Anda di halaman 1dari 48

Laboratorium Fisologi FK Unej

dr Jauhar Firdaus

Thermoregulation: maintenance of
body temperature within a range that
allows cells to function efficiently.

Manusia mempunyai kemampuan


untuk memelihara suhu tubuh relative
konstan dan berlawanan dengan suhu
lingkungan.
Kenaikan suhu 10 C bisa mempercepat
proses biologis 2 - 3 kalinya.

Suhu inti (core temperature) manusia


berfluktuasi + 10 C dalam kegiatan
sehari-hari. Misalnya paling rendah
adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6
subuh) dan mencapai puncaknya pada
sore hari (jam 2 - 3 sore).

Konsep Core temperature memiliki dua


bagian dalam soal pengaturan suhu yaitu
:

Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benarbenar mempunyai suhu rata-rata 37 C, yaitu
diukur pada daerah (mulut, otot, membrane
tympani, vagina, esophagus .(Tr)
Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3
massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai +
2 cm kedalam .(Ts)

Dari dua bagian tersebut dapat


disimpulkan bahwa temperature suhu
tubuh rata-rata ( tmb : Temperatur Mean
Body) dengan rumus ;
TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr

Suhu tubuh diatur oleh sistem saraf dan sistem


endokrin
1.
Sistem Saraf
Pusat pengatur suhu tubuh hipotalamus
preoptik hipotalamus anterior.
Pemanasan vasodilatasi
Dingin vasokonstriksi

2. Sistem Endokrin
a. Medula adrenal : Dingin
mengakibatkan sekresi yg menstimulasi
metabolisme shg meningkatkan
pembentukan panas.
b. Kelenjar tiroid : Dingin meningkatkan
skresi tiroksin yg mengakibatkan
peningkatan metabolisme dan
pembentukan panas

Hormone kelamin pria dapat


meningkatkan kecepatan metabolisme
basal kira-kira 10-15% kecepatan normal,
menyebabkan peningkatan produksi
panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu
lebih bervariasi dari pada laki-laki karena
pengeluaran hormon progesterone pada
masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh
sekitar 0,3 0,6C di atas suhu basal

Hormon pertumbuhan ( growth


hormone ) dapat menyebabkan
peningkatan kecepatan metabolisme
sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi
panas tubuh juga meningkat.

Suhu tubuh adalah keadaan


seimbang antara produksi panas
tubuh dan kehilangan panas dari
tubuh. diukur dengan derajat.

Terdapat 2 jenis panas/ suhu tubuh


yaitu :
1. Suhu inti ( suhu dari organ/jaringan
tubuh bag dalam:otak,dada,perut dll)
Suhu relatif konstan 37C/98,6F)
2. Suhu permukaan ( suhu kulit,jar.sub
kutan dan lemak ).Variasi suhu antara
20C (68F)-40C(104F)

5 Faktor penting produksi panas


a. BMR ( Basal Metabolisme Rate )
b. Aktifitas otot
c. Pengeluaran tiroxin
d. Stimulasi simpatis,epinephrin dan
norepineptin
e. Demam

4 Mekanisme kehilangan panas:


a. Konduksi : Perpindahan lgsung dari
badan ke obyek tanpa gerakan :
Kompres
b. Konveksi : Melalui sirkulasi :Kipas
angin

c.Radiasi : Diantara kulit


danlingkungan
d. Evaporasi : Penguapan ( Insensibel
water loss mis, pernafasan,kulit,)

Metabolisme
sumber utama dan
pembentukan/pemberian panas tubuh.
Pembentukan panas dari metabolisme
dalam keadaan basal (BMR) + 70
kcal/jam sedang pada waktu kerja
(kegiatan otot) naik sampai 20%.
Bila dalam keadaan dingin seseorang
menggigil maka produksi panas akan
bertambah 5 kalinya.

1. Penguapan (evaporasi)
Walau tidak berkeringat, melalui kulit selalu ada
air berdifusi sehingga penguapan dari
permukaan tubuh kita selalu terjadi disebut
inspiration perspiration (berkeringat tidak terasa)
atau biasa disebut IWL (insensible water loss).
Inspiration perspiration melepaskan panas + 10
kcal/jam dari permukaan kulit. Dari jalan
pernafasan + 7 kcal/jam
panas dari metabolisme dikeluarkan dengan cara
evaporasi 20 - 25%.

2. Radiasi
Bila suhu disekitar lebih panas dari badan
permukaan tubuh akan menerima panas
Bila disekitar dingin akan melepaskan
panas.
Proses ini terjadi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik dengan
kecepatan seperti cahaya radiasi.

3. Konduksi
Perpindahan panas dari atom ke atom/
molekul ke molekul dengan jalan
pemindahan berturut turut dari energi
kinetic.
Pertukaran panas dari jalan ini dari
tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali
menyiram dengan air)

4. Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan
gerakan molekul, gas atau cairan.
Pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat
pada tubuh akan dipanaskan (dengan melalui
konduksi dan radiasi) menjadi kurang padat,
naik dan diganti udara yang lebih dingin.
Biasanya ini kurang berperan dalam
pertukaran panas

Ada dua mekanisme tubuh untuk


keadaan dingin yaitu :

Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu


pengaturan atau reaksi yang terdiri dari
perubahan sirkulasi dan tegaknya bulubulu badan (piloerektion) >erector villi
Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan
panas metabolisme

Vasokontriksi pembuluh darah


(cutaneus vasokontriksi)
aliran darah berkurang + 1% dari
pada dalam keadaan panas. Sehingga
panas yang keluar dikurangi atau
penambahan isolator yang sama
dengan memakai 1 rangkap pakaian
lagi.

Limit blood flow slufts (Perubahan


aliran darah)
Pada prinsifnya yaitu
panas/temperature inti tubuh terutama
akan lebih dihemat (dipertahankan)
bila seluruh anggota badan didinginkan

Penambahan panas dengan metabolisme


akan terjadi baik secara sengaja dengan
melakukan kegiatan otot-otot ataupun
dengan cara menggigil.
Menggigil efektif untuk pembentukan
panas, dengan menggigil pada suhu 50 c
selama 60 menit produksi panas
meningkat 2 kali dari basal, dengan
batas maximal 5 kali.

1. Fisik
Penambahan aliran darah permukaan tubuh
Terjadi aliran darah maximum pada anggota
badan
Perubahan (shift) dari venus return ke vena
permukaan, ini terutama efektif pada
keadaan temperature kurang/dibawah 34 C.
penambahan aliran darah penambahan
konduktivitas panas (thermal konduktivity)

2. Keringat
Pada temperature diatas 34 C, pengaturan
sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi
mekanisme panas yang dipakai dalam
keadaan ini dengan cara penguapan
(evaporasi).
Gerakan kontraksi kelenjar keringat, secara
periodic memompa tetesan cairan keringat
dari lumen permukaan kulit
keringat merupakan mekanisme pendingin
yang paling efektif

Suhu tubuh diatas rentang


normal disebut
Pyrexia,Hypertermia,atau
fever.

Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari


36C
Normal, bila suhu tubuh berkisar antara
36 - 37,5C
Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara
37,5 - 40C
Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari
40

ANTIGEN
ANTIBODI
ZAT INTERKULIN 1/PIROGEN ENDOGEN/PIROGEN
LEUKOSIT
SIRKULASI
HIPOTALAMUS
PROSTAGLANDINE E2
PANAS

intermittent
Remittent
relapsing,
dan constant

Demam Intermittent : Suhu tubuh


menunjukan interval yang teratur
antara periode demam dan periode
suhu normal/subnormal (Demam
selang seling )
Demam Remittent : Suhu
berfluktuasi lebih dari 2C terjadi lebih
dari 24 jam tetapi diatas normal

Demam relapsing :Periode demam


pendek beberapa hari diselingi suhu
normal 1 / 2 hari
Demam Constant : Temperatur tubuh
berfluktuasi minimal tetapi selalu
diatas normal

Perubahan yg cepat ini disebut krisis


atau vasodilatasi/defervesente
stages of pyresix condition
Kembalinya suhu tubuh secara pelan
ke normal disebut lysis.


1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.

Onset ( Stadium Mengigil ):


Peningkatan denyut jantung
Nafas cepat dan dalam
Mengigil selama peningkatan aktifitas
kontraksi otot dan mengkerutnya poripori
Mengeluh kedinginan
Kuku jari sianosis
Tampak bercak bercak pd kulit selama
kontriksi dari musculus pilo-erektus
Berkeringat
Temp meningkat

Course / dampak

1.

Kedinginan
Kulit panas
Merasa panas dingin
Peningkatan pernafasan
Kehausan terus
Dehidrasi
Kelelahan
Delirium
Kejang selama iritasi dari sel saraf
Mukosa bibir kering
Kehilangan nafsu makan
Lemah
Katabolisme protein

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.


1.

2.
3.
4.

Defervesense ( Fever abatemen )


Kulit kelihatan mengkerut dan
terasa panas
Berkeringat
Tambah mengigil
Dehidrasi

Demam adalah peningkatan titik


patokan (set-point) suhu di
hipotalamus.
Dengan meningkatkan titik patokan
tersebut, maka hipotalamus mengirim
sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh.
Tubuh berespons dengan menggigil dan
meningkatkan metabolisme basal.

Demam timbul sebagai respons terhadap


pembentukan interleukin-1, yang disebut
pirogen endogen.
Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil
aktif, makrofag, dan sel-sel yang
mengalami cedera.
Interlekin-1 menyebabkan panas dengan
meningkatkan sekresi prostaglandin yang
merangsang hipotalamus.

Hypotermia adalah temperatur inti tubuh


dibawah limit dari normal ( Kozier,1995 )
Suatu keadaan dimana individu
mengalami atau beresiko untuk
mengalami penurunan suhu tubuh
dibawah 35,5 ( 96F )perektal disebabkan
oleh peningkatan faktor faktor ekternal
( Carpenito, 2000 )


1.
2.

3.

3 Mekanisme terjadinya hypotermia


Kehilangan panas berlebihan
Produksi panas tidak adekuat untuk
mengatasi kehilangan panas
Gangguan termoregulasi
hypotalamus

Temperatur tubuh menurun


Merasa dingin/mengigil
Kulit pucat,dingin
Hypotensi
Out put urine berkurang
Koordinasi otot berkurang
Disorientasi
Penurunan kesadaran - Coma

Terpajan lingkungan dingin yang lama


Kemiskinan/tidak ada tempat
berlindung
Usia yang ekstrem (Bayi baru
lahir/lansia)
Penyakit neurovaskuler/Vaskuler perifer
Malnutrisi/Kahexia
Perioperasi

Hot
37C (98.6F) - Normal body temperature (which
varies between about 36.12-37.5C (96.8-99.5F)
38C (100.4F) - Sweating, feeling very
uncomfortable, slightly hungry.
39C (102.2F) - Severe sweating, flushed and
very red. Fast heart rate and breathlessness. There
may be exhaustion accompanying this. Children
and people with epilepsy may be very likely to get
convulsions at this point.
40C (104F) - Fainting, dehydration, weakness,
vomiting, headache and dizziness may occur as
well as profuse sweating.

41C (105.8F) - (Medical emergency) - Fainting,


vomiting, severe headache, dizziness, confusion,
hallucinations, delirium and drowsiness can occur. There
may also be palpitations and breathlessness.
42C (107.6F) - Subject may turn pale or remain
flushed and red. They may become comatose, be in
severe delirium, vomiting, and convulsions can occur.
Blood pressure may be high or low and heart rate will be
very fast.
43C (109.4F) - Normally death, or there may be
serious brain damage, continuous convulsions and shock.
Cardio-respiratory collapse will likely occur.
44C (111.2F) or more - Almost certainly death will
occur; however, patients have been known to survive up
to 46.5C (115.7F)

Cold
37C (98.6F) - Normal body temperature (which varies
between about 36-37.5C (96.8-99.5F)
36C (96.8F) - Mild to moderate shivering (it drops this
low during sleep). May be a normal body temperature.
35C (95.0F) - (Hypothermia) is less than 35C (95.0F)
- Intense shivering, numbness and bluish/grayness of the
skin. There is the possibility of heart irritability.
34C (93.2F) - Severe shivering, loss of movement of
fingers, blueness and confusion. Some behavioural
changes may take place.
33C (91.4F) - Moderate to severe confusion,
sleepiness, depressed reflexes, progressive loss of
shivering, slow heart beat, shallow breathing. Shivering
may stop. Subject may be unresponsive to certain stimuli.

32C (89.6F) - (Medical emergency) Hallucinations,


delirium, complete confusion, extreme sleepiness that is
progressively becoming comatose. Shivering is absent
(subject may even think they are hot). Reflex may be
absent or very slight.
31C (87.8F) - Comatose, very rarely conscious. No or
slight reflexes. Very shallow breathing and slow heart
rate. Possibility of serious heart rhythm problems.
28C (82.4F) - Severe heart rhythm disturbances are
likely and breathing may stop at any time. Patient may
appear to be dead.
24-26C (75.2-78.8F) or less - Death usually occurs
due to irregular heart beat or respiratory arrest; however,
some patients have been known to survive with body
temperatures as low as 14.2C (57.5F).

Anda mungkin juga menyukai