DISUSUN OLEH:
KELOMPOK TUTORIAL B
Intan Veda Adiwena (192010101003)
Sekar Arum S (192010101034)
Afifah Nilam Cahyani (192010101038)
Nurus Saffanah Yulianto (192010101073)
Meutia Citra Aisya (192010101081)
Nano Triyoga Oderino (192010101085)
Muhammad Fauzan Al Qodri (192010101094)
Asnin Augustina (192010101120)
Suryanita (192010101123)
Marsha Zahra Adyanda Barus (192010101164)
Hudzaifah (192010101167)
Azyumardi Azra Kautsar (192010101179)
PEMBIMBING:
dr. Jauhar Firdaus M. Biotek
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
A. SKENARIO
SKENARIO 4: Kelainan Kongenital Genetik
B. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Toksikologi
Jawab :
Toksikologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari bagaimana
efek atau pengaruh suatu zat kimia terhadap tubuh makhluk hidup.
Sedangkan apabila digabungkan dengan forensic, toksikologi forensic
adalah ilmu yang menggunakan kimia analisis, farmakologi, kimia klinik
untuk membantu penyelidikan hukum atau medis terkait kematian. Atau
gampangnya toksikologi forensic adalah forensic yang memanfaatkan ilmu
toksikologi.
2. Forensic
Jawab :
Forensic adalah suatu metode atau cara untuk membantu menegakkan
hukum dengan cara mengumpulkan bukti-bukti secara sains dan ilmiah.
Pemeriksaan dan pengumpulan bukti yang ditemukan di tempat kejadian
perkara atau tempat yang berkaitan dapat dibawa saat nanti peradilan.
3. Miniriset
Jawab :
Miniriset adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang untuk
subjek penelitian agar nantinya dapat ditemukan penyebab suatu kasus
tertentu. Biasanya miniriset digunakan untuk penulisan karya tulis dan
penelitian pada bidang kesehatan.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana morfologi gigi perokok dan ciri-ciri pecandu kopi dan rokok?
2. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan identitas dan bagaimana jenis
pemeriksaannya?
3. Sebutkan zat kimia yang dapat menyebabkan pendarahan pada pencernaan
4. Apa hubungan 6 kasus yang ditemukan sebelumnya terhadap kasus yang
di scenario?
5. Apa pengaruh cacat bawaan pada pemeriksaan jenazah?
6. Bagaimana cara menentukan waktu perkiraan kematian?
7. Bagaimana pemeriksaan toksikologi forensik?
8. Apa kira-kira yang menyebabkan kematian pada scenario?
9. Tentukan faktor yang menyebabkan luka pada saluran cerna?
1. Bagaimana morfologi gigi perokok dan ciri-ciri pecandu kopi dan rokok?
Jawab :
a. Pengaruh Rokok terhadap Gigi
Hasil penelitian cross-sectional menunjukkan secara signifikan bahwa
perokok memiliki angka kejadian karies serta skor DMF yang lebih tinggi
dibandingkan bukan perokok.Terjadinya karies akar pada pasien yang
sedang menjalani terapi periodontal juga lebih tinggi pada perokok,
dibanding bukan perokok. Hubungan antara merokok dengan peningkatan
angka kejadian karies, berkaitan dengan penurunan fungsi saliva yang
berperan dalam proteksi gigi, akibat merokok. Penelitian lain menunjukkan
bahwa terdapat perebedaan kapasitas buffering saliva pada perokok dan
bukan perokok, yang juga berkaitan dengan resiko terjadinya karies.16
Resiko terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebih tinggi
dibanding pada bukan perokok.
b. Pengaruh Rokok terhadap Rongga Mulut
Rongga mulut adalah bagian yang sangat mudah terpapar efek rokok,
karena merupakan tempat terjadinya penyerapan zat hasil pembakaran
rokok yang utama. Komponen toksik dalam rokok dapat mengiritasi
jaringan lunak rongga mulut, dan menyebabkan terjadinya infeksi mukosa,
dry socket, memperlambat penyembuhan luka, memperlemah kemampuan
fagositosis, menekan proliferasi osteoblas, serta dapat mengurangi asupan
aliran darah ke gingiva.
Kelainan jaringan lunak mulut akibat komponen toksik dan agen
karsinogen yang terkandung dalam asap rokok, antara lain eritroplakia,
leukoplakia, keratosis rokok, squamous cell carcinoma, serta verrucous
carcinoma. Kondisi patologis dalam rongga mulut yang juga sering
ditemukan pada perokok adalah karies akar, halitosis, periimplantitis,
penurunan fungsi pengecapan, staining pada gigi atau restorasi, serta
penyakit periodontal. Penyakit periodontal termasuk akumulasi plak dan
kalkulus, saku periodontal, inflamasi gingiva, resesi gingiva, serta
kehilangan tulang alveolar.
c. Ciri- ciri perokok :
- Kulit berwarna kusam
- Mudah terkena aflu
- Sering batuk
- Menurunnya sensitivitas indera penciuman dan perasa
- Jam tidur tidak teratur
- Lesi prakanker
- Berubah nya warna gusi dan bibir menjadi hitam (bagi perokok aktif yang
sudah lama)
- Gigi yang berwarna kecoklatan
d. Suhu tubuh
Jika seseorang sudah mati maka produksi panas akan berhenti,
sehingga suhu jenazah akan turun. Cara mengukur suhu tubuh jenazah itu
memakai termometer couple dan mengukurnya melalui rectal.
a) Tukak lambung (peptic ulcer). Terjadi luka pada lapisan lambung, atau di
usus 12 jari (ulkus duodenum). Hal ini disebabkan karena infeksi bakteri,
dan karena penggunaan aspirin ataupun obat inflamasi nonsteroid dalam
kurun waktu yang lama / Panjang.
b) Hepatitis. Suatu perdagangan yang terjadi di hati. Yang dapat
menyebabkan hal ini adalah penyakit autoimun, infeksi virus, paparan
alcohol, pengaruh obat, racun kimia / zat kimia, atau Narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA)
c) Pankreatitis. Suatu peradangan yang terjadi di pancreas, sehingga pancreas
dalam memproduksi enzim untuk mencerna makanan dan hormone untuk
mengatur kadar gula darah akan terganggu. Hal ini disebabkan karena
kecanduan alcohol ataupunn penyakit batu empedu.
D. LEARNING OBJECTIVE
1 Thanatologi dan Odontologi
2 Jenis-jenis riset
3 Etik-etik dalam penelitian forensik
4 Kelainan kongenital genetik
- Mati Suri
Mati suri atau bisa juga disebut apparent death merupakan situasi
yang serupa kematian klinis namun kematian ketiga sistemnya hanya
bersifat sementara. Sehingga, apabila terdapat stimulus untuk memacu
kembali ketiga sistem tersebut maka masih bisa hidup kembali. Kasus ini
biasa ditemukan di kematian suri akibat keracunan obat dan tenggelam,
serta tersengat aliran listrik
- Mati Seluler
Mati seluler atau molekuler terjadi apabila organ→jaringan→sel
yang ada sudah kehabisan sisa energi untuk hidup. Sehingga, sel akan
mengalami kematian sel yang berujung pada kematian kerja sistem organ
yang ada. Kematian jenis ini timbul setelah terjadinya kematian somatis.
- Mati Serebral
Mati serebral adalah kematian yang terjadi di mana kedua hemisfer
otak mengalami ketusakan/mati kecuali serebelum dan batang otak. Pada
kondisi ini, sistem kardiovaskuler dan respiratori masih berfungsi.
- Mumifikasi
Mumifikasi adalah kondisi di mana jenazah berada pada kondisi
lingkungan yang kering, kelembaban rendah, suhu tinggi, dan terjadi
sirkulasi/aliran udara yang kering. Pada proses mumifikasi, uidara yang
kering menjadikan tubuh jenazah mengalami penguapan terus-menerus
hingga menyebabkan dehidrasi jaringan. Pada kondisi ini, bakteri
pembusuk tidak berkembang. Mumifikasi ditandai dengan kulit mengering
dan keras, melekat erat pada tulang, bahkan jaringan lunak-lemak-organ
internal hampir tidak ada, berwarna gelap, keriput, dan tidak membusuk.
(meutia citra a)
ODONTOLOGI FORENSIK
Adalah sebuah cabang dari ilmu kedokteran gigi untuk mempelajari
dan mengevaluasi temuan gigi sebagai barang bukti yang dibutuhkan untuk
kepentingan hokum/ peradilan.
Adanya ilmu tentang forensic gigi ini tidak terlepas dari adanya kelebihan-
kelebihan gigi yang dapat menjadi barang bukti atau mengetahui identitas
seseorang, kelebihan- kelebihan itu di antaranya :
a. Jaringan yang dimiliki oleh gigi bersifat keras sehingga dia akan kebal/
resisten terhadap pembusukan dan lingkungan dengan kondisi ekstrem.
b. Karakteristik gigi tiap individu berbeda, sehingga bisa memudahkan dalam
menentukan pemilik gigi tersebut.
c. Adanya dental record (catatan medis gigi), hal ini karena setiap makhluk
hidup pastilah minimal sekali seumur hidupnya pernah periksa ke dokter
gigi, sehingga memiliki catatan medis tentang kondisi giginya. Dari rekam
medis giginya inilah dapat menjadi salah satu petunjuk dalam pemeriksaan
odontology forensic.
(marsha zahra)
1. Gigi yang ada dan tidak ada, bekas gigi yang tidak ada apakah lama atau
baru terjadi.
2. Gigi yang ditambal, jenis bahan dan kalsifikasinya.
3. Anomali bentuk dan posisi gigi.
4. Karies atau kerusakan gigi yang ada.
5. Jenis dan bahan restorasi, perawatan dan rehabilitasi yang mungkin ada.
6. Atrisi atau pengikisan dataran kunyah karena proses mengunyah. Derajat
atrisi akan berbanding lurus dengan usia.
7. Pertumbuhan gigi molar ketiga.
(hudzaifah)
Livor mortis adalah lebam mayat berwaarna merah kebiruan yang berada
pada lokasi terendah tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan terhentinya kerja
eritrosit sehingga menyebabkan penumpukan eritrosit dan adanya gaya
gravitasi bumi. Lebam ini muncul kira-kira 20 sampai 30 menit setelah
kematian. Lebam itu akan menetap kira-kira 8-12 jam setelah kematian..
Rigor mortis adalah kaku yang terjadi karena kurangnya ATP pada reaksi
kontraksi otot. Kontaksi otot ini terjadi dikarenakan ATP berubah menjadi
ADP + P pada myosin yang menyebabkan kontaksi otot tersebut dan untuk
relaksasi juga membutuhkan ATP untuk melepas myosin tersebut.
Dikarenakan jumlah ATP yang sedikit sehingga kontraksi otot terus
berlangsung sehingga terjadi kaku mayat. Kaku mayat ini muncul yang
pertama masih sebagian kira-kira pada waktu 3-6 jam pasca kematian dan
menjadi seluruhnya kira-kira +-12 jam.
2. Jenis-jenis riset
(afifah nilam c)
A. Berdasarkan pengumpulan data ( asal dan cara pengumpulan)
a. Penelitian primer :
Ciri – ciri :
-Data yang diperlukan belum ada
-Proses penelitian dimulai dengan menyusun protocol penelitian
Macam-macam :
1) Penelitian primer observasional
a. Cross sectional/transversal adalah ciri-ciri populasi dipelajari melalui
sekali pengamatan dalam waktu tertentu
b. Longitudinal / Follow up study adalah ciri ciri populasi dilakukan
pengamatan yang beruntun selama jangka waktu tertentu
2) penelitian primer eksperimental
Bisa eksperimental 1 perlakuan untuk beberapa sampel
Beberapa perlakuan pada 1 sampel
b. Penelitian sekunder :
B. Berdasarkan tujuan :
1. Penelitian Eksploratif : Untuk menemukan sesuatu yang baru
2. Penelitian Developmental : Untuk mengembangkan yang sudah
ditemukan
3. Penelitian Verifikasi : Untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan
C. Berdasarkan tingkatan :
1. Penelitian Deskriptif : Dapat menggambarkan objek penelitian
2. Penelitian Analitik/ Inferensial : Terdapat perlakuan untuk mendapatkan
suatu kesimpulan
D. Berdasarkan metodologi :
1. Penelitian Historis : Menjelaskan data yang lalu (retrospektif)
2. Penelitian Eksperimental : Meramalkan apa yang terjadi (prospektif)
E. Berdasarkan pendekatannya :
1. Penelitian Longitudinal : Penelitian yang dilakukan beberapa kali
terhadap objek yang sama dengan jarak periode waktu tertentu
2. Penelitian Cross-section/Transversal : Penelitian yang dilakukan sekali
terhadap objek tertentu
(suryanita)
Jenis penelitian :
(asnin Agustina )
1. Perbedaaan isi/muatan dari mata kuliah IKK, IKF, dan HKF adalah
2. Di antara 5 macam alat bukti yang diatur dalam pasal 184 KUHAP
yang mungkin terjadi pada profesi seorang dokter adalah Surat dan Saksi
Ahli
b. Pasal 322 ayat (2) jika kejahatan seorang dokter dilakukan terhadap
seseorang tertentu maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan
orang itu.
c. Pasal 170 KUHAP Pasal (1) “Mereka yang karena pekerjaan, harkat
martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta
dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu
tentang hal yang dipercayakan kepada mereka.”Maka dari itu pasal 322
dalam KUHP bertentangan dengan pasal 170 KUHAP yang dimana
seharusnya teori KUHP tidak bertentangan dengan hokum acara di
pengadilan.
Dimana pada pasal 242 KUHP menjelasakn bahwa seorang dokter dilarang
melanggar sumpah dan PP nomor 10 Tahun 1966 menjelaskan bahwa
“Barang siapa dalam hal-hal yang menurut peraturan undang-undang
menuntut sesuatu keterangan dengan sumpah atau jika keterangan itu
membawa akibat bagi hukum dengan sengaja memberi keterangan palsu,
yang ditanggung dengan sumpah, baik dengan lisan atau dengan tulisan,
maupun oleh dia sendiri atau kuasanya yang istimewa ditunjuk untuk itu,
dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun”
1) Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau
hal itu terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan undang-
undang. Hal ini dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP.
c. Hasil Pemeriksaan,
Dalam hasil pemeriksaan ini bukan hanya yang dilihat dari kasat mata akan
tetapi yang tampak oleh mata juga. Contohnya: Warna pakaian yang di
pakai, waktu pemeriksaan menggunakan sandal berwana apa dll
d. Kesimpulan
kesimpulan ini berdasarkan ilmu kedokteran atau hasil dari VeR. Aka tetapi
dalam kesimpulan ini tidak boleh ada kesimpulan yang memvonis.
e. Penutup.
f. Tanda Tangan
(Intan veda a)
1. Down syndrome
Sindrom ini diakibatkan oleh trisomi (penambahan) pada kromosom
autosomal 21. Disebut juga sindrom mongoloid karena penderitanya
memiliki penampilan layaknya ras mongoloid, dengan wajah bundar,
tengkorak rata, dan lidah menjulur. Umumnya juga mengalami retardasi
mental dan motorik.
2. Sindrom klinefelter
Yaitu suatu kelainan dimana laki-laki mempunyai kromosom X tambahan,
sehingga menjadi XXY. Ciri utama penderita adalah tumbuhnya payudara
serta kurang berkembangnya ciri seks sekunder pria nya. Umumnya
disertai IQ rendah serta gangguan bicara.
3. Sindrom turner
Sindrom turner terjadi pada wanita yang kekurangan kromosom X,
sehingga menjadi XO. Penderita mengalami abonormalitas fisik, misalnya
wajah lebar mirip hati, leher bersayap, serta tidak berkembangnya ciri
seksual, menyebabkan infertilitas. Penderita juga mengalami retardasi
mental.
4. Brakidaktili, Polidaktili, Sindaktili, Sinbrakidaktili
Yaitu kelainan yang bersifat autosomal dominan dan berdampak pada jari-
jari penderita.
Brakidaktili adalah kondisi dimana jari jemari penderita pendek dan tidak
berkembang.
Polidaktili adalah kondisi dimana terdapat jari tambahan pada tangan
penderita, sehingga penderita bisa memiliki total 11-12 jari.
Sindaktili adalah kondisi melekatnya jari-jari penderita. Pada kasus ringan,
2 jari penderita menempel satu sama lain. Pada kasus berat, seluruh jari
penderita menempel, membentuk mirip capit kepiting.
Sinbrakidaktili adalah sebutan pada kondisi yang merupakan kombinasi
dari ketiga kondisi diatas, dimana penderita menderita lebih dari satu jenie
kelainan.
(nurus saffanah y)
9. Fragile x syndrome
Penyakit dengan nama lain sindrom martin-bell adalah kelainan genetik
yang ditandai dengan keterlambatan perkembangan fisik dan mental anak,
ketidakmampuan belajar dan berinteraksi, serta gangguan perilaku.
Kondisi ini dapat berlangsung sepanjang hidup atau bersifat kronis.
Sindrom Fragile X disebabkan karena mutasi gen FMR1 (Fragile X Mental
Retardation 1) yang terletak di kromosom X. Jadi penyakit ini merupakan
penyakit yang diturunkan melalui gonosom.
Karena gen FMR1 bermutasi sehingga menyebabkan tubuh tidak mampu
atau sedikit menghasilkan protein FMR yang penting bagi otak.
10. Galactosemia
merupakan kelainan yang memengaruhi cara tubuh dalam memproses
galaktosa, sehingga tidak mampu menggunakan galaktosa untuk
menghasilkan energi.osa untuk menghasilkan energi. Hal ini terjadi karena
mutasi pada gen tertentu sehingga mempengaruhi berbagai enzim yang
terlibat dalam memecah galaktosa.
Penyakit ini dibagi menjadi 3, yaitu : Galaktosemia klasik atau tipe I adalah
bentuk kondisi yang paling umum dan paling parah yaitu dapat
mengakibatkan kematian pada bayi. Bayi yang terkena biasanya
mengalami kesulitan makan, kekurangan energi (menjadi lesu),gagal
tumbuh, ikterus, kerusakan hati, dan perdarahan abnormal. Wanita
dengan galaktosemia klasik dapat mengalami masalah reproduksi yang
disebabkan oleh hilangnya fungsi ovarium dini (insufisiensi ovarium
prematur); Galaktosemia tipe II (juga disebut defisiensi galaktokinase) dan
tipe III (juga disebut defisiensi galaktosa epimerase) menyebabkan pola
tanda dan gejala yang berbeda.
(muhammad fauzan a)
11. Hydrocephalus
Pembesaran pada lingkar kepala secara cepat dan tanpa ada indikasi
sebelumnya pada bayi, atau ukuran kepala yan tidak normal. Gejala yang
menyertainya antara lain muntah, susah tidur (sleepiness), mudah marah,
simpang mata dan terhambatnya perkembangan.
Bibir sumbing dapat dilihat melalui tes USG kehamilan, biasanya pada
minggu ke 18 sampai minggu ke 21. Atau biasanya apabila pada
pemeriksaan USG tidak terdeteksi, bibir sumbing pada bayi dapat terlihat
pada 72 jam sejak kelahiran. Bibir sumbing dapat ditangani dengan
operasi dengan tujuan untuk memperbaiki kemampuan dalam makan,
minum dan berbicara secara normal.