Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PRAKTIKUM ILMU BAHAN II

PEMANFAATAN SERBUK KAYU DAN SERABUT KELAPA DALAM


PEMBUATAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR

DISUSUN OLEH :

TODO ANNES HUTAGALUNG


JOHAN STEFANUS SIHOMBING
SURUHEN PRATAMA SITEPU
ENDY HARIS NASUTION
WAHYU HIDAYAT DAULAY
EKO BUDIANTO SINAGA

(5133122028)
(5132122007)
(5132122013)
(5133122009)
(5133122031)
(5133122008)

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013 / 2014

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Populasi kendaraan bermotor dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal
ini mendorong semakin berkembangnya industri suku cadang kendaraan bermotor khususnya
kampas rem.
Pada umumnya, kampas rem sepeda motor terbuat dari bahan asbestos dan unsurunsur tambahan lainnya seperti SiC, Mn, atau Co. Penggunaan asbes dalam pembuatan
kampas rem tidak ramah lingkungan karena memiliki dampak negatif bagi kesehatan yaitu
dapat menyebabkan asbestosis / fibrosis (penebalan dan luka gores pada paru-paru), kanker
paru-paru, dan kanker saluran pernapasan. (Anoname 1981).
Pada praktikum ini dilakukan pemanfaatan bahan bekas seperti serbuk kayu dan
serabut kelapa sebagai kampas rem. Jika kita lihat dari nilai ekonominya, serabut kelapa dan
serbuk kayu hanyalah sebuah sampah. Namun, sebenarnya dapat dibuat menjadi kampas rem
sepeda motor. Selain ramah lingkungan, pemanfaatan sampah serabut kelapa dan serbuk kayu
dalam pembuatan kampas rem sepeda motor memiliki kelebihan dalam hal harga produksinya
yang lebih murah dibandingkan kampas rem berbahan asbestos.

Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menunjukkan bahwa sesuatu yang sudah di
anggap sampah sebenarnya dapat dijadikan menjadi sesuatu yang lebih berguna seperti
pembuatan kampas rem dari serbuk kayu dan serabut kelapa, dan untuk memenuhi tugas
praktikum yang diberikan oleh dosen Ilmu Bahan II yaitu bapak Ir. Riski Elpari Siregar, MT.

METODE PRAKTIKUM

Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pemanfaatan serbuk kayu dan serabut
kelapa dalam pembuatan kampas rem adalah :
1. Serbuk kayu dan serabut kelapa
- Serbuk kayu merupakan gabungan dari beberapa unsur-unsur kimia, yaitu
-

Calsium Carbonat (CaCO3), Kalium Oksida (K2O), Difosfor Pentaoksida (P2O5)


Serabut kelapa merupakan gabungan dari beberapa unsur-unsur kimia, yaitu
Selulosa (C6H10O5), Lignin (C9H10O2(OCH3)n), Pyroligneous acid, Gas, Arang,
dan Potasium (KCl).

Gambar 1. Serbuk kayu dan Serabut Kelapa

2. Resin
Resin digunakan sebagai bahan perekat dan dicampurkan ke dalam campuran serbuk
kayu dan serabut kelapa.

Gambar 2. Resin

3. Katalis
Katalis digunakan untuk membantu proses pengeringan agar laju pengeringan lebih
cepat.
4. Bahan cetakan / mencetak

Bahan pencetak dibuat dari bahan karton, supaya ketika pemisahan setelah kering
lebih mudah.

Gambar 4. Pencetak

5. Kertas pasir
Kertas pasir digunakan untuk mengamplas atau menghaluskan benda kerja.

Gambar 5. Kertas Pasir

6. Pengaduk

Gambar 7. Pengaduk

7. Wadah tempat mencampur

Gambar 8. Wadah

8. Bahan tambahan lainnya

Gambar 9. Pulpen, Busur, Penggaris, Lem, Gunting

Proses Pembuatan
Proses-proses pembuatan kampas rem sepeda motor dari serbuk kayu dan serabut
kelapa adalah sebagai berikut :
Persiapan alat dan bahan
Serbuk kayu dan serabut kelapa dihaluskan dan disaring
Kemudian keduanya dicampur dengan perbandingan 40 : 60 (serbuk kayu = 40 %,
dan serbut kelapa = 60 % )
Resin dituangkan ke dalam wadah dan dicampur dengan campuran serbuk kayu dan
serabut kelapa dan di aduk sampai merata, dimana perbandingannya adalah 40 %
campuran serbuk kayu dan serabut kelapa, dan 60 % resin.

Gambar 10. Resin dan campuran serbuk kayu dan serabut kelapa di satukan

Kemudian dituangkan katalis secukupnya dan diaduk hingga menyebar merata dan
diaduk terus sebelum dicetak (semakin banyak katalis dicampurkan maka semakin
cepat reaksi terjadi sehingga semakin cepat bahan memadat)
Setelah campurannya diaduk sampai rata, selanjutnya bahan dicetak dengan ukuran
dan bentuk yang ditentukan
Selanjutnya hasil cetakan dijemur
Setelah kering, dilakukan proses finishing yaitu dengan mengamplas permukaan
untuk merapikan ketebalan dan permukaan kampas rem tersebut.

Gambar 11. Kampas rem yang sudah jadi

Uji Koefisien Gesek


Dalam pengujian koefisien gesek pada kampas rem ini, didapat data bahwa berat dari
kampas rem adalah 24 gram. Kemiringan dari piringan cakram sampai kampas rem meluncur
adalah 220.

Gambar 12. Metode pengukuran koefisien gesek

Sehinggga dari data diatas dapat ditentukan koefisien gesekan maksimum dan
koefisien gesekan statis maksimum nya, dengan perhitungan sebagai berikut :

Gaya W adalah gaya berat kampas rem, gaya N adalah gaya normal pada kampas rem oleh
bidang miring, dan Fs adalah gaya gesekan statis pada arah tangensial (menyinggung bidang)
pada kampas rem oleh bidang miring. Jika diuraikan gaya-gaya ini dalam arah X dan Y, yaitu
sejajar bidang dan tegak lurus bidang, maka :
N C cos = 0

dan

Fs W sin = 0

pers 1

Akan tetapi Fs s N. Jika sudut bidang miring diperbesar sampai kampas rem mulai
bergerak ke bawah, maka pada sudut tersebut, yaitu = 0, kita dapat pergunakan
N. Selanjutnya dimasukkan ke dalam pers 1, maka diperoleh :

N = W cos
s N = W sin
sehingga s = tg s
s = tg 220 = 0,40

Maka koefisien gesek dari kampas rem tersebut adalah = 0,40

Fs = s

x
Fs

Diagram gaya benda bebas untuk balok

h(cm
)
Kampas rem meluncur di atas piringan
cakram pada saat kemiringan 220

7,7
Piringan Cakram

D(c

220

18,6
Grafik kampas rem meluncur di atas piringan cakram

Kesimpulan
Pada praktikum ini dilakukan pemanfaatan bahan bekas seperti serbuk kayu dan
serabut kelapa sebagai kampas rem. Jika kita lihat dari nilai ekonominya, serabut kelapa dan
serbuk kayu hanyalah sebuah sampah. Namun, sebenarnya dapat dibuat menjadi kampas rem
sepeda motor. Selain ramah lingkungan, pemanfaatan sampah serabut kelapa dan serbuk kayu
dalam pembuatan kampas rem sepeda motor memiliki kelebihan dalam hal harga produksinya
yang lebih murah dibandingkan kampas rem berbahan asbestos.
Namun dalam pembuatan kampas rem ini, kami masih menghadapi banyak kendala.
Contohnya pada saat pencampuran serbuk dengan resin, dan proses pencetakan.
Kami sadar masih banyak kekurangan maupun kesalahan dalam pembuatan
praktikum ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk lebih
baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, Fisika Dasar - Mekanika, ITB, 1997


Halliday D. Resnick R, Fisika , Erlangga, 1985

Anda mungkin juga menyukai