Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN

ISOLASI SOSIAL

DISUSUN OLEH:
FAIZAL DENI S
(470.113.081)

AKADEMI KEPERAWATAN MADIUN


TAHUN AKADEMIK 2015/2016

LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
I.

Kasus (Masalah Utama) : Gangguan Hubungan sosial: Isolasi Sosial


Definisi
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh
individu dan diterima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu
keadaan yang negatif atau mengancam (Towsend, 2008). Isolasi sosial
adalah suatu keadaan dimana individu mengalami suatu kebutuhan atau
mengharapakan untuk melibatkan orang lain, akan tetapi tidak dapat
membuat hubungan tersebut (Carpenito, 2004). Sedangkan menurut Kim
(2006) isolasi sosial merupakan kesendirian yang dialami individu dan
dirasakan sebagai beban oleh orang lain dan sebagai keadaan yang negatif
atau mengancam.
Keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau merasakan
kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang
lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito-Moyet, 2007).
Kondisi sendirian, yang dialami individu dan dipersepsikan disebabkan
orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan mengancam (Townsend,
2010).

II.

Proses Terjadinya Masalah


1. Faktor Predisposisi
a.
Biologis
1) Riwayat keluarga dengan gangguan jiwa, Diturunkan melalui
kromosom orangtua (kromosom keberapa masih dalam
penelitian). Diduga kromosom no.6 dengan kontribusi
genetik tambahan nomor 4, 8, 15 dan 22. Pada anak yang
kedua orangtuanya tidak menderita, kemungkinan terkena
penyakit adalah satu persen. Sementara pada anak yang salah
satu orangtuanya menderita kemungkinan terkena adalah
15%. Dan jika kedua orangtuanya penderita maka resiko
terkena adalah 35 persen.

2) Kembar indentik berisiko mengalami gangguan sebesar 50%,


sedangkan kembar fraterna berisiko mengalami gangguan
15%
3) Riwayat janin saat pranatal dan pedyahtal trauma, penurunan
komsumsi

oksigen

pada

preeklamsi,

malnutrisi,

pemakaian

obat-obatan,

saat

stres,

dilahirkan,

prematur,

perokok,

alkhohol,

ibu

infeksi,

hipertensi

dan

agen

teratogenik. Anak yang dilahirkan dalam kondisi seperti ini


pada saat dewasa (25 tahun) mengalami pembesaran ventrikel
otak dan atrofi kortek otak.
4) Nutrisi: Adanya riwayat gangguan nutrisi ditandai dengan
penurunan BB, rambut rontok, anoreksia, bulimia nervosa.
5) Keadaan kesehatan secara umum: obesitas, kecacatan fisik,
kanker, inkontinensia sehingga menjadi malu, penyakit
menular AIDS,
6) Sensitivitas biologi: riwayat peggunaan obat, riwayat terkena
infeksi dan trauma kepala serta radiasi dan riwayat
pengobatannya.

Ketidakseimbangan

dopamin

dengan

serotonin neurotransmitter
7) Paparan terhadap racun : paparan virus influenza pada
trimester 3 kehamilan dan riwayat keracunan CO, asbestos
karena mengganggu fisiologi otak
b. Psikologis
1) Adanya riwayat kerusakan struktur dilobus frontal yang
menyebabkan suplay oksigen dan glukosa terganggu di mana
lobus tersebut berpengaruh kepada proses kognitif sehingga
anak

mempunyai

intelegensi

dibawah

rata-rata

dan

menyebabkan kurangnya kemampuan menerima informasi


dari luar.
2) Keterampilan komunikasi verbal yang kurang, misalnya tidak
mampu berkomunikasi, komunikasi tertutup (non verbal),
gagap, riwayat kerusakan yang mempunyai fungsi bicara,
misalnya trauma kepala dan berdampak kerusakan pada area
broca dan area wernich.

3) Moral:

Riwayat

tinggal

di

lingkungan

yang

dapat

mempengaruhi moral individu, misalnua keluarga broken


home, ada konflik keluarga ataupun di masayarakat
4) Kepribadian: orang yang mudah kecewa, mudah putus asa,
kecemasan yang tinggi dan menutup diri
5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
a) Orang tua otoriter, selalu membandingkan, yang
mengambil jarak dengan anaknya, penilaian negatif
yang terus menerus
b) Anak yang diasuh oleh orang tua yang suka cemas,
terlalu melindungi, dingin dan tidak berperasaan
c) Penolakan atau tindak kekerasan dalam rentang hidup
klien
d) Konflik orang tua, disfungsi sistem keluarga
e) Kematian orang terdekat, adanya perceraian
f) Takut penolakan sekunder akibat obesitas, penyakit
terminal, sangat miskin dan pengangguran.
g) Riwayat ketidakpuasan yang berhubungan dengan
penyalahgunaan obat, perilaku yang tidak matang,
pikiran delusi, penyalahgunaan alkhohol
6) Konsep diri: Ideal diri yang tidak realistis, harga diri rendah,
identitas diri tidak jelas, krisis peran, gambaran diri negatif
7) Motivasi: adanya riwayat kegagalan dan kurangnya
pernghargaan
8) Pertahanan psikologis, ambang toleransi terhadap stres yang
rendah, riwayat gangguan perkembangan sebelumnya
9) Self kontrol: tidak mampu melawan terhadap dorongan untuk
menyendiri
c. Sosialbudaya
1) Usia: Ada riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai
2) Gender: Riwaya ketidakjelasan identitas dan kegagalan peran
gender
3) Pendidikan: pendidikan yang rendah dan riwayat putus
sekolah atau gagal sekolah
4) Pendapatan: penghasilan rendah
5) Pekerjaan: stressfull dan berisiko tinggi
6) Status sosial: Tuna wisma, kehidupan terisolasi (kehilangan
kontak sosial, misalnya pada lansia)

7) Latar belakang budaya: tuntutan sosial budaya tertentu


adanya stigma masyarakat, budaya yang berbeda (bahasa
tidak dikenal)
8) Agama dan keyakinan: Riwayat tidak bisa menjalankan
aktivitas keagamaan secara rutin
9) Keikutsertaan dalam politik: Riwayat kegagalan berpolitik
10) Pengalaman sosial: perubahan dalam kehidupan, misalnya
bencana, kerusuhan. Kesulitan dalam mendapatkan oekerjaan
dan ketidakutuhan keluarga
11) Peran sosial: isolasi sosial: khususnya usia lanjut, stigma
negatif dari masyarakat, praduga negatif dan stereotipi,
perilaku sosial tidak diterima oleh masyarakat.
2. Faktor Presipitasi
a. Nature
1) Biologi:
a) Dalam enam bulan terakhir mengalami penyakit infeksi
otak

(enchepalitis)

atau

trauma

kepala

yang

mengakibatkan lesi daerah frontal, temporal dan limbic


sehingg

terjadi

ketidakseimbangann

dopamin

dan

serotonin neurotransmitter
b) Dalam enam bulan terakhir terjadi gangguan nutrisi
ditandai dengan penurunan BB, rambut rontok, anoreksia,
bulimia nervosa yang berdampak pada pemenuhan
glukosa di otak yang dapat mempengaruhi fisiologi otak
terutama bagian fungsi kognitif
c) Sensitivitas biologi: putus obat atau mengalami obesitas,
kecatatan fisik, kanker dan pengobatannya yang dapat
menyebabkan perubahan penampilan fisik
d) Paparan terhadap racun, misalnya CO dan asbestosos yang
dapat mempengaruhi metabolisme di otak sehingga
mempengaruhi fisiologis otak
2) Psikologis
a) Dalam enam bulan terakhir terjadi trauma atau kerusakan
struktur di lobus frontal dan terjadi suplay oksigen dan
glukosa terganggu sehingga mempengaruhi kemampuan
dalam memahami informasi

b) Keterampilan verbal, tidak mampu komunikasi, gagap,


mengalami kerusakan yang mempengaruhi fungsi bicara
c) Dalam enam bulan terakhir tinggal di lingkungan yang
dapat mempengaruhi moral: lingkungan keluarga yang
broken home, konflik atau tinggal dalam lingkungan
dengan perilaku sosial yang tidak diharapkan
d) Konsep diri: Harga diri, perubahan penampilan fisik
e) Self kontrol: tidak mampu melawan dorongan untuk
menyendiri
f) Kepribadian: mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan
yang tinggi, menutup diri
3) Sosial budaya
a) Usia: Dalam enam bulan terakhir alami ketidaksesuaian
tugas perkembangan dengan usia, atau terjadi perlambatan
dalam penyelesaian tugas perkembangan
b) Gender: enam bulan terakhir alami ketidakjelasan identitas
dan kegagalan peran gender (model peran negatif)
c) Pendidikan: dalam enam bulan terakhir mengalami putus
sekolah dan gagal sekolah
d) Pekerjaan : pekerjaan stressfull dan beresiko atau tidak
bekerja (PHK)
e) Pendapatan: penghasilan rendah atau dalam enam bulan
terakhir

tidak

mempunyai

pendapatan

atau

terjadi

perubahan status kesejahteraan


f) Status sosial: Tuna wisma dan kehidupan isolasi, tidak
mempunyai sistem pendukung
g) Agama dan keyakinan: tidak bisa menjalankan aktivitas
keagamaan secara rutin. Terdapat nilai-nilai sosial di
masyarakat yang tidak diharapkan
h) Kegagalan dalam bepolitik: kegagalan dalam berpolitik
i) Kejadian sosial saat ini: perubahan dalam kehidupan:
perang, bencana, kerusuhan, tekanan dalam pekerjaan,
kesulitan

mendapatkan

pekerjaan,

sumber-sumber

personal yang tidak adekuat akibat perang, bencana


j) Peran sosial: Dalam enam bulan terakhir isolasi sosial,
diskriminasi dan praduga negatif, ketidakmampuan untuk
mempercayai orang lain
b. Origin

Internal: Kegagalan persepsi individu terhadap sesuatu yang


diyakini dalam hubungan sosial
Eksternal: Kurangnya dukungan sosial dan dukungan masyarakat
pada klien untuk melakukan hubungan sosial
c. Time
1) Waktu terjadinya stressor pada waktu yang tidak tepat
2) Stressor terjadi secara tiba-tiba atau bisa juga secara bertahap
3) Stressor terjadi berulang kali dan antara satu stressor dengan
stressor yang lain saling berdekatan
d. Number
1) Sumber stress lebih dari satu (banyak)
2) Stress dirasakan sebagai masalah yang berat
3. Penilaian Terhadap Stressor
a. Kognitif
1) Mengatakan tidak berguna, mengatakan ada penolakan
dengan lingkungan
2) Ketidakmampuan konsentrasi dan pengambilan keputusan
3) Kehilangan rasa tertarik untuk melakukan sesuatu dan
mengatakan merasakan waktu berjalan lambat
4) Mengatakan keinginan kontak lebih banyak dengan orang
lain tetapi tidak mampu
5) Melaporkan ketidakamanan dalam situasi sosial
6) Melaporkan tidak adanya hubungan yang berarti (tidak
mempunyai teman akrab)
7) Mengatakan nilai yang diterima oleh masyarakat tetapi tidak
mampu menerima nilai dari kultur dominan
8) Ketidakmampuan membuat tujuan hidup
9) Mengatakan ketidakmampuan untuk memenuhi pengharapan
orang lain
b. Afektif
1) Merasa sedih dan afek dangkal/datar
2) Merasa tertekan, depresi, cemas atau marah
3) Merasa kesepian yang dibebankan pada orang lain dan
perasaan ditolak oleh lingkungan
4) Merasa tidak aman ditengah-tengah orang lain
5) Merasa tidak mempedulikan orang lain

c. Fisiologis
1) Ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin dan serotonin
2) Peningkatan efinefrin dan non efinefrin
3) Peningkaan denyut nadi, TD, pernafasan jika terjadi
kecemasan
4) Gangguan tidur
d. Perilaku
1) Kontak mata buruk atau tidak ada kontak mata
2) Negativism, kurang aktivitas baik fisik dan verbal
3) Banyak melamun, larut dengan pikiran dan ingatan sendiri
4) Penampilan tidak sesuai dan perilaku aneh dan tidak dapat
diterima oleh masyarakat
5) Dipenuhi dengan pikiran-pikiran sendiri, repetitif (perilaku
yang ulang-ulang)
6) Melakukan pekerjaan tidak tuntas adanya ketifak sesuaian
atau minat imatur dan aktivitas untuk usia dan tahap
perkembangan
e. Sosial
1) Menarik diri
2) Sulit berinteraksi dan tidak berkomunikasi
3) Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain didekatnya
4) Mencari kesempatan untuk sendiri atau berada dalam suasana
5)
6)
7)
8)
9)

subkultur
Penunjukkan bermusuhan dalam suara dan perilaku
Ketidakmampuan dalam berpartisipasi dalam sosial
Acuh terhadap lingkungan
Curiga terhadap orang lain
Tidak tertarik terhadap segala aktivitas yang sifatnya
menghibur

4. Sumber Koping
a. Personal ability
1) Tidak komunikatif dan cenderung menarik diri
2) Kesehatan umum klien, terdapat kecacatan
3) Ketidakmampuan mengambil keputusan dan memecahkan
masalah
4) Kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak adekuat
5) Pengetahuan tentang masalah isolasi rendah
6) Integritas ego yang tidak adekuat

b. Sosial Support
1) Tidak adanya orang terdekat yang mendukung keluarga,
teman, kelompok
2) Hubungan antara individu, keluarga dan masyarakat tidak
adekuat
3) Komitmen degan jaringan sosial tidak adekuat
c. Material asset
1) Adanya perubahan status kesejahteraan
2) Ketidakmampuan mengelola kekayaan
3) Tidak punya uang untuk berobat, tidak ada tabungan
4) Tidak memiliki kekayaan dalam bentuk barang berharga
d. Positif belief
1) Distres spiritual
2) Tidak memilki motivasi untuk sembuh
3) Penilaian negatif tentang pelayanan kesehatan
4) Tidak menganggap apa yang dialami merupakan sebuah
masalah
5. Mekanisme Koping
a. Konstruktif: Destruktif: Regresi, proyeksi, Denial, Withdrawl, introyeksi,
represi, Disosiasi.
III.

A. Pohon Masalah
Resiko gangguan persepsi sendiri=Halusinasi
Isolasi sosial
Harga diri rendah kronik
B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji
Karakteristik perilaku isolasi sosial yang dapat ditemukan antara lain:
Karakteristik Mayor
1. Mengeskpresikan perasaan kesepian, dan penolakan.
2. Keinginan untuk kontak lebih banyak dengan orang lain
tetapi tidak mampu.
3. Melaporkan ketidaknyamanan dalam situasi sosial.
4. Menggambarkan kurang hubungan yang berarti (CarpenitoMoyet, 2007).
Karakteristik Minor
1. Merasakan waktu berjalan lambat
2. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan mengambil
keputusan
3. Perasaan tidak berguna

4. Perasaan penolakan
5. Kurang aktivitas secara verbal maupun fisik
6. Tampak depresif, cemas atau marah
7. Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain didekatnya
8. Sedih, afek dangkal
9. Tidak komunikatif
10. Menarik diri
11. Kontak mata buruk
12. Larut dalam pikiran dan ingatan sendiri

IV.

Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial

V.

Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tindakan keperawatan untuk klien.
a. Tujuan:
1)
Pasien mampu mengenal penyebab isolasi sosial,
keuntungan memiliki teman, kerugian tidak memiliki
2)

teman.
Pasien mampu berkenalan dengan perawat atau pasien

3)

lain
Pasien

4)

kegiatan harian.
Pasien mampu berbicara sosial : meminta sesuatu,

mampu

bercakap-cakap

dalam

melakukan

berbelanja dan sebagainya.


b. Tindakan keperawatan
1) Mengkaji dan mendiskusikan isolasi sosial: penyebab
isolasi sosial, siapa yang serumah, siapa yang dekat
dengan klien, siapa yang tidak dekat dengan klien,
keuntungan punya teman dan becakap-cakap, kerugian
tidak punya teman dan tidak bercakap cakap; dan melatih
berkenalan.
2) Melatih pasien berkenalan dengan 2 orang

saat

melakukan kegiatan harian.


3) Melatih pasien berkenalan dengan 4 orang dalam
melakukan kegiatan harian berkelompok.
4) Melatih cara bicara sosial seperti belanja ke warung.

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga


a. Tujuan
1. Keluarga mampu menjelaskan isolasi sosial: pengertian,
tanda dan gejala, dan proses terjadinya masalah.
2. Keluarga mampu mengenal masalah dalam merawat
pasien isolasi sosial, dan melatih keluarga dalam
membimbing pasien berkenalan dan bercakap-cakap
saat melakukan kegiatan harian.
3. Keluarga mampu merawat dengan melatih bicara sosial
4. Keluarga mampu mengenal tanda dan gejala
kekambuhan yang memerlukan rujukan dan melakukan
follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara
teratur.
b. Tindakan
1.
Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat
pasien

menjelaskan pengertian, tanda dan gejala,

proses terjadinya isolasi sosial (gunakan booklet),


memberi kesempatan keluarga untuk memutuskan
perawatan pasien, menjelaskan cara merawat isolasi
sosial dan melatih dua cara merawat : berkenalan dan
2.

melakukan kegiatan harian.


Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan
pasien berbicara (makan, sholat bersama), dan latih
cara membimbing pasien berbicara dan memberi

3.

pujian.
Jelaskan cara melatih pasien bercakap cakap dalam
melakukan kegiatan sosial berbelanja, dan melatih

4.

keluarga mendampingi pasien berbelanja


Jelaskan tanda-tanda kambuh, follow up ke PKM/ RSJ,
dan rujukan.

VI.

Daftar Pustaka
1.
Boediono ,keliat. 1998. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
2.
Struat ahd Sunden. 1998. Keperawatan Jiwa Edisi 3 Jakarta
:EGC

3.

Touneed.

Marye

1998.

Diagnosa

Keperawatan

pada

Keperawatan Psikiatri pedoman pembuatan rencana keperawtan.


4.

Jakarta :EGC
Pedoman Asuhan Keperawatan praktek klinik keperawatan jiwa

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN PADA PASIEN
ISOLASI SOSIAL

DISUSUN OLEH:
FAIZAL DENI S
(470.113.081)

AKADEMI KEPERAWATAN MADIUN


TAHUN AKADEMIK 2015/2016

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


(PERTEMUAN KE 1)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
Data subjektif :

Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.


Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya.
Klien merasa orang lain tidak selevel.

Data objektif :
Klien tampak menyendiri.
Klien terlihat mengurung diri.
Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
2. Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial

3. Tujuan khusus : Pasien mampu mengenal penyebab isolasi sosial,


keuntungan memiliki teman, kerugian tidak memiliki teman.
4. Tindakan keperawatan :
a. Identifikasi penyebab isolasi sosial : siapa yang serumah,
b.
c.
d.
e.

siapa yang dekat, yang tidak dekat, dan apa sebabnya.


Keuntungan punya teman dan bercakap-cakap.
Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap.
Latih cara berkenalan dengan pasien dan perawat atau tamu.
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan

B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi :
Salam terapeutik
Selamat pagi Ibu, Saya Sulis perawat dari RSMM, Nama Ibu siapa?
Senang dipanggil apa?
Evaluasi validasi
Bagaimana perasaan Ibu Dyah hari ini?
Kontrak (topik, tempat dan waktu)
Baiklah, sekarang kita akan diskusi tentang bagaimana hubungan Ibu
dengan orang di sekitar sini. Berapa lama kita mau berdiskusi? Mau di
mana?
2. Fase Kerja
Dengan siapa Ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat? Apa yang
menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut? Siapa anggota keluarga
dan teman yang bpk/ibu merasa tidak dekat?. Apa yang membuat Ibu
tidak dekat dengan orang lain?.
Apa saja kegiatan yang biasa Ibu lakukan saat bersama keluarga?
Bagaimana dengan teman-teman yang lain?
Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan
orang lain?
Apa yang menghambat Ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan
orang lain?
Menurut Ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah
benar, ada teman bercakap - cakap. Apalagi ? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman
apa ya Bu ? Ya, apalagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)

Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah Ibu
belajar bergaul dengan orang lain ?
Nah untuk memulainya sekarang ibu latihan berkenalan dengan saya
dahulu.. Begini lho Bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan
dulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai. Contoh: Nama Saya
Bu Rostanti, senang dipanggil Tanti. Selanjutnya Ibu menanyakan nama
orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak/Ibu siapa?
Senang dipanggil apa? Ayo Bu dicoba! Misalnya saya belum kenal
dengan Ibu. Coba berkenalan dengan saya!
Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali Setelah Ibu berkenalan
dengan orang tersebut Ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal
yang menyenangkan Ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi,
tentang keluarga, pekerjaaan dan sebagainya. Nah, bagaimana kalau
sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan pasien lain? (dampingi pasien
saat bercakap-cakap)
3. Terminasi
Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah latihan berkenalan ini?
Evaluasi objektif
Coba Ibu peragakan lagi cara berkenalan dengan orang lain!
Baik bu, dalam satu hari mau berapa kali ibu berlatih bercakap-cakap
dengan orang lain baik itu perawat atau pasien lain? Dua kali? Baiklah jam
berapa ibu akan latihan.
Rencana Tindak lanjut
Ini ada jadwal kegiatan, kita isi jam 11.00 dan 15.00 kegiatan ibu adalah
bercakap-cakap dengan pasien atau perawat. Jika ibu melakukannya
sendiri tanpa diingatkan ibu tulis M (mandiri), jika masih harus diingatkan
tulis B (Bantuan), dan jika ibu tidak melakukan ditulis T (tergantung). Kita
mulai dari besok yah bu...tanggal 2Oktober 2013.
Kontrak yang akan datang
Besok kita bertemu lagi. Kita akan berbincang-bincang tentang
pengalaman Ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan
bercakap-cakap dengan topik tertentu. Waktunya seperti sekarang ini.
Tempatnya di sini saja.
Selamat pagi Bu....

STRATEGI PELAKSANAANTINDAKAN KEPERAWATAN


(PERTEMUAN KE 2)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Data subjektif :
Klien mengatakan malas berinteraksi.
Data objektif :
a. Klien menyendiri di kamar.
b. Klien tidak mau melakukan aktivitas di luar kamar.
c. Klien tidak mau melakukan interaksi dengan yang lainnya.
2. Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial
3. Tujuan khusus : Pasien mampu berkenalan dengan perawat atau pasien
lain
4. Tindakan keperawatan :
a. Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa orang). Beri pujian.
b. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (latih 2
kegiatan)
c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 2
sampai 3 orang pasien, perawat dan tamu, berbicara saat
melakukan kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANNA TINDAKAN
KEPERAWATAN
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi Ibu Dyah..
Kontrak waktu dan tempat?

Sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini kita akan berbincangbincang. Berapa lama kita bercakap-cakap? Dimana tempatnya Bu?
Evaluasi
Apakah masih ada perasaan kesepian, bagaiman semangatnya untuk
bercakap-cakap dengan anggota keluarga?
Validasi
Apakah sudah mulai mau berkenalan dengan orang lain?dengan siapa
saja?Bagaimana perasaan setelah mulai berkenalan?
Kontrak topik
Baiklah hari ini kita akan latihan bagaimana berkenalan dan bercakapcakap dengan 2 orang lain
Tujuan
Tujuan hari ini adalah melakukan latihan berkenalan dan bercapap-cakap
dengan 2 orang serta latihan bercakap saat melakukan 2 kegiatan harian.
Kerja
Baiklah hari ini saya datang dengan 2 teman saya perawat.Ibu bisa
memulai berkenalan...
Apakah ibu masih ingat bagaimana caranya?..(beri pujian jika pasien
masih ingat, jika pasien lupa, bantu pasien mengingat kembali cara
berkenalan).
Nah.....silahkan ibu mulai....(fasilitasi perkenalan antara pasien dan
kader)....
Wah...bagus sekali, selain nama, alamat, hobby, apakah ada yang ingin
ibu ketahui tentang ibu Wati dan Ani?....(bantu pasien mengembangkan
topik pembicaraan).
Wah bagus sekali.
Nah Bu, apa kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini? Tidak
ada?Bagaimana kalau kita menemani anak kiki dikamar?. Sambil

membereskan tempat tidur ibu bisa bercakap-cakap dengan kiki....mari


bu...(dampingi pasien merapikan tempat tidur)....
Apa yang ingin Ibu bincangkan dengan kiki...Oh tentang cara mencuci
seprai... silahkan bu...(jika pasien diam,dapat dibantu perawat)...
Coba ibu tanya apa yang menyebabkan kiki selalu merapikan tempat
tidur? Apakah untuk menjaga kerapihan.... silahkan bu, apa lagi yang
ingin ibu bincangkan silahkan
Oke, sekarang bereskan tempat tidur sudah selesai, bagaimana kalau
sekarang ibu bersama kiki sapu lantai......Sambil bercakap-cakap yah bu
(perawat mendampingi, jika percakapan tidak berjalan, perawat bisa
memotivasi keluarga untuk aktif bertanya pada pasien)
Terminasi
Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah berkenalan dengan perawat dan
bercakap-cakap dengan kiki saat bereskan tempat tidur dan menyapu
bersama?
Evaluasi Objektif
Coba ibu sebutkan kembali bagaimana caranya berkenalan?
Rencana Tindak Lanjut
Bagaimana mana jika ditambahkan lagi di jadwal kegiatan ibu, kegiatan
berkenalan atau bercakap-cakap setiap memasak dan mencuci piring
bersama anak ibu?
Kontrak yang akan datang
Mau jam berapa ibu latih? Bagaimana jika hari Rabu, jam 15.00 saya
akan datang lagi untuk mendampingi ibu berkenalan dengan 4 orang lain
dan latihan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian lain, selamat
pagi Bu

STRATEGI PELAKSANAANTINDAKAN KEPERAWATAN


(PERTEMUAN KE 3)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Data subjektif :
a. Klien mengatakan masih malu berinteraksi dengan orang lain.
b. Klien mengatakan masih sedikit malas ber interaksi dengan
orang lain.
Data objektif :
a. Klien tampak sudah mau keluar kamar.
b. Klien belum bisa melakukan aktivitas di ruangan.
2. Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial
3. Tujuan khusus : Pasien mampu bercakap-cakap dalam melakukan
kegiatan harian.
4. Tindakan keperawatan :
a. Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa orang) dan bicara saat
melakukan 2 kegiatan harian. Beri pujian.
b. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2
kegiatan baru).
c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 4 5
orang, berbicara saat melakukan 4 kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANNA TINDAKAN
KEPERAWATAN
Orientasi:
Salam Terapeutik
Selamat pagi Ibu Dyah
Kontrak waktu dan tempat
Sesuai janji kita kemarin berapa lama kita diskusi? Tempatnya dimana
bu?
Evaluasi
Bagaimana perasaannya hari ini? Apakah masih ada perasaan kesepian?
Validasi
Apakah ibu sudah bersemangat bercakap-cakap dengan orang lain? Apa
kegiatan yang dilakukan sambil bercakap-cakap? Bagaimana dengan
jadwal berkenalan dan bercakap cakapnya, apakah sudah dilakukan?
Bagus.
Kontrak topik

Hari ini saya akan mendampingi ibu berkenalan atau bercakap-cakap


dengan tetangga ibu, serta bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat
melakukan kegaiatan harian.
Tujuan
Untuk hari ini kita akan berlatih dengan 4-5 orang dan latihan bercakapcakap saat melakukan 2 kegiatan harian yang baru
Kerja
Baiklah bu, bagaimana kita ke halaman depan, disana ada kegiatan
senam pagi dan ada lebih dari lima orang yang ada disana.
Apakah ibu sudah siap bergabung dengan banyak orang? Nah bu,
sesampainya disana, ibu langsung bersalaman dan memperkenalkan diri
seperti yang sudah kita pelajari, ibu bersikap biasa saja dan yakin bahwa
orang-orang disana senang dengan kedatangan ibuBaik bu.kita
berangkat sekarang.(selanjutnya perawat mendampingi pasien di
kegiatan senam, sampai dengan kembali keruangan).
Nah bu, sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman lain yang
ada diruangan.
Kegiatan apa yang ingin dilakukan? Oh mau mencuci dan menyiram
tanaman..baik dengan siapa ibu ingin didampingi? Teman ibu kiki?
BaiklahKegiatannya mencuci dan menyiram tanaman yah bu (perawat
mengajak kiki untuk menemani pasien merapihkan mencuci piring dan
menyiram tanaman kemudian memotivasi pasien dan kiki bercakapcakap)
Terminasi:
Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dan bercakap-cakap dengan
ibu-ibu kader? Kalau setelah merapihkan kamar bagaimana? Apa
pengalaman yang menyenangkan berada dalam kelompok? Adakah
manfaatnya kita bergabung dengan orang banyak?
Evaluasi objektif
Coba sebutkan sebutkan 4 orang yang sudah diajak berkenalan
Coba sebutkan topik apa yang dibicarakan saat kegiatan mencuci piring
dan menyiram tanaman
Rencana tindak lanjut

Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal.
Jadwal bercakap-cakap setiap pagi saat mencuci piring dan menyiram
tanaman kita cantumkan di jadwal ibu yah.Setiap jam berapa ibu akan
berlatih?
Kontrak yang akan datang
Baiklah kapan kita akan bertemu lagi?dimana? untuk mendampingi ibu
dalam melakukan bincang-bincang saat jajan.

STRATEGI PELAKSANAANTINDAKAN KEPERAWATAN


(PERTEMUAN KE 4)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Data subjektif :
a. Klien mengatakan sudah mau berinteraksi dengan orang lain.
b. Klien mengatakan mampu berinteraksi dengan orang lain.
Data objektif :
a.
b.
2.
3.

Klien sudah mau keluar kamar.


Klien bisa melakukan aktivitas di ruangan.
Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial
Tujuan khusus : Pasien mampu berbicara sossial : meminta sesuatu,

berbelanja dan sebagainya.


4. Tindakan keperawatan :

a. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saat melakukan 4


kegiatan harian. Beri pujian.
b. Latih cara bicara sosial : meminta sesuatu, menjawab
pertanyaan.
c. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan > 5 orang, orang
baru, berbicara saat melakukan kegiatan harian dan sosialisasi.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANNA TINDAKAN
KEPERAWATAN
Orientasi:
Salam terapeutik
Selamat pagi Bu Dyah....
Kontrak waktu dan tempat
Sesuai janji kita kemarin berapa lama kita diskusi? Tempatnya dimana bu?
Evaluasi
Bagaimana perasaannya hari ini? Masih ada perasaan kesepian, rasa
enggan bicara dengan orang lain?
Validasi
Bagaimana dengan kegiatan hariannya sudah dilakukan? Dilakukan sambil
bercakap-cakap kan Bu? Sudah berapa orang baru yang ibu kenal? Dengan
tetangga bagaimana? Apakah sudah bercakap-cakap juga. Bagaimana
perasaannya setelah melakukan semua kegiatan? Wah...ibu memang luar
biasa.
Kontrak topik
Baiklah bu, sesuai dengan janji saya minggu lalu, hari ini saya akan
mendampingi ibu dalam berbelanja atau latihan berbicara saat melakukan
kegiatan sosial....berapa lama bu? Tempatnya di warung Bu Siti di depan
jalan yah Bu?
Kerja:
Baiklah apakah ibu sudah mempunyai daftar belanjaan? (sebaiknya sudah
dipersipkan oleh pasien dan temannya). Baik uangnya sudah dibawa bu?
Mari bu kita berangkat
(komunikasi saat di tempat jajanan diruang perawatan berbeda)
Nah bu, caranya pertama-tama ibu ucapkan salam untuk ibu Siti,setelah itu
ibu bertanya pada ibu Siti apakah barang-barang yang ibu perlukan
tersedia di warung bu Siti, jika ada pertanyaan dari ibu Siti ibu jawab
yah....Setelah selesai, minta bu Siti menghitung total harga pembelajaan

ibu, Ibu bayar dan ucapkan terima kasih pada bu Siti...Nah. sekarang
silahkan ibu mulai...(perawat mendampingi pasien)
Terminasi :
Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap saat belanja?
Apa pengalaman yang menyenangkan?
Evaluasi Objektif
Coba sebutkan sebutkan 4 orang yang sudah diajak berkenalan
Coba sebutkan topik apa yang dibicarakan saat jajan
Rencana Tindak Lanjut
Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal dan
melakukan kegiatan bercakap-cakap saat belanja? belanja setipa kali ada
kebutuhan yang harus ibu beli.
Kontrak yang akan datang
Baik ibu, kita bertemu lagi besok jam 10.00 di tempat ini lagi ya, kita akan
latih kemampuan bicara sosial lainnya. Sampai jumpa.

STRATEGI PELAKSANAANTINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA


(Pertemuan ke I)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien : px menyendiri, tidak mau berinteraksi dengan teman
satu ruangan, malas melaksanakan ADL. Kontak mata dan bicara
kurang.
2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus :
1. Keluarga mampu menjelaskan isolasi sosial: pengertian,
tanda dan gejala, dan proses terjadinya masalah.
2. Keluarga mampu mengenal masalah dalam
merawat

pasien

isolasi

sosial,

dan

melatih

keluarga dalam membimbing pasien berkenalan


dan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
harian.
Keluarga mampu merawat dengan melatih

3.

bicara sosial
Keluarga mampu mengenal tanda dan gejala

4.

kekambuhan
melakukan

yang
follow

memerlukan
up

ke

rujukan

fasilitas

dan

pelayanan

kesehatan secara teratur.


4. Tindakan Keperawatan
Tujuan pertama:
a. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya
isolasi sosial (gunakan booklet)
c. Jelaskan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
d. Latih 2 cara merawat berkenalan, berbicara saat melakukan
kegiatan harian

e. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan


pujian saat besuk

Tujuan kedua :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien
berkenalan dan berbicara saat melakukan kegiatan harian. Beri
pujian
b. Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan pasien

berbicara (makan, solat bersama) di rumah


c. Latih cara membimbing pasien berbicara dan memberi pujian
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal saat besuk
Tujuan ketiga :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian. Beri
pujian.
b. Jelaskan cara melatih pasien melakukan kegiatan sosial seperti
berbelanja, meminta sesuatu dll
c. Latih keluarga mengajakpasien belanja saat besuk.
d. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian

saat besuk.
Tujuan keempat :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
berkenalan, berbicara, saat melakukan kegiatan harian atau RT,
berbelanja, beri pujian.
b. Jelaskan follow up ke RSJ atau PKM, tanda kambuh, rujukan.
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal kegiatan dan

memberikan pujian.
Tujuan kelima :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
berkenalan,berbicara saat melakukan kegiatan harian atau RT,
berbelanja dan kegiatan lain dan follow up. Beri pujian.
b. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
c. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ atau
PKM.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN

ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Assalamualaikum bapak/ibu? Perkenalkan nama saya perawat sulis
saya bertugas merawat anak bapak/ibu. Nama bapak/ibu siapa?
Senangnya dipanggil apa?
Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?
Evaluasi
Apa yang bapak/ibu ketahui tentang kondisi yang dialami oleh anak
bapak/ibu?
Validasi
Bagaimana bapak/ibu merawat anak bapak/ibu selama di rumah
sebelum dibawa ke rumah sakit?
2. Kontrak, waktu dan tempat
Baiklah bapak/ibu, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang
kondisi anak bapak/ibu dan cara perawatannya.
Bagaimana kalau kita diskusi di sini saja? Berapa lama bapak/ibu
punya waktu? 1,5 jam cukup? Baiklah...mari kita mulai...
Topik
Baiklah

bapak/ibu,

pada

pertemuan

hari

ini

kita

akan

mendiskusikan tentang kondisi yang dialami oleh anak bapak/ibu


cara merawat, melatih, dan bagaimana cara melakukan rujukan dan
terakhir akan saya evaluasi bersama

FASE KERJA TUJUAN 1:


Baiklah bapak/ibu.....Apa masalah yang bapak/ibu alami dalam
merawat anak bapak/ibu? Apa yang sudah dilakukan selama ini?
Masalah yang dialami oleh anak

bapak/ibu disebut isolasi sosial.

Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang tidak mampu


berinteraksi dengan orang lain
Adapun tanda dan gejala dari isolasi sosial adalah tidak mau bergaul
dengan orang lain, mengurung diri, wajah sering menunduk dan tidak
mau menatap lawan bicara. Proses terjadinya isolasi sosial biasanya
karena pernah ada pengalaman yang mengecewakan saat berhubungan

dengan orang lain, misalnya tidak dihargai atau berpisah dengan orang
terdekat.
Adapun cara merawat anak bapak/ibu adalah membina hubungan
saling percaya yaitu dengan menunjukkan sikap sayang dan peduli,
selanjutnya jangan biarkan anak bapak/ibu sendiri.. buatlah rencana
harian/jadwal bercakap-cakap dengan orang lain, libatkan shalat
bersama, makan bersama, melakukan kegiatan secara bersama-sama.
Nah bagaimana apabila kita latihan untuk melakukan cara yang tadi
telah kita bicarakan. Begini bapa/ibu contohnya.....................
Nah sekarang coba bapak/ibu memeperagakan cara berkomunikasi
yang telah saya contohkan. Bagus sekali bapak/ibu. Bapak/ ibu telah
memperagakan dengan baik.
FASE KERJA TUJUAN KE 2
Bagaiman Bu dengan kegiatan yang pertama?

Apakah sudah

mengerti? Baiklah mari kita lanjutkan dengan kegiatan kedua. Dalam


kegiatan ini mohon libatkan Sdr Dyah dalam kegiatan yang melibatkan
pasien berbicara seperti makan/sholat bersama dirumah, dan jangan
lupa untuk memberikan bimbingan dan pujian setiap pasien melakukan
pembicaraan/ kegiatan. Dan setiap kali ibu besuk motivasi sdr Dyah
untuk melakukan kegiatan harian sesuai jadwal.
FASE KERJA TUJUASN KE 3 :
Baik bapak/ibu hari ini saya akan menjelaskan tentang cara melatih
pasien melakukan kegiatan sosial, seperti berbelanja. Kegiatan sosial
ini berfungsi untuk menumbuhkan rasa sosial dengan orang lain. Jadi
nanti bapak/ibu harus pintar-pintar merayu Bu Dyah untuk mau
melakukan belanja. Misalnya saja : Nak, bagaimana kalau hari ini
kita berbelanja? Nanti disana kamu bisa bertemu dengan teman-teman
baru dan meningkatkan rasa sosialisasi. Mari sekarang kita langsung
saja praktekan ke Bu Dyah secara langsung. Sekarang coba bapak/ibu
praktekkan (keluarga mempraktikkan). Bagus ternyata bapak dan ibu
sudah mampu cara melatih pasien melakukan kegiatan sosial. Dan
jangan lupa memasukkan kegiatan ini ke dalam jadwal harian bu dyah
dan jangan lupa untuk memberikan pujian.

FASE KERJA TUJUAN KE 4 :


Baiklah bu itu tadi penjelasan dari kegiatan yang kedua,bagaimana?
apakah ada yang ditanyakan? Bu, jika Sdr Dyah mampu melaksanakan
kegiatan seperti pada penjelasan sebelumnya,berarti sudah ada
kemajua,

akan

tetapi

harus

tetap

diawasai

tentang

tanda

kambuhnya,Sdr.Dyah kambuh jika keluhan yang terdahulu muncul


kembali. Bu jangan lupa sebelum followup mintalah surat rujukan ke
pelayanan kesehatan terdekat.saat dirumah tolong tetap bantu
Sdr.Dyah sesuai dengan jadwal kegiatan dan berikan pujian
FASE KERJA TUJUAN KE 5 :
Bu dari pembicaraan kita tadi apakah sudah jelas semua ?coba ibu
ulangi sedikit saja penjelasan saya tadi,bagus sekali penjelasanya ,dan
saya kira ibu sudah mengerti dan tetap ingat seluruh kegiatan yang
harus dilakukan serta jadwal kontrol.
TERMINASI
1. Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan keperawatan
baiklah ibu bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita latihan ?
Coba bapak/ibu ulangi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial,
tanda dan gejala dari isolasi sosial, proses terjadinya dan
bagaimana cara merawatnaya?
bagus sekali, bapak/ibu sudah dapat menyebutkan kembali cara
merawat perawatan anak ibu/bapak.
2. Kontrak yang akan datang
Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu kembali untuk
berbincang-bincang tentang kegiatan yang dapat dilakukan dengan
melibatkan anak bapak /ibu?

Anda mungkin juga menyukai