LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama Pasien
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
Status Perkawinan
Agama
: Ny. M
: 74 tahun
: Perempuan
: Sawangan
: Ibu Rumah Tangga
: Menikah
: Islam
II. Anamnesis
Riwayat keluhan pasien diperoleh secara autoanamnesis tanggal : 19 Maret
2016.
1. Keluhan Utama
Kedua lutut nyeri dan sulit berjalan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar anaknya pada tanggal 19 Maret 2016
dengan keluhan kedua lutut terasa nyeri terutama lutut kiri dan sulit
untuk berjalan. Keluhan ini dirasakan pasien sejak 5 tahun yang lalu dan
memberat 1 tahun terkahir. Nyeri dirasakan pasien seperti berdenyut dan
tertusuk jarum. Nyeri semakin memberat saat pasien melipat lututnya
dan menggerakkan kakinya tetapi sedikit berkurang dengan istirahat dan
minum obat penghilang rasa sakit. Pasien mengaku baru menyadari ada
pembengkakan di kedua lututnya terutama lutut kiri kira kira 6 bulan
terakhir. Bengkak tersebut menyebabkan pasien susah menggerakkan
kakinya dan menyebabkan terhambatnya aktivitas sehari hari pasien.
Namun, pasien masih bisa berjalan pelan pelan tanpa tongkat. Di
daerah lutut yang bengkak tersebut terasa hangat.
Selain keluhan nyeri dan bengkak, pasien juga merasakan kaku
pada kedua lututnya. Biasanya kaku ini muncul pada pagi hari, kadang
pasien juga merasakan gemertak ketika lututnya digerakkan.
Pasien rutin kontrol ke poli syaraf dan meminum obat dari dokter,
setelah minum obat rasa sakit berkurang. Pasien mengaku bahwa saat
masih muda, sebelum sakit pasien sering mengendarai sepeda kurang
bisa berjalan
b. Riwayat Asam Urat
diatas normal.
c. Riwayat Darah Tinggi
: sudah 7 tahun, rutin minum obat.
d. Riwayat Sakit Maag
:+
e. Riwayat Kencing Manis
: disangkal
f. Riwayat Penyakit Jantung
: disangkal
g. Riwayat Sakit Ginjal
: disangkal
h. Alergi Obat dan Makanan
: disangkal
i. Riwayat Asma
: disangkal
j. Riwayat Kolesterol
: disangkal
k. Riwayat Trauma / Jatuh
: disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat Darah Tinggi
: ibu
b. Riwayat Penyakit Serupa
: disangkal
c. Riwayat Kencing Manis
: disangkal
d. Riwayat Penyakit Jantung
: disangkal
e. Riwayat Penyakit Ginjal
: disangkal
f. Riwayat Asma
: disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
a. Riwayat Minum Jamu dan Obat Bebas
: disangkal
b. Riwayat Minum Alkhohol
: disangkal
c. Riwayat Merokok
: disangkal
d. Riwayat Minum Suplemen
: disangkal
e. Riwayat Makan Makanan Berlemak
: disangkal
6. Riwayat Lingkungan dan Sosial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama
satu orang anak. Pasien menggunakan hanya melakukan bersih-bersih
ringan saat dirumah.
III.PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda Vital
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Respirasi
d. Suhu
4. Status Gizi
BB
= 75 kg
TB
= 155 cm
: tampak kesakitan
: compos mentis, GCS : E4V5M6 : 15
: 140/90 mmHg
: 86 x/menit, reguler, kuat, isi dan tegangan cukup
: 20x/menit
: 36C
75
= 31,22 kg/m2 (normal = 18,5-22,5 kg/m2)
(1,55)2
Kesan : obesitas
5. Pemeriksaan fisik
BMI
Keadaan regional
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Leher
PARU
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor +/+
Auskultasi
JANTUNG
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Kiri
Auskultasi
Kanan
Atas
: RIC II
ABDOMEN
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: timpani
Auskultasi
GENITALIA
: tidak diperiksa
Status Neurologis
1.Kesadaran
Compos Mentis, GCS 15 (E4 M6 V5)
2.Tanda Rangsangan selaput otak
Kaku kuduk
:-
Kernig :-
Brudzunsky I
:-
Brudzunsky II:-
Laseque
:-
:-
:-
4.Nervus Kranialis
Nervus I
: penciuman baik
Nervus II
Nervus III,IV,VI
Nervus V
Nervus IX&X
Nervus XII
5. Koordinasi :
Cara berjalan
Romberg test
:-
Rebound phenomen
:-
:-
:-
Disartria
:-
6. Motorik
Sinistra
Pergerakan
aktif
aktif
Kekuatan
555
555
555
555
Tonus :
eutonus
eutonus
Defekasi
: baik
Sekresi keringat
: baik
9. Reflek fisiologis
Biseps
: ++/++
Triseps
: ++/++
Patella
: ++/++
Achiles
: ++/++
Gordon :-/-
Chaddock:-/-
schaffer:-/-
Oppeinheim:-/-
Kesan :
Osteofit pada condylus lateralis dan medialis os tibia femoralis
sinistra disertai penyempitan sendi tibia femoralis medialis sinistra
merupakan gambaran osteoarthrosis genu dekstra grade III.
PROGNOSIS
Qua ad vitam
Qua ad functionam
Qua ad sanationam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad malam
: Dubia ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Osteoarthritis (OA, dikenal juga sebagai arthritis degeneratif, penyakit
degeneratif sendi) merupakan penyakit sendi degeneratif yang mengenai
sendi-sendi penumpu berat badan dengan gambaran patologis yang berupa
kerusakan kartilago sendi, dimana terjadi proses degradasi interaktif sendi
yang kompleks, terdiri dari proses perbaikan pada kartilago, tulang dan
sinovium diikuti komponen sekunder proses inflamasi.
II. Patofisiologi Osteoartritis
Terjadinya OA tidak lepas dari banyak persendian yang ada di dalam
tubuh manusia. Sebanyak 230 sendi menghubungkan 206 tulang yang
memungkinkan terjadinya gesekan. Untuk melindungi tulang dari gesekan, di
dalam tubuh ada tulang rawan. Namun karena berbagai faktor risiko yang ada,
maka terjadi erosi pada tulang rawan dan berkurangnya cairan pada sendi.
Tulang rawan sendiri berfungsi untuk meredam getar antar tulang. Tulang
rawan terdiri atas jaringan lunak kolagen yang berfungsi untuk menguatkan
sendi, proteoglikan yang membuat jaringan tersebut elastis dan air (70%
bagian) yang menjadi bantalan, pelumas dan pemberi nutrisi
Kondrosit adalah sel yang tugasnya membentuk proteoglikan dan
kolagen pada rawan sendi. Osteoartritis terjadi akibat kondrosit gagal
mensintesis matriks yang berkualitas dan memelihara keseimbangan antara
degradasi dan sintesis matriks ekstraseluler, termasuk produksi kolagen tipe I,
III, VI dan X yang berlebihan dan sintesis proteoglikan yang pendek. Hal
tersebut menyebabkan terjadi perubahan pada diameter dan orientasi dari serat
kolagen yang mengubah biomekanik dari tulang rawan, sehingga tulang rawan
sendi kehilangan sifat kompresibilitasnya yang unik.
Selain kondrosit, sinoviosit juga berperan pada patogenesis OA,
terutama setelah terjadi sinovitis, yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak
nyaman. Sinoviosit yang mengalami peradangan akan menghasilkan Matrix
Metalloproteinases (MMPs) dan berbagai sitokin yang akan dilepaskan ke
dalam rongga sendi dan merusak matriks rawan sendi serta mengaktifkan
kondrosit. Pada akhirnya tulang subkondral juga akan ikut berperan, dimana
osteoblas akan terangsang dan menghasilkan enzim proteolitik.
Agrekanase merupakan enzim yang akan memecah proteoglikan di
dalam matriks rawan sendi yang disebut agrekan. Ada dua tipe agrekanase
yaitu agrekanase 1 (ADAMTs-4) dan agrekanase 2 (ADAMTs-11). MMPs
diproduksi oleh kondrosit, kemudian diaktifkan melalui kaskade yang
melibatkan proteinase serin (aktivator plasminogen, plamsinogen, plasmin),
radikal bebas dan beberapa MMPs tipe membran. Kaskade enzimatik ini
dikontrol oleh berbagai inhibitor, termasuk TIMPs dan inhibitor aktifator
plasminogen. Enzim lain yang turut berperan merusak kolagen tipe II dan
proteoglikan adalah katepsin, yang bekerja pada pH rendah, termasuk
proteinase aspartat (katepsin D) dan proteinase sistein (katepsin B, H, K, L
dan S) yang disimpam di dalam lisosom kondrosit. Hialuronidase tidak
terdapat di dalam rawan sendi, tetapi glikosidase lain turut berperan merusak
proteoglikan.
Berbagai
sitokin
turut
berperan
merangsang
kondrosit
dalam
III.Klasifikasi Osteoartritis
OA dapat terjadi secara primer (idiopatik) maupun sekunder, seperti
yang tercantum di bawah ini :
IDIOPATIK
Setempat
Tangan
- nodus Heberden dan Bouchard (nodal)
- artritis erosif interfalang
- karpal-metakarpal I
Kaki:
- haluks valgus
- haluks rigidus
- jari kontraktur (hammer/cock-up toes)
- talonavikulare
Coxae
- eksentrik (superior)
- konsentrik (aksial, medial)
- difus (koksa senilis)
Vertebra
- sendi apofiseal
- sendi intervertebral
- spondilosis (osteofit)
- ligamentum (hiperostosis,
penyakit Forestier, diffuse idiopathic
skeletal hyperostosis=DISH)
Tempat lainnya:
- glenohumeral
- akromioklavikular
- tibiotalar
- sakroiliaka
- temporomandibular
Menyeluruh:
Meliputi 3 atau lebih daerah yang tersebut
diatas (Kellgren-Moore)
SEKUNDER
Trauma
akut
kronik (okupasional, port)
Kongenital atau developmental:
Gangguan setempat:
Penyakit Leg-Calve-Perthes
Dislokasi koksa kongenital
Slipped epiphysis
Faktor mekanik
Panjang tungkai tidak sama
Deformitas valgus / varus
Sindroma hipermobilitas
Metabolik
Okronosis (alkaptonuria)
Hemokromatosis
Penyakit Wilson
Penyakit Gaucher
Endokrin
Akromegali
Hiperparatiroidisme
Diabetes melitus
Obesitas
Hipotiroidisme
Penyakit Deposit Kalsium
Deposit kalsium pirofosfat dihidrat
Artropati hidroksiapatit
Penyakit Tulang dan Sendi lainnya
Setempat:
Fraktur
Nekrosis avaskular
10
11
berperan
dalam
timbulnya
kecenderungan
familial
pada
osteoartritis.
c. Faktor Gaya Hidup
1) Kebiasaan Merokok
Merokok dapat merusak sel dan menghambat proliferasi sel
gerakan
mekanis
yang
abnormal
tulang
akan
12
13
Derajat osteoartritis lutut dinilai menjadi lima derajat oleh Kellgren dan
Lawrence, yaitu :
-
14
Partial replacement/unicompartemental
High tibial osteotomy : orang muda
Patella & condyle resurfacing
Minimally constrained total replacement : stabilitas sendi dilakukan
15
16
17
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Research
Campaign
2000.
Available
at
http:///www.arc.org.uk/about_arth/astats.htm.
Carter MA. Osteoartritis. In: Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsep
klinis proses-proses penyakit. 6th ed. Jakarta: EGC; 2006. p. 1380-4.
Dietary Intake and Serum Levels of Vitamin D to Progression of
Osteoarthritis of the Knee Among Participants in the Framingham
Study.
McAlindon Timothy E., Felson David T., Zhang Yuqing, et al. Relation of
Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis.
In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia; 2006. p. 1195-201.
Milne AD, Evans NA, Stanish WD. Nonoperative Management of Knee
Osteoarthritis. In: Hartono IM. Studi komparasi antara WOMAC index
dengan
Kellgren-Lawrence
grading
system
pada
penderita
18
Celah Sendi pada Citra X-Ray Tangan dan Lutut. Dalam Temu Ilmiah
Reumatologi. Jakarta, 2003 : 168 172.
19