Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Skenario 5
Penyakit Agromedis Berkaitan dengan Kerusakan DNA
A. Klarifikasi Istilah
-
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa pestisida dapat merusak DNA janin?
=
Suryanita 192010101123
Janin bisa terkena dampak dari pestisida melalui ibunya. Janin sendiri sangat
rentan terhadap adanya indikasi toksik atau zat kimia apapun yang masuk ke dalam
tubuh si ibu. Hal ini dikarenakan janin belum memiliki detoksifikasi atau mekanisme
pembersihan racun yang matur. Sehingga, imunitasnya masih sangat rendah. Apalagi
bagian otak, syaraf, dan organ tubuh lain itu berkembang pesat dan sangat sensitif,
sehingga ketika terpapar, maka paparan toksik dari pestisida itu dapat mudah
mengganggu tumbuh-kembang janin hingga mulai masuk dan merusak sampai ke
molekulernya.
2. Bagaimana cara mencegah agar tidak terkena paparan pestisida bagi penjaga toko
tersebut?
=
Cara agar terhindar dari dampak paparan pestisida bagi penjaga toko dalam
skenario:
a. Memakai sarung tangan karet saat berhubungan dengan pestisida, baik saat
mengambil, menyerahkan yang hubungannya dengan interaksi jual-beli dengan
konsumen.
b. Memakai baju pelindung, seperti jumpsuit khusus, agar terhindar dari cipratan
atau paparan dari pestisida.
c. Memakai masker.
d. Memakai penutup rambut agar juga terhindar dari tetesan atau paparan kecil dari
pestisida di rambut.
e. Menyediakan ventilasi yang cukup atau palung tidak buka jendela gara sirkulasi
udara di dalam toko lancar. Namunm lebih baiknya memang membuka toko
dengan konsep terbuka.
f. Apabila terdapat pestisida yang tumpah atau insiden lain yang menyebabkan
menyeruaknya bau dari pestisida, maka tinggalkan ruangan hingga baunya hilang.
g. Apabila terdapat baju yang terkena cairan pestisida atau terkenak pestisida, jangan
bawa baju tersebut sampai rumah. Dengan artian, jangan mencuci baju tersebut
tercampur dengan baju keluarga lain dalam satu rumah, apalagi bila ada anak-anak
dan wanita hamil.
h. Selalu cuci tangan setiap beraktivitas atau interaksi dengan pestisida. Pastikan
menggunakan air mengalir dan sabun.
i. Menjaga pola hidup yang sehat.
C. Learning Objectives
1. Pencemaran lingkungan yang menyebabkan gen rusak.
=
Nano Triyoga Oderino 192010101085
A. Pencemaran karena mercury
Ada beberapa jenis mercury yang menyebabkan kerusakan DNA :
1. Merkuri elemental (Hg): Menyebabkan keracunan dan jika masuk
lewat intravena dapat menyebabkan emboli paru.
2. Merkuri inorganik: Sering diabsorbsi melalui gastrointestina;,paru-
paru, serta kulit yang bisa menyebablan gagal ginjal, protinuri,
sindroma nefrotik, dan gangguan imunologis.
3. Merkuri organik: Menyebabkan degenerasi neurondi korteks cerebri
dan cerebellum serta menyebabkan parestesi distal,tuli,dan
penyempitan lapang pandang.
B. Pencemaran karena Timbal
Timbal masuk terhirup atau tertelan kemudian masuk ke dalam aliran
darah lalu akan diserap di ginjal dan otak dan disimpan di gigi dan tulang.
Timbal ini menyebabkan kerusakan pada jarungan tubuh manusia.
C. Pencemaran karena Cadmium
Dalam waktu yang panjang, cadmium dapat terakumulasi di ginjal dan
hati, dan juga cadmium ini sangat beresiko terhadap pembuluh darah.
D. Pencemaran karena Kromium (Kr)
Menurut penelitian,Kromium bisa merusak materi genetik pada sel-sel
hewan hamster.
E. Pencemaran karena tembaga (Cu)
Minamata syndrome ini sendiri lebih berdampak pada sistem saraf. Di mana,
terjadi kerusakan sistem saraf hingga manusia yang terkena bisa mengalami
kelumpuhan, keruskaan otak, gangguan bicara, dan kejang-kejang. Bahkan untuk
temuan lain, Minamatta Syndrome ini menyerang hingga ke DNA. Sehingga,
menjadikan Minamata Syndrome ini juga merupakan penyakit herediter/diturunkan
pada pewaris berikutnya. Yang pada umumnya, anak yang lahir akan menderita
penyakit neurologis yang merusak sistem saraf pusat dan yang paling sering terjadi
adalah kelumpuhan serta kematian dini penderita.
Hudzaifah(192010101167)
Penyakit yang sering terjadi pada tidak menutupnya tabung saraf pada saat embriogenesis ini
yaitu anensefalus dan spina bifida.
1. Spina Bifida
Defek tabung saraf pada spina bifida ini mengenai daerah spinal. Ada dua jenis spina
bifida.
a) Spina Bifida Okulta
Tandanya yaitu dengan kelainan pada arkus vertebrata di lumbosacral yang
juga masih ditutupi kulit, adanya bercak rambut di atas regio dan tidak
mengenai saraf.
b) Spina Bifida Sistika
Spina bifida sistika ini lebih parah dibanding dengan spina bifida okulta.
Defek ini ditandai dengan adanya jaringan saraf yang menonjol sampai
melewati defek di arkus vertebrata dan juga kulit membentuk kantong.
2. Anensefalus
Defek tabung saraf ini terjadi akibat gagal menutupnya tabung saraf pada daerah
tengkorak. Sehingga tulang tengkorak tidak berbentuk. Otak kehilangan sebagian dari
bagian otak. Sehingga berakibat penuruan fungsi otak dan termasuk juga penurunan
kesadaran dan rangsang nyeri. Penyebab defek ini salah satunya adalah pestisida. Ada
penelitian case control yang menyebutkan bahwa kehamilan pada wanita yang bekerja
di bidang pertanian mempunyai resiko empat kali lipat terkena anensefalus dibanding
wanita yang tidak campur baur ke dalam dunia pertanian.
3. Defek Dinding Abdomen
Kelainan kongenital ini yang biasa dijumpai yaitu omfalokel dan gastrokisis.
Penyebab dari kelainan ini masih belum pasti, akan tetapi ada hubungan antara
lingkungan dengan banyaknya yang terkena kelainan ini. Bahkan salah satu faktor
yaitu pestisida golongan organofosfat.
a. Omfalokel
Herniasi yang terjadi pada visera abdomen ini disebut omfalokel. Defek ini
terjadi karena gagal bertemunya 2 lapisan ektodermal lateral.
b. Gastroskisis
Suatu penonjolan yang terjadi pada bagian visera abdomen. Kelainan ii terjadi
bagian lateral kanan dan umbilikus. Kelainan ini diakibatkan karena gangguan
vascular.
3. Tanda dan gejala, serta cara deteksi adanya paparan pestisidan dalam tubuh.
=
Meutia Citra Aisya 192010101081
Gejala keracunan pestisida golongan organofosfat adalah :
1. Gejala awal: mual, muntah, rasa lemas, sakit kepala dangan gangguan
penglihatan.
2. Gejala lanjutan: keluar ludah yang berlebihan, pengeluaran lendir dari hidung,
kejang usus dan diare, keringat berlebihan, air mata yang berlebihan, kelemahan
yang disertai sesak nafas, kelumpuhan otot rangka.
3. Gejala sentral: sukar bicara, kebingungan, kehilangan reflek, kejang dan koma.
4. Kematian: apabila tidak segera diberi pertolongan berakibat kematian
dikarenakan kelumpuhan otot pernafasan.
Gejala-gejala tersebut akan muncul kurang dari 6 jam. Pestisida organofosfat dan
karbamat dapat menimbulkan keracunan yang bersifat akut dengan gejala (keluhan)
sebagai berikut: leher seperti tercekik, pusing-pusing, badan terasa sangat lemah,
sempoyongan, pupil atau celah iris mata menyempit, pandangan kabur, tremor,
terkadang kejang pada otot, gelisah dan menurunnya kesadaran, mual, muntah,
kejang pada perut, mencret, mengeluakan keringat yang berlebihan, sesak dan rasa
penuh di dada, pilek, batuk yang disertai dahak, mengeluarkan air liur berlebihan.
Sebab, baru biasanya terjadi 12 jam setelah keracunan, denyut jantung menjadi
lambat dan ketidakmampuan mengendalikan buang air kecil maupun besar.
Organoklorin
Mual, muntah, gelisah, pusing, lemah, rasa geli atau menusuk pada kulit,
kejang otot, hilang koordinasi,tidak sadar. Tidak ada antidot langsung untuk
mengatasi keracunan. Obat yang diberikan hanya mengurangi gejala seperti anti
konvulsi dan pernafasan buatan
Oraganofosfat dan karbamat
Lelah, sakit kepala, pusing, hilang selera makan, mual, kejang perut, diare,
penglihatan kabur, keluar: air mata, keringat, air liur berlebih, tremor, pupil
mengecil, denyut jantung lambat, kejang otot (kedutan), tidak sanggup berjalan,
rasa tidak nyaman dan sesak, buang air besar dan kecil tidak terkontrol,
inkontinensi, tidak sadar dan kejang-kejang. Gejala keracunan karbamat cepat
muncul namun cepat hilang jika dibandingkan dengan organofosfat. Antidot:
atropin atau pralidoksim