Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit endokrin berupa gangguan
metabolisme yang ditandai dengan tiga gejala khas yaitu polidipsia, poliura, dan
polifagia karena terganggunya aktivitas insulin.1 Pada kondisi ini akan terjadi
peningkatan kadar glukosa darah yang abnormal (hiperglikemia) dan disebabkan
oleh gangguan sekresi insulin dari pankreas atau resistensi sel-sel tubuh terhadap
insulin, atau keduanya.2
Pada tahun 2003, sekitar 194 juta orang menderita diabetes mellitus di
seluruh dunia atau mencapai 5,1% dari populasi dunia.3 Menurut WHO, Indonesia
menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes mellitus
dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk sedangkan posisi urutan diatasnya
yaitu India, China, dan Amerika Serikat. WHO juga memprediksi kenaikan jumlah
penyandang diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.4
Diabetes melitus sebenarnya bukan penyakit yang mematikan dan menular,
namun yang perlu diwaspadai adalah komplikasi-komplikasi penyakit diabetes
melitus yang menyertai. Salah satu komplikasi diabetes melitus yang cukup serius
di bidang kedokteran gigi adalah diabetic oral, yang meliputi mulut kering, gusi
mudah berdarah, kalkulus, resorbsi tulang alveolaris, periodontitis dan lain
sebagainya. Dari sekian banyak komplikasi yang terjadi, periodontitis merupakan
komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita diabetes melitus. Hasil
penelitian tingkat keparahan periodontitis pada 126 penderita diabetes melitus
pada tahun 2008 terdapat 8 orang (6,3%) yang menderita periodontitis reversible
dan 118 orang (93,7%) yang menderita periodontitis irreversible.5
Penderita diabetes melitus mempunyai kecenderungan untuk menderita
periodontitis lebih besar dibandingkan dengan yang tidak menderita diabetes
melitus.5 Penelitian epidemologi menunjukkan bahwa diabetes meningkatkan

resiko alveolar bone loss dan attachment loss pada jaringan periodontal tiga kali
lipat lebih besar dibandingkan dengan penderita non diabetes.6 .. (akibat kl tidak
perawtan)
Berdasarkan hal tersebut penulis bermaksud membahas topik mengenai
korelasi

antara

periodontitis

dan

penyakit

diabetes

melitus

serta

penatalaksanaannya.
I.2 Rumusan Masalah
I.2.1 Bagaimana korelasi antara periodontitis dan diabetes melitus?
I.2.2 Bagaimana penatalaksanaan periodontitis pada penderita diabetes melitus
I.3
I.3.1 Untuk mengetahui korelasi antara periodontitis dan diabetes melitus
I.3.2 Untuk mengetahui penalaksanaan yang tepat bagi penderita diabetes melitus

Anda mungkin juga menyukai