Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Gigi mengisi kurang lebih 20% dari permukaan rongga mulut, Gigi rahang atas
secara signifikan memiliki permukaan yang lebih luas dibandingkan gigi pada rahang
bawah.1 Gigi terusun atas struktur yang keras, menyerupai tulang dan tertanam pada
rahang atas dan rahang bawah. Kuatnya struktur yang dimiliki oleh gigi
menyebabkan banyak hal yang dapat dilakukan manusia dengan menggunakan gigi.
Gigi pada umumnya memiliki beberapa fungsi. Mengunyah merupakan
kegiatan utama yang dilakukan oleh manusia menggunakan gigi, namun gigi juga
digunakan untuk membantu dalam berbicara, dan pada saat ini gigi digunakan untuk
menunjang penampilan. Untuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut, gigi harus memiliki
struktur yang kuat dan memiliki perekatan yang baik pada tulang rahang.1
Gigi tersusun atas empat jaringan yang berbeda yaitu email, dentin, pulpa, dan
sementum. Bagian email, dentin, dan sementum merupakan jaringan yang relatif
keras karena memiliki kandungan mineral, terutama kalsium. Bagian pulpa
merupakan jaringan lunak yang tidak terkalsifikasi atau temineralisasi dan terletak
dalam kavitas atau ruang tengah di tengah mahkota dan akar gigi yang disebut rongga
pulpa.2 Gigi melekat pada tulang rahang dan disokong oleh jaringan ikat yang
mengandung sementum, ligament periodontal, dan tulang alveolar.

Gambar I.1 Gigi dan Struktur Penyangga (Nanci, Antonio. 2007. Ten Cates Oral
Histology : Development, Structure, and Function 7th Ed. Philadelphia : Mosby
Elsevier. Hh 2)

Semua komponen ini mendukung agar gigi dapat menahan beban saat
mengunyah. Unsur-unsur itulah yang membuat gigi menjadi menjadi kuat dan
mampu bertahan selama bertahun-tahun. Namun banyak masyarakat yang masih
belum mengetahui alasan mengapa gigi memiliki struktur yang begitu kuat sehingga
mampu melakukan berbagai macam fungsinya. Oleh karena itu kami bermaksud
membahas topik yang berkaitan dengan komposisi komponen penyusun dari gigi
seperti email, dentin, dan pulpa dalam makalah ini.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas maka adapun rumusan
masalah dari makalah ini adalah
1. Bagaimana Komposisi Komponen Penyusun Email?
2. Bagaimana Komposisi Komponen Penyusun Dentin?
3. Bagaimana Komposisi Komponen Penyusun Pulpa?
I.3 Tujuan
2

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui


1. Komposisi Komponen Penyusun Email
2. Komposisi Komponen Penyusun Dentin
3. Bagaimana Komposisi Komponen Penyusun Pulpa

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Komposisi Komponen Penyusun Email


Email adalah material seperti kristal yang merupakan jaringan terkalsifikasi
paling keras pada tubuh manusia.3 Email merupakan substansi terkuat dalam tubuh
manusia dan memiliki jumlah mineral tertinggi4, sehingga email dapat menahan gaya
mekanik yang kuat saat menjalankan fungsinya. 1 Pada email matang, hampir tidak
ditemukan matriks organik. Email merupakan jaringan yang avaskular dan tidak
memiliki jaringan saraf di dalamnya. 3 Sel sel yang bertanggung jawab atas
pembentukan email, yaitu ameloblas, dapat menghilang ketika erupsi gigi pada
rongga mulut. Oleh karena itu, email tidak dapat diproduksi kembali. Untuk
mengimbangi hal tersebut, email memerlukan organ struktural yang kompleks dan
kadar mineral yang tinggi.1
Email terdiri dari 96% material anorganik, (termineralisasi), 1% material
organik dan 3% air. Material anorganik email sebagian besar terdiri dari kalsium
hidroksiapatit dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2. Kalsium hidroksiapatit ini
hampir sama dengan yang ditemukan pada tulang, dentin dan sementum. Mineral lain
seperti, carbonate, magnesium, potassium, sodium dan flouride ditemukan pada
jumlah yang sedikit pada email.3 Sementara itu, tulang mengandung 30% material
oganik dan 70% garam. Sebagian besar kandungan materi organik tersebut
mengandung kolagen yang dapat memberikan kelenturan pada tulang.5 Dari
penjelasan di atas, tampak bahwa struktur penyusun email lebih keras dari tulang,
karena email lebih banyak mengandung material anorganik dibandingkan dengan
tulang. Untuk mengetahui lebih jelasnya, dapat lihat pada tabel II.1.

Tabel II.1 Komponen yang menyusun email. Email merupakan substansi terkuat dalam tubuh manusia.
(Balogh, M B ; Fehrenbach. 2006. Dental Embryology, Histology, and Anatomy 2th Ed. Elsevier
Saunders. Hh 64)

Email merupakan satu satunya bagian dari gigi yang dapat dilihat secara
klinis di dalam rongga mulut yang sehat, karena email melapisi mahkota anatomis.
Email mengandung struktur yang keras untuk proses pengunyahan dan berbicara.
Email memiliki tingkatan warna putih kebiruan yang berbeda dan dapat dilihat pada
ujung ujung gigi seri yang baru mengalami erupsi. Tetapi email dapat berubah
warna menjadi putih kekuningan di bagian lain 1, karena di bawahnya terdapat dentin
yang dapat dilihat melalui bagian yang lebih tipis. Email juga memiliki ketebalan
yang bervariasi, dengan ketebalan maksimum sekitar 2.5 mm.1
Unit yang paling mendasar pada email mamalia adalah rod (prism) dan
interrod enamel (interprismatic substance). Rod enamel berbentuk seperti heksagonal
dan prisma pada penampang melintang. Daerah interrod mengelilingi setiap rod dan
kristal kristalnya berorientasi pada arah yang berbeda dari rod enamel (Gambar
II.1). Antara rod dan interrod enamel dibatasi oleh ruang sempit yang mengandung
material organik, yang disebut rod sheat.1

Email tersusun dari kristal kristal karbonatoapatit yang menyerupai pita


dengan lebar 60 sampai 70 nm dan dan tebal 25 sampai 30 nm. Kristal kristal ini
berukuran sangat panjang, beberapa peneliti percaya bahwa kristal kristal ini
membentang sepanjang pada ketebalan lapisan email. Kristal kristal ini tampak
berkelompok seperti rod dan interrod enamel. Kristal kristal yang membentuk rod
dan enamel rod akan menebal ketika email menjadi dewasa. Pada awalnya kristal
kristal ini tampak tipis, namun pada saat kristal kristal ini menebal dan melebar,
garis heksagonal yang dimilikinya terlihat lebih jelas.1

Gambar II.1. Kristal kristal pada rod dan interrod enamel memiliki struktur yang mirip tetapi
berorientasi pada arah yang berbeda. (Nanci, Antonio. 2007. Ten Cates Oral Histology : Development,
Structure, and Function 7th Ed. Philadelphia : Mosby Elsevier. Hh 143)

II.2 Komposisi Komponen Penyusun Dentin


Dentin adalah jaringan keras yang berwarna kekuningan di bawah email dan
sementum, menyusun bagian dalam setiap mahkota serta akar gigi, meluas dari pulpa
pada bagian tengah gigi ke luar ke arah permukaan dalam email (pada mahkota) atau
sementum (pada akar). Dentin secara normal tidak terlihat kecuali pada radiograf gigi
atau bila email ataupun sementum aus ketika mempreparasi gigi dengan bur atau
rusak karena karies.2

Dentin merupakan jaringan keras pada gigi yang membentuk sebagian besar
gigi , pada salah satu bagian diliputi oleh email dan bagian lain diliputi oleh jaringan
sementum.6
Komponen penyusun dentin hampir sama dengan tulang pada tubuh kita.
Berdasarkan hasil penelitian yang berfokus mengidentifikasi protein spesifik untuk
tulang atau dentin, protein matriks tulang dapat ditemukan pada dentin dan protein
matriks dentin dapat ditemukan pada tulang. 1 Namun pada susunan sel protoplasmik
dan tubulus antara tulang dan dentin memiliki perbedaan. Tidak seperti tulang, dentin
tidak mengandung pembuluh darah (avaskular) dan tidak mengandung komponen
sejenis osteoclasts, sehingga tidak dapat mengalami perubahan bentuk seperti pada
tulang.7
Sel-sel yang membentuk dentin disebut odontoblast yang berada di batas
antara pulpa dan dentin (Gambar II.2(1)).2 Matriks dentin yang dihasilkan oleh
odontoblast yang terbentuk sebelum mineralisasi disebut predentin, memiliki
ketebalan yang bervariasi (10m sampai 50m) dan terdapat pada permukaan dekat
pulpa (Gambar II.2(1)). Predentin mengandung kolagen dan struktur yang serupa
dengan osteoid pada tulang. Predentin memiliki ketebalan yang konstan karena
jumlah komponen yang mengalami pengapuran seimbang dengan penambahan
matriks yang belum termineralisasi. Predentin secara bertahap akan mengalami
mineralisasi membentuk dentin yang termineralisasi.[1]Pulp
Dentin

Predenti
n

Odontobl
ast
Dentin

Gambar II.2 (1) A. Predentin B. Odontoblast pada batas antara pulpa dan dentin (Nanci, Antonio.
2007. Ten Cates Oral Histology : Development, Structure, and Function 7 th Ed. Philadelphia : Mosby
Elsevier. Hh 4)

Menurut Ricke C. Scheid, dentin tersusun dari 70% anorganik, 18% bahan
organik dan 12% air. Hal ini menyebabkan dentin memiliki struktur yang lebih keras
dari sementum, namun lebih lunak dan sedikit lebih mudah rusak daripada email.2
Dentin yang telah termineralisasi terdiri dari sekitar 70% bahan anorganik,
20% bahan organik dan 10% air menurut beratnya. Berdasarkan perbandingan
volumenya, dentin tersusun sekitar 45% bahan anorganik, 33% bahan organik dan
22% air.1
Mineral phase
Organic matrix
Water

70% in weight
20% in weight
10% in weight

40-50% in vol
30% in vol
20-25% in vol

Table II.1 Komposisi komponen dentin (Goldberg, Michel ; Kulkarni, Askok B ; Young, Marian;
Boskey, Adele. 2011. Dentin: Structure, Composition and Mineralization, Front Biosci, Elite Ed. 2011
Jan 1 ; 3 : 711-735)

Komponen utama anorganik dari dentin berupa kalsium hidroksiapatit


(Ca10(PO4)6(OH)2) dalam bentuk pita yang kecil-kecil. Selain itu, terdapat komponen
anorganik (mineral) lainnya dalam jumlah yang kecil, seperti karbonat dan flour.6
Komponen organiknya terdiri dari sekitar 90% kolagen dan 10% terdiri dari
komponen noncollagenous. Bahan kolagen sebagian besar dari kolagen tipe 1 dengan
sejumlah kecil kolagen tipe III dan V.1
Kolagen merupakan biopolimer protein yang tersusun secara triple helix (tiga
buah serat yang terpilin satu dengan yang lainnya). Ikatan antar serat tersebut
dibentuk oleh adanya ikatan hidrogen, sehingga serat ini menjadi kaku dan kuat. Serat
kolagen ini umumnya berjalan tegak lurus dengan tubuli dentin.Kolagen pada dentin
gigi berfungsi sebagai pembentuk struktur dan penguat jaringan tersebut.9
Matriks noncollagenous mengatur deposisi mineral dan dapat bertindak
sebagai inhibitor, promotor dan penyeimbang. 10 Matriks noncollagenous terdiri dari
phospoprotein/phosphophoryn (DPP), dentin sioloprotein (DSP), dentin glikoprotein
(DGP), dentin matriks protein-1 (DMLP), osteonectin, osteocalsin, osteopontin,
matriks ekstraseluler phosphoglycoprotein, proteoglikan, dan beberapa protein serum.
DPP dan DSP merupakan komponen noncollagenous utama penyusun dentin.1

Secara mikroskopis pada dentin terdapat struktur intertubular dentin,


peritubular dentin dan tubulus dentin (Gambar II.2(2)). Komposisi dentin peritubular
adalah apatit berkarbonasi dengan jumlah yang sangat kecil dari matriks organik,
sedangkan dentin intertubular yaitu dentin yang memisahkan tubulus, komposisi
matriks adalah kolagen tipe I yang diperkuat dengan apatit. Komposisi dentin
intertubular yang paling utama adalah mineralisasi kolagen fibril, fibril digambarkan
sebagai gabungan dari kerangka kolagen dan kristal apatit tipis berbentuk karbonat
dan sejajar dengan sumbu serabut kolagen. Sebagian besar mineralisasi fibril kolagen
tegak lurus dengan tubulus.11
Intertubular
dentin
peritubular
dentin
Tubulus dentin
Gambar II.2 (2) Struktur Dentin secara mikroskopis (A.Boyde.London From Bertr. Elekromikroskop
Derektabb.Oberfl. 1 [S]:213-222, 1968)

Kumpulan kristal di dentin peritubular dan intertubular serupa, tetapi


konstituen makromolekul tidak sama. Komponen protein utama dalam dentin
peritubular adalah serin dan phosphoserine.11
II.3 Komposisi Komponen Penyusun Pulpa
Pulpa merupakan jaringan lunak yang tidak terkalsifikasi atau temineralisasi
dan terletak pada kavitas atau ruang tengah di tengah mahkota dan akar gigi yang
disebut rongga pulpa.2 Jaringan ini mengandung beberapa struktur, di antaranya
adalah arteri, vena, sistem limfatik, dan jaringan saraf. 12 Pulpa mempunyai hubungan

dengan jaringan periradikular gigi, demikian juga dengan keseluruhan jaringan tubuh.
Oleh karena itu, jika ada penyakit pada pulpa, jaringan periodontum juga akan
terlibat.13
Ruang atau rongga pada pulpa dibagi menjadi beberapa bagian menurut
letaknya, yaitu rongga pulpa, kamar pulpa, saluran pulpa, tanduk pulpa, foramen
apikal, saluran aksesoris, saluran suplementari, dan anastomosis. Rongga pulpa
adalah ruang yang terdapat pada pusat gigi dan terletak di dalam dentin. 14 Bentuk dan
ukuran permukaan gigi menentukan bentuk dan ukuran rongga pulpa.15 Kamar pulpa
adalah bagian pada rongga pulpa yang terletak pada daerah mahkota gigi sedangkan
saluran pulpa adalah bagian pada rongga pulpa yang terletak pada daerah akar gigi
sehingga disebut juga saluran akar.14 Tanduk pulpa adalah bagian dari kamar pulpa
yang memanjang ke daerah kuspa.14,15 Foramen apikal adalah lubang yang terdapat
pada ujung saluran akar sebagai tempat keluar masuknya saraf dan pembuluh darah.
Saluran aksesoris merupakan saluran tambahan yang terletak pada bagian lateral
pulpa menuju membran periodontal. Saluran suplementari adalah cabang dari saluran
akar yang memiliki fungsi sama dengan saluran akar tetapi tidak ditemukan pada
semua gigi. Anastomosis merupakan cabang dari saluran aksesoris yang
menghubungkan saluran pulpa satu sama lain atau dengan saluran suplementari.14
Pada pulpa terdapat empat zona mikroskopis yaitu odontoblastic layer, cellfree zone, cell-rich zone, dan pulpal core. Odontoblastic layer merupakan zona
pertama pulpa yang letaknya paling dekat dengan dentin dan mengandung lapisan
badan sel odontoblas. Di bawah odontoblastic layer terdapat cell-free zone. Zona ini
tidak sepenuhnya kosong oleh sel, tetapi mengandung sel yang lebih sedikit
dibandingkan dengan odontoblastic layer. Pada cell-free zone juga terdapat saraf dan
pleksus kapiler. Zona setelah cell-free zone adalah cell-rich zone. Zona ini
mengandung sel yang lebih banyak dibandingkan cell-free zone tetapi tidak sebanyak
odontoblastic zone. Zona ini juga memiliki sistem vaskular yang lebih luas
dibandingkan cell-free zone. Zona yang terakhir sekaligus yang terletak pada pusat
kamar pulpa adalah pulpal core. Zona ini memiliki jumlah sel dan sistem vaskular
yang sama dengan cell-rich zone, hanya lokasinya yang berbeda.1

10

Pulpa disusun oleh sel-sel dan komponen ekstraseluler. Komponen sel


penyusun pulpa meliputi sel odontoblas, sel preodontoblas, sel fibroblas, sel cadangan
(sel tak terdiferensiasi), dan sel-sel sistem imun. Komponen ekstraseluler meliputi
serat kolagen dan substansi dasar.15,1
II.3.1 Komponen Sel Penyusun Pulpa
II.3.1.1 Sel Odontoblas
Odontoblas adalah sel pulpa yang paling khas. Sel ini
membentuk lapisan tunggal di perifernya dan mensintesis matriks
yang kemudian termineralisasi dan menjadi dentin. Di bagian mahkota
ruang pulpa terdapat odontoblas dengan jumlah yang banyak yaitu
sekitar 45.000 dan 65.000/mm12 dengan bentuk seperti kubus dan
relatif besar. Di daerah serviks dan tengah-tengah akar jumlahnya
lebih sedikit dan tampilannya lebih gepeng (skuamosa).15
Sel-sel odontoblas berbentuk seperti bowling pin dan
membentuk lapisan yang rapat terhadap predentin dan di antara sel-sel
ini terdapat pembuluh darah (Gambar II.3.1.1, A). 1 Sel Odontoblas
terdiri atas dua komponen struktural dan fungsional utama yakni
badan sel dan prosesus sel. Badan sel terletak di sebelah matriks dentin
tak termineralisasi (predentin). Prosesus sel memanjang ke luar ke
arah tubulus di dentin dan predentin. Badan sel adalah bagian dari sel
yang berfungsi untuk sintesis dan mengandung nukleus yang terletak
di basal serta struktur organel di dalam sitoplasma yang khas dari
suatu sel pensekresi.15 Sebagian kompartemen supranuklear dari
odontoblas ditempati oleh kompleks Golgi dan dikelilingi oleh
retikulum endoplasma kasar yang banyak (Gambar II.3.1.1, B).1

11

Gambar II.3.1.1 Sel Odontoblas (Nanci, Antonio. 2007. Ten Cates Oral Histology :
Development, Structure, and Function 7th Ed. Philadelphia : Mosby Elsevier. Hh
217)

II.3.1.2 Sel Preodontoblas


Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang lama
hilang akibat cedera. Namun tumbuhnya odontoblas baru hanya bisa
terjadi jika pada cell-rich zone telah ada preodontoblas. Preodontoblas
adalah sel yang telah terdiferensisasi sebagian sepanjang garis
odontoblas. Preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya
cedera dan melanjutkan diferensiasinya pada tempat tersebut.15
II.3.1.3 Sel Fibroblas
Fibroblas adalah jenis sel yang paling banyak terdapat pada
pulpa (Gambar II.3.1.3). Fibroblas tersebar membentuk cell-rich zone
dan terdapat paling banyak pada bagian mahkota pulpa. Sel ini
memiliki fungsi untuk membentuk dan mempertahankan matriks pulpa
yang terdiri dari kolagen dan substansi dasar dan mengubah struktur
pulpa jika ada penyakit.15,1

12

Gambar II.3.1.3 Sel Fibroblas (Nanci, Antonio. 2007. Ten Cates Oral Histology :
Development, Structure, and Function 7th Ed. Philadelphia : Mosby Elsevier. Hh 226)

II.3.1.4 Sel Cadangan (Sel Tak Terdiferensiasi)


Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel
prekursor ini ditemukan di cell-rich zone dan pulpal core. Sel ini akan
berkurang jumlahnya sejalan dengan meningkatnya kalsifikasi pulpa
dan berkurangnya aliran darah akan menurunkan kemampuan
regeneratifnya.15
II.3.1.5 Sel-sel Sistem Imun
Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik merupakan penghuni
seluler normal dari pulpa. Sel dendritik dan prosesusnya ditemukan di
seluruh lapisan odontoblas dan memiliki hubungan yang dekat dengan
elemen vaskular dan elemen saraf. Secara kolektif, kelompok sel ini
merupakan sekitar 8% populasi sel dalam pulpa.15

II.3.2 Komponen Ekstraseluler

13

II.3.2.1 Serat Kolagen


Serat kolagen yang umumnya ada pada pulpa adalah kolagen
tipe I dan III.1 Kolagen tipe I dan III disintesis oleh fibroblas. Kolagen
tipe V juga terdapat pada pulpa, namun dalam jumlah yang sedikit. 15
Konsentrasi serat kolagen paling banyak terdapat pada bagian apikal
pulpa. Hal ini akan memudahkan proses pada saat pulpektomi yang
dilakukan selama perawatan endodontik.1
II.3.2.2 Substansi Dasar
Substansi dasar pulpa serupa dengan substansi dasar jaringan
ikat longgar yang lain. Substansi dasar pulpa tersusun terutama atas
glukosaminoglikan, glikoprotein, dan air dalam bentuk sol-gel yang
mendukung sel dan bertindak sebagai medium pengangkutan nutrien
dan metabolit. Perubahan komposisi substansi dasar yang disebabkan
oleh usia atau penyakit dapat mengganggu aktivitas sel normal dan
menyebabkan ketidakteraturan fungsi sel dan deposisi mineral.1

BAB III

14

PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Email adalah material seperti kristal yang merupakan jaringan terkalsifikasi
paling keras pada tubuh manusia. Email terdiri dari 96% material anorganik,
(termineralisasi), 1% material organik dan 3% air. Material anorganik email sebagian
besar terdiri dari kalsium hidroksiapatit yang ditemukan juga pada tulang, dentin dan
sementum. Struktur penyusun email lebih keras dari tulang, karena email lebih
banyak mengandung material anorganik dibandingkan dengan tulang. Unit yang
paling mendasar pada email mamalia adalah rod (prism) dan interrod enamel
(interprismatic substance). Email tersusun dari kristal kristal karbonatoapatit yang
menyerupai pita dengan lebar 60 sampai 70 nm dan dan tebal 25 sampai 30 nm.
Dentin merupakan jaringan keras pada gigi yang membentuk sebagian besar
gigi, sel-sel yang membentuk dentin disebut odontoblast yang berada di batas antara
pulpa dan dentin. Matriks dentin yang dihasilkan oleh odontoblast yang terbentuk
sebelum mineralisasi disebut predentin. Predentin mengandung kolagen dan struktur
yang serupa dengan osteoid pada tulang. Predentin secara bertahap akan mengalami
mineralisasi

membentuk

dentin

yang

termineralisasi.

Dentin

yang

telah

termineralisasi terdiri dari sekitar 70% bahan anoganik, 20% bahan organik, dan 10%
air menurut beratnya. Secara mikroskopis pada dentin terdapat struktur intertubular
dentin, peritubular dentin dan tubulus dentin.
Pulpa merupakan jaringan lunak yang tidak terkalsifikasi atau temineralisasi
dan terletak pada kavitas atau ruang tengah di tengah mahkota dan akar gigi yang
disebut rongga pulpa. Jaringan ini mengandung beberapa struktur, di antaranya adalah
arteri, vena, sistem limfatik, dan jaringan saraf. Pulpa disusun oleh sel-sel dan
komponen ekstraseluler. Komponen sel penyusun pulpa meliputi sel odontoblas, sel
preodontoblas, sel fibroblas, sel cadangan (sel tak terdiferensiasi), dan sel-sel sistem
imun. Komponen ekstraseluler meliputi serat kolagen dan substansi dasar.

15

III.2 Saran
Sebagai mahasiswa kedokteran gigi, sebaiknya mampu memahami struktur
penyusun gigi, di mana materi ini merupakan dasar yang penting sebagai salah satu
dasar dalam belajar menegakkan diagnosa dan menentukan rencana perawatan bagi
masalah kesehatan gigi.

16

Anda mungkin juga menyukai