Defenisi
Akumulasi pus diantara paru dan
membran yang menyelimutinya (ruang
pleura) yang dapat terjadi bilamana
suatu paru terinfeksi
Etiologi
1. Infeksi yang berasal dari dalam paru
- Pneumonia
- Abses paru
- Bronkiektasis
- TBC paru
- Aktinomikosis paru
- Fistel Bronko-Pleura
2. Infeksi yang berasal dari luar paru
- Trauma toraks
- Pembedahan toraks
- Torasentesi pada pleura
- Sufrenik abses
- Amoebic liver abses
Klasifikasi
1. Stadium 1 (eksudatif/akut)
- Terjadi selama 24-72 jam
- LDH rendah
- glukosa dan PH normal
- Lakukan drainase
2. Stadium 2 (fibropurulen/ transisional)
- Terjadi 7-10 hari
- Kekeruhan dan kekentalan cairan bertambah
- LDH meningkat
- PH dan glukosa rendah
- Lakukan torakostomidan pemasangan tube
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
1. Empiema Akut
Terjadi skunder akibat infeksi tempat lain,
bukan primer dari pleura.
Gejala: panas tinggi, nyeri dada
2. Empiema Kronis
Batas yang tegas antara empiema akut dan
kronis sukar ditentukan. Berlangsung lebih
dari 3 bulan.
Gejala: Badan lemas, kesehatan menurun,
pucat, dll.
Diagnostik
a. Anamnesa
- Demam dan keluar keringat malam
- Nyeri pleura
- Dispnea
- Anoreksia dan penurunan BB
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi: Sisi sakit lebih cembung
Palpasi: Penurunan fremikus
Perkusi: suara flatness
Auskultasi: penurunan suara nafas
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi: Foto toraks, CTScan, MRI, USG
Komplikasi
-
Fistel bronkopleura
Syok
Sepsis
Gagal jantung kongesti
Penatalaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pengosongan nanah
Drainase terbuka (open drainage)
Antibiotik
Fibrinolitik intraeura
Penutupan rongga empiema
Pengobatan kausal
Pengobatan tambahan
Klasifikasi
Prognosis
Dipengaruhi oleh umur serta penyakit yang
melatarbelakangi
Faktor prognosis yang buruk apabila:
- Didapatkan nanah dirongga pleura
- Pewarnaan gram cairan pleura positif
- Kadar glukosa cairan pleura kurang dari 40 mg/dL
- Biakan cairan pleura positif
- pH cairan pleura <7
- Kadar LDH cairan pleura> 3 kali nilai normal
serum