karakterisasi untuk instalasi/reaktor nuklir.
B. Inventarisasi Radionuklida
Dapat

dijelaskan

proses-proses

yang

menimbulkan

inventori

radionuklida, dan radionuklida-radionuklida yang signifikan untuk menentukan


program dekomisioning.

Berikut setelah reaktor shudown dan iradiasi dari

bahan bakar nuklir, inventori sisa-sisa radionuklida reaktor nuklir

dapat di

bedakan menjadi dalam ke dua kategori yaitu:


B.1. Material/Bahan-Bahan Teraktivasi Neutron
Pusdiklat Batan

25

Dekomisioning Instalasi Nuklir


Bahan-bahan yang berada di dalam dan dekat dengan teras reaktor
telah teriradiasi oleh neutron-neutron. Teras reaktor adalah bagian yang paling
teraktivasi dari struktur reaktor. Bagian reaktor yang teriradiasi oleh fluks-fluks
neutron relatif rendah adalah pelindung biologi, yang biasanya

terbuat dari

beton dengan penguat baja.


B.2. Bahan-Bahan Terkontaminasi
Kontaminasi

berasal dari aktivasi hasil-hasil korosi dan erosi yang

diberikan oleh bahan pendingin dan dari iradiasi bahan bakar dan produk fisi
melalui patahan/keretakan cladding (pembungkus bahan bakar). Kontaminasi
yang diakibatkan oleh kebocoran-kebocoran aliran pendingin primer, proses
dan penyimpanan cairan limbah radioaktif, pemeliharaan dan reparasi, operasi,
pembuangan sisa-sisa operasi dan kecelakaan kerja.

Kontaminasi yang

terbawa oleh udara bisa juga mengakibatkan suatu endapan dari benda-benda
radioatif di dinding, langit-langit dan di dalam sistim ventilasi.
Ini diasumsikan bahwa sebelum pekerjaan dekomisioning, bahan bakar
nuklir dan proses fluida telah dipindahkan dari reaktor setelah berhenti operasi
(shudown). Bagaimanapun, dalam beberapa hal, terutama di mana reaktor
sudah mengalami kondisi obnormal operasi seperti terutama kegagalan elemen
bahan bakar, sisa-sisa material ini dikumpulkan dan harus tercakup di dalam
inventori.
Harus dicatat bahwa komponen-komponen teraktivasi secara umum
dijadikan

daerah-daerah

terkontaminasi

tetapi

kontaminasi

tidak

akan

mengaktivasi ketika kontaminasi diangkut ke daerah-daerah di luar pengaruh


fluks neutron sampai taraf tertentu.
Inventori menyeluruh perlu termasuk inventaris yang terperinci untuk
komponen-komponen

yang

individu

dan

perlu

diuraikan

tipe

dan isi

radionuklida, bahan kimianya, bentuk-bentuk fisiknya, berat dan volumenya.


Inventori membuat klasifikasi, jumlah dari limbah menurut kategori-kategori
jenis limbah untuk didisposal. Informasi ini adalah penting untuk menentukan
Pusdiklat Batan

26

Dekomisioning Instalasi Nuklir


biaya-biaya dari suatu proyek dekomisioning reaktor nuklir.
C. Teknik Pengukuran Radiasi Instalasi Nuklir
Di dalam melakukan pengukuran radiasi dalam proses karakterisasi
maupun di dalam proses pekerjaan dekontaminasi dan dismantling digunakan
teknik pengukuran yang secara umum sudah diaplikasikan yaitu:
Pengukuran secara konvensional
Pengukuran dengan Radiation Image Display
C.1. Pengukuran Secara Konvensional
Di dalam melakukan pengukuran tingkat radiasi secara konvensional ini
dilakukan dengan cara pengambilan sample, yaitu dilakukan pemotongan untuk
metal dan dilakukan pengeboran untuk bahan bukan logam. Kemudian sampel
tersebut dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengukuran tingkat radiasinya
dan jenis radionuklidanya dengan menggunakan peralatan laboratorium seperti
IP Spektrometri, dan / counter.

Pengungkuran komponen di lokasi

menggunakan alat in-situ spektrometri.


C.2. Pengukuran dengan Radiation Image Display
Teknik pengukuran dengan Pengukuran dengan Radiation Image
Display berbeda dengan teknik secara konvensional, disini di dalam melakukan
pengukuran tingkat radiasi tidak memerlukan pengambilan sampel, yaitu
menggunakan gama kamera yang dapat melakukan pengukuran secara
langsung dan dapat didisplay pada layar monitor.

Pengukuran yang dapat

dilakukan pengan peralatan yang dapat mengukur jenis radionuklida, tingkat


paparan radiasi dan jenis komposisi logamnya dengan menggunakan Niton
analiser yang mempunyai berbagai tipe alat ukur,

Pusdiklat Batan

27

Dekomisioning Instalasi Nuklir

BAB VI
TEKNOLOGI DISMANTLING
A. Teknik Dismantling
Teknologi dismantling yang digunakan di dalam proyek dekontaminasi
dan dekomisioning (D&D) diambil dari berbagai sumber. Kadang-kadang
diaplikasikan untuk pembongkaran secara konvensional, dan modifikasi
teknologi untuk aplikasi secara spesifik, hal ini dikarenakan teknologi

yang

tersedia dipasaran belum tentu dapat dipergunakan langsung untuk pekerjaan


dismantling. Disini akan dijelakan teknologi untuk pembongkaran/dismantling
yaitu: jenis-jenis aplikasi, pemilihan teknologi, teknologi pemotong metal dan
pemotong beton serta teknik operasi jarak jauh (remote).
Ada

perbedaan

alasan

untuk

pembongkaran

di

dalam

proyek

dekontaminasi & dekomisioning. Jelasnya, bagian-bagian yang akan dibongkar,


ini mungkin termasuk pengambilan sebagian atau seluruh komponen dari
struktur, termasuk pengambilan bagian dari aktivitas tinngi. reduksi ukuran, atau
dekontaminasi. Pembungkusan dan batasan pengapalan/pengangkutan juga
dapat ditentukan di dalam melakukan proses pembongkaran/dismantling.
Penggunaan secara khusus termasuk pengankatan atau pembongkaran
dari tipe struktur dan komponen yang

berbeda.

Sistem komponen seperti

tanki, pipa, pompa, dan bejana tekan (pressure vessel) mungkin diangkat
dalam ukuran kecil atau ukuran besar.

Metal dan struktur beton termasuk

pondasi biasanya diangkat dalam ukuran kecil. Pengangkatan dalam ukuran


besar termasuk tangki reaktor, penukar panas (HE), pembngkit uap, dan tanki
tekan (pressurizers).
B. Pemilihan Teknologi Dismantling
Pemilihan

teknologi

dismantling

untuk

aplikasi

spesifik

adalah

berpedoman pertimbangan dari parameter komponen-komponen yang akan


dismantling. Parameter-parameter tersebut termasuk kondisi yabg terbatas
Pusdiklat Batan

28

Dekomisioning Instalasi Nuklir


pada material, geometri, lingkungan sekitar, ada tidaknya reaksi tenaga
pemotongan, mengenai limbah yang ditimbulkan, pembatasan schedule dan
biaya.
Teknologi dan peralatan harus praktis dan simpel dan dapat beroperasi,
dekontaminasi dan dalam keadaan yang dapat dijaga/dimaintain. Biasanya
lingkungan langsung didistribusikan oleh sistem (baik manual atau remote) dan
juga terbatas tergantung teknologi alat pemotong.

C. Pemotong Metal
Pemotong metal/logam, menurut teknologi spesifik dapat dibedakan ke
dalam 4 kategori, setiap peralatan mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Teknologi alat potong terbaik akan jadi pertimbangan dalam
pemilihan. Tidak ada salah satu teknologi alat potong paling baik untuk semua
jenis aplikasi. Di bawah ini adalah daftar dari beberapa kelompok teknologi alat
potong metal yang digunakan di dalam pekerjaan dekontaminasi dan
dekomisioning.
D.

Alat Potong Mekanik

D.1. Gunting (Shears)


Alat potong gunting ini dapat dioperasikan secara manual dan operasi jarak
jauh (remote), dengan alat penggerak peneumatik, hidrolik dan penggerak
listrik. Alat potong ini digunakan untuk pemotongan metal dan penghancur
konstruksi beton. Menurut konstuksinya alat potong ini ada 3 tipe dasar yaitu :
a. Gunting yang terdiri dari 2 mata pisau fungsinya sama dengan gunting,
alat ini bentuknya kecil ringan digunakan untuk memotong pipa dan
batang besi yang diameternya kecil.
b. Gunting yang terdiri dari 1 mata pisau dan satu buah landasan, dimana
mata pisau digerakan untuk menekan benda kerja melawan landasan yang
tetap. Gunting ini kontruksinya besar dan berat karena dirancang untuk
memotong komponen yang penampang lintangnya besar dan tebal, dapat
Pusdiklat Batan

29

Dekomisioning Instalasi Nuklir


juga untuk memotong plat metal.
c. Gunting pembongkar yang dirancang untuk mesin-mesin penggalian.
Gunting ini konstruksinya besar berat dan kuat, terdiri dari sebuah mata
pisau dan landasan. Penggunaannya untuk memotong struktur baja kadangkadang profil I dan menghancurkan beton ekspos atau untuk mengeluarkan
batang penguat beton.
Ketiga tipe gunting tersebut merupakan teknologi secara luas untuk
dismantling dalam aktivitas dekontaminasi dan dekomisioning fasilitas nuklir,
dan dapat memotong semua jenis metal baik diluar maupun di dalam air.
D.2. Tenaga Pelubang (Power Nibblers)
Alat potong pelubang adalah merupakan alat potong cetakan yang
secara normal bergerak bolak-balik pada rate yang tinggi dengan gerakan
pelubang melawan cetakan. Proses ini tidak mempengaruhi stes internal dalam
pengerjaan benda kerja. Peralatan ini dapat dioperasikan secara manual atau
operasi jarak jauh. Untuk operasi jarak jauh, alat pelubang dapat diikatkan ke
pipa support panjang atau manipulator untuk melakukan pemotongan baja
lunak dan materian stainless steel. Power Nibblers digunakan untuk memotong
tanki, dan alat ini dapat untuk memotong isolasi yang menyelubungi tangki
reaktor, untuk memotong dinding dalam yang tipis dan cerobong (stack), dapat
juga digunakan untuk melakukan pemotongan di dalam air (under water).
D.3. Mesin Gergaji (Mechanical Saws)
Teknik gergaji ini digunakan untuk membelah atau memotong di dalam
proses dismantling.

Mesin gergaji yang digunakan dari ukuran kecil yang

dioperasikan secara manual sampai yang sangat besar, dan gergaji pita berat
yang digunakan untuk memotong generator uap. Ada 3 tipe utama gergaji
gerak bolak-balik (reciprocating saws) termasuk didalamnya gergaji mesin
(hacksows), gergaji geolotin (guillotin saws), gergaji pita (band saws) dan
Pusdiklat Batan

30

Dekomisioning Instalasi Nuklir


gergaji putar (circular saws).
D.3.1. Gergaji Gerak Bolak-Balik (Reciprocating Saws)
Gergaji gerak balak-balik ini adalah teknologi yang sudah mapan dan
baik yang telah digunakan di dalam proyek dekontaminasi dan dekomisioning
di dunia secara luas. Peralatan ini bisa portabel dengan pengoperasian secara
manual, oparasi jarak jauh dan stationer. Bentuknya sederhana terdiri dari mata
gergaji yang ditopang oleh bingkai pada satu dan kedua ujungnya dan
digerakkan secara manual, seperti yang terlihal pada gambar 4. Untuk
pekerjaan yang lebih komplek dapat digunakan penggerak listrik atau
penggerak pnumatik.

Pemotongan dengan jigsaws yang mempunyai alat

penjepit, dapat mengunci benda kerja dan mekanisme untuk umpan otomatis
ke pisau gergaji. Pemotongan dengan guillotine saws, gergaji ini dapat
memotong berbagai material termasuk metal dan plastik yang lebar dan dapat
dikerjakan diluar dan juga di dalam air.

Pemotongan dengan gergaji ini

menimbulkan panas yang minimum dan sisa potongan yang berbentuk partikel
besar dan mudak dikumpulkan. Namun demikian untuk metal yang lebih keras
seperti stainless steel, kecepatan pemotongannya relatif lambat dibandingkan
dengan teknik pemotong plasma.
D.3.2. Gergaji Pita (Band Saws)
Gergaji pita terdiri dari mata gergaji tak berujung (putaran baja atau
putaran pita), bingkai yang melakukan putaran pita dan motor listrik yang
mengemudikan pisau gergaji. Mesin gergaji diproduksi dalam ring ukuran yang
besar, dari mesin tangan sampai peralatan yang mampu memotong benda
kerja yang besar, bahkan dapat satu kali potong untuk memotong generator
uap yang besar, pengering uap atau bagian dari turbin yang berdiameter
sampai

meter. Alat

ini

dipergunakan

untuk

memotong

komponen

terkontaminasi atau komponen internal reaktor aktivitas tinggi yang dilakukan


didalam air (under water). Keuntungan utama peralatan potong ini adalah
Pusdiklat Batan

31

Dekomisioning Instalasi Nuklir


fleksibel mampu memotong secara horizontal dan vertical, hasil potongannya
bisa tipis dan sedikit menimbulkan aerosol dan debu.
Penggunaan secara spesifik dari gergaji pita ini digunakan teknik gergaji
es (ice-sawing), seperti menggunakan alat gergaji konvensional untuk
memotong vessel, dimana head exchanger diisi air beku yang dingin sekali.
Teknik pemotongan ini merupakan pengembangan untuk mereduksi daerah
dose rate, penggergajian operasi jarak jauh, meminimalisasi timbulanya airosol,
stabilisasi pipa-pipa penukar panas selama pemotongan beroperasi, dan
menyediakan pendinginan simulasi dari pisau gergaji. Dimana teknik ini telah
berhasil digunakan di dalam dekomisioning dengan sukses.
D.3.3. Gergaji Lingkar (Circular Saws).
Gergaji lingkar adalah sebuah teknologi yang sudah banyak digunakan
dan sekarang berkembang dengan baik. Pisau gergaji ini berbentuk
piringan(disc) dengan gigi yang tersusun melingkar disekeliling pinggiran dan
mempunyai ukuran diameter 1 sampai 2 meter. Kekurangan utama adalah
tenaga reaksinya tinggi, sehingga memerlukan peralatan yang berat dan kuat.
Gergaji lingkar ini telah digunakan di dalam air untuk memotong komponen
internal reaktor radioaktif tinggi yang berbeda. Gergaji lingkar juga mirip dengan
frais. Pengoperasian manual atau dukungan telerobotik gergaji lingkar juga
telah digunakan untuk dismantling glove box terkontaminasi plutonium.
D.3.4. Pemotong Melingkar ( Orbital Cutter )
Pemotong Melingkar (Orbital Cuttter) dapat dioperasikan dengan alat
penggerak manual atau unit propeller sendiri, pemotongan bergerak mengitari
bagian luar atau bagian dalam bundaran dari pipa atau vessel, ini adalah
sebuah cara yang efektif dari bagian-bagian pipa-pipa dan lingkaran vessel.
Ada 3 macam cara yang berbeda di dalam penggunaan alat pemotong
melingkar yaitu :
1. Pemotongan Berjalan (Swaging Ccutter)
Alat ini digunakan sebuah roda keras yang dipadatkan dan gunting
metal. Teknik ini adalah dapat memotong pipa-pipa metal yang berdinding tipis.
Pusdiklat Batan

32

Dekomisioning Instalasi Nuklir

2. Alat-lat mesin bubut (lathe tool)


Adalah dua jenis alat-alat mesin bubut yang ditempatkan berlawanan
satu dengan yang lain dan putaran mengitari pipa yang dipotong. Umpan ke
mesin bubut dengan sistim pisau ke dalam metal setelah setiap putaran.
Performa seperti operasi pemotongan ini bahwa dari mesin bubut kadangkadang mesin digunakan pada pipa kecil, dan juga pada tangki silinder besar.
Mesin dapat digunakan dengan mengatur putaran disekitar bagian luar pipa,
teknik ini telah digunakan di Hanfort C reactor atau termasuk JPDR.
3. Alat Frais (Milling Tool)
Sebagai pengganti roda yang keras pada kepala putar, sebauah
pemotong prais kecil digunakan untuk memotong pipa yang berputar dibagian
luar atau di dalamnya. Alat ini dapat diumpan dengan kontrek/pal setelah setiap
putaran dari kepala, atau umpan secara kontinyu melalui sistim yang stabil.
Teknik ini telah digunakan pada

Germans Mehrzweck for schung reactor.

Pemotong lingkar ini dapat dikontrol secara jarak jauh, sehingga mengijinkan
operator bekerja pada jarak jauh dari daerah radiasi, tapi sering harus secara
manual untuk star awal.
Pengerjaan pengefraisan logam mempunyai ring yang luas dari
alat potong, termasuk frais, roda pembelah, pengefraisan permukaan dan
seterusnya. Dimana pengefraisan digunakan di dalam dismantling internal
reaktor dan pelindung panas pada reaktor. Sebuah mesin frais spesial juga
sudah dikembangkan dan dilakukan uji coba untuk melakukan pembongkaran
pada reaktor riset.
Strategi alternative untuk merekategorikan reactor pressur vessel ke
dalam aliran limbah radioaktif aktivitas tinggi dan aktivitas rendah pada basis
pengefraisan sekarang ini telah mengalami kemajuan, kemajuan strategi
pengefraisan ini digunakan untuk membongkar dari lapisan dinding pressur
vessel, mereduksi ketebalan dinding seperti inventarisasi aktivitas rendah dari
Pusdiklat Batan

33

Dekomisioning Instalasi Nuklir


pengambilan material sebelum didismantling secara total.
D.3.5. Pemotong Roda Abrasif, Pisau, Kawat dan Inti Bor (abrasive cutting
well, blades,
wires and core drills).
Beberapa teknik pemotong ini dapat digerakkan secara elektrik, hidrolik
atau tenaga roda pnumatik, satuan atau lingkaran rantai terdiri dari abrasive
terikat semi padat ditopang secara matrik.

Jenis abrasive yang digunakan

termasuk aluminium oxide, silicon carbide, atau diamond dan dapat memotomg
benda kerja dengan pemotongan lokal pada berbagai titik potong. Pemotong
abrasive

dapat

menggunakan

pendinginan,

seperti

air

yang

sering

disirkulasikan untuk mereduksi volume limbah sekunder yang ditimbulkan.


Teknik ini sudah banyak digunakan secara intensif di dunia secara luas di
dalam industri yang lebih besar. Tidak kurang dari 100 tahun dari percobaan
dan

pengembangan

telah

diperoleh

tempat

yang

establis

di

bidang

pemotongan.
D.3.6. Karbida dan Aluminium Oksida (Carbides and Alumunium Oxide)
Material abrasive adalah ditopang oleh ikatan material dalam bentuk
piringan melingkar dan dapat memotong metal, brick atau beton bertulang.
Sistim pengerjaan untuk beberapa aplikasi adalah tersedia secara komersial
dan berkembang dengan baik.
D.3.7. Diamond
Abrasif diamond dilekatkan ke dalam gergaji kawat diamond, di dalam
roda pemotong dan inti alat, dan juga sambungan rantai dari gergaji rantai
diamond. Cara penggunaan alat ini seperti ditunjukkan pada gambar 10. Kawat
diamond telah banyak digunakan secara komersial untuk memotong seperti
beton, beton bertulang. Di dalam penggunaan yang berbeda gergaji kawat telah
digunakan untuk dismantling cerobong (stack) pada National Research
Pusdiklat Batan

34

Dekomisioning Instalasi Nuklir


Experiment Reactor di Kanada. Sekarang telah dikembangkan beton bertulang
berat melalui pemotong dan struktur metal lunak untuk memotong tanpa
menggunakan pendingin cairan.
Pisau diamond adalah gergaji dinding beton digunakan secara luas
selama pengerjaan kontruksi sipil untuk memotong beton dan beton bertulang,
digunakan pula untuk dismantling pelindung biologi pada JPDR.

Pisau ini

sekarang telah dikembangkan untuk memotong tanpa pendinginan dan untuk


memotong struktur metal lunak.
Inti diamond konstruksinya serupa dengan pisau gergaji diamond lingkar,
kecuali bentuknya silinder, seperti pisau bulat, ini dapat digunakan untuk
memotong beton atau beton bertulang tanpa pendinginan. Di samping inti
diamond telah digunakan untuk memotong atau membongkar beton, bisa juga
digunakan untuk mengebor membuat lubang, untuk membuat titik pengeboran
dalam pengambilan sampel dari material. Di dalam keadaan tertentu teknologi
pemotong abrasive dan gergaji rantai diamond digunakan bersamaan,
keduanya digunakan untuk memotong beton dan beton bertulang.
D.3.8. Peledakan (Explosives)
Dismantling dengan teknik peledakan sudah dikenal dengan baik dimana
cara penggunaan peledak ini ada 3 tipe utama yaitu :
a. Conventional explosive, cara ini memiliki kecepatan peledakan yang
relative rendah,
dimana ekspansi gas dan goncangan

gelombang ini

yang dapat

merduksi atau
memotong ukuran benda kerja.
c. Profil Peledak ( shaped exsplosive) jenis ini komposisi kecepatan
ledakannya tinggi,
dimana penempatan tenaga dan goncangan gelombang digunakan
untuk mematahkan
benda kerja pada titik yang tepat dengan cara pengontrolan.
d. Peledak Profik Komando Linier (linear shaped charges). Kekuatan
peledakkan ini adalah
merupakan sumber energi untuk mendorong logam (biasanya tembaga)
Pusdiklat Batan

35

Dekomisioning Instalasi Nuklir


pemotong profil
V di dalam benda kerja yang akan dipotong. Penggunaan teknik ini sebagai
reverensi dari
beberapa jenis dismantling dengan peledakkan.
Di bawah ini beberapa teknik peledakkan yang telah diaplikasikan untuk
dismantling :
Controlled blasting : digunakan untuk dismantling stack dan untuk
pembongkaran
pelindung biologi.
Shaped explosive : digunakan untuk memotong pipa sampai diameter
90 mm.
Linear shaped charges : digunakan untuk dismantling fasilitas reprosesing
dan
dismantling tangki.
Teknik-teknik diatas telah digunakan secara intensif pada pembongkaran
industri konvensional, meskipun mempunyai alasan keselamatan yang
memadai namun penggunaan di dalam dismantling pada fasilitas nuklir tetap
dibatasi.
E. Teknologi Pemotong Termal
Secara umum teknik pemotong termal lebih unggul dari alat yang lain
seperti alat potong mekanik yaitu:
Keceapatan pemotongan lebih cepat
Pengoperasian jarak jauh lebih sering karena peralatannya ringan.
Reaksi tenaga pemotongan sangat kecil karena selama pemotongan
tidak
menyentuh benda kerja.
Kekurangan utamanya dari alat ini adalah menimbulkan aerosol, debu
dan serpih-serpihan yang menciptakan persoalan berkaitan terhadap para
pekerja dan proteksi lingkungan.
Pusdiklat Batan

Problem yang mungkin terjadi akan

36

Dekomisioning Instalasi Nuklir


menimbulkan volume limbah primer dan sekunder lebih besar.

Untuk

pemotongan didalam air, diperlukan filter untuk menjaga kwalitas air agar dapat
meminimalisasi limbah yang ditimbulkan. Untuk pemotongan di udara
diperlukan efilter udara efisiensi tinggi, secara lokal atau di daerah pemotongan
dan diperlukan regenerasi proses prefiltrasi untuk melindungi fentilasi filter
utama yang dapat tersumbat secara cepat oleh airosol yang ditimbulkan.
E.1. Pemotong Busur Api Plasma ( Plasma Arc Cutting)
Pemotong busur api plasma adalah bekerja berdasarkan pada
pembentukan dari arus searah dengan sebuah elektrode tungsten dan
konduktivitas dari permukaan metal. Busur listrik dibentuk oleh ionisasi gas
plasma atau campuran gas dan kemudian ditiup oleh ionisasi plasma melalui
nozel menuju permukaan benda kerja.

Aliran plasma terdiri dari aliran ion

positif dan electron bebas dan sangat panas dan konsisten dengan suhu di atas
20.000 oF (11.093 oC). Panas yang ditimbulkan oleh tumbukan dari busur listrik
pada benda kerja disebabkan pelelehan lokal dan menciptakan tenaga melalui
kecepatan dari tiupan plasma yang ditimbulkan oleh gas, demikianlah terjadinya
pemotongan.
Tipikal dari sistem pemotong plasma memerlukan power suplai arus
searah (direct-current) untuk pemotongan yang sampai memerlukan arus 1000
Amper.

Pemotong plasma adalah proses pemotongan cepat dan kepala

pemotong adalah ringan, mudah digunakan dan dapat ditempatkan dimana saja
secara manual atau remote. Poses pemotongan ini dapat digunakan di dalam
air maupun di udara, namun demikian pengendalian dari timbulnya airosol
adalah sebuah permasalahan utama. Penggunaan pemotong plasma secara
luas di dalam proyek dekomisioning dan dapat diberikan contoh dibawah ini
sebagai berikut.
E.1.1. Pemotongan Busur Api Plasma di Udara ( in Air)
Pemotongan dengan busur api plasma di udara adalah teknik tahun
Pusdiklat Batan

37

Dekomisioning Instalasi Nuklir


1930 an. Dan secara kontinyu dikembangkan secara detail menjadi sebuah
tehnologi yang dapat dipertimbangkan dewasa ini. Pendingin gas yang sering
digunakan untuk aliran arus, dapat diolah secara mudah dengan sistem
ventilasi. Kecetapatan pemotongan menggunakan pendingin gas dari elektrode
adalah lebih rendah dari sistem pendingin air perlu diberikan penurunan
densitas daya. Percobaan dari teknik ini telah dilakukan di Vontenay-aux-Roses
di Perancis. Permukaan plat metal telah dipotong pada instalasi Eurochemic di
Bergium dan pada JPDR lapisan kolam penampung telah dilakukan, dan
penyambungan metal dilakukan di Elk River di USA, dan lain-lainnya.
E.1.2. Pemotong Busur Api Plasma di dalam Air (under water)
Tehnologi pemotong busur api plasma di dalam air telah dikembangkan
dengan baik dan digunakan diberbagai industri yang memerlukan kecepatan
pemotongan tinggi. Namun demikian uji coba reaktor Pegase di Perancis telah
kehilangan efisiensi dalam pemotongan stainless steel dengan ketebalan 100
mm di bawah 2 m air.
E.2. Pemotong Api/Brander (Flame Cutting)
Pemotong api adalah teknologi yang sudah mapan dan banyak
digunakan secara umum, kadang-kadang juga disebut pemotong

asetilin

(Oxyacettylene Cutting) yang terdiri dari hebusan aliran campuran gas asetilin
dan oksigen yang dinyalakan pada lubang brader/nozel.

Bahan bakar gas

biasa berupa asetilin, propane, minyak uap minyak tanah (gasoline) atau
hydrogen.

Dimana campuran bahan bakar gas dengan oksigen tersebut

dinyalakan untuk menghasilkan nyala api dengan temperatur tinggi yang


kemudian dipergunakan utuk memotog baja karbon. Pemotong bahan bakar
gas dapat digunakan secara manual atau remote, di luar atau di dalam air dan
dapat memotong baja dengan ketebalan yang lebih besar. Ketebalan sampai
sekitan 3 meter telah dicoba dipotong di sebuah laboratorium. Alat potong ini
untuk memotong stainless steel hasinya tidak memuaskan bahkan kurang
Pusdiklat Batan

38

Dekomisioning Instalasi Nuklir


bagus, karena melting point/titik lebur dari crome (Cr) sangat tinggi.
E.2. Pemotong Api Injeksi Bubuk ( Powder Injection Flame Ctting)
Pemotong Api Injeksi Bubuk adalah variasi dari pemotong api standar.
Powder Injection Flame Ctting meliputi pengenalan dari campuran serbuk besi
atau campuran serbuk besi/aluminium langsung ke dalam pusat pnyemprotan
oksigen ke api bahan bakar gas, menyebabkan sebuah reakasi eksotermik
antara kelebihan oksigen dan serbuk. Ini akan menaikkan temperatur api dan
momentum gas dengan maksud dapat memotong berbagai macam material
seperti bagian dari stainless steel yang tebal dan beton.

Teknik ini dapat

menyamakan panas secara kontinyu melalui batang nozel. Prosedur proses ini
mempertimbangkan timbulnya sejumlah aerosol dan limbah skunder. Teknik ini
telah digunakan dibidang industri bukan nuklir secara luas, dan sekarang
tersedia untuk penggunaan di industri nuklir.
E.4. Pemotong Tombak Termis/Thermic Lance ( oxy arc or arc slice)
Pemotong tombak termis (Thermic Lance) terdiri dari satu unit pipa besi
dengan kombinasi dari baja, alumunium dan kawat magnesium yang dilewati
gas oksigen yang terjaga kesetabilanya.

Pemotong tombak termis diperoleh

melalui reaksi pada ujung dari tombak yang mana semua unsur pokok akan
dihabiskan. Tombak bervariasi panjang sekitar 0,5 meter sampai lebih dari 3
meter dan memiliki beberapa range diameter.

Penyalaan api dari tombak

termis biasanya menggunakan api, busur listrik atau kumpulan batere.


Teknik ini dapat memotong material bervariasi ukuran lebar dan dapat
digunakan

untuk memotong lobang

dan membuat celah.

Ini tidak

direkomendasikan untuk komponen terkontaminasi aktivitas yang sangat tinggi


dikarenakan menimbulkan aerosol dengan jumlah besar dan biasanya
memerlukan penaganan scara manual.

Teknik ini telah digunakan untuk

memotong puncak pelindung biologi.

Pusdiklat Batan

39

Dekomisioning Instalasi Nuklir


E.5. Pemotong Laser
Pemotongan laser adalah suatu proses dengan suatu sinar laser
digunakan untuk memanaskan di tempat suatu logam melebihi titik lelehnya,
demikianlah memotongnya. Teknik ini dapat potong hampir setiap bahan tetapi
sekarang ini dibatasi teknik perfomanya dan oleh karena ongkos peralatan
yang tinggi. Proses ini sudah diterapkan baik dalam udara dan di dalam air.
Sampai saat ini, bekerja pada daerah yang telah dipusatkan pemakaiannya
sebagai kelanjutan tipe-tipe dari laser CO dan CO 2 di Eropa dan Jepang, dan
laser yodium oksigen dan

kimia di Jepang.

Pekerjaan R&D dibatasi

penyelenggarakannya sampai saat ini di Jepang sudah menunjukkan pancaran


fiber optis akan membuat pancaran laser yang dapat dipakai pada suatu lokasi
pemotongan yang remote.

Sebagai tambahan informasi dan data telah

dikumpulkan aerosol, zarah-zarah yang dipenjarakan dan sedimentasi sampah.


Teknik laser sudah diterapkan di VAK eksperimental BWR dan menghasilkan
suatu saluran putus yang sangat tipis. Untuk mengevaluasi daya muat pulsa
Laser

YAG

untuk

membandingkannya

memotong
dengan

bahan

performa

logam
laser

yang
CO 2.

tebal

dan

Suatu

untuk

pengujian

didemonstrasikan untuk potong sebagian 300 tabung-tabung penyimpan bahan


bakar kontaminasi radioaktif. Pekerjaan R&D lebih lanjut diperlukan disini
muncul di emerging teknologi.
F. Pemotong Pancaran Air Abrasif ( Abrasive Water Jet Cutting)
Pemotong Pancaran Air Abrasif meliputi penggunaan abrasif yaitu pasir
garnet (batuan yang di crusher), didorong melalui air tekanan tinggi sekitar
55.000 psi. Air ditekan secara hidrolik dikendalikan pompa intensifier/penguat.
Aliran air melalui sebuah ruangan dimana disini dicampur dengan abrasif yang
ditambahkan aliran air. Campuran air dan abrasif kemudian ditekan melalui
nozel yang tahan aus dengan sebuah lubang/orifice kecil, yang difocuskan
aliran pancaran abrasif ke komponen yang dipotong. Tekanan aliran pancaran
yang berada pada orifice pada kecepatan yang sangat tinggi, menyebabkan
erosi/pengikisan dengan hasil potongan yang bersih dan takik/patahan yang
Pusdiklat Batan

40

Dekomisioning Instalasi Nuklir


sedikit. Teknologi pemotong pancaran air abrasif ini dapat memotong semua
jenis material. Sebab ini adalah bukan pemotong termal, tidak menimbulkan
percikan api yang berbahaya. Beda tipe dari jenis abrasif adalah digunakan
untuk memotong material yang berbeda.

Crushed garnet adalah digunakan

mayoritas untuk pemotongan. Pada kondisi spesial pasir kuarsa, corundum,


atau silica karbida adalah digunakan tapi itu terlalu keras dan akan
memperpendek umur pakai operasi dari nozel.
Pemotong pancaran air abrasif telah digunakan untuk memotong internal
reaktor.

Pemotong ini menimbulkan

dalam jumlah banyak air dan

dipergunakan grit dan harus dikumpulkan selama proyek D&D. Dimugkinkan


daur ulang air, tapi kadang-kadang pekerjaan daur ulang air memerlukan sistem
penyaringan yang amat sangat bersih dengan kapasitas yang mencukupi untuk
kebutuhan operasi.

Tanpa filter yang sangat bersih, silinder dari intensifier

pompa akan menjadi tertoreh dengan cepat, membuat pembangkitan tekanan


yang diperlukan sesungguhnya tidak terpenuhi. Juga abrasif mungkin akan
menutup sistem saluran komponen pipa aliran balik, yang dapat mempermudah
terjadinya kebocoran kontaminasi. Biaya dari sistem filtrasi menambah biaya
tinggi dari intensifier/penguat secara umum membuat proses lebih mahal.
Tambahan pengeluaran biaya untuk pengolahan dan disposal dari sejumlah
besar air dan grit yang ditimbulkan.
Teknik ini efektif di dalam pemotongan beton bertulang dan mampu
memotong semua jenis material. Teknik ini telah diujicobakan pada maket dari
JPDR untuk memotong beton bertulang. Dengan efisiensi potong tinggi telah
diperoleh. Namun demikian, kontrol kedalaman bermasalah dan lumpur yang
ditimbulkan jumlahnya berlebihan.
G. Pemotong Beton
Hampir

setiap

proyek

dekontaminasi

dan

dekomisioning

(D&D)

memerlukan alat pembongkar struktur beton. Range struktur beton dari beton
berat berpenguat, beton massif, seperti beton perisai biologi disekitar reaktor,
Pusdiklat Batan

41

Dekomisioning Instalasi Nuklir


sampai beton ringan tanpa penguat atau lantai dan dinding tanpa penguat.
Pelindung biologi, yang teraktivasi tinggi, sekarang lebih sulit dilakukan
pembongkaran karena tingginya dari dosis radiasi tinggi.
Beberapa

teknologi

pembongkaran

telah

digunakan

di

dalam

dekomisioning fasilitas nuklir dengan mengadopsi dari industri pembongkaran


konvensional.
teknologi

Pemotong beton dapat dibagi ke dalam 3 kategori menurut

spesifik,

kekurangan.

dimana

masing-masing

memiliki

keunggulan

dan

Teknologi pemotong terbaik untuk beton akan tergantung dari

performa dalam pengambilan hitungan parameter sebagai pertimbangan. Di


bawah ini dapat dijelaskan sebagian

dari beberapa gabungan teknologi

pemotong beton yang digunakan dalam pekerjaan D&D.


H.. Teknologi Pemotong Beton Mekanikal
H.1. Kawat Diamond ( Diamond Wire)
Pemotong kawat diamon digunakan seri poli gaiden

putaran

dari

beberapa untai tali kawat dengan rentetan butir-butir diamond dan pengatur
jarak pemotong.

Salah satu kebaikan utama dari gergaji kawat adalah

fleksibilitas/keluwesannya dari sistem poli, yang memungkinkan pemotongan


bentuk yang tida sewajarnya. Keluwesannya ini juga mudah mengikuti dan
aman memotong

di akses area yang sulit tanpa memindahkan ganguan.

Gergaji kawat meberikan sendiri ke pemotongan jarak jauh untuk material


berbahaya, radiokatif atau lingkungan di dalam air. Sedikit bising dan getaran
yang terjadi, juga keutuhan disekitar struktur adalah tidak terpengaruhi.
Biasanya digunakan

air untuk pendinginan, pelumasan dan mengangkat

partikel dari potongan/belahan.

Air dan partikel harus dikumpulkan dan

dtempatkan sebagaimana mestinya di dalam proyek D&D. Cairan nitrogen juga


menujukkan potential sebagai pengganti dari air ini membatasi limbah
pemotongan hanya puing.

Pusdiklat Batan

42

Dekomisioning Instalasi Nuklir


H.2. Gergaji (Saws)
Gergaji dinding dan lantai secara umum telah digunakan ketika
gangguan disekeliling material harus dipertahankan sekecil mungkin.
diamond atau karbida digunakan untuk memotong beton.

Roda

Pisau dapat

digunakan melalui batang diperkuat, namun demikian batang meningkatkan


pemakaian pisau. Pisau diputar melalui pnumatik atau motor hidrolik. Debu
yang ditimbulkan oleh pemotong abrasif dikendalikan melalui semprotan air.
Pisau abrasif menimbulkan sedikit getaran, shock, asap, atau slag dan relatif
tenang.
H.3. Palu (Hammers)
Hamer (Jack Hammers/palu tangan pnumatik) membongkar beton
dengan mesin pada bagian permukaanm lokal sehingga menjadi bongkahan.
Patahan/bongkahan disebabkan ketika baja keras memahat menubuk beton.
Pemahatan dikendalikan dengan gerakan bolak-balik baik dengan sumber
tenaga pnumatik, elektrik atau hidrolik. Hamer direkomendasikan digunakan
untuk lantai untuk mengangkat daerah yang sempit itu jika tidak bisa digunakan
alat berat. Bisa juga digunakan setelah peledakan untuk membuka penguat
untuk dipotong. Pengendalian debu untuk beton terkontaminasi bisa digunakan
air atau semprotan kabut air.
H.4. Crushers/Gunting
Penghancur/gunting besar mengacu pada berbagai pemakaian seperti
penggali (backhoe), dimodifikasi digunakan untuk membongkar suatu struktur.
Dasar modifikasi yang beroperasi dengan sistim hidrolik, ini termasuk gunting
besar yang dapat menghancurkan beton menjadi serbuk beton. Teknologi ini
tidak cocok untuk beton yang terkontaminasi oleh karena kesulitan di dalam
mengendalikan kontaminasi terbawa udara. Untuk itu direkomendasikan
dengan penyemprotan air atau kabut sebelum dan selama aktivitas
pembongkaran untuk mengendalikan kontaminasi terbawa udara. Pembuatan
serbuk beton

dapat dibuat dengan penghancuran beton lalu memisahkan

kembali batang baja penguat dan memisahkan baja dari puing


Pusdiklat Batan

43

Dekomisioning Instalasi Nuklir


H.5. Pembelah Batu (Rock Splitter)
Pembelah Batu adalah suatu metoda untuk mematahkan batu atau
beton secara hidrolik yang mengemudi berupa seperti baji plug antara dua
pemandu yang bisa mulur di dalam melubangi sampai dapat diregangkan
menekankan cukup tinggi pada batu karang atau beton untuk mematahkan.
Suplai tenga sistim hidrolik yang digunakan di dalam operasi kira-kira 7.000 psi
dan mempunyai satu katup pelepas tekanan yang outomatis. Suplai sistim
hidrolik bisa

menggunakan tenaga udara tekan, mesin bensin, atau motor

listrik.
Beton

bisa

dipisahkan

dengan

garis

retakan

menggunakan

penumbuk/jackhammer, alat pelobang karang/beton atau backhoe. Setiap


penguatan harus dipotong sebelum dipisahkan jika mungkin. Untuk beton berat
bertulang penambahan lubang-lubang dan retakan-retakan tambahan mungkin
diperlukan untuk menyingkapkan baja penguat untuk pemotongan .
H.6. Truk Derek Bola (Wrecking Ball)
Truk derek dola pada umumnya khusus digunakan untuk merobohkan
struktur beton tak bertulang atau bertulang ringan dengan ketebalan kurang
lebih 3-feet (91,44 cm) tebal. Peralatan terdiri dari 2-5 ton peluru/bola yang
diganyung tegak lurus tiang/lengan derek. metoda ini lebih disukai dengan
mengangkat peluru/bola dengan derek/crane 10-20 feet (3-6 m) di atas struktur
dan melepaskan, membebaskan rem kabel, membiarkan peluru/bola jatuh ke
permukaan sasaran. Lembaran plat juga bisa digunakan dengan cara yang
sama dan memiliki keuntungan bisa memotong batang baja penguat dan juga
beton.
Truk derek bola atau lembaran plat direkomendasikan untuk struktur
beton bukan radioaktif dengan tebal kurang lebih 3 feet. Mengendalikan dan
merilis debu selama perobohan sebenarnya mustahil, karena perlu akses derek
untuk menjatuhkan jatuh atau mengayun peluru/bola atau lembaran. Oleh
karena itu, teknologi ini tidak direkomendasikan untuk radioaktif atau beton
terkontaminasi.
Pusdiklat Batan

44

Dekomisioning Instalasi Nuklir


I. Teknologi Pemotong Beton Termal
I.1. Pemotong Api
Nyala api oksigen bahan baker dapat digunakan untuk memootong
sejumlah permukaan kecil dari beton. Panas dari obor/ nyala api menyebabkan
air yang terjebak di dalam
beton itu meluas/ekspansi

dan menciptakan gaya tarik untuk mmemecah

beton.
I.2. Tombak Oksigen
Tombak oksigen terdiri dari suatu pipa baja karbon diameter yang kecil
(1/4" sampai 1") dengan batang baja karbon diameter kecil dengan pengisian
dari dalam pipa. Oksigen disuplai dengan membuka valve mengalir sepanjang
pipa, kemudian busi elektrik menyalakan ujung dari pipa menciptakan bola api
yang putih dengan panas tinggi. Panas api yang tinggi ini dapat memotong
semua jenis material dan juga memakan batang pipa. Kekurangan dari alat ini
termasuk panas yang tinggi untuk level operator dan volume asap yang sangat
besar yang ditimbulkan sebab ini pekerjaan dilakukan dengan tangan.
I.3. Bahan Ledak yang Dikendalikan
Bahan ledak yang dikendalikan idealnya cocok untuk perobohan yang
bagian beton tebal, massif, berat diperkuat. Proses terdiri dari mengebor
melubangi di dalam beton, mengisi dengan bahan ledak, detonator dan
meledakkan dengan teknologi penyalaan tertunda. Teknologi yang ditunda
meningkatkan pemecahan menjadi kepingan dan mengendalikan arah gerakan
material. Menunda peledakkan juga mengurangi tumbukan vibrasi dari strukturstruktur yang bersebelahan. Masing-masing lubang bor mematahkan secara
radial selama detonasi. Retakan-retakan yang radial di dalam lubang bor yang
bersebelahan

membentuk

suatu

bidang

retak.

Gelombang

detonasi

memisahkan permukaan-permukaan yang dipatahkan. Meledakkan terkendali


mengakibatkan suatu tingkat rate pengangkatan yang cepat, dan kedalaman
Pusdiklat Batan

45

Dekomisioning Instalasi Nuklir


atau ketebalan yang maksimum di mana efektivitasnya
kedalaman pengeboran

terbatas oleh

yang terjangkau. Itu menghasilkan vibrasi sedang,

kejutan, dan bising dan ketika kendali-kendali yang sesuai digunakan dan
jumlah debu dengan pemakaian semprotan kabut air.
J. Teknologi Pemotongan Beton jenis lain
J.1. Pemotongan Jet Air Abrasive
Teknologi pemotong jet air abrasive memerlukan pemakaian tekanan air
setinggi 55,000 psi. Air itu diberi tekanan secara hidrolis memandu pompa
penguat. Air mengalir sepanjang suatu bilik dimana nercampur abrasive
atau abrasive ditambahkan sebagai kelanjutan aliran kecil air. Abrasive yang
paling umum kepada garnet dihancurkan. Campuran air dan abrasive adalah
yang dipaksa melalui suatu nosel tahan dengan lubang yang kecil, pusat arus
jet/semprotan abrasive di komponen untuk memotong. Arus jet yang diberi
tekanan mengalir melaui lubang kecil dengan kecepatan yang sangat tinggi,
menghasilkan erosi menghasilkan potongan bersih dengan saluran yang sangat
kecil.
Teknologi jet air abrasive dapat memotong hampir semua bahan-bahan.
Karena itu adalah tidak berkenaan dengan panas, itu tidak menimbulkan resiko
kebakaran. Jenis abrasive yang berbeda digunakan untuk bahan-bahan yang
berbeda. Garnet dihancurkan digunakan untuk mayoritas pemotongan. Pasir
kwarsa, Al2O3, atau karbida silika digunakan tetapi sangat keras dan
mengurangi

umur

operasi

nosel.

Memotong

beton

di

dalam

udara

menggunakan jet air abrasive menciptakan banyak kebisingan dan biasanya


bulu-bulu semprotan besar keluar dai pemotongan.
J.2. Pemotong Laser
Laser dapat digunakan untuk potong beton sama artinya digunakan
untuk potong logam (lihat Teknologi Pemotongan Logam lain - Laser).

Pusdiklat Batan

46

Dekomisioning Instalasi Nuklir


J.3. Expansive Grout
Expansive grout adalah seperti untuk pemecah batu/rock splitter dan
digunakan untuk mematahkan beton. Bahan ini adalah seperti semen Portland
di dalam pembuatan rumah, dicampur dengan air dan menuangkan ke dalam
lubang yang telah dibor sebelumnya dan menutup lubang. Karena tertutup,
terjadi ekspansi dan memecahkan beton.
Bahan campuran ini bekerja melawan terhadap kekuatan tarik dari
beton. Tidak terjadi peledakan, bebas getaran proses ini bisa digunakan untuk
memecahkan beton dalam segala ukuran, beton yang diperkuat atau tidak
diperkuat, dengan syarat mempunyai suatu permukaan yang bebas di mana
mungkin diekspansikan. Tingkat dan arah keretakan adalah yang dikendalikan
oleh pengaturan jarak lubang, kedalaman lubang, dan diameter lubang. Seperti
bahan hidrat, itu mengembang, dengan hasil retakan-retakan yang inisiatif
memulai menyebarkan dan diperluas. Beton yang dipatahkan bisa dipindahkan
oleh palu perobohan, alat pelobang karang atau beton, atau backhoe. Setiap
penguatan di dalam beton harus dipotong secara terpisah. Bahan mempunyai
klasifikasi bahan berbahaya yang sama dengan semen biru/portland, oleh
karena itu ruang simpan memerlukan persaratan yang sama. Pengendalian
debu disyaratkan diukur selama pengeboran dan pembongkaran berjalan.
Bahan campuran ini dapat digunakan untuk membongakar setiap
struktur beton yang massif, yang diperkuat atau tidak diperkuat. Jika itu
digunakan pada beton bertulang, bagaimanapun, lubang-lubang itu harus
ditempatkan sepanjang tempat penguatan sehingga permukaan yang
dipatahkan akan menyingkapkan penguatan. Tingkat pembongkaean
bervariasi yang didasarkan pada penerapan tetapi dapat mendekati peledakan
yang terkendali di pekerjaan yang lebih luas.
K. Teknik Potong Elektrikal (Electrical Cutting technique)
Teknik pemotongan elektrik didasarkan pada evaporasi logam, berbeda
dengan teknik-teknik pemotong termal yang melelehkan logam. Teknik-teknik
elektrik tidak menghasilkan aliran logam meleleh ke kolam tapi menimbulkan
Pusdiklat Batan

47

Dekomisioning Instalasi Nuklir


volume aerosol yang besar, hidrosol-hidrosol yang terendam air, dibandingkan
dengan teknik-teknik pemotong termal.
K.1. Electrodischarge mesin ( EDM )
EDM didasarkan pada asas dari erosi termomekhanikal dari metal
melalui kendali teliti darib nyala api. Ini adalah dapat digunakan untuk semua
material yang mempunyai hantaran elektris yang cukup dan idealnya untuk
penerapan-penerapan di dalam air.

Teknik ini sudah digunakan di dalam

dismantling proyek dekomisioning reaktor internal di BR3 untuk memotong


dinding tebal 76.2 mm, pelindung termal dan untuk yang berhubungan dg
pembedahan operasi, seperti pengambilan baut-baut yang sulit untuk diakses.
teknik EDM di dalam air yang diterapkan di VAK percobaan BWR untuk potong
ring sparger. Beberapa R&D telah dilkukan di Harwell dengan tujuan
mempercepat

proses

dan

mengurangi

jumlah

limbah

sekunder

yang

ditimbulkan. Penerapan kerja mesin penghancur logam (MDM) dan EDM


secara ekstensif digambarkan pada Gambarkan 35 dan 36 menggambarkan
penerapan-penerapan EDM yang berbeda.
K.2. Mesin Penghancuran Logam ( metal disintegration machining )
MDM adalah seperti pada EDM kecuali pemotongan dihasilkan dengan
getaran elektroda atau oleh kontak dan penarikan kembali elektroda dari benda
kerja. Teknik ini sudah digunakan di dalam model percobaan-percobaan untuk
dismantling internal reaktor BR3.
K.3. Elektroda yang Dapat di Konsumsi
Teknik elektroda yang dapat dikonsumsi terdiri dari suatu kawat secara
terus-menerus diberi makan dari suatu kumparan ke dalam saluran, satu busur
api yang sedang diaktifkan oleh suatu hubung-singkat antara kawat dan benda
kerja. Tiga metoda dilaporkan di dalam penggunaannya adalah :
Pemotongan jet oksigen (sebagian besar dengan kawat baja lunak )
Pemotongan jet air (semua metal )
Pusdiklat Batan

48

Dekomisioning Instalasi Nuklir


Pencunkilan jet air (semua metal )
Suatu prototipe yang khusus suatu busur apai elektroda yang dapat
dimakan dikembangkan dan yang digunakan di JEN -1 reaktor di spanyol.
Teknik ini sudah diuji untuk pemotongan komponen-komponen radioaktif di
dalam air di fasilitas Pegase di France, di mana ketebalan plat yang maksimum
bisa potong menggunakan suatu sumber daya suatu kawat diameter 3 mm
adalah 100 mm.
K.4. Pemotong Logam Busur Api Kontak
Di dalam proses pemotongan busur api kontak logam, elektroda itu
dipindahkan secara terus-menerus ke arah benda kerja sampai kontak dibuat
antara keduanya, dengan demikian menyebabkan suatu hubung-singkat.
Elektroda itu diberi makan ke dalam material untuk potong. Densitas arus yang
tinggi

di

dalam

busur

api

memanaskan

benda

kerja,

menyebabkan

penguapkan. Teknik ini telah pula diuji di fasilitas Pegase untuk pemotongan di
dalam air suku cadang radioaktif. Teknik itu sedang lebih lanjut dikembangkan
via satu proyek EC R&D dan pada KRB-A untuk mengambil pinggiran sebelum
penerapan dari teknik-teknik yang lain.
K.5. Pemotongan Gergaji Busur Api
Penggunaan pemotong putaran gergaji busur api, pisau gergaji ompong
untuk potong metal konduktif tanpa membuat kontak fisik dengan benda kerja.
Ini dicapai dengan memelihara suatu busur api listrik yang tinggi antara pisau
dan material yang dipotong.

Itu adalah efektif di dalam memotong bahan-

bahan berhantaran tinggi seperti tak stainless steel, alloy steel tinggi,
aluminium, tembaga nad Inconel. Itu sudah diterapkan di dalam air dan
doperasikan jarak jauh, pada JPDR untuk memotong bagian bodi RPV.
Pemotongan gergaji busur api efektip terbukti di dalam mencegah pelepasan
kontaminasi, sebagai tambahan terhadap meminimalisasi paparan radiasi dari
para pekerja.

Pusdiklat Batan

49

Dekomisioning Instalasi Nuklir


L. Emerging Technologies
Lis
berkembang

berikut menyajikan teknik-teknik yang sekarang ini sedang


dan/atau

yang

belum

secara

penuh

dievaluasi

seperti

keefektifannya.
L.1. Liquified gas cutting
Pemotongan gas yang mencair adalah eperti pada prinsipnya kepada
pemotongan jet air, kecuali media pembawa adalah gas cair. Zat cair nitrogen
sedang

dikembangkan

di AS

sebagai

media

pembawa.

Keuntungan-

keuntungan dari metoda ini termasuk ketiadaan suatu limbah sekunder yng
dihasilkan, ekonomi yang menguntungkan, dan tidak ada bahaya letusan,
kebakaran atau oksidasi.
L.2. Shape memory alloys
Campuran yang dapat kembali ke bentuk semula adalah bahan-bahan
baru yang mempunyai kemampuan untuk kembali ke bentuk sebelumnya ketika
dipanaskan, membangkitkan tenaga yang sangat besar di dalam proses ini.
Sehingga dapat digunakan seperti spesisemen ekspansi untuk memecahkan
struktur-struktur beton/cocrete.
L.3. Hambatan Elektris
Di dalam proses hambatan elektris, suatu arus yang besar lewat batang
penguat dari struktur beton. Panas yang ditimbulkan mngembangkan ukuran
batang dan

tegangan menyebabkan proses yang melebihi kekuatan beton,

kerusakan lokal akan terjadi. Proses ini sedang dikembangkan untuk rekctor
BR3.

Hasil-hasil yang diperoleh sejauh ini pertanda beton dapat patahkan

tetapi bahwa dismantling masih memerlukan teknik tambahan seperti suatu


alat pelobang karang atau beton/jackhammer.

Pusdiklat Batan

50

Dekomisioning Instalasi Nuklir

BAB VII
PENGELOLAAN LIMBAH DEKOMISIONING
A.

Meminimalisasi

Limbah,

Pengolahan,

Pengkondisian

dan

Pembungkusan
Banyak negara-negara di seluruh dunia sudah mengembangkan strategi
perlakuan

menyeluruh

untuk

limbah

yang

berasal

di

dalam

proyek

dekomisioning. Titik awal strategi ini adalah hasil inventori dari radionuklidaradionuklida

yang

diperoleh,

seperti

ketentuan-ketentuan

operasional,

transportasi dan disposal untuk dikerjakan selama dekomisioning dan sebagai


konsekwensi akan menentukan biaya-biaya dari pembuangan limbah.
Pendekatan yang dimanfaatkan untuk mengurangi volume limbah
radioaktif pasat termasuk :
Pemisahan material tak terkontaminasi dan material terkontaminasi,
terutama sekali jika
ini bisa dilakukan pada sumbernya
Penggunaan proses-proses pembersihan di tempat bila mungkin dilakukan
untuk
hasil-hasil yang dapat didaur ulang dan digunakan kembali
Penggunaan super kompaktor secara luas dan sudah dibuktikan menjadi
sangat efektif
Pemanfaatan proses dekontaminasi dan dekomisioning untuk mencegah
menyebarnya
kontaminasi atau untuk mengkategorikan kembali bentuk limbah
Hasil-hasil daur ulang tidak lagi perlu di lokasi

Perencanaan dan konstruksi dari proses-proses perlu untuk pelepasan

material ldari
lokasi.
Teknik-teknik Pengkondisian dan perlakuan untuk zat cair dapat
termasuk

bituminisasi,

Pusdiklat Batan

pengeringan,

evaporasi,

sementasi

dan
51

Dekomisioning Instalasi Nuklir


insenerasi/pengabuan.

Teknik-teknik

pengkondisian

untuk

limbah

padat

termasuk kompaksi/pemadatan, insenerator, pembungkusan di dalam suatu


matriks yang padat, pengemasan langsung, dismantling dan pemotongan,
pelelehan/peleburan, dan metoda-metoda biodegradasi kimia.
Pekerjaan-pekerjaan R&D di dalam medan ini termasuk perancangan
peti kemas untuk jenis limbah, secara khusus peti kemas pengangkutan yang
besar untuk level intermediate limbah decommissioning dan pembangunan peti
kemas

untuk

limbah

dari

potongan

baja

radioaktif

tingkat

rendah.

Pembangunan lebih lanjut diperlukan di dalam daerah-daerah seperti


pengelolaan limbah yang berasal dari material terkontaminasi dan potongan
material bukan logam, reduksi volume beton yang teraktivasi/terkontaminasi,
lapisan logam bagian grafit yang terkontaminasi radionuklida-radionuklida tetap,
daur ulang baja penguat beton dan daur ulang beton terkontaminasi rendah.
Sebagai contoh, kegiatan R&D di pengolahan dan pengkondisian grafit
radioaktif

melalui

satu

rangkaian

pelepasan-pelepasan

thermis

yang

dikendalikan di dalam proses oksidasi di atmosphere dan di lapisan logam dari


grafit melalui pengendapan ion yang dilakuka di Spanyol.

Suatu teknik

pengkondisian yang berbeda untuk bata/brick grafit sudah diselidiki di Perancis.


Suatu masalah pengolahan limbah yang khusus adalah bahwa keberadaan
sodium di dalam reaktor pembiak cepat.
USDOE sekarang ini melakukan kegiatan pengembangan dengan
metoda-metoda ekstraksi bahan pelarut teknesium dan aktinida, separasi
penyulingan hampa suhu tinggi limbah garam plutonium, separasi air yang
sudah kotor/rusak menggunakan membran, dan polimer chelating dapat larut
dalam air untuk pengambilan plutonium dan amerisium dari air limbah.
B. Daur Ulang dan Penggunaan Kembali dari Bahan-Bahan, Bangunan
dan Lokasi
Suatu jumlah yang substansial limbah ditimbulkan dari aktivitas
dekomisioning bisa didaur ulang dan digunakan kembali. Beberapa ratus ribu
Pusdiklat Batan

52

Dekomisioning Instalasi Nuklir


ton dari logam, beton dan bahan-bahan lain untuk didisposal di seluruh dunia
melalui dekomisioning dari fasilitas-fasilitas senjata dan masa mendatang
dismantling reaktor daya dan reaktor penelitian. Sebagai contoh, dismantling
reaktor Rusia RBMK 1000 akan menimbulkan kira-kira 35.000 ton dari baja Cr
-Ni, bagian terbesar dari komponen setelah dekontaminasi untuk didaur ulang.
C. Daur Ulang Logam
Peleburan adalah satu metoda yang cukup dari daur ulang logam untuk
kebanyakan

proyek

dekomisioning.

Suatu

survai

yang

ada

dan

memproyeksikan daur ulang inventaris potongan besi bekas di dalam


komunitas USDOE. Demonstrasi-demonstrasi praktis pendaur-ulangan logam
yang terkontaminasi sedang dilakukan di USDOE program-program D&D dan
pada fasilitas-fasilitas komersil AS.
Daur ulang baja dan bahan-bahan lain sudah dilaporkan dari
dekomisioning fasilitas KRB-A. Rujukan-rujukan lain dari pengalaman Jerman.
Jerman mempunyai suatu fasilitas industri peleburan besar untuk bahan
radioaktif yang mempunyai operasional selama beberapa tahun.

Seperti

ukuran yang umum dari peleburan-peleburan untuk logam skrap radioaktif


adalah kecil dibandingkan dengan untuk metal bukan radioaktif, besi bekas
radioaktif harus dipotong dalam potongan-potongan kecil cukup untuk diisikan
ke dalam cawan peleburan. Pemotongan dapat dilaksanakan secara manual
atau di dalam kasus dari jumlah yang besar, dilakukan dengan cara

lebih

hemat dengan menggunakan proses otomatis.


Suatu laporkan tentang peleburan baja terkontaminasi uranium yang
berasal dari dekomisioning instalasi pembuatan bahan bakar. Peleburan baja,
tembaga, kuningan dan alumunium dan pemisahan dari metal yang berbeda
dari komponen-komponen elektrik dengan peleburan telah dilakukan. Pada
Capenhurst, suatu proyek dekomisioning menangani di atas 160.000 ton dari
metal terkontaminasi permukaan, beton dan material lain berpotensi bahan
berbahaya.

Nuklida-nuklida yang penting adalah uranium dan hasil-hasil

Pusdiklat Batan

53

Dekomisioning Instalasi Nuklir


turunannya, bersama-sama dengan

99

Tc dan

237

Np dari pengayaan dan

reprosesing uranium. Di atas 99% dari massa total dari bahan-bahan dengan
sukses diperlakukan dan didaur ulang via dekontaminsi dan peleburan.
Suatu fasilitas peleburan yang kecil untuk mengembangkan satu teknik
daurm ulang aluminium sudah dibangun di reaktor JEN-1 di spanyol dan
fasilitas untuk peleburan aluminium dan kuningan sedang beroperasi di
Studsvik di Sweden.

Peleburan baja ferritic berasal dari dismantling reaktor

G2/G3 sudah diselidiki pada fasilitas yang dihasilkan pada percobaan di


Prancis dan Jepang hasil uji peleburan metal dengan kontaminasi rendah dan
pabrikasi komponen-komponen yang baru. Di dalam Federasi Rusia, instalasi
yang pertama untuk peleburan logam dibangun di Belojarsk NPP (AMB-100
dari tipe BWR) untuk perolehan logam berasal dari rencana dekomisioning.
Hasil-hasil itu sukses untuk mempercepat solusi pada permasalahan dari
limbah radioaktif metal di Federasi Rusia, suatu program Federal yang khusus
"Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Radioaktif Metal" disetujui oleh
Pemerintah dari Federasi Rusia. Sesuai dengan program, fasilitas pilot untuk
peleburan ulang besi bekas radioaktif dibangun dan dioperasikan tahun 1995.
Selama 1995-1996 itu telah melebur sekitar 100 ton baja tahan karat dan
cupro-nickel dari Lenigrad NPP. Fasilitas peleburan ini sudah diperlakukan
sebagai model suatu proses

industri dasar. Satu fasilitas peleburan skala

industri juga direncanakan untuk limbah dari Chernobyl.


Meski daur ulanag
terkontaminasi

zat

adalah alasan utama untuk peleburan metal

radioaktif,

proses

peleburan

juga

mengakibatkan

pembebasan radioaktif/dekontaminasi sama bahan baku.

Menurut hasil

pemisahan unsur-unsur yang berbeda dari peleburan, tingkat perpisahan yang


sedang dikendalikan oleh bahan kimia dan sifat-sifat fisik dari radionulida.
Sebagai contoh, peleburan baja yang terkontaminasi memudahkan dipisahkan
dari

137

Cs karena Cs berkonsentrasi di dalam terak/slag. Sebaliknya 60Co tetap

di dalam batangan baja/ingot, dan oleh karena itu baja yang terkontaminasi Co
harus dekontaminasi sebelum dilakukan peleburan. Di dalam kasus dari baja
Pusdiklat Batan

54

Dekomisioning Instalasi Nuklir


teraktivasi neutron, hasil percobaan Jepang pada pemisahan Co dan Ni dari Fe
menunjukkan baja Co dan Ni terkontaminasi dapat dekontaminasi oleh oksidasi
dan reduksi.
Selah melakukan peleburan bagian-bagian generator uap Reaktor
Agesta di Sweden dilebur, pengukuran-pengukuran menunjukkan reduksi sisa
aktivitas Co 1-4 Bq/g. Dengan cara yang sama, pengalaman diperoleh pada
peleburan rak elemen bahan bakar dari NPP Spanyol menunjukkan bahwa
radioativitas dikurangi oleh faktor dari tiga. Di Jepang ,nikel campuran logam
dari generator uap reaktor telah dengan sukses dilelehkan oleh suatu proses
cawan peleburan dapur induksi

dingin yang berkelanjutan.

Dekontaminasi

bahan baku yang juga terjadi oleh pemusatan unsur radioaktif di dalam
terak/slag yang membentuk permukaan lelehan.

Kemungkinan peleburan

logam setelah dekontaminasi adalah juga dievaluasi di reaktor BR3.


Data di meminimalisasi limbah, yang diperoleh dari teknik-teknik
peleeburan yang digunakan dalam tiga fasilitas. Setelah peleeburan, metal itu
dapat digunakan kembali untuk bermacam-macam tujuan. Prakarsa-prakarsa
sekarang dalam perjalanan di dalam USDOE pada penggunaan logam skrap
radioactif untuk membuat produk lain, seperti peti kemas pengiriman limbah
radioaktif, peti kemas ruang simpan dan disposal.
Meski peleburan metal terkontaminasi dengan radioaktif dapat dilihat
sebagai suatu teknologi yang matang, kegiatan R&D masih tetap dilaksanakan
untuk mengoptimalkan proses atau untuk mengatasi berbagai kesulitan khusus.
D. Daur Ulang Beton
Proses pengolahan beton yang terkontaminasi sudah diselidiki di
Netherlands.

Proses yang secara konseptual melibatkan pemanasan dan

secara serempak menggiling beton. Proses sparasi debu penyemenan berrupa


suatu aliran volume yang rendah, tetapi berisi sebagian besar radiactivitas, dari
kumpulan aliran kumpulan volume sisa tinggi, komponen yang terkontaminasi
rendah. Kemudian selanjutnya dicuci untuk menghilangkan sisa kontaminasi,
m,emungkinkan kumpulan untuk digunakan kembali. Konsep ini, termasuk
Pusdiklat Batan

55

Dekomisioning Instalasi Nuklir


pemanasan dan penggilingan beton, telah pula yang diuji di Jepang. Hasil-hasil
menunjukkan kumpulan kualitas tinggi bahwa dapat diambil kembali dari limbah
beton. Dekontaminasi dan mendaur ulang beton juga diselidiki oleh USDOE.
Suatu studi bagaimana caranya berhubungan dengan 23 juta meter kubik lebih
beton yang berbentuk kubus yang berasal dari dismantling bangunan USDOE.
Sebuah studi daur ulang dari besi skrap terkontaminasi/teraktivasi dari beton
bertulang menghasilkan baja besi beakas telah dilakukan sebagai kesimpulan
awal dikembangkan di Jepang.
E. Bangunan dan Lokasi
Keputusan untuk menyapu bersih bangunan dan lokasi-lokasi yang
terkontaminasi dan tingkat dekontaminasi tergantung dari beberapa jumlah
faktor-faktor. Pengalaman di dalam melepaskan lokasi-lokasi dan bangunan
ada di dalam banyak negara-negara di mana bangunan atau seluruh lokasilokasi dibebaskan; dilepaskan untuk penggunaan kembali tak terlarang atau
terbatas. Suatu ikhtisar AS dari dekomisioning fasilitas-fasilitas / lokasi-lokasi
di mana penggunaan-penggunaannya untuk fasilitas produktif yang baru
ditemukan setelah dekomisioning.
Untuk penerapan-penerapan skala kecil itu bisa suatu keputusan yang
layak

untuk

mengurangi

semua

keradioaktifan

ke

level

latar

belakang/background. Satu contoh pembersihan dari suatu lokasi penguburan


tanah dangkal kecil (40m x 20m) kerangka awal untuk limbah radioaktif aktivitas
rendah yang digunakan untuk penelitian di Netherlands. Karena lokasi limbah
sangat dekat dengan suatu daerah dengan rapat pemukiman, lokasi tersebut
dibersihkan dengan pemindahan semua limbah radioaktif.
Jika skala dari kontaminasi itu adalah besar, keputusan-keputusan untuk
mengambil semua limbah radioaktif tidak akan dapat dipraktekkan.
sementara, ada banyak lokasi yang terkontaminasi, yaitu
senjata nuklir, bahwa menutup meliputi beberapa

Untuk

fasilitas-fasilitas

kilometer persegi dari

lahan/lokasi. Kontaminasi itu boleh meluas kepada semua media lingkungan,


Pusdiklat Batan

56

Dekomisioning Instalasi Nuklir


seperti juga pada bangunan lokasi dan peralatan.

Di dalam situasi-situasi

seperti ini keputusan untuk melakukan pembersihan, dan untuk level berapa,
tergantung pada suatu analisa menyeluruh dari semua aspek dari operasi
pembersihan yang telah dilakukan untuk sampai di satu pemecahan yang
optimal.
F. Ruang Penyimpanan Sementara
Gudang sementara adalah satu komponen penting dari strategi
pembuangan limbah. Fasilitas-fasilitas ini disediakan untuk sejumlah alasan,
pada umumnya:
Sebagai bagian dari suatu strategi untuk memungkinkan mencapai ketentuan
khusus yang
diperlukan untuk penerimaan akhir penyimpanan, yaiti gelas vitrivikasi

Sebagai pemilikan sementara sampai, suatu tempat penyimpanan

akhir

menjadi tersedia

Ketika

penyangga

menyimpan,

untuk

memungkinkan

optimasi

pengoperasian tempat
penyimpanan akhir.
Sebagai fasilitas-fasilitas buangan limbah radioaktif tingkat rendah
waktu itu belum tersedia di Canada, seperti limbah itu sekarang ini disimpan di
tempat

penimbul-penimbul

limbah

dalam

berbagai

stuktur

bangunan.

Bagaimanapun, fasilitas-fasilitas ruang simpan ini tidak diharapkan untuk


menyimpan seluruh limbah dekomisioning yang akan dihasilkan di masa
datang. Pengalaman Jerman, termasuk pemasangan fasilitas-fasilitas ruang
simpan yang diperuntukkan beberapa limbah dekomisioning.
Rencana dismantling dan dekomisioning untuk Vandellos -1 NPP di
Spanyol sudah meyiapakan tempat penyimpanan selama

30 tahun untuk

penyelesaian dismatling. Selama periode ini, diusulkan untuk menyimpan


limbah grafit sebelum dikondisikan di kawasan penyimpanan limbah radioaktif
sementara menempatkan di dalam daerah yang rendah dari bangunan reaktor,
Pusdiklat Batan

57

Dekomisioning Instalasi Nuklir


dan menyelidiki proses-proses manajemen untuk diposal akhir dari grafit.
G. Asbes
Asbes adalah masalah tertentu di dalam nuklir dan bukan fasilitas nuklir
pada penghisapan/inhalasi bahkan jumlah kecil dari serabut asbes dapat
mengakibatkan penyakit paru-paru. Oleh karena itu pengambilan dan disposal
material yang mengandung asbes adalah tunduk kepada kendali pengaturan
yang tegas, dengan tak mengindahkan isi radioaktif. Teknik-teknik untuk
pengambilan

dan

disposal

langsung

dari

asbes

sungguh-sungguh

dikembangkan, meski pokok-pokok operasional boleh berbeda-beda dari


negera ke negera. Di AS, usaha-usaha dilanjutkan untuk mengembangkan
sistim operasi jarak jauh untuk memindahkan asbes dari pipa kerja, untuk
mengkonversi/merubah material yang mengandung asbes ke dalam suatu
material yang tidak diatur, dan untuk mengembangkan satu proses yang
elektromagnetis untuk memindahkan dan memisahkan yang penuh resiko dan
bahan radioaktif dari asbes. Di Federasi Rusia, pengujian-pengujian di skala
semi industri telah dikerjakan untuk pemadatan/kompaksi dan peleburan asbes
tipe isolasi. Peleburan isolasi menimbulkan suatu hasil yang vitrifikasi dan
tereduksi menjadi 15-30 kali lipat penurunan volume limbah.

Pusdiklat Batan

58

Dekomisioning Instalasi Nuklir

BAB VIII
PENGAWASAN, INSPEKSI DAN
KESELAMATAN PROSES DEKOMISIONING
A. Pengawasan dan Inspeksi
Pengawasan dan inspeksi program dekomisioning instalasi nuklir adalah
merupakan kewenangan dari

BAPETEN yang mempunyai kopetensi untuk

melakukannya.
Pengawasan dilakukan sejak diberhentikannya operasi suatu instalasi
nuklir, hingga penyusunan dokumen perijinan progam dekomisioning. Setelah
instalasi nuklir diberhentikan

operasinya untuk didekomisioning maka

pemilik/owner akan membuat dokumen program dekomisioning yang kemudian


diajukan ke BAPETEN untuk mendapatkan oproval/perijinan dekomisioning.
Dalam hal ini BAPETEN berhak mengadakan koreksi dokumen program
dekomisioning dalam melakukan pengawasannya kemudian untuk diperbaiki
yang selanjutnya sampai diberikan ijin program dekomisioning. Dalam koreksikoreksi dokumen tersebut BAPETEN menggunakan acuan peraturan-peraturan
yang telah dikeluarkannya sendiri atau menggunakan referensi dokumen
international yang telah dikeluarkan oleh IAEA seperti: safety series, technical
report, dll..
Inspeksi dilakukan oleh BAPETEN selama program dekomisioning suatu
instalasi nuklir sedang berjalan sampai selesainya program dekomisioning,
apakah program telah dijalankan sesuai dengan program yang telah
disepakati/disetujuhi yang tertuang di dalam dokumen program dekomisioning.
Jadi inspeksi ini BAPETEN akan mengacu pada dokumen yang telah di buat
oleh pemilik instalasi nuklir yang telah di ajukan dan dioproval perijinannya.
B. Keselamatan Proses Dekomisioning
Keselamatan proses dekomisioning adalah merupakan tanggung jawab

Pusdiklat Batan

59

Dekomisioning Instalasi Nuklir


dari pemilik/owner instalasi nuklir, untuk itu sesjak awal instslasi nuklir tersebut
dibangun sudah dipersiakan dokumern-dokumen yang berkaitan dengan
aktivitas reaktor untuk mendukung program dekomisioning. Dokumen-dokumen
tersebut sangat penting di dalam melakukan karakterisasi dan inventerisasi
radionuklida untuk menentukan program dekomisioning.
Dekomisioning dari instalasi nuklir yang sudah berhenti operasi
memerlukan langkah untuk mereduksi bahaya radiological sesuai dengan
polese international.

Seperti cukup perhatian dan harus membiayai untuk

kesehatan dan keselamatan para pekerja untuk memproteksi bahaya dari


radiologikaldan bukan radiological berkaitan dengan pekerjaan dekontaminasi
dan dismantling.
Untuk itu perencanaan pekerjaan dekomisioning harus mempergunakan
informasi data-data karakterisasi dan inventarisasi radionuklida yang telah
dilakukan dan benar-benar sudah valid keakurasiannya, sehingga dapat
dipergunakan untuk menentukan:
Memberikan perkiraan dosis radiasi
Memberikan perkiraan resiko bahaya radiasi dan bukan radiasi
Sekenario/strategi

berbagai akses untuk menjamin patuh dengan

prinsip ALARA
Identifikasi jenis-jenis keselamatan

dan proteksi radiological yang

dipersyaratkan
untuk perlindungan para pekerja, masyarakat umum dan lingkungan.
Keselamatan program dekommisioning juga dapat di ukur dari berbagai
indikasi yang diimplementasikan bahkan sudah ditetapkan secara baku sebagai
aturan internasional seperti:
1. Para pekerja radiasi di dalam kegiatan dekontaminasi dan dismantling
harus memakai alat kontrol personal minimal memakai film bed dan pen
dosumeter di saku baju kerja, film bed di pergelangan tangan dan cincin
Pusdiklat Batan

60

Dekomisioning Instalasi Nuklir


yang dipasang di jari tangan, semua itu untuk mengetahui jumlah
paparan radiasi yang telah diterma.
2. Paparan radiasi yang diperbolehkan untuk diterima oleh para pekerja
adalah sebesar 50 mSv/tahun atau 25 Sv/jam (5000 mRem/tahunatau
2,5 mRem/jam).
3. Pelepasan

limbah

ke

lingkungan

untuk

penggunaan

yang

tak

terbatas atau didaur


ulang agar tidak mencemari masyakat umum dan lingkungan untuk
pemancar
sebesar 0,4 Bq/cm2 atau 0,4 Bq/gr dan untuk pemancar sebesar 0,04
Bq/cm2 atau
0,04 Bq/gr.
4. Untuk anggota masyarakat adalah 1 mSv di dalam satu tahun, dan lebih
tinggi sampai
dengan 5 mSv bisa diizinkan di dalam tahun yang tunggal, dengan
ketentuan bahwa
rerata di atas lima tahun tidak melebihi 1 mSv/year.
5. Para pekerja harus diperlengkapi dengan pakaian kerja yang dapat
melindungi para
pekerja radiasi yang memadai dan disesuaikan dengan tingkat
paparan radiasi dan
jenis radionuklida yang akan dikerjakan.
6. Penggunaan alat potong yang sesuai dengan kondisi daerah kerja, baik
secara manual,
jarak jauh dan sistem robot agar para pekerja dapat terhindar dari
paparan radiasi

Pusdiklat Batan

61

Dekomisioning Instalasi Nuklir


berlebihan.
7. Pengelolaan

limbah radioaktif

yang

ditimbulkan dari pekerjaan

dekomisioning,
limbah padat, cair , udara dan gas sampai dengan pewadahan dan
disposal.

Keselamatan proses dekomisioning juga di tentukan oleh kontraktor


yang akan mengerjakan program dekomisioning. Dekomisioner instalasi nuklir
harus dikerjakan oleh kontraktor yang profesional yaitu kontraktor yang
berpengalaman dibidang pembangunan instalasi nuklir, jika tidak pasti akan
terjadi permasalahan yang berkaitan dengan keselamatan lingkungan dan
pembiayaan dekomisioning menjadi mahal. Oleh karena itu untuk mendukung
kegiatan dekomisioning agar berjalan dengan lancar, aman dan sesuai dengan
rencana diperlukan klasifikasi kontraktor sebagai berikut:
1. Kontraktor yang berpengalaman di bidang instalasi nuklir dengan proses
seleksi

yang

komprehensif

dan

mendapatkan

rekomendasi

dari

BAPETEN.
2. Kontraktor dekomisioning yang telah berpengalaman dalam membangun
gedung reaktor, komisioning, operasi, perawatan, dekontaminasi dan
refurbishment fasilitas nuklir, dll.
3. Spesialis di bidang pengembangan planning dan perencanaan servis
untuk

membantu

mengenai

sejarah

permasalahan

gedung

dan

penaksiran pengaruhnya terhadap lingkungan.


4. Ahli dan pengalaman dibidang proteksi radiasi yang akan melakukan
survei awal sampai akhir radiological.
Keselamatan proses dekomisioning juga ditentukan oleh
yang akan melakukan

pelaksana

pekerjaan dekontaminasi dan dismantling, untuk itu

pekejaan ini harus dikerjakan oleh ahli dekontaminer yang professional agar
Pusdiklat Batan

62

Dekomisioning Instalasi Nuklir


setiap langkah pekerjaan yang dilakukan sudah didasari dengan pengelolaan
limbah yang benar, tidak akan ada limbah yang berceceran sehingga prinsif
ALARA dapat terpenuhi. Adapun kriteria dekontaminer wajib memiliki
sepesifikasi/spesialisasi sebagai berikut:
1. Berpengalaman dibidang teknik/ahli teknik
2.

Mampu mempergunakan teknologi alat-alat potong baik manual dan

remote, alat-alat
Angkat/angkut dan tranportasi.
3.

Menguasai/menerti berbagai teknik pengelolaan

limbah radioaktif

padat, cair, gas


dan udara.
4. Menguasai/mengerti proteksi radiasi
5. Diutamakan memiliki sertifikat dekontaminer (terdidik, terlatih dan teruji).

C. Teknik Pendukung Keselamatan Proses Dekomisioning


C.1. Penyaringan Air
Di reaktor FSV, sebelum mengeringkan bejana reaktor diisi dengan air
untuk menyediakan perlindungan dan kontrol kontaminasi selama proses
memotong kepala bejana reaktor. Sistem pelindung air telah dibangun, diuji
dilokasi dan diinstal untuk pengendalikan kimia air. Penjernihan dari pelindung
air dipelihara, dipertahankan dengan perlakukan air dengan flokulan dan
polimer;

metoda

sebelumnya

seperti

filtrasi

dan

demineralisasi

yang

menggunakan polimer sudah tidak efektip. Di reaktor JEN-1, suatu sistim filtrasi
untuk air kolam dirancang dan diperkenalkan dengan memelihara kejernihan
air. Penyaringan sistim membran untuk penyaringan air telah diuji di proyek
CP-5, INEL, Hanford dan di tempat lain di AS. Di Vandallos-1 NPP, dua sistem
filtrasi untuk dekontaminasi, dismantling dan dirancang untuk pengosongan
bahan bakar dari kolam dan diperkenalkan untuk mempertahankan menahan
sisa kawat dari grafphite, debu grafit dan endapan lumpur di dasar kolam.

Pusdiklat Batan

63

Dekomisioning Instalasi Nuklir


C.2. Ventilation/Air Filtrasi
Beberapa teknologi D&D memerlukan modifikasi untuk keberadaan
sistem instalasi untuk membiarkan proses operasi dismantling. Secara khusus,
sistem ventilasi off-gas memerlukan modifikasi sebelum dekomisioning sebab
produksi aerosol/asap yang tidak sesuai dengan operasi instalasisecara
normal, sehingga ventilasi off-gas tidak mampu untuk bekerja pada kondisi
tersebut. Ini adalah merupakan satu R&D yang aktif untuk

menyelesaikan

permasalahan yng ditemukan di lapangan.


C.3. Diving/ Penyelaman
Beberapa penyelam digunakan di reaktor FSV pada pengambilan isolasi
dan komponen-komponen lain sebelum pengangkatan keluar dari bejana
reaktor.

Pengembangan sudah dilaksanakan di Prancis dan Italia untuk

menghasilkan dan memenuhi persyaratan topi-helm penyelam yang baru,


monitoring dosis dan sistem akuisisi data untuk memperbaiki efisiensi penyelam
dan keselamatan. Di dalam pengembangan yang lain dari Prancis, teknik-teknik
pemotongan seperti busur api plasma, gergaji kawat bermanik diamond yang
dipekerjakan di dalam air, di Italia pada kolam bahan bakar reaktor ISPRA-1
telah

dibersihkan

dengan

menggunakan

berbagai

sistim

penyemprotan/jetting.
D. Keselamatran dan Proteksi Radiasi
D.1. Proteksi Pekerja
Melaksanakan aktivitas R&D dengan sunggu-sungguh adalah penting
bahwa operasi dilaksanakan dengan aman dan para pekerja dilindungi dari
resiko-resiko

berbahaya

dari

eksternal.

Di

tahun

terakhir

sejumlah

pengembangan-pengembangan di lapangan telah dilakukan, contoh termasuk


pakaian pelindung dan monitoring radiologikal, monitoring dan penjagaan
ketegangan karena kepanasan dan di dalam lapisan stabilizer.

Pusdiklat Batan

64

Dekomisioning Instalasi Nuklir


D.2. Pakaian Pelindung
Sejumlah pengembangan-pengembangan berkenaan dengan penutup
pelindung telah dilakukan di AS yaitu: pemakaian overgarments terbuat dari
bahan-bahan baru yang dikembangkan dan pengembangan udara cair di dalam
ransel punggung untuk menyediakan oksigen dan pendingin udara kepada
operator di dalam pakaian untuk melindungi, yang mempunyai persyaratan
untuk satu pemasukan udara. Pengujian dilaksanakan pada reaktor C Hanford
dan CP-5 (ANL). Pengembangan yang lain yang menarik adalah pemakaian
topi baja anti debu yang di digunakan pada instalasi reprosesing Kjeller di
Norwegia.
D.3. Monitoring/Pengawasan Radiologikal
Pengawasan radiasi dilakukan oleh petugas proteksi radiasi/PPR yang
mengawasi dan mengontrol dan memantau semua daerak kerja, baik dengan
menggunakan alat kontrol manual ataupun jarak jauh yang bekerja otomatis.
Untuk itu diimplementasikan sistem kontrol yang tepat untuk menjamin dan
mengetahui kondisi umum secara pasti dengan mengutamakan keandalan alat
dalam pemantauan dan kontrol radiasi.
Suatu sistim monitoring jarak jauh dengan wirelesss sudah diuji sebagai
bagian

dari

teknologi,

didemontrasikan

skala

pada

besar-besaran

Hanford.

Sistim

proyek

teknologi

menyediakan

telah
para

pengawas/superviser, memonitor dari jarak jauh daerah pekerjaan, monitor di


dalam waktu riil/aktual, atas bantuan radio transmisters yang dibawa oleh para
pekerja, pengambilan dosis dari operator dalam melaksanakan berbagai tugastugas D&D. Pemancar-pemancar juga mengizinkan komunikasi antara operator
dan para pengawas.

D.5. Pencegahan Ketegangan Panas dan Monitoring


Di dalam udara panas persyaratan untuk para pekerja harus memakai
penutup pelindung tambahan untuk melindungi mereka melawan kontaminasi
Pusdiklat Batan

65

Dekomisioning Instalasi Nuklir


radioaktif, namun dapat menyebabkan mereka menjadi terlalu panas dan
menderitata ketegangan. Sistim untuk pengukuran-pengukuran fisiologis riil dari
operator dalam melaksanakan bermacam-macam D&D sudah diuji. Sistim ini
memerlukan operator untuk membawa suatu pemancar radio yang terhubung
dengan pangindera-pangindera di tubuh pekerja yang mengukur laju denyut
jantung, gerakan, suhu kulit dan suhu badan. Data itu kemudian dipancarkan ke
setasiun monitoring jarak jauh dari lokasi pekerjaan yang mengizinkan
superviser untuk memonitor terus menerus sampai ke setiap para pekerja
secara serempak dan untuk menasehati, memberitahukan mereka di kondisi
badan mereka.
Suatu pengujian pengembangan terpisah

di Fernald adalah suatu

pakaian berisi kanal-kanal pendinginan air yang diberi umpan air chiller dari
sebuah rangsel es. Pakaian itu melawan terhadap kulit pekerja dan sebuah
pompa pada rangsel es mendorong air chiller melalui saluran pendingin,
dengan demikian memelihara operator untuk didinginkan.

Pusdiklat Batan

66

Dekomisioning Instalasi Nuklir

DAFTAR PUSTAKA
1. INTERNATIONAL ATOMIC NUCLEAR ENERGY AGENCY, State of the Art
Technology for decontamination and Decommissioning of Nuclear Facilities,
Technical Reports Series No. 395, IAEA, Viena, (1999).
2. INTERNATIONAL ATOMIC NUCLEAR ENERGY AGENCY, Radiological
Characterization of Shut Down Nuclear Reactor for Decommissioning
Purposes, Technical Report Series No. 389, IAEA, Viena, 1998.
3. INTERNATIONAL ATOMIC NUCLEAR ENERGY AGENCY, The Regulatory
Process for the Decommissioning of Nuclear Facilities, Safety Series No.
105, IAEA, Viena, (1990).
4. INTERNATIONAL

ATOMIC

NUCLEAR

ENERGY

AGENCY,

Decommissioning of Nuclear Facilities; Decontamination, Dissassembly and


Waste Management, Technical Reports Series No. 23, IAEA, Viena, (1983).
5. INTERNATIONAL ATOMIC NUCLEAR ENERGY AGENCY, Methodology
and Technology of Decommissioning Facilities, Technical Reports Series No.
267, IAEA, Viena, (1986).
6. INTERNATIONAL ATOMIC NUCLEAR ENERGY AGENCY, Application of
Remotely Operated, Handling Equipment in the Decommissioning of
Nuclear Facilities, Technical Reports Series No. 348, IAEA, Viena, (1993).
7. INTERNATIONAL ATOMIC NUCLEAR ENERGY AGENCY, Monitoring
Programes for Unrestricted Release Related to Decommissioning of Nuclear
Facilities, Technical Reports Series No. 334, IAEA, Viena, (1992).
8. INTERNATIONAL

ATOMIC

NUCLEAR

ENERGY

AGENCY,

Decommissioning Techniques for Research Reactors, Technical Reports


Series No. 373, IAEA, Viena, (1994).
9. BOING. L. E., waste Minimization Handdbook, Vol. 1, Rep. ANL/D&D/M96/1, Argonne, IL. (1995).
10. US DEPARTEMENT OF ENERGY, Office of Science and Technology,
Robotics Technology Crosscutting Program, technology Summaey, Rep.
DOE/EM-0299, Aug. 1996, USDOE, Wasington, DC (1996).
Pusdiklat Batan

67

Anda mungkin juga menyukai