Dari masing-masing endapan hipotermal tersebut, akan dapat bernilai ekonomis jika
dalam jumlah tertentu. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan dari macammacam endapan hipotermal.
1. Emas
Emas termasuk golongan native element, dengan sedikit kandungan perak,
tembaga, atau besi. Warnanya kuning keemasan dengan kekerasan 2,5-3 skala
Mohs. Bentuk kristal isometric octahedron atau dodecahedron. Specific
gravity 15,5-19,3 pada emas murni. Makin besar kandungan perak, makin
berwarna keputih-putihan. Dengan kondisi fisik dari emas yang berwarna
menarik dan termasuk dalam golongan logam mulia, sehingga endapan ini
menjadi komoditas yang memiliki harga tinggi. Dengan kestabilan harganya,
maka dibeberapa negara sejak dulu emas dijadikan sebagai standar keuangan.
Selain itu, dengan warnanya yang menarik, emas dijadikan sebagai perhiasan
dan benda-benda yang memiliki estetika.
2. Wolframite
3000- 15000 m
300-600
Pada atau dekat batuan plutonik asam.Pada umumnya pada
batuan prakambrium, jarang pada batuan muda.Sering ditemukan
pada sesar naik
Zona bijih
Fracture-filling dan replacement, tubuh bijih umumnya tidak
beraturan, kadang tabular. Kadang terdapat ore disseminated
pada batuan samping
Logam bijih
Au, Sn, Mo,W,Cu,Pb,Zn,As
Mineral bijih
Magnetit, spekularit, pirhotit, kasiterit, arsenopirit, molibdenit,
bornit, kalkopirit, wolframit, scheelite, pirit,galena, sfalerit-Fe.
Mineral
penyerta Garnet, plagioklas,biotit, muskovit, topas, tormalin, epidot, kuarsa,
(gangue)
kloorit-fe, karbonat
Ubahan batu samping
Albitisasi, tourmalinisasi, kloritisasi, seritisasi pada batuan silikaan
Tekstur dan struktur
Kristal kasar, kadang berlapis, inklusi fluida hadir pada kuarsa
Zonasi
Tekstur dan mineralogy makin kedalam berubah secara gradual,
Au telurida kadang hadir sebagai bonanza.
Endapan Mesotermal
Logam bijih
Mineral bijih
Mineral
penyerta
(gangue)
Ubahan batu samping
Tekstur dan struktur
Zonasi
1200-4500 m
200-300
Umumnya pada atau di dekat batuan beku intrusive. Mungkin
berasosiasi dengan rekahan tektonik regional. Umum pada sesar
normal maupun sesar naik
Sebagai endapan replacement yang luas dan fracture-infilling.
Batas tubuh bijih bergradasi dari massif ke diseminasi.Seing
membentuk bijih tabular, stockwork, pipa, saddle-reefs, beddingsurface. Strike dan dip Fissure agak teratur.
Au,Ag,Cu,As,Pb,Zn,Ni,Co,W,Mo,U, dll
Native Au, Ag, kalkopirit, bornit, pirit, sfalerit, galena enargit,
kalkosit, bournonite, argentite, pitchblende, niccolite,cobaltite,
tetrahedritesulphosalt,
Mineral temperature tinggi jarang (garnet, tourmaline, topas dll),
albit, kuarsa serisit, klorit, karbonat, siderite, epidot, monmorilonit.
Kloritisasi intens, karbonisasi atau seritisasi.
Kristal lebih halus dibamding hipotermal, pirit jika hadir sangat
halus, lensa yang besar bisanya massif.
Gradual, secara pasti terjadi perubahan mineralogy kearah
kedalaman
Endapan Ephitermal
Pada lingkungan epitermal terdapat 2 (dua) kondisi sistem hidrotermal yang
dapat dibedakan berdasarkan reaksi yang terjadi dan keterdapatan mineral-mineral
alterasi dan mineral bijihnya yaitu epitermal low sulfidasi dan high sulfidasi
(Hedenquist et al .,1996; 2000 dalam Sibarani, 2008). Pengklasifikasian endapan
epitermal masih merupakan perdebatan hingga saat ini, akan tetapi sebagian besar
mengacu kepada aspek mineralogi dan gangue mineral, dimana aspek tersebut
merefleksikan aspek kimia fluida maupun aspek perbandingan karakteristik
mineralogi, alterasi (ubahan) dan bentuk endapan pada lingkungan epitermal. Aspek
kimia dari fluida yang termineralisasi adalah salah satu faktor yang terpenting dalam
penentuan kapan mineralisasi tersebut terjadi dalam sistem hidrotermal.
a
Logam bijih
Mineral bijih
Mineral
(gangue)
penyerta