Anda di halaman 1dari 8

KLASIFIKASI ENDAPAN MINERAL

Suatu endapan mineral akan terbentuk oleh serangkaian proses yang


mengubah kondisi suatu batuan menjadi suatu endapan dengan kandungan mineral
bijih yang disebut proses ubahan (alteration). Proses tersebut akan menghasilkan
mineral logam (metalic mineral) dan mineral ubahan (alteration mineral), struktur
serta tekstur batuan yang berubah karenanya. Tokoh penting yang memulai
membangun konsep dan klasifikasi endapan mineral adalah Waldemar Lindgren
(1860-1939). Lindgren (1911) secara garis besar membagi endapan mineral menjadi
dua macam yaitu :
a
b

Endapan oleh proses mekanik


Endapan oleh proses kimiawi
Endapan yang disebabkan oleh proses kimiawi, karena naiknya air magmatik,
dibagi menjad 3, berturut-turut dari bagian yang paling dalam adalah:
Endapan hipotermal, Endapan Mesotermal, dan Endapan epitermal.

Persamaan dan perbedaan endapan hipotermal, mesotermal dan epitermal adalah


sebagai berikut :
Endapan hipotermal
Endapan hipotermal terbentuk pada magma chamber pada kedalaman 3.000
15.000 meter. Pada endapan ini, biasa terdapat mineral logam yang berupa bornit,
kovelit, kalkosit, kalkopirit, pirit, tembaga, emas, wolfram, molibdenit, seng dan
perak. Mineral logam tersebut berasosiasi dengan mineral - mineral pengotor seperti
piroksen, amfibol, garnet, ilmenit, spekularit, turmalin, topaz, mika hijau dan mika
cokelat (Warmada, 2009). Selain itu, dengan adanya sistem hidrotermal yang
membutuhkan adanya aktivitas magmatisme, maka endapan hipotermal akan dapat
ditemukan pada daerah-daerah yang terdapat aktivitas magmatisme seperti sepanjang
zona subduksi ataupun ring of fire.

Gambar 1. Proses Endapan Hipotermal

Dari masing-masing endapan hipotermal tersebut, akan dapat bernilai ekonomis jika
dalam jumlah tertentu. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan dari macammacam endapan hipotermal.
1. Emas
Emas termasuk golongan native element, dengan sedikit kandungan perak,
tembaga, atau besi. Warnanya kuning keemasan dengan kekerasan 2,5-3 skala
Mohs. Bentuk kristal isometric octahedron atau dodecahedron. Specific
gravity 15,5-19,3 pada emas murni. Makin besar kandungan perak, makin
berwarna keputih-putihan. Dengan kondisi fisik dari emas yang berwarna
menarik dan termasuk dalam golongan logam mulia, sehingga endapan ini
menjadi komoditas yang memiliki harga tinggi. Dengan kestabilan harganya,
maka dibeberapa negara sejak dulu emas dijadikan sebagai standar keuangan.
Selain itu, dengan warnanya yang menarik, emas dijadikan sebagai perhiasan
dan benda-benda yang memiliki estetika.
2. Wolframite

Wolframite merupakan mineral series yang biasanya dapat ditemukan pada


urat kuarsa dan pegmatite yang merupakan asosiasi dengan intrusi granit.
Wolframite merupakan sumber utama dari metal tungsten yang merupakan
logam dengan kekuatan yang tinggi dan massanya yang rendah (ringan)
sehingga digunakan sebagai bahan alat-alat militer.
3. Galena
Galena merupakan mineral sulfida, yang pembentukannya masuk dalam
kategori pembentukan hipothermal. Endapan dari mineral ini mengandung
sejumlah besar perak yang menyatu pada struktur yang ada. Galena
merupakan mineral semikonduktor yang digunakan dalam peralatan
komunikasi wireless.
Tabel 1. Ciri-ciri umum endapan Hipotermal (Lingren 1933)
Kedalaman
Temperatur
Pembentukan

3000- 15000 m
300-600
Pada atau dekat batuan plutonik asam.Pada umumnya pada
batuan prakambrium, jarang pada batuan muda.Sering ditemukan
pada sesar naik
Zona bijih
Fracture-filling dan replacement, tubuh bijih umumnya tidak
beraturan, kadang tabular. Kadang terdapat ore disseminated
pada batuan samping
Logam bijih
Au, Sn, Mo,W,Cu,Pb,Zn,As
Mineral bijih
Magnetit, spekularit, pirhotit, kasiterit, arsenopirit, molibdenit,
bornit, kalkopirit, wolframit, scheelite, pirit,galena, sfalerit-Fe.
Mineral
penyerta Garnet, plagioklas,biotit, muskovit, topas, tormalin, epidot, kuarsa,
(gangue)
kloorit-fe, karbonat
Ubahan batu samping
Albitisasi, tourmalinisasi, kloritisasi, seritisasi pada batuan silikaan
Tekstur dan struktur
Kristal kasar, kadang berlapis, inklusi fluida hadir pada kuarsa
Zonasi
Tekstur dan mineralogy makin kedalam berubah secara gradual,
Au telurida kadang hadir sebagai bonanza.

Endapan Mesotermal

Endapan mineral mesothermal terdiri dari beberapa beberapa mineral logam


yang beberapa diantaranya adalah timbal, seng, perak, dan emas. Mineral-mineral
logam tersebut dapat terendapkan bersama dengan mineral-mineral lain seperti
kuarsa, pirit, dan juga mineral karbonat. Zona altrasi yang luas mengeliilingi endapan
mineral mesothermal tersebut. Produk dari altrasi itu antara lain, sericite, kuarsa,
kalsit, pirit, dolomit, piroklas, klorit , dan mineral lempung. Ortoklas sekunder dan
mineral lempung dijumpai pada endapan tembaga yang tersebar dalam zona tersebut.
Beberapa mineral tersebut seperti klorit dan lempung lebih memiliki karakteristik
seperti endapan epithermal, akan tetapi biasanya endapan tersebut terdapat pada
bagian luar dari endapan mesothermal.
Tabel 1. Ciri-ciri umum endapan Mesotermal (Lingren 1933)
Kedalaman
Temperatur
Pembentukan
Zona bijih

Logam bijih
Mineral bijih
Mineral
penyerta
(gangue)
Ubahan batu samping
Tekstur dan struktur
Zonasi

1200-4500 m
200-300
Umumnya pada atau di dekat batuan beku intrusive. Mungkin
berasosiasi dengan rekahan tektonik regional. Umum pada sesar
normal maupun sesar naik
Sebagai endapan replacement yang luas dan fracture-infilling.
Batas tubuh bijih bergradasi dari massif ke diseminasi.Seing
membentuk bijih tabular, stockwork, pipa, saddle-reefs, beddingsurface. Strike dan dip Fissure agak teratur.
Au,Ag,Cu,As,Pb,Zn,Ni,Co,W,Mo,U, dll
Native Au, Ag, kalkopirit, bornit, pirit, sfalerit, galena enargit,
kalkosit, bournonite, argentite, pitchblende, niccolite,cobaltite,
tetrahedritesulphosalt,
Mineral temperature tinggi jarang (garnet, tourmaline, topas dll),
albit, kuarsa serisit, klorit, karbonat, siderite, epidot, monmorilonit.
Kloritisasi intens, karbonisasi atau seritisasi.
Kristal lebih halus dibamding hipotermal, pirit jika hadir sangat
halus, lensa yang besar bisanya massif.
Gradual, secara pasti terjadi perubahan mineralogy kearah
kedalaman

Endapan Ephitermal
Pada lingkungan epitermal terdapat 2 (dua) kondisi sistem hidrotermal yang
dapat dibedakan berdasarkan reaksi yang terjadi dan keterdapatan mineral-mineral
alterasi dan mineral bijihnya yaitu epitermal low sulfidasi dan high sulfidasi
(Hedenquist et al .,1996; 2000 dalam Sibarani, 2008). Pengklasifikasian endapan
epitermal masih merupakan perdebatan hingga saat ini, akan tetapi sebagian besar
mengacu kepada aspek mineralogi dan gangue mineral, dimana aspek tersebut
merefleksikan aspek kimia fluida maupun aspek perbandingan karakteristik
mineralogi, alterasi (ubahan) dan bentuk endapan pada lingkungan epitermal. Aspek
kimia dari fluida yang termineralisasi adalah salah satu faktor yang terpenting dalam
penentuan kapan mineralisasi tersebut terjadi dalam sistem hidrotermal.
a

Karakteristik Endapan Epitermal Sulfida Rendah / Tipe Adularia-Serisit


(Epithermal Low Sulfidation )
Endapan epitermal sulfidasi rendah dicirikan oleh larutan hidrotermal
yang bersifat netral dan mengisi celah-celah batuan. Tipe ini berasosiasi
dengan alterasi kuarsa-adularia, karbonat, serisit pada lingkungan sulfur
rendah dan biasanya perbandingan perak dan emas relatif tinggi. Mineral bijih
dicirikan oleh terbentuknya elektrum, perak sulfida, garam sulfat, dan logam
dasar sulfida. Batuan induk pada deposit logam mulia sulfidasi rendah adalah
andesit alkali, dasit, riodasit atau riolit. Secara genesa sistem epitermal
sulfidasi rendah berasosiasi dengan vulkanisme riolitik. Tipe ini dikontrol oleh
struktur-struktur pergeseran (dilatational jog).

Gambar 2. Model endapan emas epitermal sulfidasi rendah


Hedenquist dkk., 1996 dalam Nagel, 2008).

b Karakteristik Endapan Epitermal Sulfida Tinggi (Epithermal High


Sulfidation) atau Acid Sulfate
Endapan epitermal high sulfidation dicirikan dengan host rock berupa
batuan vulkanik bersifat asam hingga intermediet dengan kontrol struktur
berupa sesar secara regional atau intrusi subvulkanik, kedalaman formasi
batuan sekitar 500-2000 meter dan temperatur 1000C-3200C. Endapan
Epitermal High Sulfidation terbentuk oleh sistem dari fluida hidrotermal yang
berasal dari intrusi magmatik yang cukup dalam, fluida ini bergerak secara
vertikal dan horizontal menembus rekahan-rekahan pada batuan dengan suhu
yang relatif tinggi (200-3000C), fluida ini didominasi oleh fluida magmatik
dengan kandungan acidic yang tinggi yaitu berupa HCl, SO2, H2S (Pirajno,
1992).

Gambar 3. Keberadaan sistem sulfidasi tinggi

Gambar 4. Penampang Ideal Endapan Epitermal Menurut Buchanan (1981)

Tabel 3. Ciri-ciri umum endapan epitermal (Lingren 1933)


Kedalaman
Temperatur
Pembentukan
Zona bijih

Logam bijih
Mineral bijih

Mineral
(gangue)

penyerta

Ubahan batu samping


Tekstur dan struktur
Zonasi

Permukaan hingga 1500 m


50-200
Pada batuan sedimen atau batuan beku, terutama yang
berasosiasi dengan batuan intrusiv dekat permukaan atau
ekstrusiv, biasanya disertai oleh sesar turun, kekar dsb.
urat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan dengan
pembentukan kantong-kantong bijih, juga seringkali terdapat pada
pipa dan stockwork.
Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan, dan sedikit
kenampakan replacement (penggantian)
Pb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U
Native Au, Ag, elektrum, Cu, Bi
Pirit, markasit, sfalerit, galena, kalkopirit, Cinnabar, jamesonite,
stibnite, realgar, orpiment, ruby silvers, argentite, selenides,
tellurides
kuarsa, chert, kalsedon, ametis, serisit, klorit rendah-Fe, epidot,
karbonat, fluorit, barite, adularia, alunit, dickite, rhodochrosite,
zeolit
sering sedikit, chertification (silisifikasi), kaolinisasi, piritisasi,
dolomitisasi, kloritisasi
Crustification (banding) sangat umum, sering sebagai fine banding,
cockade, vugs, urat terbreksikan. Ukuran butir(kristal) sangat
bervariasi
Makin ke dalam akin tidak beraturan, seringkali kisaran vertikalnya
sangat kecil.

Anda mungkin juga menyukai