Anda di halaman 1dari 3

PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI

Karakter adalah adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara, Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan
Nasional). Sedangkan pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan
nilai-nilai etika yang inti (Thomas Lickona). Nilai-nilai pendidikan karakter pada
intinya adalah mengajarkan bagaimana hubungan yang baik dengan Tuhan Yang
Maha Esa, hubungan yang baik dengan lingkungan, yang dimaksud disini adalah
masyarakat atau orang-orang disekitar, dan hubungan yang baik dengan diri sendiri.
Pendidikan karakter harus dibangun sejak dini, hal ini dikaranekan :

Usia 0-6 tahun otak berkembang sangat cepat (80%)


AUD lebih cepat menyerap informasi/ perilaku dari lingkungan sekitarnya
Pengalaman anak pada tahun pertama menentukan kualitas kehidupannya

dimasa akan datang


Keberhasilan seseorang di masyarakat sebagian besar ditentukan oleh
kecerdasan emosi (80%), hanya 20% kcerdasan kognitif (Daniel

Goleman)
Hasil penelitian 13 faktor penunjang keberhasilan di dunia kerja (80%)
tergantung dari karakter seseorang

Metode yang tepat untuk pendidikan karakter anak sejak dini yaitu :
Metode Bermain Peran dalam Peningkatkan Karakter Anak Usia Dini di Dusun
Telogosari Wetan
Tujuan :
Peningkatan Karakter Anak Usia Dini yang dilakukan dengan cara bermain, hal ini
bertujuan untuk,
1. Anak dapat mengetahui hakikat dari karakter/ kepribadian.
2. Anak dapat bermain sambil belajar, yaitu bermain peran berdasarkan
skenario yang telat dibuat dan belajar bermain peran dengan baik sekaligus
belajar membaca naskah skenario dengan baik.
Langkah kongkrit yang diterapkan :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran
Membuat skenario cerita yang menarik bagi anak usia dini yang
memuat tentang Beberapa hal pokok yang harus diterapkan sejak dini
guna membangun karakter kepribadian anak yang baik, yaitu Cinta
Tuhan dan segenap ciptaannya, Kemandirian dan Tanggung jawab,
Kejujuran/Amanah, Bijaksana, Hormat dan santun, Dermawan, Suka
Menolong, dan GotongRoyong, Percaya diri, Kreatif, dan Pekerja
Keras, Kepemimpinan dan Keadilan, Baik dan Rendah hati,
Toleransi, Kedamaian, dan Kesatuan.
Menuliskan naskah skenario yang menarik, yaitu memuat tulisan agar
anak belajar membaca dan memuat ilustrasi gambar agar anak usia
dini lebih tertarik dan mempermudah pemahaman.
2. Menunjuk beberapa murid untuk mempelajari skenario tersebut
Dengan dibantu oleh guru yang mengajar anak, guru tersebut diharapkan
sedikit banyak mengetahui karakter masing-masing anak. Untuk itu dengan
bantuan guru tersebut, kita menentukan anak si A bermain peran untuk tokoh
A, anak si B bermain peran untuk tokoh B dan begitu seterusnya.

3. Pembentukan kelompok murid


Setelah itu, dibentuk beberapa kelompok. Pembentukan kelompok ini
bertujuan agar anak memiliki rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya
dan berlomba-lomba untuk memenangkan bermaian peran ini, dan nantinya
akan disiapkan hadiah yang menarik bagi kelompok yang menang. Hal ini
bertujuan untuk melatih kerjasama antar anggota kelompok.
4. Pengawasan dan Pemantauan Secara Langsung
Dalam proses pembelajaran belajar bermain peran, anak-anak diajari secara
langsung cara membaca bagi yang membacanya belum fasih dan diajari
bermain peran sesuai dengan perannya, seperti diajarain intonasi yang baik,
mimik wajah yang tepat, gerakan tubuh yang sesuai dan sebagainya.
5. Presentasi hasil kelompok dari belajar memerankan tokoh
Setelah dirasa cukup waktu latihannya, anak-anak usia dini yang telah belajar
sambil bermain diberi kesempatan untuk menunjukan hasil latihan mereka di
depan guru dan teman-temannya. Hal ini bertujuan untuk melatih rasa
percaya diri anak.
6. Menyimpulkan, karakter mana yang baik dan tidak baik bagi anak.
Setelah pertunjukan disimpulkan mana kelompok yang baik dan mana
kelompok yang kurang baik. Kemudian diberi hadiah bagi kelompok yang
dirasa baik dan diberi semangat bagi kelompok yang masih kurang baik. Hal
ini untuk melatih rasa kreatif, bekerja keras, rasa untuk berjuang. Selain itu
diakhir presentasi anak-anak diajak untuk belajar menganalisa mana karakter
yang baik untuk dicontoh dan mana karakter yang tidak baik untuk dicontoh.

Anda mungkin juga menyukai