(KERACUNAN PESTISIDA)
Dimana pemakaian alat pelindung diri lengkap ada 7 macam yaitu : baju lengan
panjang, celana panjang, masker, topi, kaca mata, kaos tangan dan sepatu boot.
Penaburan
Teknik penaburan memang menjadi cara menggunakan pestisida yang paling umum
dilakukan di Indonesia. Tujuannya adalah untuk mencegah hama penyakit yang ada di
dalam tanah maupun di jaringan tanaman. Biasanya teknik penaburan dilakukan untuk
pestisida jenis padat seperti formulasi butiran dan memiliki cara kerja sistemik. Untuk
pestisida ini contohnya adalah Wingran 0,5 GR, Furadan 3GR, Dharmafur 3 GR, Ventura
dan Regent 0,3 GR.
Fumigasi
Cara menggunakan pestisida yang kedua adalah fumigasi. Fumigasi adalah pemberian
pestisida dengan menggunakan gas. Namun, penggunaan ini haruslah diawasi dengan
baik, sebab gas yang digunakan adalah gas berbahaya dan beracun. Fumigasi pada
awalnya digunakan untuk mengusir hama di sebuah gudang.
Namun, untuk penggunaannya pada lahan pertanian haruslah ditutup dengan plastik
terlebih dahulu.. Sebagian orang menilai teknik fumigasi dinilai cukup baik karena tidak
menimbulkan residu pestisida di dalam tanah. Gas yang sering digunakan dalam fumigasi
adalah fumigan Basamid G.
Pengumpanan atau baiting
Pengumpanan mungkin sebagai cara yang belum begitu terkenal di Indonesia dan
digunakan di area tertentu. Cara menggunakan pestisida dengan pengumpanan dilakukan
dengan mencampur pestisida bersama bahan makanan. Tujuannya adalah untuk
mencegah hama hewan baik mati atau mandul setelah memakannya. Biasanya hama yang
menjadi target sasaran untuk cara pengumpanan adalah tikus dan babi hutan. Adapun
pestisida yang digunakan antara lain adalah Borratm Ractikus, Petrokum dan Klerat.
Menggunakan cara penghembusan atau dusting
Cara menggunakan pestisida lainnya melalui penghembusan atau dusting. Ini juga jarang
dilakukan di Indonesia dan biasa digunakan di negara-negara tertentu dengan lahan
pertanian yang cukup luas. Caranya dengan menggunakan pesawat khusus yang
menyemprotkan bubuk pestisida di atas lahan pertanian. Kelebihan teknik ini memang
tidak membutuhkan banyak air. Namun, kelemahannya adalah sangat rentan bila terkena
angin. Maka dari itu, cara ini dinilai tidak efisien dan membutuhkan biaya cukup tinggi.
Melalui pengasapan
Fogging atau pengasapan sebenarnya memiliki teknik yang hampir sama dengan
fumigasi. Keunggulannya memang tidak menimbulkan residu. Akan tetapi di sisi lain
kelemahannya adalah zat kimia yang digunakan dapat terhirup dan dapat mengganggu
kesehatan manusia. Pengendalian hama melalui pengasapan biasanya digunakan untuk
mencegah hama seperti kecoa, tikus, dan lainnya. Pestisida yang digunakan dalam
pengasapan antara lain adalah Crown 100 EC.
Teknik penyemprotan
Cara menggunakan pestisida dengan teknik penyemprotan juga sudah lazim dilakukan di
Indonesia. Hal ini dikarenakan penyemprotan menggunakan air ini dirasa lebih efektif
dan penyebarannya merata di lahan pertanian. Untuk melakukannya, Anda perlu
memperhatikan dosisnya dengan jumlah yang tepat serta pastikan alat semprotnya dalam
keadaan baik. Pestisida yang digunakan adalah yang berbentuk padat yang dapat
dilarutkan seperti SL dan yang dapat diemulsikan seperti EC.
9. Krisman (D1A017024)
Apakah ada perbedaan paparan keracunan pestisida antara orang yang memiliki kulit
cerah dan gelap ?
Jawab :
Tidak ada Perbedaan antara pigmen kulit putih dan kulit hitam. yang ada hanya
Perbedaan umur, pekerjaan, jenis kelamin dal lain sebagainya yang sering terpapar
dengan pestisid. Sejauh ini belum ada penelitian yang menunjukkan perbedaan warna
kulit dapat mempengaruhi kontaminasi keracunan pestisida, namun keracunan pestisida
semakin beresiko terhadap tubuh yang memiliki pori-pori yang lebih besar dan tingkat
sensitifitasnya lebih besar, jadi apapun warna kulit seseorang jika memiliki pori yang
kecil maka semakin kecil pula resiko seseorang mengalami kontaminasi keracunan
pestisida.