Anda di halaman 1dari 12

TUBERCULOSIS

INTESTINAL

o Tuberkulosis intestinal merupakan penyakit yang


disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberkulosis yang
berasal dari organ sekitar abdomen, penyakit ini jarang
berdiri sendiri dan biasanya merupakan kelanjutan dari
proses tuberkulosis di tempat lain terutama dari tuberkulosis
paru, namun sering ditemukan bahwa pada waktu diagnosa
ditegakkan proses tuberkulosis di paru sudah tidak terlihat
lagi. Hal ini bisa terjadi karena proses tuberkulosis di paru
mungkin sudah menyembuh sedangkan penyebarannya
masih berlangsung ditempat lain.
o Penyakit ini sering mengenai seluruh peritoneum, alat-alat
sistem gastrointestinial, mesenterium, dan organ genitalia
interna.

ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk
batang dengan ukuran panjang 1-4 m dan tebal 0,3-0,6 m.
Sebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak
(lipid), peptidoglikan, dan arabinomannan. Lipid inilah yang
membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkohol)
sehinga disebut bakteri tahan asam (BTA) dan dia juga lebih
tahan tehadap gangguan kimia dan fisis. Hal ini terjadi
karena kuman berada dalam sifat dormant

PATOFISIOLOGI
Tractus intestinal dapat dikenai oleh tuberculosis melalui beberapa
cara:
oMelalui penyebaran hematogen terutama dari paru-paru
oMelalui dinding usus yang terinfeksi
oDari kelenjar limfe mesenterium
oMelalui tuba falopi yang terinfeksi
Pada kebanyakan kasus terjadi bukan sebagai akibat penyebaran perkontinuitatum
tapi sering karena reaktifasi proses laten yang terjadi pada peritoneum yang
diperoleh melalui penyebaran hematogen proses primer terdahulu (infeksi laten
Dorman infection). Seperti diketahui lesi tuberkulosa bisa mengalami supresi
dan menyembuh. Infeksi masih dalam fase laten dimana ia bisa menetap laten
selama hidup namun infeksi tadi bisa berkembang menjadi tuberkulosa pada
setiap saat. Jika organism intrasseluler tadi mulai bermutiplikasi secara cepat

Patologi
1. Bentuk Eksudatif
Bentuk ini dikenal juga sebagai bentuk yang basah atau bentuk asites yang
banyak, gejala menonjol ialah perut membesar dan berisi cairan (asites).
Pada bentuk ini perlengketan tidak banyak dijumpai. Tuberkel sering dijumpai
kecil-kecil berwarna putih kekuning-kuningan milier, nampak tersebar di
peritoneum atau pada alat-alat tubuh yang berada di rongga peritoneum.
Disamping partikel yang kecil-kecil yang dijumpai tuberkel yang lebih besar
sampai sebesar kacang tanah.
Disekitar tuberkel terdapat reaksi jaringan peritoneum berupa kongesti
pembuluh darah.
Eksudat dapat terbentuk cukup banyak, menutupi tuberkel dan peritoneum
sehingga merubah dinding perut menjadi tegang,
Cairan asites kadang-kadang bercampur darah dan terlihat kemerahan sehingga
mencurigakan kemungkinan adanya keganasan. Omentum dapat terkena
sehingga terjadi penebalan dan teraba seperti benjolan tumor.

2. Bentuk Adhesif
Disebut juga sebagai bentuk kering atau plastik dimana cairan tidak banyak
dibentuk.
Pada jenis ini lebih banyak terjadi perlengketan. Perlengketan yang luas antara
usus dan peritoneum sering memberikan gambaran seperti tumor,
kadangkadang terbentuk fistel. Hal ini disebabkan karena adanya perlengketan
perlengketan.
Kadang-kadang terbentuk fistel, hal ini disebabkan karena perlengketan
dinding usus dan peritoneum parintel kemudian timbul proses necrosis.
Bentuk ini sering menimbulkan keadaan ileus obstruksi Tuberkel-tuberkel
biasanya lebih besar.

3. Bentuk Campuran
Bentuk ini kadang-kaadang disebut juga kista, pembengkakan kista terjadi
melalui proses eksudasi bersama-sama dengan adhesi sehingga terbentuk cairan
dalam kantong-kantong perlengketan tersebut.
Beberapa penulis menganggap bahwa pembagian ini lebih bersifat untuk
melihat tingkat penyakit, dimana pada mulanya terjadi bentuk exudatif dan
kemudian bentuk adhesive.
Pemberian hispatologi jaringan biopsy peritoneum akan memperlihatkan
jaringan granulasi tuberkulosa yang terdiri dari sel-sel epitel dan sel datia
langerhans, dan pengkejutan umumnya ditemukan

GEJALA KLINIS
o Gejala klinis sangat bervariasi, pada umumnya keluhan dan gejala timbul
perlahan-lahan sampai berbulan-bulan sehingga sering penderita tidak
menyadari keadaan ini
o Keluhan dan gejala yang sering didapatkan seperti : sakit perut, pembengkakan
perut, asites, penurunan berat badan, anoreksia,demam, diare,konstipasi,
batuk,dan keringat malam.
o Pada wanita sering dijumpai tuberkulosa peritoneum disertai oleh proses
tuberkulosis pada ovarium atau tuba, sehingga pada alat genitalia bisa
ditemukan tanda-tanda peradangan yang sering sukar dibedakan dengan kista
ovarium.
o Pada pemeriksaan jasmani gejala yang sering dijumpai adalah asites, demam,
pembengkakan perut, nyeri perut, pucat dan kelelahan, tergantung lamanya
keluhan.

Pemeriksaan Penunjang
o USG
o Rontgen
o Peristonoskopi (laparoskopi)
o CT-Scan

PENATALAKSANAAN
o Pada dasarnya pengobatan sama dengan pengobatan tuberculosis paru, obatobat seperti streptomisin, INH, Etambutol, Ripamficin dan pirazinamid
memberikan hasil yang baik, dan perbaikan akan terlihat setelah 2 bulan
pengobatan dan lamanya pengobatan biasanya mencapai sembilan bulan
sampai 18 bulan atau lebih
o Pembedahan hanya dilakukan jika dengan cara yang lebih sederhana tidak
meberikan kepastian diagnosa atau jika dijumpai indikasi yang mendesak
seperti obstruksi usus, perforasi, adanya cairan asites yang bernanah.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai