Fatma Widiyaningsih
21100113120007
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang
SARI
DAS Kahayan merupakan salam satu DAS yang terletak di Kalimantan Tengah. Sungai Kahayan
terletak pada 32043,60 S 1140223,00 T. Luasnya mencapai 81,648 km2. Dengan panjang
sungai 600 km, kedalaman 7 m dan lebar 500 m. Sungai Kahayan berada diantara beberapa
tinggian yang ada di Kalimantan, diantaranya tinggian Schwaner dan dataran Sunda di bagian
barat dan selatan serta tinggian Kuching di bagian utara. Pola pengaliran Sungai Kahayan
dendritik. Morfoologi Kalimantan Tengah bagian selatan dataran rendah, bagian tengah
merupakan rawa-rawa dan bagian utara merupakan pegunungan. Jenis tanah yang berkembang
sungai berupa regosol, podsol dan gambut. Tata guna lahan daerah tepian DAS Kayahan secara
garis besar adalah pemukiman. Secara umum proses sedimentasi dipengaruhi oleh kondisi
geologi, kondisi geografi, dan tata guna lahan. Kondisi geologi yang berada diantara tinggian
Schwanner dan Kuching yang menjadi pemasok suplai sedimen, kondisi geografi yang terletak di
daerah tropis yang mempercepat proses pelapukan, erosi, dan transportasi dan tata guna lahan
yang mengakibatkan pendangkalan. Berdasarkan parameter-parameter tersebut didapat 4 aturan
zonasi yaitu, Zona Sempadan Sungai, Zona Rumah Renggang, Zona Rumah Kampung dan Zona
Pelabuhan. Tepian DAS Kahanan berpotensi untuk pengembangan wisata alam dan pelestarian
lingkungan bagi Kota Palangkaraya selain itu berpotensi pengembangan seni budaya karena
kebiasaan masyarakat yang unik.
Kata Kunci : Potensi, Aturan Zonasi Tata Guna Lahan, Daerah Tepian DAS Kahanan
PENDAHULUA
N
Basement Pre-Eosen
Bagian baratdaya Kalimantan tersusun atas
kerak yang stabil (Kapur Awal) sebagai
bagian dari Lempeng Asia Tenggara meliputi
baratdaya Kalimantan, Laut Jawa bagian
barat, Sumatra, dan semenanjung Malaysia.
Wilayah ini dikenal sebagai Sundaland.
Ofiolit dan sediment dari busur kepulauan
dan fasies laut dalam ditemukan di
Pegunungan Meratus, yang diperkirakan
berasal dari subduksi Mesozoikum. Di
wilayah antara Sarawak dan Kalimantan
terdapat sediment laut dalam berumur
Kapur-Oligosen (Kelompok Rajang), ofiolit
dan unit lainnya yang menunjukkan adanya
kompleks subduksi. Peter dan Supriatna
(1989) menyatakan bahwa terdapat intrusive
besar bersifat granitik berumur Trias diantara
Cekungan Mandai dan Cekungan Kutai atas,
memiliki kontak tektonik dengan formasi
berumur Jura-Kapur.
Gambar 3.
Paleocene Middle Eocene SE Asia tectonic
reconstruction. SCS = South China Sea, LS =
Lupar Subduction, MS = Meratus Subduction,
WSUL = West Sulawesi, IAU = India Australia
Plate, PA = Pacific plate (Pertamina BPKKA,
1997, op cit., Bachtiar, 2006)
Gambar 4.
Cross section reconstruction of North Kalimantan
that show Lupar subduction in Eocene (Hutchison,
1989, op cit., Bachtiar 2006)
Tektonisme Oligosen
Tektonisme pada pertengahan Oligosen di
sebagian Asia tenggara, termasuk
Kalimantan dan bagian utara lempeng benua
Australia, diperkirakan sebagai
readjusement dari lempeng pada Oligosen.
Di pulau New Guinea, pertengahan Oligosen
ditandai oleh ketidakselarasan (Piagram et
al., 1990 op cit., Van de Weerd dan Armin,
1992) yang dihubungkan dengan collision
bagian utara lempeng Australia (New
Guinea) dengan sejumlah komplek busur.
New Guinea di ubah dari batas konvergen
pasif menjadi oblique. Sistem sesar strikeslip berarah barat-timur yang menyebabkan
perpindahan fragmen benua Australia
(Banggai Sula) ke bagian timur Indonesia
berpegaruh pada kondisi lempeng pada
pertengahan Oligosen. Ketidakselarasan
pada pertengahan Oligosen hadir di Laut
China selatan (SCS) dan wilayah sekitarnya
(Adams dan Haak, 1961; Holloway, 1982;
Hinz dan Schluter, 1985; Ru dan Pigott,
1986; Letouzey dan Sage, 1988; op cit., Van
de Weerd dan Armin, 1992). Ketidak
selarasan ini dihubungkan dengan
pemekaran lantai samudera di SCS.
Subduksi pada baratlaut Kalimantan terhenti
secara progresif dari baratdaya sampai
timurlaut. Di bagian baratdaya, berhenti
pada pertengahan Oligosen; di bagian
timurlaut, berhenti pada akhir Miosen awal
(Holloway, 1982, op cit., Van de Weerd dan
Armin, 1992).
Gambar 5.
NW SE cross section schematic reconstruction
Gambar 7.
Elemen Tektonik Pulau Kalimantan pada Miosen
tengah.(Nuay, 1985, op cit., Oh, 1987.)
Tektonisme Miosen
Di wilayah sekitar SCS pada Miosen awaltengah terjadi perubahan yang Sangat
penting. Pemekaran lantai samudera di SCS
berhenti, sebagai subduksi di Sabah dan
Palawan; mulai terjadinya pembukaan Laut
Sulu (silver et al., 1989; Nichols, 1990; op
cit., Van de Weerd dan Armin, 1992); dan
obduksi ofiolit di Sabah (Clennell, 1990, op
cit., Van de Weerd dan Armin, 1992).
Membukanya cekungan marginal Laut
Andaman terjadi pada sebagian awal Miosen
tengah (Harland et al., 1989. op cit., Van de
Weerd dan Armin, 1992).
Jenis Tanah
Jenis Tanah-tanah yang terdapat di
Kalimantan Tengah diantaranya adalah tanah
Regosol, podsol dan gambut. Dari bagian
tengah sampai dengan selatan tanah-tanah
yang termasuk dangkal adalah gambut dan
tanah endapan laut. Wilayah Kalimantan
Tengah khususnya di tepi sungai Kahayan
terdapat tanah bertekstur halus seluas
Kondisi Geologi
Secara geologi Sungai Kahayan terletak di
antara tinggian Schwaner dan dataran Sunda
di bagian barat dan selatan serta tinggian
Kuching di bagian utara. Berdasarkan
letaknya, dapat diintepretasikan bahwa
suplai suplai material sedimen yang
mengalami proses sedimentasi pada Sungai
Kahayan berasal dari tinggian tersebut.
Kondisi Geografis
Secara geografi Sungai Kahayan terletak di
daerah tropis, daerah tropis memiliki curah
hujan dan intensitas matahari yang cukup
sehingga mempercepat proses pelapukan,
erosi, dan transportasi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa letak geografis Sungai
Kahayan di daerah tropis mempercepat
proses sedimentasi.
Tata Guna Lahan
Dari aspek tata guna lahan, tidak sedikit
masyarakat setempat yang memanfaatkan
tepian DAS Sungai Kahayan sebagai daerah
pemukiman dan tambang emas ilegal. Hal
tersebut mengakibatkan dibagian tengah
Sungai Kahanan terdapat tanah dangkal,
karena lapisan tanah yang dapat digunakan
akar sangat tipis. Di sungai Kahayan juga
ditemukan erosi akibat pengikisan tanah, hal
ini dikarenakan sekarang telah ditemukan
bekas penebangan hutan serta adanya lokasi
penambangan emas. Kondisi fisik muara
sungai Kahayan lebih menjuruk kedalam
seperti teluk, alur sungainya dalam,
sedimentasi dimulut sungai menyebabkan
pendangkalan dikeliling sungai.
Pendangkalan yang terjadi di Sungai
Kahanan ini mengakibatkan ruang
akumulasi untuk material sedimen
mengalami pengendapan berkurang.
Rekomendasi Pemanfaatan dan
Pengembangan Sungai