Anda di halaman 1dari 9

KONKLUSI PENGGUGAT

PERKARA TUN No. : 040 / KTUN.PKNH/ FH UKST / 2012 / Mdn


Antara:
AMDI SAPUTRA PASARIBU------------------------------------------------Sebagai PENGGUGAT
Lawan:
KAPOLDA SUMUT-------------------------------------------------------------- Sebagai TERGUGAT
______________________________________________________________________________
Perihal : Konklusi
Dengan hormat,
Penggugat dengan ini mengajukan Konklusi (kesimpulan) akhri dari hasil jawaban-menjawab
baik yang disampaian secara tertulis maupun lisan dan fakta-fakta yang timbul selama
persidangan berlangsung serta bukti-bukti surat yang diajukan penggugat maka dapat
disimpulkan sebagai berikut;
1. Bahwa penggugat tetap pada dengan dalil-dali sesuai dasar gugatan semula dan menolak
seluruh dalil-dalil serta membantah dengan tegas dalil-dalil baik jawaban,Duplik, ataupun
pembuktian tergugat yang telah diajukan dalam perkara ini kecuali terhadap hal-hal yang
telah diakui secara tegas oleh tergugat yang intinya setuju atau membenarkan Gugatan
penggugat;
2. Bahwa Tergugat dalam mempergunakan ke wenangannnya dalam membentuk Komisi
KKEP telah salah dalam menerapkan hukum, sebagaimana dalil Tergugat yang keliru
melakukan tindakan PTDH atas diri penggugat, dimana penerbit Surat Keputusan
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal

7 September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari


Dinas POLRI atas nama BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP
73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara atas diri EPnggugat
seharusnya kewenangan untuk tanda tangan adalah KAPOLDA SUMUT dan
kewenangan tersebut tidak boleh dialihkan kepada yang lain hal tersebut sesuai dengan
Keputusan Kapolri No.Pol : KEp/74/XI/2003 Tanggal 10 November 2003 tentang
pokok-pokok Penyusunan Lapisan Pembinaan Sumberdaya Manusia Polri khususnya
pasal 5 huruf a ayat 12 dan ayat 13 menyatakan Pengakhiran dinas anggota kapolri
dengan kepangkatan AIPTU kebawah yang sifatnya Pemberhentian Tidak Dengan
Hormat di kewilayahan Kapolri melimpahkan kewenangnya kepada Kepolda dan
surat keputusannya diterbitkan dan ditanda tangani oleh Kapolda (Bukti Vide P1,
P12);
3. Bahwa penggugat pada tanggal 18 September 2009 menerima No. Pol. : Skep/ 381 / IX /
2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
(PTDH terhadap diri Penggugat yang diantar lagsung oelh anggita Unit P3D Polres
Tapanuli utara dan saat membaca surat Keputusan tersebut penggugat melihat ada
kejanggalan karena surat keputusan yang mana petikan tesebut ditanda tangani oleh
KARO PERS POLDA SUMUT dan penggugat melihat ada kata-kata menimbang : dst
mengingat: dst.. memperhatikan dst .. memutuskan menetapkan : Memberhentikan
Tidak dengan Hormat dan seterusnya padahal dalam peengetikan tersebut ada
kata-kata Untuk Petikan sesuai dengan aslinya, nah bila Petikan Surat Keputusan tersebut
sesuai dengan aslinya mengapa yang tanda tangan KARO PERS POLDA SUMUT,
padahal jelas dalam Kapolri No.Pol : skep/74/XI/2003 Tanggal 10 November 2003

Kapolri melimpahkan kewenangannya kepada Kapolda berarti kewenangan tersebut tidak


boleh dialihkan kepada yang lain (bukti Vide P1, P13);
4. Bahwa Penggugat juga melihat kejanggalan dalam penomoran Surat keputusan PTDH
dimana anggota Polri sejajaran Polda Sumut yang sama degnan Penggugat di PTDH
berjumlah 15 orang, dimana Surat Keputusan PTH ke 15 orang tersebut dengan No.
Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 padahal tergugat pada
awabannya tanggal 7 januari menyatakan objek gugatan berupa surat Keputusan No.
Pol. : Kep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 tentang PTDH terhadap
penggugat telah bersifat Konkrit,Individual dan Fina (Bukti vide P1), karena tidak ada
terlihat bersifat individual namun bersifat Banyak;
5. Bahwa Tergugat melalui sidang KKEP Polres Tapanuli utara yang di bentuk berdasarkan
Surat keputusan kapolres Tapanuli utara No. Pol.: SKEP/09/III/2009 tanggal 19 Maret
2009 dimana penggugat sama ekali tidak di berikan Hak dan /kewajiban sesuai pada
Pasal 12 ayat 1 huruf a s/d g Peraturan Kapolri No. Pol. 8 tahun 2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Komisi KKEP negara Republik Indonesia, karena Penggugat sama sekali
tidak mengetahui susunan keanggotaan Komisi sebelum Pelaksanaan sidang, tidak
diperkenankan untuk menunjuk pendamping, tidak ada menerima dan mempelajari isi
berkas perkara baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan pendamping,
tidak diberi kesempatan untuk mengajukan pembelaan mengajukan saksi dalam
persidangna tidak ada menerima salinan Putusan sidang dan semua hak-hak penggugat
tidak ada diberikan, meskipun penggugat pada saat persidangan KKEP pada tanggal 13
April 2009 menerangkan Penggugat membantah bila tidak masuk dinas selama 321 hari
secara berturut-turut, namun Penggugat mengakui ada sebulan beberapa hari pernah
mangkir namun mangkirnya penggugat karena sakit pada ulu hati dan bila kambuh

penggugat sangat sulit bernafas namun hal tersebut tidak menjadi pertimbangan dalam
persidangan KKEP Polri (Bukti Vide P12);
6. Bahwa sebelum dikeluarkannya Sutar keputusan PTDH atas nama penggugat, dimana
hak-hak Penggugat berupa gaji sejak bulan Mei 2008 s/d Mei 2009, kemudian Juni 2009
s/d Oktober 2009 tidak diberikan oleh Kapolres Tapanuli Utara Cq Juru bayar Polres
Tapanuli Utara tanpa aasan yang jelas sementara gaji Juni 2009 s/d Oktober 2009 ada
diterima oelh penggugat (Bukti P15);
7. Bahwa kesewenangan Tergugat lebih diperparah lagi degnan arogansi Kapolsek Muara
AKP NOBRAN BARUS selaku bawanan Tergugat, dimana meskipun Penggugat datang
melaksanakan tugas di Polsek Muara dan hal tersebut disaksikan oleh anggota Polsek
Muara diantaranya adalah BRIPTU WANDA TAMBA, BRIPKA AVIO PARHUSIP dan
banyak anggota Polsek Muara lainnya namun Kapolsek Muara AKP NOBRAN BARUS
dimana saat Pam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden RI tahun 2008 dan 2009
Penggugat ada bertugas namun dianggat tidak bertugas dan hal tersebut diakui oleh
Kapolsek Muara sendiri pada saat dihadirkan sebagai saksi dengan alasan Penggugat
tidak pernah melapor kepadanya selaku kapolsek dan bila kata-kata Kapolsek Muara
tersebut dicermati dapat Penggugat artikan karena selama bertugas di Polsek Muara
Penggugat ada memberikan uang komando sebesar Rp. 1000.000,- dan Briptu WANDA
TAMBA juga pernah mengakuinya karena saat itu Penggugat ada memegang amplop dan
ditanya olehh BRIPTU WANDA TAMBA apa isi amplop itu bang? dan dijawab
penggugat uang untuk Kapolsek dan hal tersebut terungkap pada saat BRIPTU WANDA
TAMBA dihadirklan sebagai saksi
8. Bahwa Aroganisasi bawahan Tergugat yaitu Kapolsek muara AKP NOBRAN BARUS
juga terlihat meskipun bukan kewenangannya dalam mengeluarkan Surat Rekomendasi
Penilaian Anggota Polri, namun Surat Rekomendasi No. Pol.: REK/02/III2009 tanggal 6

Maret 2009 yang menyatakan BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP


73050260 Ba Polsek Muara Kesatuan Polres Tapanuli Utara Tidal Layak dipertahankan
untuk mengemban tugas sebagai anggota Kepolisian Negara RI (Bukti Vide Tergugat
T4), padahal yang berwenang adalah Ankum Penggugat dalam hal ini adalah Kapolres
Tapanuli Utara (Bukti Vide P14);
9. Bahwa keweweanangn yang di terima oelh penggugat juga tergambar dalam persidangan
KKEP Polri yang digelar di Polres Tapanuli Utara diman apendamping Penggugat adalah
Kapolsek Muara selaku atasan yang melaporkan Penggugat sehingga dalam [ersidangan
tidak ada azas prduga tidak bersalah, asaz kepatutan dan azas keadilan, dimana pada saat
ketua komisi KKEP Polri Kompol TK ARITONANG menyanyakan kepada AKP
NOBRAN BARUS sudah tidak layak lagi menjadi anggota Polri dan mohon dijatuhkan
hukuman berupa PTDH;
10. Bahwa bila dicermati dari awal sangat elas perlakuan sewenang-wenang yang penggugat
terima sungguh sangat jauh dari rasa keadilan, rasa kemanusiaan dan hal tersebut tersurat
mulai dari Pembuatan laporan Polisi No. Pol. :LP/02/II/2008/TU.MUARA tanggal 29
Februari 2008 yang dibuat oleh BRIPKA AVIO PARHUSIP (Bukti Vide P.22) dimana
tanda tangan Bripka AVIO PARHUSIP tidak sma dengan tanda tangannya dalam BAP
Pemeriksaan Saksi atas Nama Bripka AVIO PARHUSIP (Bukti Vide P.21) karena laporan
Polisi tersebutlah menjadi titik tolak penyidikan berkas perkara Penggugat, bila laporan
polisi saja sudah diragukan kebenarannya tentunya proses PTDH terhadap diri penggugat
juga cacat demi hukum dan hal tersebut diperparah lagi dengan mengeluarkan Surat
penangkapan An.Penggugat No. Pol. : SPP/86/III/2008/P3D tanggal 25 Maret 2008
(Bukti Vide P.9) seolah-olah Penggugat adalah penjahat besar smapi-sampai bawahan
tergugat mengeluarkan daftar pencaraian Personil Polri No. Pol: DPPP/01/VII/2008/P3D

tanggal 31 Juli 2008 (Bukti Vide P.10), padahal anggota P3D Polres Tapanuli Utara
BRIGADIR RAHADI mengetahui persis Rumah Penggugat kerena pernah mengantar
Surat Panggilan kepada pengguggat dan saat itu mengetahi bila penggugat sendang pergi
berobat karena sakit dan hal itu disampaikan langsung oleh istri penggugat yang bernama
SUSIATI;
11. Bahwa selama menjadi anggota Polri Penggugat tidak pernah melakukan kesalahan dan
juga tidak pernah melakukan pelanggaran hukum, tidak perna tersangkut perkara pidana
dan juga tidak pernah melanggar disiplin, namun penggugat tidak masu melaksanakan
tugas tesebut adalah bukan ada unsur kesengajaan namun karena Penggugat benar-benar
mengalami sakit yang bila kambuh sangat sulit bernafas dan hal tersebut diperparah lagi
dengan arogansinya kapolsek Muara karena penggugat sudah tidak mampu lagi
memberikan uang komando sebesar Rp. 1000,0000.- akibat penyakit yang penggugat
alami meskipun penggugat hadir melaksanakan tugas namun dianggap tidak hadir dan hal
tersebut tidak dapat Penggugat bantah, ditambah lagi istri penggugat melahirkan dan
kondisinya sangat lemah sehingga surat sakit terlambat Penggugat kirimkan (Bukti Vide
P.4, P.5);
12. Bahwa saat Pam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presidan tahun 2009 Penggugat tetap gutas
dan saat itu ada di berikan uang Pengamanan sebesar kurang lebih Rp. 600.000,- dan saat
Penggugat mau mengambilnya di Bensat (bendahara Satuan) akan tetapi Kapolsek Muara
AKP

NOBRAN

BARUS

telah

terlebih

dahulu

mengambilnya

dengn

cara

menandatangani nama penggugat, kemudian Penggugat menelpon via HP Kepada


kapolsek Muara dan suruh menjumpainya didalam mobil dan uang pengamanan Pemilu
Penggugat diberikan oleh Kapolsek Muara sebesar Rp. 300.000,- dan penggugat hanya
pasrah karena mau complain tidak ada gunanya;

13. Bahwa arogansi atasan Penggugat terlihat pada saat dimintai keterangan saksi di
Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST dimana saat kuasa hukum tergugat
melakukan pertanyaan kepada Kompol RK ARITONANG yang saat KKEP terhadap
penggugat bertindak selaku ketua komis seolah olah Pengguat tidak pantas lagi untuk
mendapatkan keadilan, padahal dalam peraturan KAPOLRI No.Pol.: 7 Tahun 2006
tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara RI (Bukti Vide P.12) Pasal 5 hruf cdan pasal
9 yang berbunyi Dalam etika kelembagaan setiap anggota Polri wajib
memperlakukan sesama anggota sebagai subjek yang bermartabat yang ditandai
oelh pengakuan akan hak dan kewajiban yang sama dan setiap anggota Polri wajib
menampilkan rasa setia kawan dengan sesama anggota sebagai ikatan batain yang
tulus atas dasr kesadaran bersama akan tanggugan jawabnya sebagai salah satu
puilar keutuhan bangsa Indonesia dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip
kehormatan, namun hal tersebut tidak tercermin dan hal tersebut juga penggugat alami
saat kurang 2 tahun penggugat bertugas di Polsek Muara Polres Tapanuli Utara dimana
Kapolsek Muara bias berbuat apa saja apalagi hal-hal yang tidak berkenan dihatinya dan
bukan aturan yang dilaksanakan;
14. Bahwa Kapolres Tapanuli Utara telah mengeluarkan Surat perintah No. Pol.
Sprin/181/V/2009/P3D tanggal 4 Mei 2009 tentang pengaktifan kembali gaji Penggugat
sesuai dengan Nota Dinas No.Pol B/ND/23/V/2009/P3D tanggal 2 Mei 2009 namun gaji
penggugat sejak bulan Mei 2008 s/d Mei 2009 tidak pernah dibayarkan oleh Bensat
Polres Tapanuli Utara IPDA ELMAR PRIMA dan gaji tersebut dapat penggugat ambil
tapi harus di potong 25% namun penggugat tidak mau sehingga sampai keluar Skep
PTDH An.Penggugat gaji yang merupakan hak penggugat tidak dibayarkan (Bukti Vide
P.23);

15. Bahwa karena Tergugat menerbitkan Surat Keputusan a quo dengan penuh keseweangan
serta keliru yaitu bertentangan dengan Pasal 13 PP RI No. 2 Tahun 2003 Tentang
peraturan Disiplin Anggota Polri dan juga ketentuan Pasal 14 ayat 1 huruf a PP RI No. 1
Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri dan juga bertentangan dengan
Pertaturan Kapolri No. Pol. 8 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi
KKEP negara Republik Indonesia dan keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/74/XI/2003
tanggal 10 November 2003 tentang Pokok-Pokok Penyusunan Lapis-Lapis Pembinaan
Sumber Daya Manusia Polri serta azas-azas umum Pemerintahan yang baik (AUPB)
terutama azas kecermatan dan azas kepastian hukum maka tidakan Tergugat tersebutt
telah termasuk kedalam kuaalifikasi tindakan maka tindakan tergugatan tersebut telah
termasuk kedalam kualifikasi tindakan sebagai mana dimaksud dalam ketentuan Pasal 53
ayat 2 huruf a dan b UU No. 5 Tahun 1996 jo UU No. 9 Tahun 2004 Tentang peradilan
TUN sehingga No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama
BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara
Kesatuan Polres Tapanuli Utara yang menjadi objek sengketa sangat beralasan hukum
untuk dibatalkan dan sekaligaus dicabut;
16. Bahwa selain itu penggugat sangat dirugikan atas terbitnya Surat Keputusan Objek TUN
karena Surat Keputusan Objek Sengketa tersebut berlaku dengan seketika dan dengan
serta merta karena penggugat telah kehilangan Pekerjaan yang merupakansumber utama
mata pencarian penggugat baik untuk saat ini dan juga dimasa yang akan dating sehingga
dengan ini penggugat mohon kepada Majelis hakim agar memerintahkan Tergugat untuk
membatalkan dan mencabut Surat Keputusan Objek Sengketa a quo dan mengaktifkan

kembali dan mengembalikan semua hak penggugat seperti keadaan semula sebelum
diterbitkannya surat keputusan a quo;
Berdasarkan dalil-dalil dan alasan yang telah penggugat utarakan dalam konklusi (kesimpulan)
tersebut diatas kiranya Majelis Hakim

Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST yang

memeriksa dan mengadili perkara inid apat mengabulkan gugatan Penggugat untuk
keseluruhannya dan menolak seluruh dalil-dalil jawaban, dalil-dalil duplik maupun pembuktian
Tergugat;
Terimakasih.
Medan 6 Desember 2012
Hormat Penggugat

AMDANI SAPUTRA PASARIBU

Anda mungkin juga menyukai