penggugat sangat sulit bernafas namun hal tersebut tidak menjadi pertimbangan dalam
persidangan KKEP Polri (Bukti Vide P12);
6. Bahwa sebelum dikeluarkannya Sutar keputusan PTDH atas nama penggugat, dimana
hak-hak Penggugat berupa gaji sejak bulan Mei 2008 s/d Mei 2009, kemudian Juni 2009
s/d Oktober 2009 tidak diberikan oleh Kapolres Tapanuli Utara Cq Juru bayar Polres
Tapanuli Utara tanpa aasan yang jelas sementara gaji Juni 2009 s/d Oktober 2009 ada
diterima oelh penggugat (Bukti P15);
7. Bahwa kesewenangan Tergugat lebih diperparah lagi degnan arogansi Kapolsek Muara
AKP NOBRAN BARUS selaku bawanan Tergugat, dimana meskipun Penggugat datang
melaksanakan tugas di Polsek Muara dan hal tersebut disaksikan oleh anggota Polsek
Muara diantaranya adalah BRIPTU WANDA TAMBA, BRIPKA AVIO PARHUSIP dan
banyak anggota Polsek Muara lainnya namun Kapolsek Muara AKP NOBRAN BARUS
dimana saat Pam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden RI tahun 2008 dan 2009
Penggugat ada bertugas namun dianggat tidak bertugas dan hal tersebut diakui oleh
Kapolsek Muara sendiri pada saat dihadirkan sebagai saksi dengan alasan Penggugat
tidak pernah melapor kepadanya selaku kapolsek dan bila kata-kata Kapolsek Muara
tersebut dicermati dapat Penggugat artikan karena selama bertugas di Polsek Muara
Penggugat ada memberikan uang komando sebesar Rp. 1000.000,- dan Briptu WANDA
TAMBA juga pernah mengakuinya karena saat itu Penggugat ada memegang amplop dan
ditanya olehh BRIPTU WANDA TAMBA apa isi amplop itu bang? dan dijawab
penggugat uang untuk Kapolsek dan hal tersebut terungkap pada saat BRIPTU WANDA
TAMBA dihadirklan sebagai saksi
8. Bahwa Aroganisasi bawahan Tergugat yaitu Kapolsek muara AKP NOBRAN BARUS
juga terlihat meskipun bukan kewenangannya dalam mengeluarkan Surat Rekomendasi
Penilaian Anggota Polri, namun Surat Rekomendasi No. Pol.: REK/02/III2009 tanggal 6
tanggal 31 Juli 2008 (Bukti Vide P.10), padahal anggota P3D Polres Tapanuli Utara
BRIGADIR RAHADI mengetahui persis Rumah Penggugat kerena pernah mengantar
Surat Panggilan kepada pengguggat dan saat itu mengetahi bila penggugat sendang pergi
berobat karena sakit dan hal itu disampaikan langsung oleh istri penggugat yang bernama
SUSIATI;
11. Bahwa selama menjadi anggota Polri Penggugat tidak pernah melakukan kesalahan dan
juga tidak pernah melakukan pelanggaran hukum, tidak perna tersangkut perkara pidana
dan juga tidak pernah melanggar disiplin, namun penggugat tidak masu melaksanakan
tugas tesebut adalah bukan ada unsur kesengajaan namun karena Penggugat benar-benar
mengalami sakit yang bila kambuh sangat sulit bernafas dan hal tersebut diperparah lagi
dengan arogansinya kapolsek Muara karena penggugat sudah tidak mampu lagi
memberikan uang komando sebesar Rp. 1000,0000.- akibat penyakit yang penggugat
alami meskipun penggugat hadir melaksanakan tugas namun dianggap tidak hadir dan hal
tersebut tidak dapat Penggugat bantah, ditambah lagi istri penggugat melahirkan dan
kondisinya sangat lemah sehingga surat sakit terlambat Penggugat kirimkan (Bukti Vide
P.4, P.5);
12. Bahwa saat Pam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presidan tahun 2009 Penggugat tetap gutas
dan saat itu ada di berikan uang Pengamanan sebesar kurang lebih Rp. 600.000,- dan saat
Penggugat mau mengambilnya di Bensat (bendahara Satuan) akan tetapi Kapolsek Muara
AKP
NOBRAN
BARUS
telah
terlebih
dahulu
mengambilnya
dengn
cara
13. Bahwa arogansi atasan Penggugat terlihat pada saat dimintai keterangan saksi di
Pengadilan Semu Fakultas Hukum UKST dimana saat kuasa hukum tergugat
melakukan pertanyaan kepada Kompol RK ARITONANG yang saat KKEP terhadap
penggugat bertindak selaku ketua komis seolah olah Pengguat tidak pantas lagi untuk
mendapatkan keadilan, padahal dalam peraturan KAPOLRI No.Pol.: 7 Tahun 2006
tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara RI (Bukti Vide P.12) Pasal 5 hruf cdan pasal
9 yang berbunyi Dalam etika kelembagaan setiap anggota Polri wajib
memperlakukan sesama anggota sebagai subjek yang bermartabat yang ditandai
oelh pengakuan akan hak dan kewajiban yang sama dan setiap anggota Polri wajib
menampilkan rasa setia kawan dengan sesama anggota sebagai ikatan batain yang
tulus atas dasr kesadaran bersama akan tanggugan jawabnya sebagai salah satu
puilar keutuhan bangsa Indonesia dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip
kehormatan, namun hal tersebut tidak tercermin dan hal tersebut juga penggugat alami
saat kurang 2 tahun penggugat bertugas di Polsek Muara Polres Tapanuli Utara dimana
Kapolsek Muara bias berbuat apa saja apalagi hal-hal yang tidak berkenan dihatinya dan
bukan aturan yang dilaksanakan;
14. Bahwa Kapolres Tapanuli Utara telah mengeluarkan Surat perintah No. Pol.
Sprin/181/V/2009/P3D tanggal 4 Mei 2009 tentang pengaktifan kembali gaji Penggugat
sesuai dengan Nota Dinas No.Pol B/ND/23/V/2009/P3D tanggal 2 Mei 2009 namun gaji
penggugat sejak bulan Mei 2008 s/d Mei 2009 tidak pernah dibayarkan oleh Bensat
Polres Tapanuli Utara IPDA ELMAR PRIMA dan gaji tersebut dapat penggugat ambil
tapi harus di potong 25% namun penggugat tidak mau sehingga sampai keluar Skep
PTDH An.Penggugat gaji yang merupakan hak penggugat tidak dibayarkan (Bukti Vide
P.23);
15. Bahwa karena Tergugat menerbitkan Surat Keputusan a quo dengan penuh keseweangan
serta keliru yaitu bertentangan dengan Pasal 13 PP RI No. 2 Tahun 2003 Tentang
peraturan Disiplin Anggota Polri dan juga ketentuan Pasal 14 ayat 1 huruf a PP RI No. 1
Tahun 2003 Tentang Pemberhentian Anggota Polri dan juga bertentangan dengan
Pertaturan Kapolri No. Pol. 8 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi
KKEP negara Republik Indonesia dan keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/74/XI/2003
tanggal 10 November 2003 tentang Pokok-Pokok Penyusunan Lapis-Lapis Pembinaan
Sumber Daya Manusia Polri serta azas-azas umum Pemerintahan yang baik (AUPB)
terutama azas kecermatan dan azas kepastian hukum maka tidakan Tergugat tersebutt
telah termasuk kedalam kuaalifikasi tindakan maka tindakan tergugatan tersebut telah
termasuk kedalam kualifikasi tindakan sebagai mana dimaksud dalam ketentuan Pasal 53
ayat 2 huruf a dan b UU No. 5 Tahun 1996 jo UU No. 9 Tahun 2004 Tentang peradilan
TUN sehingga No. Pol. : Skep/ 381 / IX / 2009 Tanggal 7 September 2009 Tentang
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas POLRI atas nama
BRIGADIR AMDANI SAPUTRA PASARIBU NRP 73050260 Ba Polsek Muara
Kesatuan Polres Tapanuli Utara yang menjadi objek sengketa sangat beralasan hukum
untuk dibatalkan dan sekaligaus dicabut;
16. Bahwa selain itu penggugat sangat dirugikan atas terbitnya Surat Keputusan Objek TUN
karena Surat Keputusan Objek Sengketa tersebut berlaku dengan seketika dan dengan
serta merta karena penggugat telah kehilangan Pekerjaan yang merupakansumber utama
mata pencarian penggugat baik untuk saat ini dan juga dimasa yang akan dating sehingga
dengan ini penggugat mohon kepada Majelis hakim agar memerintahkan Tergugat untuk
membatalkan dan mencabut Surat Keputusan Objek Sengketa a quo dan mengaktifkan
kembali dan mengembalikan semua hak penggugat seperti keadaan semula sebelum
diterbitkannya surat keputusan a quo;
Berdasarkan dalil-dalil dan alasan yang telah penggugat utarakan dalam konklusi (kesimpulan)
tersebut diatas kiranya Majelis Hakim
memeriksa dan mengadili perkara inid apat mengabulkan gugatan Penggugat untuk
keseluruhannya dan menolak seluruh dalil-dalil jawaban, dalil-dalil duplik maupun pembuktian
Tergugat;
Terimakasih.
Medan 6 Desember 2012
Hormat Penggugat