Anda di halaman 1dari 9

BAGAIMANA CARA KERJA MESIN UAP?

Berbicara tentang mesin uap sekarang ini nampaknya sudah tidak relevan lagi karena
hal itu sudah tinggal kenangan saja. Sejarah mesin uap yang mulai berkembang sejak awal
abad 17 dan mencapai jaman kemasannya pada pada medio pertama abad 19, dimana pada
saat itu prime mover untuk industri maupun transportasi (kapal laut dan kereta api)
menggandalkan mesin uap. Era mesin uap telah berlalu, tapi turbin uap masih banyak dipakai
karena hampir 80% pembangkit tenaga listrik didunia ini menggunakan turbin uap. Jadi
masih ada sedikit kaitannya untuk mengetahui mesin uap. (Referensi :
http://en.wikipedia.org/)
Mesin uap (steam engines) masuk dalam kategori pesawat kalor, yaitu peralatan yang
digunakan untuk merubah tenaga termis dari bahan bakar menjadi tenaga mekanis melalui
proses pembakaran. Ada dua jenis pesawat kalor yaitu Internal Combustion Engines/ICE
(motor pembakaran dalam) dan External Combustion Engines/ECE (motor pembakaran luar).
Pada pesawat kalor jenis ICE, proses pembakaran bahan bakar untuk mengasilkan tenaga
mekanis dilakukan didalam peralatan itu sendiri; sedangkan pada ECE, peralatan ini hanya
merubah tenaga termis menjadi tenaga mekanis adapun proses pembakaran dilakukan diluar
peralatan tersebut.
Contoh dari pesawat kalor jenis ICE adalah motor bensin dan motor disel yang sangat
populer sebagai prime mover baik untuk otomotif maupun untuk industri. Pada motor bensin
dan motor disel proses pembakaran bahan bakar (bensin/solar) dilakukan didalam silinder
motor itu sendiri dan perubahan tenaga termis hasil pembakaran menjadi tenaga mekanis juga
dilakukan didalam pesawat itu sendiri melalui gerakan kian kemari dari piston menjadi
gerakan putaran dari crank shaft.
Contoh dari pesawat kalor jenis ECE adalah mesin uap dan turbin uap. Pada peralatan
ini, mesin uap hanya merubah tenaga potensial dari uap menjadi tenaga mekanis berupa
gerakan kian kemari dari piston dan selanjutnya diubah menjadi gerakan putaran dari crank
shaft; sedangkan turbine uap merubah tenaga potensial dari uap menjadi tenaga mekanis yang
langsung merupakan gerakan putaran dari as turbin. Adapun proses pembakaran bahan bakar
dilakukan diluar mesin uap dan turbin uap, yaitu didalam ketel uap (boiler). Didalam ketel
uap (boiler) tenaga termis hasil pembakaran bahan bakar digunakan untuk memanaskan air
sehingga berubah menjadi uap dengan temperatur dan tekanan tinggi, untuk selanjutnya uap
dengan temperatur dan tekanan tinggi tersebut dialirkan ke-mesin uap atau turbin uap untuk
diubah menjadi tenaga mekanis.
Adapun
cara
kerja
Lihat gambar dibawah ini,

mesin

uap

adalah

sebagai

berikut

Didalam cylinder mesin uap terdapat piston yang mempunyai piston rod yang
dihubungkan dengan cross head yang berada diluar cylinder. Cross head dihubungkan oleh
connecting rod dengan crank shaft (tidak tampak pada gambar), sehingga apabila piston
bergerak
kian
kemari
maka
crank
shaft
dapat
berputar.
Slide valve yang mempunyai valve rod digerakkan oleh crank shaft melalui eksentrik,
sehingga slide valve dapat bergerak kian kemari sambil membuka dan menutup dua buah
lubang uap yang berhubungan dengan cylinder. Valve box dimana slide valve berada
mempunyai dua saluran, saluran pemasukan yang dihubungkan dengan boiler untuk
menyalurkan uap dengan tekanan tinggi (warna merah), dan saluran pembuangan yang
dihubungkan dengan cerobong untuk membuang uap bekas (warna biru).
Pada waktu piston mencapai posisi paling kiri, maka slide valve akan membuka
lubang uap cylinder bagian kiri sehingga uap dari boiler dapat masuk kedalam cylinder pada
bagian kiri dari piston dan mendorong piston kekanan, sementara itu lubang uap sebelah
kanan dihubungkan dengan saluran pembuangan sehingga uap bekas dapat terbuang keluar
melalui cerobong. Sebelum akhir langkah piston, lubang uap tersebut sudah ditutup oleh slide
valve sehingga pasokan uap terhenti namun piston tetap bergerak kekanan karena ekpansi
dari uap.
Pada waktu piston mencapai posisi paling kanan, maka slide valve akan membuka
lubang uap cylinder bagian kanan sehingga uap dari boiler dapat masuk kedalam cylinder
pada bagian kanan piston dan mendorong piston kekiri, sementara itu lubang uap sebelah kiri
dihubungkan dengan saluran pembuangan sehingga uap bekas dapat terbuang melalui
cerobong. Sebelum akhir langkah piston, lubang uap tersebut sudah ditutup oleh slide valve
sehingga pasokan uap terhenti namun piston tetap bergerak kekanan karena ekpansi dari uap.
Karena cross head dengan crank shaft dihubungkan oleh connecting rod, maka gerakan kian
kemari dari piston tersebut akan diubah menjadi gerakan putaran dari crank shaft. Demikian
selama ada pasokan uap dari boiler maka mesin uap akan merubah menjadi tenaga mekanis
dengan gerakan putaran dari crank shaft.

Lokomotif uap biasanya mempunyai 2 buah mesin uap yang dipasang dikanan dan
kiri lokomotif, gerakan putaran yang dihasilkan oleh kedua buah mesin uap tersebut langsung
digunakan untuk memutarkan roda lokomatif sehingga mampu menarik seluruh rangkaian
kereta api (lihat gambar dibawa ini).

>>Definisi :
Mesin uap adalah mesin yang menggunakan energi panas dalam uap air dan
mengubahnya menjadi energi mekanis. Mesin uap digunakan dalam pompa,
lokomotifdan kapal laut, dan sangat penting dalam Revolusi Industri.
>>Penemu mesin uap
James Watt (19 January 1736 - 25 Agustus 1819) adalah penemu yang
mengembangkan mesin uap yang menjadi dasar dari Revolusi Industri.
James Watt lahir pada tanggal 19 Januari, 1736 di Greenock, satu kota
pelabuhan laut di Firth Clyde, Skotlandia. Ayahnya adalah pemilik kapal dan
kontraktor, sedangkan ibunya, Agnes Muirhead, datang dari keluarga terhormat dan
berpendidikan.
Watt bersekolah secara tak teratur tetapi dan lebih banyak mendapat
pendidikan di rumah oleh ibunya. Dia menunjukkan ketangkasan yang luar biasa
dan bakat untuk ilmu pasti seperti matematika, walaupun bahasa Latin dan Yunani
tidak menggerakkan hatinya, dia menyukai legenda dan cerita rakyat Skotlandia.
Ketika dia berumur 18 tahun, ibunya meninggal dan kesehatan ayahnya
perlahan-lahan mulai merosot, Watt melakukan perjalanan ke London untuk
melanjutkan study tentang pembuatan instrument dan peralatan selama satu tahun,
kemudian kembali ke Skotlandia dengan tujuan membuat sendiri bisnis pembuatan
instrumennya. Tetapi karena dia tidak menyelesaikan tujuh tahun study nya sebagai
apprentice (murid yang bekerja sambil belajar), permohonan untuk membuka bisnis

tersebut terhambat, walaupun pada saat itu belum ada pembuat instrumen dan
peralatan matematika di Skotlandia.
Dengan dibantu oleh tiga orang professor yang ada di Universitas Glasgow,
James Watt akhirnya diberi kesempatan untuk membuka workshop (bengkel) kecil
di universitas.
Empat tahun setelah membuka tokonya, James Watt mulai melakukan
percobaan dengan uap setelah temannya, Professor John Robison, membuat dia
tertarik pada mesin tersebut. Pada saat itu, Watt sama sekali tidak pernah
mengoperasikan mesin uap, tetapi dia tetap berusaha untuk membuat satu model
mesin. Walaupun gagal, dia tetap melanjutkan percobaannya dan mulai membaca
apa saja yang bisa dibacanya. Dia kemudian secara terpisah menemukan pentingnya
energi panas yang ditimbulkan dan diserap oleh tiap-tiap obyek untuk mengerti
lebih jauh tentang mesin. pada tahun 1765 dia berhasil membuat sebuah model
mesin yang dapat bekerja dengan baik.
Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya atas pengembangan mesin uap yang
memicu revolusi industri, nama Watt diabadikan dan dijadikan sebagai satuan
energi dengan symbol W oleh International System of Units (atau 'SI') seperti yang
kita kenal sekarang.
>>Jenis nmesin uap dan cara kerjanya
Terdapat dua jenis mesin uap, yakni mesin uap tipe bolak balik dan mesin uap
turbin (turbin uap). Rancangan alatnya sedikit berbeda tetapi kedua jenis mesin uap
ini mempunyai kesamaan, yakni menggunakan uap yang dipanaskan oleh
pembakaran minyak, gas, batu bara atau menggunakan energi nuklir.

Air dalam wadah biasanya dipanaskan pada tekanan yang tinggi. Karena
dipanaskan pada tekanan yang tinggi maka proses pendidihan air terjadi pada suhu
yang tinggi (ingat pembahasan mengenai pendidihan Teori kinetik gas). Biasanya
air mendidih (air mendidih = air berubah menjadi uap) sekitar suhu 500 oC. Suhu
berbanding lurus dengan tekanan. Semakin tinggi suhu uap, semakin besar tekanan
uap. Uap bersuhu tinggi atau uap bertekanan tinggi tersebut bergerak melewati
katup masukan dan memuai terhadap piston. Ketika memuai, uap mendorong piston
sehingga piston meluncur ke kanan. Dalam hal ini, sebagian kalor alias panas pada
uap berubah menjadi energi kinetik (uap melakukan kerja terhadap piston W =

Fs). Pada saat piston bergerak ke kanan, roda yang dihubungkan dengan piston
berputar (1). Setelah melakukan setengah putaran, roda menekan piston kembali ke
posisinya semula (2). Ketika piston bergerak ke kiri, katup masukan dengan
sendirinya tertutup, sebaliknya katup pembuangan dengan sendirinya terbuka. Uap
tersebut dikondensasi oleh kondensor sehingga berubah menjadi embun (embun =
air yang berasal dari uap). Selanjutnya, air yang ada di dalam kondensor dipompa
kembali ke wadah untuk dididihkan lagi. Demikian seterusnya, Karena prosesnya
terjadi secara berulang-ulang maka piston bergerak ke kanan dan ke kiri secara
terus menerus. Karena piston bergerak ke kanan dan ke kiri secara terus menerus
maka roda pun berputar secara terus menerus. Putaran roda biasanya digunakan
untuk menggerakan sesuata(roda,dll)
Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin uap
tipe bolak balik di atas bisa dijelaskan seperti ini : Bahan bakar fosil (batu
bara/minyak/gas) memiliki energi potensial kimia. Ketika bahan bakar fosil dibakar,
energi potensial kimia berubah bentuk menjadi kalor alias panas. Kalor alias panas
yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar fosil digunakan untuk
memanaskan air (kalor berpindah menuju air dan uap). Selanjutnya sebagian kalor
pada uap berubah bentuk menjadi energi kinetik translasi piston, sebagian lagi
diubah menjadi energi dalam air. Sebagian besar energi kinetik translasi piston
berubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar, sebagian kecil berubah menjadi
kalor alias panas (kalor alias panas timbul akibat adanya gesekan antara piston
dengan silinder). Jika digunakan untuk membangkitkan listrik maka energi kinetik
rotasi roda pemutar bentuk menjadi energi listrik Dst.
Turbin uap
Pada dasarnya prinsip kerja turbin uap sama dengan mesin uap tipe bolak
balik. Bedanya mesin uap tipe bolak balik menggunakan piston, sedangkan turbin
uap menggunakan turbin. Pada mesin uap tipe bolak balik, kalor diubah terlebih
dahulu menjadi energi kinetik translasi piston. Setelah itu energi kinetik translasi
piston diubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar. sedangkan, pada turbin
uap, kalor langsung diubah menjadi energi kinetik rotasi turbin.Turbin bisa berputar
akibat adanya perbedaan tekanan. Suhu uap sebelah atas bilah jauh lebih besar
daripada suhu uap sebelah bawah bilah (bilah tuh lempeng tipis yang ada di tengah
turbin). Ingat ya, suhu berbading lurus dengan tekanan. Karena suhu uap pada
sebelah atas bilah lebih besar dari suhu uap pada sebelah bawah bilah maka tekanan
uap pada sebelah atas bilah lebih besar daripada tekanan uap pada sebelah bawah
bilah. Adanya perbedaan tekanan menyebabkan si uap mendorong bilah ke bawah
sehingga turbin berputar. Arah putaran turbin tampak seperti gambar di bawah

Perlu diketahui bahwa prinsip kerja mesin uap didasarkan pada diagram
perpindahan energi yang telah dijelaskan di atas. Dalam hal ini, energi mekanik bisa
dihasilkan apabila kita membiarkan kalor mengalir dari benda atau tempat bersuhu
tinggi menuju benda atau tempat bersuhu rendah. Dengan demikian, perbedaan
suhu sangat diperlukan pada mesin uap.
Apabila diperhatikan cara kerja mesin uap tipe bolak balik, tampak bahwa
piston tetap bisa bergerak ke kanan dan ke kiri walaupun tidak ada perbedaan suhu
(tidak ada kondensor dan pompa). Piston bisa bergerak ke kanan akibat adanya
pemuaian uap bersuhu tinggi atau uap bertekanan tinggi. Dalam hal ini, sebagian
kalor pada uap berubah menjadi energi kinetik translasi piston. Energi kinetik
translasi piston kemudian berubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar.
Setelah melakukan setengah putaran, roda akan menekan piston kembali ke kiri.
Ketika roda menekan piston kembali ke kiri, energi kinetik rotasi roda berubah lagi
menjadi energi kinetik translasi piston. Ketika piston bergerak ke kiri, piston
mendorong uap yang ada dalam silinder. Pada saat yang sama, katup pembuangan
terbuka. Dengan demikian, uap yang didorong piston tadi akan mendorong
temannya ada di sebelah bawah katup pembuangan. sedangkan, apabila suhu uap
yang berada di sebelah bawah katup pembuangan = suhu uap yang didorong piston,
maka semua energi kinetik translasi piston akan berubah lagi menjadi energi dalam
uap. Energi dalam berbanding lurus dengan suhu. Jika energi dalam uap bertambah
maka suhu uap meningkat. Suhu berbanding lurus dengan tekanan. Jika suhu uap
meningkat maka tekanan uap juga meningkat. Dengan demikian, tekanan uap yang
dibuang melalui katup pembuangan = tekanan uap yang masuk melalui katup
masukan. Piston akan tetap bergerak ke kanan dan ke kiri seterusnya tetapi tidak
akan ada energi kinetik total yang bisa dimanfaatkan (tidak ada kerja total yang
dihasilkan). Jadi energi kinetik yang diterima oleh piston selama proses pemuaian
(piston bergerak ke kanan) akan dikembalikan lagi kepada uap selama proses
penekanan (piston bergerak ke kiri).
>>Siklus termo dalam mesin uap
Siklus Rankine(siklus dalam mesin uap) adalah siklus termodinamika yang
mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup,
yang biasanya menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini
menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh dunia.
Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn
Rankine.

Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum
ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine
adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.
Siklus Rankine terkadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot, terutama
dalam menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini menggunakan fluida
yang bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh
fluidanya. Tanpa tekanan yang mengarah pada keadaan super kritis, range
temperatur akan cukup kecil. Uap memasuki turbin pada temperatur 565 oC (batas
ketahanan stainless steel) dan kondenser bertemperatur sekitar 30 oC. Hal ini
memberikan efisiensi Carnot secara teoritis sebesar 63%, namun kenyataannya
efisiensi pada pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 42%.
Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara
konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air dipilih
karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun, terdapat dalam
jumlah besar, dan murah.
Terdapat 4 proses dalam siklus Rankine, setiap siklus mengubah keadaan fluida
(tekanan dan/atau wujud).
1. Proses 1 : Fluida dipompa dari bertekanan rendah ke tekanan tinggi dalam
bentuk cair. Proses ini membutuhkan sedikit input energi.
2. Proses 2 : Fluida cair bertekanan tinggi masuk ke boiler di mana fluida
dipanaskan hingga menjadi uap pada tekanan konstan menjadi uap jenuh.
3. Proses 3 : Uap jenuh bergerak menuju turbin, menghasilkan energi listrik. Hal
ini mengurangi temperatur dan tekanan uap, dan mungkin sedikit kondensasi
juga terjadi.
4. Proses 4 : Uap basah memasuki kondenser di mana uap diembunkan dalam
tekanan dan temperatur tetap hingga menjadi cairan jenuh.
Dalam siklus Rankine ideal, pompa dan turbin adalah isentropic, yang berarti pompa
dan turbin tidak menghasilkan entropi dan memaksimalkan output kerja. Dalam
siklus Rankine yang sebenarnya, kompresi oleh pompa dan ekspansi dalam turbin
tidak isentropic. Dengan kata lain, proses ini tidak bolak-balik dan entropi
meningkat selama proses. Hal ini meningkatkan tenaga yang dibutuhkan oleh
pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan oleh turbin. Secara khusus, efisiensi
turbin akan dibatasi oleh terbentuknya titik-titik air selama ekspansi ke turbin akibat
kondensasi. Titik-titik air ini menyerang turbin, menyebabkan erosi dan korosi,
mengurangi usia turbin dan efisiensi turbin. Cara termudah dalam menangani hal ini
adalah dengan memanaskannya pada temperatur yang sangat tinggi.
Efisiensi termodinamika bisa didapatkan dengan meningkatkan temperatur input
dari siklus. Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan efisiensi siklus Rankine.
Siklus Rankine dengan pemanasan ulang

Dalam siklus ini, dua turbin bekerja secara bergantian. Yang pertama
menerima uap dari boiler pada tekanan tinggi. Setelah uap melalui turbin
pertama, uap akan masuk ke boiler dan dipanaskan ulang sebelum memasuki
turbin kedua, yang bertekanan lebih rendah. Manfaat yang bisa didapatkan
diantaranya mencegah uap berkondensasi selama ekspansi yang bisa
mengakibatkan kerusakan turbin, dan meningkatkan efisiensi turbin.
Siklus Rankine regeneratif
Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang
membedakannya adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan kondenser
akan bercampur dengan sebagian uap yang belum melewati turbin kedua.
Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan mengakibatkan
pencampuran temperatur. Hal ini akan mengefisiensikan pemanasan primer.
Dari penjelasan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa perbedaan suhu dalam mesin
uap tetap diperlukan. Perbedaan suhu dalam mesin uap bisa diperoleh dengan
memanfaatkan kondensor. Ketika suhu dan tekanan uap yang berada di sebelah
bawah katup pembuangan jauh lebih kecil dari pada suhu dan tekanan uap yang
berada di dalam silinder, maka ketika si piston bergerak kembali ke kiri, besarnya
tekanan (P = F/A) yang dilakukan piston terhadap uap jauh lebih kecil daripada
besarnya tekanan yang diberikan uap kepada piston ketika si piston bergerak ke
kanan. Dengan kata lain, besarnya usaha alias kerja yang dilakukan piston terhadap
uap jauh lebih kecil daripada besarnya kerja yang dilakukan uap terhadap piston (W
= Fs). Jadi hanya sebagian kecil energi kinetik piston yang dikembalikan lagi pada
uap. Dengan demikian akan ada energi kinetik total atau kerja total yang dihasilkan.
Energi kinetik total ini yang dipakai untuk menggerakan sesuatu (membangkitkan
listrik dkk) Pembangkitan energi listrik akan dibahas secara mendalam pada pokok
bahasan listrik dan magnet
Penggunaan Mesin Uap
>> Kereta api Uap
Kereta api uap biasanya memiliki sebuah ketel uap pipa api horisontal bertungku
yang terletak pada ujung bagian belakang. Di depan tungku terletak sebuah
smokebox yang memiliki satu cerobong asap yang menonjol keluar (ke atas). Uap
dikumpulkan dari tungku ke dalam sebuah kubah atau tabung berlubang-lubang
yang
berada
di
atas
permukaan
air.
Uap ini lalu melewati sebuah klep penutup atau katup pengatur ke dalam silinder
sebuah resiprokat. Piston/torak di dalam mesin mendorong roda lewat sebuah
crankpin dan batang/balok penghubung. Katup-katup mesin dikendalikan melalui
sejumlah batang dan penghubung yang disebut dengan valve gear. Valve gear bisa
disetel dan menolong kontrol arah serta cut off (cutoff adalah titik dalam kayuhan
piston dimana inlet valve ditutup). Cut off ini menentukan proporsi kayuhan piston,
yang kemudian mengendalikan jumlah uap yang masuk ke dalam silinder. Uap
masuk
dari
kedua
ujung,
menyebabkan
piston
beraksi
ganda.
Di dalam sebuah kereta api uap bersilinder dua, salah satu silinder ditempatkan di
salah satu sisi kereta. Uap lalu memberikan empat kayuhan piston per putaran, yang
berarti dua kayuhan per silinder. Kayuhan piston yang pertama menuju ke depan
sedang yang kedua menuju ke belakang. Setiap kayuhan piston menggerakkan roda

seperempat
putaran.
Ketel dan silinder-silinder ini terletak di sebuah rangka, dan rangka ini terletak di
sejumlah as atau poros. As dipasaing di blok-bantalan yang bergerak ke atas dan ke
bawah di dalam rangka. Biasanya kereta uap Amerika memiliki kerangka balok
sedangkan kereta uap Inggris memiliki plate frame (kerangka pelat), keduanya
sama-sama terbuat dari baja. Sumber bahan bakar untuk mendidihkan air adalah
batu bara. Kemudian minya mulai digunakan untuk tujuan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai