I.
KETENTUAN UMUM
A. Pendahuluan
1. Ketentuan cabang bulutangkis merujuk kepada peraturan resmi (official law of game) cabang
bulutangkis yang diterbitkan Badminton World Federation (BWF). Penerapan dan pelaksanaan
peraturan-peraturan di atas disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan semangat kebersamaan
Pekan Olah Raga Masyarakat (PORMAS) Kansai.
2. Keberatan atas peraturan dan pelaksanaan kompetisi hanya bisa dilakukan oleh satu orang saja
yakni kapten tim. Jika tidak, panitia berhak untuk mengabaikan protes dimaksud.
3. Semua pasangan wajib memperhatikan dan memahami dengan baik semua hal dalam tata tertib
ini.
4. Keputusan panitia cabang buluangkis yang berkaitan dengan setiap butir peraturan ini adalah
kewenangan mutlak panitia dengan mempertimbangkan semua aspek terkait.
C. Kelengkapan tim
1.
Tiap tim wajib memiliki kapten tim yang bertanggung jawab antara lain:
(a) Mewakili tim dalam pertemuan dengan panitia.
(b) Menyiapkan dan melaporkan kesiapan timnya kepada koordinator dan wasit utama
pertandingan.
(c) Berkomunikasi mengenai hal-hal teknis dengan panitia maupun wasit selama pertandingan.
2. Setiap tim wajib mengutus minimal 2 orang untuk mewakili tim sebagai wasit. Wakil ini sifatnya
tetap dan hanya bisa diubah dengan alasan darurat dan persetujuan panitia. Dihimbau untuk
menunjuk wakil yang paling berpengalaman dan mengerti tentang peraturan bulutangkis.
3.
4.
Seluruh pertandingan cabang bulutangkis dilaksanakan di tempat yang telah ditentukan oleh
panitia PORMAS 2013.
Panitia wajib menyediakan tempat, peralatan, dan perlengkapan inti pertandingan, seperti
lapangan, garis pembatas, shuttlecock, penghitung waktu, penunjuk skor, catatan hasil
pertandingan, perlengkapan medis dan lainnya.
Ketentuan mengenai:
(a) Shuttlecock dan lapangan yang dipergunakan sesuai dengan ukuran dan berat resmi BWF
dan bukan shuttlecock rekreasional. Panitia mengusahakan shuttlecock yang berstandar
internasional (international match standard).
(b) Setiap pertandingan diberikan kesempatan menggunakan shuttlecock 2 buah. Pergantian
shuttlecock dapat diusulkan oleh pemain dengan persetujuan wasit utama.
(c) Apabila shuttlecock yang tersedia dianggap kurang, wasit utama dapat meminta tambahan
shuttlecock kepada panitia.
Setiap tim dan atau pemain bertanggung jawab atas peralatan dan perlengkapan tim dan pemain
masing-masing (sepatu, seragam tim, raket, makanan, minuman dan sebagainya). Seluruh tim
dan pemain dihimbau menyesuaikan peralatan masing-masing dengan tempat pertandingan,
khususnya sepatu yang dikenakan dengan jenis permukaan lapangan dalam ruangan (indoor).
II.
SISTEM KOMPETISI
3.
4.
5.
6.
mencapai angka 25
Tim yang memenangkan pertandingan berhak maju ke tahap berikutnya sesuai skema
pertandingan yang telah dibuat panitia sampai terpilih juara I, juara II, dan juara III.
Penentuan lawan tanding dan jadwal pertandingan dilakukan dengan cara diundi pada saat
technical meeting. Hasil undian menentukan penempatan utusan pemain dari masing-masing
kontingen ke dalam skema pertandingan yang telah dibuat oleh panitia. Skema pertandingan
terbagi menjadi dua pool (pool A dan pool B). Setiap kontingen yang mengirimkan 2 tim ganda
putra/putri akan diundi di masing-masing pool yang berbeda.
Jika pada saat pelaksanaan pertandingan ada sesuatu hal yang sifatnya darurat dan penting,
maka panitia bisa merubah jadwal pertandingan dengan persetujuan dari semua tim di cabang
bulutangkis.
Jadwal tentatif pertandingan di babak penyisihan, semifinal dan final dapat dilihat pada
lampiran (menyusul).
Tiap pertandingan dilakukan di lapangan dan pada waktu yang telah ditentukan oleh panitia
PORMAS 2013.
2. Ketentuan kehadiran pemain:
(a) Pasangan/regu yang akan bertanding wajib hadir di tempat pertandingan paling lambat 5
menit sebelum jadwal pertandingan.
(b) Wasit utama memulai pertandingan tepat pada waktu yang ditentukan untuk pertandingan
pertama dan selambat-lambatnya 5 menit setelah pertandingan sebelumnya selesai.
(c) Jika 5 menit setelah tiupan peluit pertama di atas pasangan yang kekurangan pemain masih
belum hadir maka wasit wajib memberikan kemenangan WO.
(d) Jika ada 2 pasangan yang tidak bisa hadir dalam suatu pertandingan maka keduanya
dinyatakan gugur.
(e) Setelah suatu pertandingan berakhir maka pasangan/regu yang akan bertandingan
setelahnya di lapangan yang sama harus segera memasuki lapangan. Pertandingan harus
segera dimulai selambat-lambatnya 2 menit setelah pertandingan sebelumnya berakhir.
Dalam hal ini wasit dan kedua tim mempunyai kewajiban untuk menjaga ketepatan waktu.
(f) Keputusan pengunduran diri karena ketidakhadiran peserta berada di tangan pengawas
pertandingan dengan berdasarkan informasi dari wasit utama yang memimpin pertandingan.
3. Waktu pertandingan tidak dapat diundur atau dimajukan dengan alasan apapun (termasuk
alasan menunggu pemain), kecuali perubahan waktu karena lama pertandingan sebelumnya
yang melebihi/kurang dari perkiraan waktu yang telah ditentukan. Perubahan waktu ini
diputuskan oleh pengawas pertandingan, dan akan diberitahukan kepada tim yang bersangkutan
melalui kapten tim.
4. Permulaan pertandingan dan posisi pemain:
(a) Para pemain diberi kesempatan untuk mencoba lapangan dan shuttlecock selama 1 menit.
(b) Untuk set pertama, wasit melakukan undian untuk menentukan posisi tiap pasangan di
lapangan dan pasangan yang pertama melakukan serve.
(c) Untuk set-set berikutnya, pasangan bertukar tempat dan serve dilakukan oleh pemain yang
memenangkan set sebelumnya.
(d) Untuk set ke-3, pemain kembali bertukar tempat ketika hitungan mencapai angka 11 dan
diberikan kesempatan istirahat selama 2 menit.
5. Ketentuan serve:
(a) Pada permulaan pertandingan atau saat kedudukan angka/poin genap, pemegang bola
melakukan serve dari lapangan servis sebelah kanan menyilang ke sisi kiri lapangan pasangan
6
penerima serve.
(b) Pada saat angka/poin ganjil, pemain pelaku serve melakukan serve dari lapangan servis
sebelah kiri menyilang ke sisi kanan lapangan pasangan penerima serve.
6. Istirahat:
(a) Untuk setiap set, setiap pasangan diberikan kesempatan untuk meminta rehat paling banyak
2 (dua) kali masing-masing maksimum 30 detik.
(b) Para pemain diberikan waktu istirahat maksimum 1 menit setiap selesai 1 set sebelum
dimulai set berikutnya.
7. Pasangan tim yang telah mengikuti pertandingan pertama, tidak diperkenankan melakukan
pergantian/pertukaran pasangan pada pertandingan berikutnya.
8. Pemain yang mengalami cedera tidak dapat digantikan oleh pemain lainnya. Apabila pemain
tersebut tidak dapat melanjutkan pertandingan, maka akan dinyatakan mengundurkan diri.
C.
Kedisiplinan peserta
Demi sportivitas, kelancaran, dan kenyamanan pertandingan, wasit dapat menegakan disiplin dengan
memberikan kartu kuning dan kartu merah kepada pemain, official tim/kontingen, dan penonton:
1. Wasit memberikan kartu kuning kepada pemain yang:
(a) Berusaha mengulur-ngulur waktu setelah wasit memberikan 1 kali peringatan secara lisan.
(b) Mengejek, melecehkan, menghina siapapun atau melakukan isyarat/tindakan/ ucapan yang
dapat memunculkan ketidaknyamanan dan suasana permusuhan dalam pertandingan.
3. Wasit memberikan kartu merah kepada pemain yang:
(a) Mendapatkan 3 kartu kuning berturut-turut dalam sebuah pertandingan (kartu kuning ketiga
menjadi kartu merah).
(b) Memukul atau meludahi pemain lawan/petugas pertandingan atau siapapun.
(c) Berkelahi, memancing perkelahian atau melakukan tindakan atau ucapan serupa yang
menyulut kekisruhan dan atau menyulut pertentangan antar pemain/tim.
4. Kartu kuning dapat diberikan kepada official atau pendukung apabila:
(a) Melakukan tindakan atau ucapan yang mengganggu kelancaran pertandingan, misalnya terus
menerus memasuki area lapangan, menghalang-halangi pergantian pemain dan lain
sebagainya.
(b) Mengejek, melecehkan, menghina siapapun atau melakukan isyarat/tindakan/ ucapan yang
dapat memunculkan ketidaknyamanan dan suasana permusuhan dalam pertandingan.
5. Kartu merah dapat diberikan kepada official atau pendukung apabila:
(a) Mendapatkan 3 kartu kuning berturut-turut dalam sebuah pertandingan (kartu kuning ketiga
menjadi kartu merah).
(b) Memukul atau meludahi pemain lawan/petugas pertandingan atau siapapun.
(c) Berkelahi, memancing perkelahian atau melakukan tindakan atau ucapan serupa yang
menyulut kekisruhan dan atau menyulut pertentangan antar pemain/tim.
6. Pemain/official/pemain pengganti/pendukung yang dikartu-merah karena berusaha menyulut