ISOLASI SOSIAL
DISUSUN OLEH:
FAIZAL DENI S
(470.113.081)
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
I.
II.
oksigen
pada
preeklamsi,
malnutrisi,
pemakaian
obat-obatan,
saat
stres,
dilahirkan,
prematur,
perokok,
alkhohol,
ibu
infeksi,
hipertensi
dan
agen
Ketidakseimbangan
dopamin
dengan
serotonin neurotransmitter
7) Paparan terhadap racun : paparan virus influenza pada
trimester 3 kehamilan dan riwayat keracunan CO, asbestos
karena mengganggu fisiologi otak
b. Psikologis
1) Adanya riwayat kerusakan struktur dilobus frontal yang
menyebabkan suplay oksigen dan glukosa terganggu di mana
lobus tersebut berpengaruh kepada proses kognitif sehingga
anak
mempunyai
intelegensi
dibawah
rata-rata
dan
3) Moral:
Riwayat
tinggal
di
lingkungan
yang
dapat
(enchepalitis)
atau
trauma
kepala
yang
terjadi
ketidakseimbangann
dopamin
dan
serotonin neurotransmitter
b) Dalam enam bulan terakhir terjadi gangguan nutrisi
ditandai dengan penurunan BB, rambut rontok, anoreksia,
bulimia nervosa yang berdampak pada pemenuhan
glukosa di otak yang dapat mempengaruhi fisiologi otak
terutama bagian fungsi kognitif
c) Sensitivitas biologi: putus obat atau mengalami obesitas,
kecatatan fisik, kanker dan pengobatannya yang dapat
menyebabkan perubahan penampilan fisik
d) Paparan terhadap racun, misalnya CO dan asbestosos yang
dapat mempengaruhi metabolisme di otak sehingga
mempengaruhi fisiologis otak
2) Psikologis
a) Dalam enam bulan terakhir terjadi trauma atau kerusakan
struktur di lobus frontal dan terjadi suplay oksigen dan
glukosa terganggu sehingga mempengaruhi kemampuan
dalam memahami informasi
tidak
mempunyai
pendapatan
atau
terjadi
mendapatkan
pekerjaan,
sumber-sumber
c. Fisiologis
1) Ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin dan serotonin
2) Peningkatan efinefrin dan non efinefrin
3) Peningkaan denyut nadi, TD, pernafasan jika terjadi
kecemasan
4) Gangguan tidur
d. Perilaku
1) Kontak mata buruk atau tidak ada kontak mata
2) Negativism, kurang aktivitas baik fisik dan verbal
3) Banyak melamun, larut dengan pikiran dan ingatan sendiri
4) Penampilan tidak sesuai dan perilaku aneh dan tidak dapat
diterima oleh masyarakat
5) Dipenuhi dengan pikiran-pikiran sendiri, repetitif (perilaku
yang ulang-ulang)
6) Melakukan pekerjaan tidak tuntas adanya ketifak sesuaian
atau minat imatur dan aktivitas untuk usia dan tahap
perkembangan
e. Sosial
1) Menarik diri
2) Sulit berinteraksi dan tidak berkomunikasi
3) Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain didekatnya
4) Mencari kesempatan untuk sendiri atau berada dalam suasana
5)
6)
7)
8)
9)
subkultur
Penunjukkan bermusuhan dalam suara dan perilaku
Ketidakmampuan dalam berpartisipasi dalam sosial
Acuh terhadap lingkungan
Curiga terhadap orang lain
Tidak tertarik terhadap segala aktivitas yang sifatnya
menghibur
4. Sumber Koping
a. Personal ability
1) Tidak komunikatif dan cenderung menarik diri
2) Kesehatan umum klien, terdapat kecacatan
3) Ketidakmampuan mengambil keputusan dan memecahkan
masalah
4) Kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak adekuat
5) Pengetahuan tentang masalah isolasi rendah
6) Integritas ego yang tidak adekuat
b. Sosial Support
1) Tidak adanya orang terdekat yang mendukung keluarga,
teman, kelompok
2) Hubungan antara individu, keluarga dan masyarakat tidak
adekuat
3) Komitmen degan jaringan sosial tidak adekuat
c. Material asset
1) Adanya perubahan status kesejahteraan
2) Ketidakmampuan mengelola kekayaan
3) Tidak punya uang untuk berobat, tidak ada tabungan
4) Tidak memiliki kekayaan dalam bentuk barang berharga
d. Positif belief
1) Distres spiritual
2) Tidak memilki motivasi untuk sembuh
3) Penilaian negatif tentang pelayanan kesehatan
4) Tidak menganggap apa yang dialami merupakan sebuah
masalah
5. Mekanisme Koping
a. Konstruktif: Destruktif: Regresi, proyeksi, Denial, Withdrawl, introyeksi,
represi, Disosiasi.
III.
A. Pohon Masalah
Resiko gangguan persepsi sendiri=Halusinasi
Isolasi sosial
Harga diri rendah kronik
B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji
Karakteristik perilaku isolasi sosial yang dapat ditemukan antara lain:
Karakteristik Mayor
1. Mengeskpresikan perasaan kesepian, dan penolakan.
2. Keinginan untuk kontak lebih banyak dengan orang lain
tetapi tidak mampu.
3. Melaporkan ketidaknyamanan dalam situasi sosial.
4. Menggambarkan kurang hubungan yang berarti (CarpenitoMoyet, 2007).
Karakteristik Minor
1. Merasakan waktu berjalan lambat
2. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan mengambil
keputusan
3. Perasaan tidak berguna
4. Perasaan penolakan
5. Kurang aktivitas secara verbal maupun fisik
6. Tampak depresif, cemas atau marah
7. Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain didekatnya
8. Sedih, afek dangkal
9. Tidak komunikatif
10. Menarik diri
11. Kontak mata buruk
12. Larut dalam pikiran dan ingatan sendiri
IV.
Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
V.
teman.
Pasien mampu berkenalan dengan perawat atau pasien
3)
lain
Pasien
4)
kegiatan harian.
Pasien mampu berbicara sosial : meminta sesuatu,
mampu
bercakap-cakap
dalam
melakukan
saat
3.
pujian.
Jelaskan cara melatih pasien bercakap cakap dalam
melakukan kegiatan sosial berbelanja, dan melatih
4.
VI.
Daftar Pustaka
1.
Boediono ,keliat. 1998. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
2.
Struat ahd Sunden. 1998. Keperawatan Jiwa Edisi 3 Jakarta
:EGC
3.
Touneed.
Marye
1998.
Diagnosa
Keperawatan
pada
Jakarta :EGC
Pedoman Asuhan Keperawatan praktek klinik keperawatan jiwa
DISUSUN OLEH:
FAIZAL DENI S
(470.113.081)
Data objektif :
Klien tampak menyendiri.
Klien terlihat mengurung diri.
Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
2. Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial
Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah Ibu
belajar bergaul dengan orang lain ?
Nah untuk memulainya sekarang ibu latihan berkenalan dengan saya
dahulu.. Begini lho Bu, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan
dulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai. Contoh: Nama Saya
Bu Rostanti, senang dipanggil Tanti. Selanjutnya Ibu menanyakan nama
orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak/Ibu siapa?
Senang dipanggil apa? Ayo Bu dicoba! Misalnya saya belum kenal
dengan Ibu. Coba berkenalan dengan saya!
Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali Setelah Ibu berkenalan
dengan orang tersebut Ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal
yang menyenangkan Ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi,
tentang keluarga, pekerjaaan dan sebagainya. Nah, bagaimana kalau
sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan pasien lain? (dampingi pasien
saat bercakap-cakap)
3. Terminasi
Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah latihan berkenalan ini?
Evaluasi objektif
Coba Ibu peragakan lagi cara berkenalan dengan orang lain!
Baik bu, dalam satu hari mau berapa kali ibu berlatih bercakap-cakap
dengan orang lain baik itu perawat atau pasien lain? Dua kali? Baiklah jam
berapa ibu akan latihan.
Rencana Tindak lanjut
Ini ada jadwal kegiatan, kita isi jam 11.00 dan 15.00 kegiatan ibu adalah
bercakap-cakap dengan pasien atau perawat. Jika ibu melakukannya
sendiri tanpa diingatkan ibu tulis M (mandiri), jika masih harus diingatkan
tulis B (Bantuan), dan jika ibu tidak melakukan ditulis T (tergantung). Kita
mulai dari besok yah bu...tanggal 2Oktober 2013.
Kontrak yang akan datang
Besok kita bertemu lagi. Kita akan berbincang-bincang tentang
pengalaman Ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan
bercakap-cakap dengan topik tertentu. Waktunya seperti sekarang ini.
Tempatnya di sini saja.
Selamat pagi Bu....
Sesuai dengan janji kita minggu lalu, hari ini kita akan berbincangbincang. Berapa lama kita bercakap-cakap? Dimana tempatnya Bu?
Evaluasi
Apakah masih ada perasaan kesepian, bagaiman semangatnya untuk
bercakap-cakap dengan anggota keluarga?
Validasi
Apakah sudah mulai mau berkenalan dengan orang lain?dengan siapa
saja?Bagaimana perasaan setelah mulai berkenalan?
Kontrak topik
Baiklah hari ini kita akan latihan bagaimana berkenalan dan bercakapcakap dengan 2 orang lain
Tujuan
Tujuan hari ini adalah melakukan latihan berkenalan dan bercapap-cakap
dengan 2 orang serta latihan bercakap saat melakukan 2 kegiatan harian.
Kerja
Baiklah hari ini saya datang dengan 2 teman saya perawat.Ibu bisa
memulai berkenalan...
Apakah ibu masih ingat bagaimana caranya?..(beri pujian jika pasien
masih ingat, jika pasien lupa, bantu pasien mengingat kembali cara
berkenalan).
Nah.....silahkan ibu mulai....(fasilitasi perkenalan antara pasien dan
kader)....
Wah...bagus sekali, selain nama, alamat, hobby, apakah ada yang ingin
ibu ketahui tentang ibu Wati dan Ani?....(bantu pasien mengembangkan
topik pembicaraan).
Wah bagus sekali.
Nah Bu, apa kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini? Tidak
ada?Bagaimana kalau kita menemani anak kiki dikamar?. Sambil
Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal.
Jadwal bercakap-cakap setiap pagi saat mencuci piring dan menyiram
tanaman kita cantumkan di jadwal ibu yah.Setiap jam berapa ibu akan
berlatih?
Kontrak yang akan datang
Baiklah kapan kita akan bertemu lagi?dimana? untuk mendampingi ibu
dalam melakukan bincang-bincang saat jajan.
ibu, Ibu bayar dan ucapkan terima kasih pada bu Siti...Nah. sekarang
silahkan ibu mulai...(perawat mendampingi pasien)
Terminasi :
Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap saat belanja?
Apa pengalaman yang menyenangkan?
Evaluasi Objektif
Coba sebutkan sebutkan 4 orang yang sudah diajak berkenalan
Coba sebutkan topik apa yang dibicarakan saat jajan
Rencana Tindak Lanjut
Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal dan
melakukan kegiatan bercakap-cakap saat belanja? belanja setipa kali ada
kebutuhan yang harus ibu beli.
Kontrak yang akan datang
Baik ibu, kita bertemu lagi besok jam 10.00 di tempat ini lagi ya, kita akan
latih kemampuan bicara sosial lainnya. Sampai jumpa.
pasien
isolasi
sosial,
dan
melatih
3.
bicara sosial
Keluarga mampu mengenal tanda dan gejala
4.
kekambuhan
melakukan
yang
follow
memerlukan
up
ke
rujukan
fasilitas
dan
pelayanan
Tujuan kedua :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien
berkenalan dan berbicara saat melakukan kegiatan harian. Beri
pujian
b. Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan pasien
saat besuk.
Tujuan keempat :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
berkenalan, berbicara, saat melakukan kegiatan harian atau RT,
berbelanja, beri pujian.
b. Jelaskan follow up ke RSJ atau PKM, tanda kambuh, rujukan.
c. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal kegiatan dan
memberikan pujian.
Tujuan kelima :
a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien
berkenalan,berbicara saat melakukan kegiatan harian atau RT,
berbelanja dan kegiatan lain dan follow up. Beri pujian.
b. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
c. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ atau
PKM.
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Assalamualaikum bapak/ibu? Perkenalkan nama saya perawat sulis
saya bertugas merawat anak bapak/ibu. Nama bapak/ibu siapa?
Senangnya dipanggil apa?
Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?
Evaluasi
Apa yang bapak/ibu ketahui tentang kondisi yang dialami oleh anak
bapak/ibu?
Validasi
Bagaimana bapak/ibu merawat anak bapak/ibu selama di rumah
sebelum dibawa ke rumah sakit?
2. Kontrak, waktu dan tempat
Baiklah bapak/ibu, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang
kondisi anak bapak/ibu dan cara perawatannya.
Bagaimana kalau kita diskusi di sini saja? Berapa lama bapak/ibu
punya waktu? 1,5 jam cukup? Baiklah...mari kita mulai...
Topik
Baiklah
bapak/ibu,
pada
pertemuan
hari
ini
kita
akan
dengan orang lain, misalnya tidak dihargai atau berpisah dengan orang
terdekat.
Adapun cara merawat anak bapak/ibu adalah membina hubungan
saling percaya yaitu dengan menunjukkan sikap sayang dan peduli,
selanjutnya jangan biarkan anak bapak/ibu sendiri.. buatlah rencana
harian/jadwal bercakap-cakap dengan orang lain, libatkan shalat
bersama, makan bersama, melakukan kegiatan secara bersama-sama.
Nah bagaimana apabila kita latihan untuk melakukan cara yang tadi
telah kita bicarakan. Begini bapa/ibu contohnya.....................
Nah sekarang coba bapak/ibu memeperagakan cara berkomunikasi
yang telah saya contohkan. Bagus sekali bapak/ibu. Bapak/ ibu telah
memperagakan dengan baik.
FASE KERJA TUJUAN KE 2
Bagaiman Bu dengan kegiatan yang pertama?
Apakah sudah
akan
tetapi
harus
tetap
diawasai
tentang
tanda