Anda di halaman 1dari 11

REFLEKSI KASUS

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK


Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti
Ujian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
RSUD Tidar Magelang

Pembimbing
dr. M. Chrisma P, Msi.Med.,Sp.THT-KL

Disusun oleh
Arifiana Khusnul Hidayati
20100310105

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015

REFLEKSI KASUS

I.

PENGALAMAN
Pasien laki laki usia 32 tahun datang dengan keluhan nyeri telinga kanan dan
telinga kiri. Pasien juga mengeluh keluar cairan dari telinga kiri berwarna coklat, lengket
dan berbau amis, nyeri kepala. Dirasakan kurang lebih sudah 3 bulan. Pendengaran
dirasa menurun dan terasa bumpet/penuh. Keluhan telinga berdenging/dengung/gemuruh
disangkal. Keluhan suara sengau dan nyeri telan disangkal.
Pasien sering batuk dan bersin saat pagi hari. Riwayat alergi belum diketahui. Sudah
berobat di puskesmas, keluhan membaik. Riwayat keluhan serupa, trauma, mimisan,
membersihkan/mengorek telinga, berenang, maupun alergi disangkal.

II.

MASALAH YANG DIKAJI


Bagaimana terapi dalam otitis media serangan kronik ?

III.

ANALISIS MASALAH
Otitis media supratif kronis (OMSK ) dahulu disebut otitis media perforata (OMP)
atau dalam sebutan sehari hari congek. Yang disebut OMSK ilah infeksi kronis di
telinga dengan perforasi membran telinga timpani dan sekret yang keluar dari telinga teru
menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental , bening atau berupa
nanah.
Penyebab terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran bakteri
dari meatus auditoris eksternal, kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius
saat infeksi saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal
termasuk staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan aspergillus.
Organisme dari nasofaring diantaranya streptococcus viridans (Streptococcus A
hemolitikus, streptococcus B hemolitikus dan pneumococcus).
Letak perforasi di membran timpani penting menunjukkan tipe / jenis OMSK.
Perforasi membran timpani dapat ditemukan di daerah sentral , marginal atau atik. Pada
perforasi sentral , perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan diseluruh tepi perforasi
langsung berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum. Perforasi atik adalah yang
terletak di pras flaksida.

Patogenesis OMSK, banyak penelitian pada hewan percobaan dan preparat tulang
temporal menemukan bahwa adanya disfungsi tuba Eustachius, yaitu suatu saluran yang
menghubungkan rongga di belakang hidung (nasofaring) dengan telinga tengah (kavum
timpani), merupakan penyebab utama terjadinya radang telinga tengah ini (otitis media,
OM).
Pada keadaan normal, muara tuba Eustachius berada dalam keadaan tertutup dan
akan membuka bila kita menelan. Tuba Eustachius ini berfungsi untuk menyeimbangkan
tekanan udara telinga tengah dengan tekanan udara luar (tekanan udara atmosfer). Fungsi
tuba yang belum sempurna, tuba yang pendek, penampang relatif besar pada anak dan
posisi tuba yang datar menjelaskan mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada anak
akan lebih mudah menjalar ke telinga tengah sehingga lebih sering menimbulkan OM
daripada dewasa.
Pada anak dengan infeksi saluran nafas atas, bakteri menyebar dari nasofaring
melalui tuba Eustachius ke telinga tengah yang menyebabkan terjadinya infeksi dari
telinga tengah. Pada saat ini terjadi respons imun di telinga tengah. Mediator peradangan
pada telinga tengah yang dihasilkan oleh sel-sel imun infiltrat, seperti netrofil, monosit,
dan leukosit serta sel lokal seperti keratinosit dan sel mastosit akibat proses infeksi
tersebut akan menambah permeabilitas pembuluh darah dan menambah pengeluaran
sekret di telinga tengah. Selain itu, adanya peningkatan beberapa kadar sitokin
kemotaktik yang dihasilkan mukosa telinga tengah karena stimulasi bakteri
menyebabkan terjadinya akumulasi sel-sel peradangan pada telinga tengah.
Mukosa telinga tengah mengalami hiperplasia, mukosa berubah bentuk dari satu
lapisan, epitel skuamosa sederhana, menjadi pseudostratifiedrespiratory epithelium
dengan banyak lapisan sel di antara sel tambahan tersebut. Epitel respirasi ini
mempunyai sel goblet dan sel yang bersilia, mempunyai stroma yang banyak serta
pembuluh darah. Penyembuhan OM ditandai dengan hilangnya sel-sel tambahan tersebut
dan kembali ke bentuk lapisan epitel sederhana.
Jenis OMSK bada jenis yaitu OMSK tipe aman ( tipe mukosa = tipe banigna ) dan
OMSK tipe bahaya ( tipe tlang = tipe maligna ). Berdasarkan aktivitas sekret yang
keluar dikenal juga OMSK aktif dan OMSK tenang. OMSK aktif adalah OMSK dengan
sekret yang keluar dari cavum timpani secara aktif, sedangkan OMSK tenang adalah
yang keadaan cavum timpani terlihat basah atau kering.
Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja dan biasanya
tidsk mengenal tulang. Perforasi terletak disentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang

menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat
kolestetoma.
Yang dimaksud dengan OMSK maligna adalah yang disertai dengan kolesteatoma.
OMSK ini disebut juga dengan OMSK tipe bahaya atau tipe tulang.
Stadium pada OMSK :
1. Stadium oklusi tuba , terdapat gambaran retraksi membran timpani, warna
normal / keruh.
2. Stadium hiperemis , pembuluh darah melebar sehingga semua daerah
membran timpani tampak hipoeremis dan edema. Sekret sudah terbentuk
tetapip sulit dilihat
3. Stadium supurasi , edema hebat pada mukosa, tertimbun eksudat purulen di
cavum timpani, membran timpani bombans ke arah MAE. Gejala : tampak
sangant kesakitan, nadi dan suhu meningkat, nyeri telinga hebat.
4. Stadium perforasi , terjadi perforasi pada membran timpani akibat tekanan
yang berlebihan dalam cavum timpani. Gejala klinis akan berkurang.
Tampak eksudat keliar dari membran.
Gejala Klinis pada OMSK antara lain :
1. Telinga berair (otorrhoe)
Sekret bersifat purulen (kental, putih) atau mukoid (seperti air dan encer)
tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas
kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan
yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi
iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi.
Keluarnya secret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat
disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar
setelah mandi atau berenang.
Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Sekret
yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma
dan produk degenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih,
mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah
berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang

bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga
dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang
2.

encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.


Gangguan pendengaran
Ini tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanya
dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan
pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena
daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif
ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20
db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan dan
fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran
lebih dari 30 db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi
membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke
telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat
karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom
bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat
harus diinterpretasikan secara hati-hati.
Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan
berulangnya infeksi karena penetrasi toksin melalui jendela bulat (foramen
rotundum) atau fistel labirin tanpa terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya
labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat
menggambarkan sisa fungsi koklea.

3. Otalgia ( nyeri telinga)


Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK, dan bila ada merupakan
suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya
drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan

pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau


ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin
oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda berkembang
komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus
lateralis.
4. Vertigo
Vertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya.
Keluhanvertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat
erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat
perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif
keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang
akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu.
Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo.
Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum. Fistula merupakan temuan
yang serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan
mastoid ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sana mungkin
berlanj ut menjadi meningitis. Uji fistula perlu dilakukan pada kasus OMSK
dengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif dan
negatif pada membran timpani, dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga
telinga tengah.
Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan THT
terutama pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan
sederhana untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran. Untuk mengetahui
jenis dan derajat gangguan pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan audiometri
nada murni, audimetri tutur dan pemeriksaan BERA bagi pasien anak yang tidak

koperatif dengan pemeriksaan audiometri nada murni. Pemeriksaan penunjang


berupa foto rongten mastoid serta kultur uji resistensi kuman dari sekret telinga.
Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang
ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan
ini disebabkan antara lain adanya perforasi membran timpani yang permanen
sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar, terdapat sumber infeksi
di nasofaring, faring, hidung dan sinus paranasal, sudah terbentuk jaringan
patollogik yang ireversibel dalam rongga mastoid dan gizi hgiena yang kurang.
Prinsip terapi OMSK tipe aman adalah konservatif atau dengan
medikamentosa. Bila sekret keluar terus menerus maka diberikan obat pencuci
telinga berupa larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang maka
terapi dilanjutkan dengan membersihkan obat tetes tekinga yang mengandung
antibiotika dan kortikosteroid. Secara oral diberikan antibiotika dari golongan
ampisilin atau eritromisin ( bila pasien alergi penicilin).
Bila sekret telah kering tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi
selama 2 bulan maka dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini
bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran
timpani perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran
yang lebih berat serta memperbaiki pendengaran.
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada atau
trjadinya infeksi berulang maka sumber infeksi itu harus diobati dahulu, mungkin
juga perlu melakukan pembedahan misalnya adenoidektomi atau tonsilektomi.
Prinsip terapi OMSK tipe bahaya adalah

pembedahan yaitu

mastoidektomi . jadi bila terdapat OMSK tipe bahaya maka terapi yang tepat
adalah melakukan mastoidectomi dengan cara timpanopplasti. Terapi konservatif

dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan


pembedahan. Bila terdapat abses mandibula periosteal retroaurikuler maka insisi
abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi.

IV.

DOKUMENTASI

1. Identitas Pasien
a) Nama

: Bp. N

b) Umur

: 32 tahun

c) Pekerjaan

: Tani

d) Agama

: Islam

e) Alamat

:Mantran Wetan Girirejo, Ngablak, Magelang

2. Anamnesis
a) Keluhan Utama
Keluar cairan dari kedua telinga
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri telinga kanan dan telinga kiri. Pasien juga
mengeluh keluar cairan dari telinga kiri berwarna coklat, lengket dan berbau amis,
nyeri kepala. Dirasakan kurang lebih sudah 3 bulan. Pendengaran dirasa menurun
dan terasa bumpet/penuh. Keluhan telinga berdenging/dengung/gemuruh disangkal.
Keluhan suara sengau dan nyeri telan disangkal.
Pasien sering batuk dan bersin saat pagi hari. Riwayat alergi belum diketahui.
Sudah berobat di puskesmas, keluhan membaik. Riwayat keluhan serupa, trauma,
mimisan, membersihkan/mengorek telinga, berenang, maupun alergi disangkal.
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat asma

: disangkal

Riwayat jantung

: disangkal

Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat DM

: disangkal

Riwayat TBC

: disangkal

d) Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat asma
Riwayat hipertensi
Riwayat DM
Riwayat TBC

: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal

3. Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran

: Compos Mentis

Vital Sign

: N : 82 x/menit
S : 36,20 C
R : 20 x/menit

Telinga
Auricula
Planummastoidium

Glandula limfatika
Canalis

audiotorius

Dextra

Sinistra

Normotia

Normotia

Nyeri tekan - , nyeri

Nyeri tekan -, nyeri

ketuk -

ketuk -

Nnll -

Nnll -

Edem - , hiperemis -

Edem -, hiperemis -

Perforasi

Perforasi

extrena
Membran timpani

Hidung
Deformitas

Kavum nasi

Lapang

Lapang

Konka inferior

Edem -

Edem -

Darah
Septum nasi

Ditengah
Tenggorokan

Tonsil

T1

Uvula
Dinding

T1
Tenang

pharing

Tenang

posterior

4. Diagnosis
Otitis media supuratif kronik ADS
5. Terapi
Cuci telianga kanan kiri
Tarivid 2 x 2 tetes ADS
Cefixime 2 x 1 tab
Dextamin 3 x 1 tab

V.

KESIMPULAN
Pada pasien ini telah mendapatkan terapi yang sesuai yaitu konservatif dan
mendikamentosa. Dan bila sekret masih kelur terus menerus makan diberikan obat
pencuci telingan lagi, berupa larutan H2O2 3 % selama 3- 5 hari. Untuk terapi
pembedahan belum bisa diterapkan.

VI.

REFERENSI
1. Soepardi, EA. et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala dan Leher Edisi Keenam. Jakarta: Gaya Baru
2. Adams, et al. 1997. Buku Ajar Penyakit THT Edisi keenam. Jakarta :EGC
3. Chronic

Otitis

Media

(Middle

Ear

Infection)

http://www.entnet.org.KidsENT/hearing_loss.cfm

and

Hearing

Loss.

Anda mungkin juga menyukai