(PSCBA)
OLEH
ROMMY KURNIAWAN DESKY
101001215
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DEPARTEMEN ILMU
PENYAKIT DALAM RSUD DR H KUMPULAN PANE
TEBING TINGGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
LATAR BELAKANG
Hematemesis (muntah darah) dan melena (berak
darah) merupakan keadaan yang diakibatkan
oleh perdarahan saluran cerna bagian atas
(upper gastroinstestinal tract). Kebanyakan kasus
hematemesis adalah keadaan gawat di rumah
sakit yang menimbulkan 8-14% kematian di
rumah sakit. Faktor utama yang berperan dalam
tingginya angka kematian adalah kegagalan
untuk menilai masalah ini sebagai keadaan klinis
yang gawat dan kesalahan diagnostik dalam
menentukan sumber perdarahan.
LAMBUNG (GASTER)
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen
atas tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung
menyerupai tabung bentuk J, dan bila penuh akan berbentuk
seperti buah pir raksasa. Kapasitas normal lambung adalah 1
sampai 2 L. Secara anatomis, lambung terbagi atas fundus,
korpus, dan antrum pilorikum atau pilorus. Sebelah kanan atas
lambung terdapat cekungan kurvatura minor dan bagian kiri
bawah lambung terdapat kurvatura mayor.
Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan
pemasukan yang terjadi. Sfingter kardia atau sfingter esofagus
bawah, mengalirkan makanan masuk ke dalam lambung dan
mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali.
Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal
dengan nama daerah kardia. Di saat sfingter pilorikum terminal
berelaksasi, makanan masuk ke dalam duodenum, dan ketika
berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik
isi usus ke dalam lambung.
GAMBAR 3. ANATOMI
LAMBUNG
EOSOFAGUS
Esofagus merupakan organ silindris
berongga dengan panjang sekitar 25
cm dan berdiameter 2 cm, yang
terbentang dari hipofaring hingga
kardia lambung. Esofagus terletak di
posterior jantung dan trakea, di
anterior vertebra, dan menembus
hiatus diafragma tepat di anterior
aorta. Esofagus terutama berfungsi
menghantarkan bahan yang dimakan
DEFINISI
Perdarahan saluran cerna bagian atas (PSCBA) yaitu
perdarahan yang berasal dari dalam lumen saluran cerna
di atas (proksimal) ligamentum Treitz, mulai dari jejunum
proksimal, duodenum, gaster, dan esophagus. Hal
tersebut mengakibatkan muntah darah (hematemesis)
dan berak darah berwarna hitam seperti aspal (melena)
Hematemesis adalah dimuntahkannya darah dari mulut,
darah bisa dalam bentuk segar (bekuan/ gumpalan/ cairan
warna merah cerah) atau berubah karena enzim dan
asam lambung menjadi kecoklatan dan berbentuk seperti
butiran kopi. Melena yaitu keluarnya tinja yang lengket
dan hitam seperti aspal (ter) dengan bau khas, yang
menunjukkan perdarahan saluran cerna atas serta
dicernanya darah pada usus halus.
ETIOLOGI
Beberapa penyebab timbulnya perdarahan di saluran
cerna atas yaitu :
Kelainan di esophagus
Pecahnya varises esophagus
Perdarahan varises secara khas terjadi mendadak dan
masif, kehilangan darah gastrointestinal kronik jarang
ditemukan. Perdarahan varises esofagus atau lambung
biasanya disebabkan oleh hipertensi portal yang terjadi
sekunder akibat sirosis hepatis. Meskipun sirosis
alkoholik merupakan penyebab varises esofagus yang
paling prevalen di Amerika Serikat, setiap keadaan yang
menimbulkan hipertensi portal dapat mengakibatkan
perdarahan varises.
KARSINOMA EOSAPAGUS
SINDROM MALLROYWEIS
ESOFAGOGASTRITIS KOROSIVA
Kelainan di lambung
Gastritis erosiva hemoragika
Penyebab terbanyak adalah akibat obat-obatan
yang mengiritasi mukosa lambung atau obat
yang merangsang timbulnya tukak (ulcerogenic
drugs). Misalnya obat-obat golongan salisilat
seperti Aspirin, Ibuprofen, obat bintang tujuh
dan lainnya. Obat-obatan lain yang juga dapat
menimbulkan hematemesis yaitu : golongan
kortikosteroid, butazolidin, reserpin,
spironolakton dan lain-lain. Golongan obat-obat
tersebut menimbulkan hiperasiditas.
TUKAK LAMBUNG
Tukak lambung lebih sering menimbulkan
perdarahan terutama di angulus dan prepilorus
bila dibandingkan dengan tukak duodeni.
Tukak lambung akut biasanya bersifat dangkal
dan multipel yang dapat digolongkan sebagai
erosi.
KARSINOMA LAMBUNG
Insidensinya jarang, pasien umumnya berobat
dalam fase lanjut dengan keluhan rasa pedih
dan nyeri di ulu hati, rasa cepat kenyang,
badan lemah. Jarang mengalami hematemesis,
tetapi sering melena.
Kelainan di duodenum
Tukak duodeni
Tukak duodeni yang menyebabkan perdarahan
panendoskopi terletak di bulbus. Sebagian
pasien mengeluhkan hematemesis dan melena,
sedangkan sebagian kecil mengeluh melena
saja. Sebelum perdarahan, pasien mengeluh
nyeri dan pedih di perut atas agak ke kanan.
Keluhan ini juga dirasakan waktu tengah malam
saat sedang tidur pulas sehingga terbangun.
Untuk mengurangi rasa nyeri dan pedih, pasien
biasanya mengkonsumsi roti atau susu.
Kelainan di duodenum
Tukak duodeni
Tukak duodeni yang menyebabkan perdarahan
panendoskopi terletak di bulbus. Sebagian
pasien mengeluhkan hematemesis dan melena,
sedangkan sebagian kecil mengeluh melena
saja. Sebelum perdarahan, pasien mengeluh
nyeri dan pedih di perut atas agak ke kanan.
Keluhan ini juga dirasakan waktu tengah malam
saat sedang tidur pulas sehingga terbangun.
Untuk mengurangi rasa nyeri dan pedih, pasien
biasanya mengkonsumsi roti atau susu.
PATOFISIOLOGI
Mekanisme perdarahan pada hematemesis dan melena
sebagai berikut :
Perdarahan tersamar intermiten (hanya terdeteksi dalam
feces atau adanya anemia defisiensi Fe +)
Perdarahan masif dengan renjatan
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis yang muncul bisa
berbeda-beda, tergantung pada :
Letak sumber perdarahan dan
kecepatan gerak usus
Kecepatan perdarahan
Penyakit penyebab perdarahan
Keadaan penderita sebelum
perdarahan
DIAGNOSIS
Anamnesis
PEMERIKSAAN FISIK
Hematemesis
Hematokezia
Darah segar pada aspirasi
nasogastrik, dengan lavase tidak
segera jernih
Hipotensi persisten
Tranfusi darah > 800 1000 ml
dalam 24 jam
Pemeriksaan Penunjang
Tes darah : darah perifer lengkap, cross-match jika diperlukan
tranfusi
Hemostasis lengkap untuk menyingkirkan kelainan faktor
pembekuan primer atau sekunder : CTBT, PT/PPT, APTT
Elektrolit : Na, K, Cl
Faal hati : cholinesterase, albumin/ globulin, SGOT/SGPT
EKG& foto thoraks: identifikasi penyakit jantung (iskemik), paru
kronis
Endoskopi : gold standart untuk menegakkan diagnosis dan
sebagai pengobatan endoskopik awal. Selain itu juga
memberikan informasi prognostik dengan mengidentifikasi
stigmata perdarahan(3)
Tatalaksana Umum
Tindakan umum terhadap pasien diutamakan airway-breathingcirculation (ABC). Terhadap pasien yang stabil setelah
pemeriksaan memadai, segera dirawat untuk terapi lanjutan
atau persiapan endoskopi.
Untuk pasien risiko tinggi perlu tindakan lebih agresif seperti:
Pemasangan iv-line minimal 2 dengan jarum (kateter) besar minimal no
18. Ini penting untuk transfuse, dianjurkan pemasangan CVP
Oksigen sungkup/ kanula. Bila gangguan airway-breathing perlu ETT
Mencatat intake- output, harus dipasang kateter urine
Monitor tekanan darah, nadi, saturasi O 2, keadaan lain sesuai komorbid
Melakukan bilas lambung agar mempermudah tindakan endoskopi
ANAMNESA PRIBADI
Nama : sukemi
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin: laki-laki
Status : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : kampong siromang,
sipispis
Suku : Jawa
kecamatan
ANAMNESE PENYAKIT
Keluhan Utama : muntah berdarah segar.
Telaah : Pasien datang ke RS Pasien datang ke RSUD dr. H.
Kumpulan pane tebing tinggi dengan keluhan muntah berdarah
sejak 1 minggu yang lalu, dengan konsistensi cair dan
bercampur darah segar , os mengaku muntah muntah dari jam
2 malam hingga pagi hari. os juga mengeluhkan BAB warna
hitam dengan frekuensi BAB 1 hari 2 kali, konsistensi BAB
lunak/ lembek, tidak disertai darah berwarna merah segar. BAB
warna hitam berlangsung lama, tanpa ada pemberat atau pun
peringan BAB hitam tersebut, os juga mengeluhkan nyeri ulu
hati sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri yang dirasakan seperti
rasa terbakar, perih. Nyeri tersebut dirasakan hilang timbul,os
juga mengeluh tentang perut kembung dan keluhan disertai
dengan mual (+), tetapi tidak disertai muntah
07/01/2015
Sens: cm
Td :
120/70mmHg
Hr :98x/menit
Rr :24x/menit
T
:37c
08/01/2015
Sens: cm
Td :
110/70mmHg
Hr :88x/menit
Rr :24x/menit
T
:36,4c
FOLLOW UP
Ku/
-pusing +
-mual +
-muntah darah +
-batuk +
-bab hitam +
-bak +
Ku/
-pusing +
-mual -muntah darah -batuk +
-bab hitam +
-bak +
Th/
-diet M2
-IVFD RL 20gtt/i
-inj kalnex iamp/ 8
j
p/o
-antasida syr 3xc1
-b.comp 3x1
Th/
-diet M2
-IVFD RL 20gtt/i
-inj kalnex iamp/ 8
j
-inj ozid 1fls / 12 j
+NaCL 0,9% 100cc
-inj
metoclopramide
1amp/12j
p/o
ulsafat syr 3xcII
-antasida syr 3xc1
09/01/2015
Sens: cm
Td : 100/70mmHg
Hr :82x/menit
Rr :24x/menit
T
:36,5c
Ku/
-pusing -mual -muntah darah -batuk +
-bab kuning
kehitaman +
-bak +
Th/
-diet M2
-IVFD RL 20gtt/i
-inj kalnex iamp/ 8 j
-inj ozid 1fls / 12 j
+NaCL 0,9% 100cc
-inj
metoclopramide
1amp/12j
p/o
ulsafat syr 3xcII
-antasida syr 3xc1
-b.comp 3x1
10/01/2015
Sens: cm
Td : 100/70mmHg
Hr :88x/menit
Rr :22x/menit
T
:36,4c
Ku/
-pusing -mual -muntah darah -batuk +
-bab kuning
kehitaman +
-bak +
Th/
-diet M2
-IVFD RL 20gtt/i
-inj kalnex iamp/ 8 j
-inj ozid 1fls / 12 j
+NaCL 0,9% 100cc
-inj
metoclopramide
1amp/12j
p/o
ulsafat syr 3xcII
-antasida syr 3xc1
-b.comp 3x1
TERIMAKASIH