BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengendalian lepasan radionukida ke lingkungan atmosferik dan akuatik
merupakan kegiatan pengelolaan limbah yang sah (legal) dalam industri nuklir
dan fasilitas terkait. Pada umumnya pengendalian lepasan gas dan partikulat
yang mengandung radonuklida dibuat lewat cerobong, meskipun fasilitas yang
lebih kecil ada yang menggunakan lubang angin (vents) atau working hoods.
Pengendalian lepasan cair umumnya dibuat melalui saluran pembu-angan ke
sungai, danau atau laut, tapi lepasan bisa juga dibuang melewati selokan air
kotor (sewer) untuk fasilitas yang kecil. Unsur penting dan utama dalam
pengendalian lepasan adalah pemantauan rutin pada sumber lepas-an dan
lingkungan penerima untuk menjamin proteksi masyarakat dan lingkungan.
Materi ajar ini berisi pedoman internasional dalam pemantauan pada sumber
pelepasan dan pemantauan di lingkungan dari suatu fasilitas nuklir pada
operasi normal untuk maksud proteksi radiasi. Ia merupakan bagian dari
rekomendasi International Atomic Energy Agency (IAEA) pada tahun 2005
dalam Environmental and Source Monitoring for Purposes of Radiation
Protection [1]. Prinsip, konsep dan tujuan untuk proteksi masyarakat dan
lingkungan terhadap pengelolaan limbah radioaktif ditetapkan dalam publikasi
IAEA, yakni The Principles of Radioactive Waste Management [2]. Pada 1996,
IAEA bekerja sama dengan 5 badan internasional mengeluarkan The
International Basic Safety Standards for Protection against Ionizing Radiation
and for the Safety of Radiation Sources (BSS) [3]. Publikasi ini menetapkan
persyaratan kegiatan pemantauan lingkungan dalam hubungannya dengan
pengendalian lepasan untuk memeriksa kepatuhan terhadap batas pelepasan
yang diizinkan dan untuk memungkinkan estimasi paparan kelompok kritis.
Pusdiklat Batan
Menguraikan
teknik
dalam
prosedur
pemantauan
rutin
(sampling,
Pusdiklat Batan
BAB II
PEMANTAUAN, TANGGUNGJAWAB DAN PELAPORAN
A. Kondisi Umum Dalam Pemantauan Rutin
Jenis, skala dan ekstensi suatu program pemantauan harus sepadan dengan
karakteristik sumber pada perkiraan atau nilai aktual laju dosis, komposisi
radionuklidanya, keberartian berbagai laju paparan, dan besarnya ekspektasi
dan potensi dosis individu. Pada beberapa kegiatan (seperti rumah sakit atau
penelitian di perguruan tinggi yang menggunakan radionuklida umur pendek)
mungkin tidak memerlukan program pemantauan lingkungan; beberapa
instalasi nuklir kecil atau institusi kedokteran nuklir mungkin memerlukan
pemantauan rutin pada sumber tetapi hanya pemeriksaan tidak berkala pada
lingkungan; pada instalasi lainnya diharuskan (seperti kebanyakan instalasi
nuklir, instalasi kedokteran nuklir yang besar) mengharuskan pemantauan
kontinu dan menyeluruh baik pada sumber maupun lingkungan.
Persyaratan untuk pemantauan pelepasan dalam operasi normal harus
langsung terkait ke peraturan yang berlaku ke sumber dimaksud. Persyaratan
internasional terkait tindakan dalam pemantauan rutin diuraikan berikut ini.
Pemantauan tidak diperlukan pada sumber atau lingkungan untuk sumber yang
mengakibatkan paparan dikeluarkan (excluded) dari pengawasan (regulatory
control) karena besarnya atau kemungkinannya pada dasarnya tidak dapat
dikendalikan melalui persyaratan BSS [3]. Sebagai contoh adalah lepasan gas
radon dan turunannya melalui sistem ventilasi gedung yang berasal dari tanah
di bawahnya.
Kegiatan dan sumber dapat dikecualikan (exempted) atau bahan dapat
dibebaskan (cleared) dari pengawasan bila risiko radiasinya kepada individu
dan
populasi
sedemikian
rendahnya
sehingga
tidak
dikeluarkan
dari
pengawasan dan kegiatan, sumber atau bahan tersebut secara inherent aman
(safe) bagi kesehatan dan lingkungan [3]. Pelepasan ke lingkungan yang hanya
Pusdiklat Batan
radionuklidanya
atau
konsentrasi
aktivitasnya
di
bawah
tingkat
pengecualian [3].
Sumber atau kegiatan yang tidak mungkin tergolong exclusion (dikeluarkan)
atau exemption (dikecualikan) disyaratkan memperoleh izin dari badan
pengawas. Persyaratan perizinan disesuaikan dengan besar kecilnya kegiatan
atau sumber yang diajukan. Pemantauan di lingkungan biasanya tidak
diperlukan untuk kegiatan yang tergolong kecil, misalnya rumah sakit kecil yang
hanya menggunakan radionuklida berumur pendek dan pelepasannya ke
lingkungan dalam jumlah yang sedikit, walaupun pada tingkatan tertentu
pengukuran pada sumber mungkin dipersyaratkan.
Akhirnya, ada beberapa jenis sumber yang memerlukan program pemantau-an
rutin. Hampir semua instalasi dalam daur bahan bakar nuklir, beberapa institusi
riset besar dan fasilitas produksi radioisotop masuk dalam kategori ini. Instalasi
jenis ini memerlukan izin, memiliki persyaratan dan kondisi terkait keselamatan
yang harus dipenuhi oleh pemohon izin dan selalu disyaratkan menerapkan
pemantauan, baik pada sumber maupun di lingkungan, termasuk penilaian
dosis penduduk. Program pemantauan rutin dapat menjadi dasar untuk
program pemantauan kedarurratan pada fasilitas jenis ini, meskipun tidak
semuanya diharuskan menerapkan kemampuan pemantauan kedaruratan
secara penuh.
B. Tanggungjawab dalam Pemantauan Rutin
Dalam hubungannya dengan kegiatan pelepasan, operator 1 harus mengemban
tanggungjawab umum berikut:
(a) Mencegah bahaya radiasi atau kontaminasi yang tidak akseptabel kepada
masyarakat akibat kegiatan pelepasan;
1
Operator adalah organisasi atau orang yang menerapkan perizinan dan/atau bertanggungjawab atas keselamatan nuklir, radiasi, limbah radioaktif atau pengangkutan.
Pusdiklat Batan
Pusdiklat Batan
Pusdiklat Batan
BAB III
ASPEK GENERIK PROGRAM PEMANTAUAN RUTIN
Tujuan umum program pemantauan rutin dalam proteksi terhadap masyarakat
dan lingkungan adalah untuk :
(a) Menguji kepatuhan terhadap batas lepasan yang diizinkan dan persyaratan
peraturan lainnnya menyangkut dampak kepada masyarakat dan lingkungan
akibat operasi normal suatu kegiatan atau suatu sumber dalam kegiatan;
(b) Menyediakan informasi dan data untuk maksud pengkajian dosis dan untuk
mengkaji paparan atau potensi paparan kelompok kritis dan penduduk akibat
keberadaan zat radioaktif atau medan radiasi di lingkungan dari operasi normal;
(c) Memeriksa kondisi operasi dan kelayakan pengendalian pelepasan dari
sumber dan untuk menyediakan peringatan kondisi tidak biasa atau tidak
diduga-duga dan memicu program pemantauan lingkungan khusus.
Beberapa tujuan penunjang pemantauan rutin meliputi:
(a) menyediakan informasi untuk masyarakat;
(b) memelihara catatan yang kontinu tentang dampak instalasi atau suatu
kegiatan dalam tingkatan radionuklida lingkungan;
(c)
memeriksa
prediksi
model
lingkungan
sehingga
memungkinkan
pemantauan
harus
memasukkan
pengukuran
radiasi
dan
Pusdiklat Batan
10
Pusdiklat Batan
11
lingkungan
dari
pelepasan
radioaktif
yang
direncanakan
dan
kemungkinan pelepasan.
Pemantauan sumber
Pemantauan sumber adalah pemantauan sumber radiasi atau pelepasan
radionuklida tertentu yang timbul dari suatu kegiatan. Dasar pertimbangan
dalam perancangan program pemantauan sumber adalah sama untuk semua
sumber, tetapi skala dan kekrapan pemantauan akan berbeda. Prgram
pemantauan sumber biasanya dirancang untuk mengukur laju dosis pada
sumber dan/atau laju lepasan radionuklida. Laju dosis akan beragam
bergantung pada sifat dan kondisi sumber. Mode pelepasan juga akan
beragam: efluen airborne sering kali dilepaskan secara kontinu selama operasi, tetapi operasinya itu sendiri dapat tidak kontinu, sedangkan efluen cair dapat
dilepaskan secara kontinu atau disimpan dan kemudian dilepas dari bak atau
tangki secara batch.
Untuk tiap jenis smber dan untuk tiap jalur paparan potensial perlu
diperhitungkan lokasi titik pengukuran, apakah eprlu pemantauan kontinu,
kekerapan sampling dan/atau pengukuran dan kebutuhan informasi tambah-an.
Untuk pelepasan radionuklida mungkin diperlukan informasi bentuk kimia,
kerapatan dan laju alir lepasan, termasuk data meteorologi dan hidrologi dan
informasi terkait lingkungan penerima.
Pusdiklat Batan
12
13
menyediakan
informasi
kepada
masyarakat.
Program
khusus
Pusdiklat Batan
14
BAB IV
PROGRAM PEMANTAUAN RUTIN
A. Umum
Program pemantauan radiasi meliputi pengukuran medan radiasi pada sumber
dan di lingkungan, kandungan radionuklida di media lepasan dan di sampel
lingkungan dan pada tubuh manusia (kasus yang sangat jarang). Selain itu ada
program pemantauan penunjang yang berguna untuk menentukan karakteristik
lingkungan (meteorologi, hidrologi, tipe tanah dst.), karakteristik penduduk
(distribusi umur, pola makan, okupaasi, dst.) dan karakteristik ekonomi
(tataguna tanah dan air, teknologi pertanian, dst.).
Penetapan program pemantauan merupakan hasil proses optimisasi yang
mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya pengukuran, relatif pentingnya
jalur paparan yang beragam, dan tingkatan aktivitas dan dosis dalam kaitannya
dengan peraturan konstrain. Kegiatan program pemantauan harus di-review
secara berkala untuk memastikan dapat dicapainya tujuan secara kontinu.
Sifat program pemantauan akan berubah pada tahapan operasi yang berbeda
dari suatu fasilitas. Pada tahap preoperasi, pemantauan lingkungan diran-cang
untuk menetapkan adanya konsentrasi aktivitas dan laju dosis radiasi di
lingkungan. Pada tahap ini perlu diteliti faktor lokal (seperti meteorologi, hidrologi, karakteristik hidrobiologis di lingkungan akuatik, distribusi populasi, laju
konsumsi makanan, faktor okupansi dan tataguna tanah) yang berpotensi
mempengaruhi penerimaan dosis individu dalam populasi. Jaringan pemantauan dan rezim sampling lingkungan harus ditetapkan berdasar pada informasi ini.
Pada tahap awal operasi suatu fasilitas, pengukuran lingkungan yang sering
dan rinci perlu untuk memprediksi kelakuan dan perpindahan radionuklida di
lingkungan. Seiring dengan bertambah pengalaman, adalah memungkinkan
untuk mengurangi skala pemantauan sumber dan pemantauan lingkungan.
Pusdiklat Batan
15
Pusdiklat Batan
16
Indikator organisme adalah biota yang mungkin tidak berarti dalam jalur paparan sehingga
tidak digunakan untuk maksud penilaian dosis, tetapi memekatkan radionuklida secara
efektif dan juga dapat digunakan sebagai indikator sensitif untuk mengkaji kecenderungan
tingkat radiasi dan konsentrasi aktivitas lingkungan radionuklida di lingkungan.
3
TIO umumnya dinyatakan dalam laju dosis, aktivitas zat radioaktif yang lepas, konsentrasi
aktivitas udara terintegrasi waktu, konsentrasi aktivitas alas (ground) atau permukaan, atau
konsentrasi aktivitas radionuklida di lingkungan, sampel makanan atau air.
Pusdiklat Batan
17
18
19
20
lingkungan
terkait
orang
harus
dilakukan
bila
beberapa
dan
selang
Pusdiklat Batan
pembuangan,
sedemikian
dapat
ditemukan
teknik
21
Pusdiklat Batan
22
BAB V
KONDISI TEKNIS, KAJIAN DOSIS DAN PENAFSIRAN
PEMANTAUAN
A. Strategi Sampling
Strategi sampling harus diselaraskan dengan situasi yang dipantau dan harus
konsisten dengan tujuan dan maksud khusus pemantauan. Lokasi, kekerapan
dan teknik sampling akan bergantung pada tugas, jenis pelepasan, komposisi
radionuklida yang diperhatikan dan paparan yang diperkirakan sebagai
konsekuensi pelepasan.
Sampling selama pelepasan normal
Sampling sumber
Kebanyakan data pelepasan radionuklida dari fasilitas nuklir biasanya diperoleh
dengan cara pengukuran on-line laju dosis, konsentrasi aktivitas atau aktivitas
total di titik pelepasan. Sampling dan pengukuran susulan udara dan air yang
dilepaskan, kontinu maupun terputus-putus, harus digunakan terutama untuk
menentukan komposisi radionuklida lepasan.
Kekerapan
pemantauan
sampling
fasilitas
harus
ditentukan
bersangkutan
dengan
atau
memperhitungkan
fasilitas
serupa
hasil
sebelumnya
Pusdiklat Batan
23
oleh
International
Commission
on
Radiation
Units
and
Measurements (ICRU) [5]. Table 5 pada acuan [1], yang dikutip dari acuan [5],
mengikhtisarkan teknik sampling utama dan fiturnya.
B. Strategi dalam Pengukuran
Dalam kerangka program pemantauan, pengukuran radiasi dilakukan pada
sumber, di lingkungan dan di laboratorium, pada kondisi pelepasan normal dan
kedaruratan atau pada situasi paparan kronis. Persyaratan teknis pengukuran
radiasi adalah: pemilihan media, lokasi dan kekerapan pengukuran; pemilihan
peralatan untuk deteksi jenis radiasi dan energi tertentu; dan persyaratan untuk
tingkatan deteksi minimum dan maksimum untuk radiasi dan aktivitas.
Pusdiklat Batan
24
Pusdiklat Batan
25
26
Pusdiklat Batan
27
Pusdiklat Batan
28
BAB VI
KONDISI TEKNIS, PENGKAJIAN DOSIS DAN PENAFSIRAN
PEMANTAUAN RUTIN
A. Konsep Pengkajian Dosis
Informasi dari program pemanatuan harus digunakan untuk memperkirakan
dosis radiasi kepada anggota masyarakat untuk membandingkan dengan
kriteria dosis yang ditetapkan oleh badan pengawas. Dalam operasi normal,
kriteria tersebut dinyatakan dalam batas dosis radiasi tahunan. Hal ini dilakukan
dengan menghitung dosis yang diterima (atau potensial diterima) anggota
kelompok kritis. Hasil dari pemantauan sumber, pemantauan lingkungan atau
pemantauan individu, atau dari kombinasinya, digunakan dalam perhitungan ini.
Tidak satu pun metode pemantauan yang disebut di atas secara langsung
memberikan dosis yang diterima oleh anggota kelompok kritis; model
matematik diperlukan untuk mengkonversi hasil dari program pemantauan
menjadi prediksi dosis. Model yang digunakan untuk menghitung dosis harus
menirukan (simulate) jalur utama yang berarti andilnya terhadap paparan
kepada kelompok penduduk yang diperhitungkan. Berbagai model untuk
pengkajian radiologi tersedia untuk beragam derajat kerumitan. Tingkat
kerincian dan kerumitan mode yang diperlukan harus mencerminkan besarnya
dosis yang diprediksi [6].
B. Pengkajian Dosis pada Pelepasan Normal
Paparan eksterna
Pengkajian iradiasi eksterna dari suatu sumber relatif sederhana. Bila
sumbernya diskrit (tersendiri), medan radiasi di dekatnya dapat diukur (radiasi
latar harus diperkirakan dan dikurangkan dari hasil pengukuran) atau dihitung
dengan menggunakan teknik sederhana. Untuk menentukan dosis kepada
kelompok kritis, perhitungan harus dibuat dengan melibatkan efek jarak,
shielding dan hamburan, dan proporsi tahun tersebutanggota kelompok kritis
melewatkan waktunya di area yang dihitung.
Pusdiklat Batan
29
utama
yang
umumnya
harus
diperhatikan:
inhalasi
udara
30
31
32
33
DAFTAR PUSTAKA
1. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Environmental and Source
Monitoring for Purposes of Radiation Protection, Safety Standards Series No.
RS-G-1.8, IAEA, Vienna (2005)
2.
INTERNATIONAL ATOMIC
Principles
of
INTERNATIONAL
COMMISSION
ON
RADIATION
UNITS
AND
Pusdiklat Batan
34