Anda di halaman 1dari 23

ISSN 1858-1226

JURNAL
ILMU-ILMU PERTANIAN
Volume 6, Nomor 2, Desember 2010

Diterbitkan Oleh :
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang
Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta

JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN


rssN1858-1226
Terbit Dua Kali SetahunpadaBulan Juli dan Desember.Berisi Artikel llmiah Hasil Penelitiandan
Pemikirandi Bidang Pemberdayaan
Sosial,Ekonomi dan Teknik PertanianTerapan

Ketua Penyunting
M. Adlan Larisu
Penyunting Pelaksana
R. Hermawan
AnantiYekti
Miftakhul Arifin
Agus Wartapa
Mitra Bestari
Masyhuri (UniversitasGadjahMada)
Aziz Purwantoro(UniversitasGadjahMada)
E. \['. Tri Nugroho (SekolahTinggi PembangunanMasyarakatDesa)
SaptoHusodo (SekolahTinggi PenyuluhanPerlanianMagelang)
Zulkarnain(UniversitasJambi)
Sekretariat
'

Asnurt
Galuh H.E,.Akoso
Abdul Hamid

Alamat Penl.untingdan Sekretariat: RedaksiJurnalIlmu-ilmu Pertanian,SekolahTinggi Penyuluhan


Pertanian(STPP)JurusanPenyuluhanPerlanianYogyakarta,JalanKusumanegaraNo. 2 Yogyakarta
Farimile (0274)375528E-Mail: jumal@stppyogyakafta.com
KodePos55167Telpon(0274)373479
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN diterbitkan oleh Sekolah Tinggr Penyuluhan Pertanian
Perlaniandi Yogyakar-ta.
MagelangJurusanPenyr.rluhan
Penyunting menerima sumbangantulisan yang belum pernah diterbitkan dalam penerbitanlain.
Naskahdiketik ataskertasHVS kuarlo spasigandasepanjanglebih kurang20 halaman,denganformat
seperli tercantumpada halaman kulit dalam belakang (pedomanpenulisannaskah).Naskah yang
masuk akan dievaluasidan disunting untuk keseragamanformat, istilah dan tata penulisanlainnya
tanpamerubahesensinaskah.Penulisyang arlikelnya dimuat akan mendapatkanlima eksplarcetak
Artikelvangtidakdin'tttcrttidakakandikembalikan.
lepasdansatunomorbuktipemuatan.
Hargaberlangganan
tenrasuk ongkoskirim Rp. 50.000,00per tahununtuk duanomorpenerbitan.

JURNAL
ILM U-ILM T.IPERTANIAI{
Volume 6. Nomor 2. Desember 2010

issN 1858-1226

DAFTAR ISI
Peranan Lembaga Keuangan Formal dan Inibrmal Bagi
Masyarakat Pertanian di Pedesaan

91 - 103

Ananti Yekti
Hubungan Antara Modal Sosial dan Modsl Manusia
Dalam Adopsi Inovasi Jagung

104 - I 15

YohanesG. Bulu
Opini Masyarakat Terhadap Citra Komoditas Pangan Lokal
(Studi Kasus Opini Pemuda PedesaanYogyakarta dan Mahasiswa
Fakultas Pertanian UGM)

I l6 - l4l

Alia Bihrajihant Raya dan Subejo


Pengaruh Jenis Pupuk dan Tanaman Antagonis Terhadap }lasil
Cabe Rawit (Cupsicam Frutencens) Budidaya Vertikultur

142 - 156

Agus Wartapa,Sri Sugihartiningsih,Siti Astutr dan Sukadi


PengembanganUsaha PeternakanSapi Melalui Pola Integrasi
Tanaman Ternak dan PembangunanKawasan Peternakan

I 57 - 168

Gunawan dan Amie Sulastiyah


Daya Hasil dan Karakter tlnggul Dominan Pada 9 Calur dan -1\'aritt;rs
Padi (Oryza Sutiva I/ di Lahan Sawah Irigasi Teknis
Suharno,Nugrohotomo, Bharoto dan Koeswini Tn Ariani

169 - 186

142

Juntal llmu-ilmu Pertanian, Volume 6 Nomor 2, Desember 2010

PENGARUHJENIS PUPUK DAN TANAMAN ANTAGONIS TERHADAP


HASIL CABB RAWIT (Capsicumfrutencens)BUDIDAYA VERTIKULTUR
TheInJluenceOf FertilizersAnd AntagonistPlantsOn The ProductionOf Chili
(CapsicumFrutencens
) On Cultivating Verticulture
Agus !\ artapa, Sri Sugihartiningsih, Siti Astuti, Sukadi
ABSTRACT
This Research aims to determine the influence of fertilizers and antagonist plants
that are suitable to get the best yield on verticulture. The research was done in
Agricultttral Extension College in Yogtakarta. Factorial design and Randontized
Complete Block Design ruere used in this trial. The first Factor is the type of
fertilizer, each chemicqlfertilizers (Po), liquid organic fertilizers (PI) and the mix
of liquid organic fertilizer and organic fertilizer (P2). The secondfactor is the
antagonist plants, each without antagonist plants (Ao), Tasetes sp (Al), Kemangi
Plant (A2). The results showed that the application of chemical fertilizers yield
more chilli in numbers and higher weight compared to other treatments. There is
no signfficant impact in the use qf antagonistplants on the production of chili.
Kqnuords: type offertilizer, antagonisplants, chili, verticulture
udara bebas, dengan menggunakan tempat

PENDAHULUAN
Cabai rawit (Capsicum frustescens

media tumbuh yang disusun secara vertikal

L) adalah salah satu tanaman sayuran yang

pula. Media tanam ditampung dalam kaleng

mempunyai nilai ekonomi tinggi. (ljahjadi,

kaleng, pralon pvc, riul, maupun papan kayu

1993l.9). Dengan peningkatan pertumbuhan

dapat dipergunakan sebagai alternatif tempat

jumlah penduduk yang meningkat dari tahun

media tanam. Di Indonesia,sistem pertanian

ketahun,

salah

satu

dampak

adalah

vertikal baru dikembangkan sejak tahun I 987,

peningkatan alih fungsi lahan pertanian ke

sehingga apa yang dijelaskan ini sebagian

pemukiman.

tanaman berdasar

besar sudah dilakukan pada kurun waktu itu.

konsep bioenergi digarnbarkan sebagai suafu

Kolom verikal paling sederhanadapat dibuat

proses konversi energi surya menjadi energi

dari mulsa hitam perak dengan kerangka

kimiawi

Produksi

(source),

ditranslokasi

ke

penimbunan (sink) yang akhimya menjadi

bambu.
Keberadaan Organisme

bentuk produk tanaman melaluai proses

Tanaman

(OPT)

fotosintesis.

penumnan

mutu

Vertikulrure adalah cara bertanam


dalam susunan vertikal keatas menuju ruang

selanjutnya

dapat

dapat
dan
pula

Pengganggu
menyebabkan

jumlah

buah,

menurunkan

pendapatanakibat kalah kompetisi harga. Hal

Agus Wartapa,Sri Sugihartiningsth, ,9iti Astuti, Sukadi - Pengaruh Jents Pupuk 143

ini dapat diantisipasi dengan pengendalian

a|.,1989). Sejauh mana pengaruh pernberian

OPT baik secara mekanis. fisis. kimiawi.

pupuk an organik denganpupuk organik cair

maupun penggunaan tanalnan antagonis

terhadap hasil cabe rawit sistim budidaya

Qtlant

antagonis).

Tanaman

kenikir,

tembakau, selasih,dsbadalah jenis tanaman


yang diyakini dapat menghalau keberadaan
hama, baik sejenisulat, maupun serangga.
Suatu jenis tanaman akan tumbuh
jika kebutuhan minimum akan air, energi dan
nutrien tersedia dengan cukup serta ada
tempat tumbuh tegak (Wisnubroto,1991).
Persaingan penggunaan lahan

pertanian

dengan non pertanian harus diperhitungankan


di dalam pengembangan sektor perlanian,
agar dapat memanfaatkan sumber-sumber
daya secaraefisien (Suprat,etaI.,1998).

salah satu upaya untuk mengurangi dampak


negatifpencemaranudaradi daerahperkotaan
adalah dengan memperbanyak tumbuhan /
tanaman yang diharapkan dapat bertindak
sebagaiparu-paru kota.

seperti kompos, yang poreus. Keuntungan


dari hal tersebut adalah mempermudah aliran
nutrisi yang diberikan pada tanaman. Foth,
(1988) mengatakan.bahwa pcmberianbahan

pertumbuhan

tanaman

tantanganyang perlu dikaji.


BAHAN DAN METODE
Penelitiandilaksanakandi kebun Praktek
STPP

Magelang

Pertanian

baik
karena

Jurursan

di

Penyuluhan

Yogyakarta,

Jalan

KusumanegaraNo2 Yogyakarla pada bulan


September2009 sid

Pebruari 2010, pada

ketinggian 115 m dpl. Bahan yang akan


digunakan adalah bcnih cabe rawit putih,
plastik MPHP, pupuk kandang, top soil,
sekampadi, bambu apus, Urca, SP 36, K Cl,

digunakan adalah cangkul, cethok, palu,


gembor. gclas ukur, pengaduk, ember, alat
tulis,

terhadap
dapat

memperbaiki sifat , kimia dan biologi tanah.


Bahan organik cair yang telah terurai akan
melepaskan senyawa yang sederhanayang
dapat dimanfaatkan oleh tanaman (hnas e/

perkecambahan, penggaris,

bak

meteran,bingai "O", Pralon ukuran 2 inci.


Penelitian
pcrcobaan

Media tanam dari bahan yang subur

berpengaruh

adalah merupakan salah satu

ZA, pupuk organik cair. Alat yang akan

Menurut Nasrullah et al, (1988),

organik

vertikuitur,

rnenggunakan

lapangan

dengan

metode
perlakuan

faktorial 2 X 3 -vangdiatur denganRancangan


Acak Kelompok l.cngkap (RAKL), dengan
ulangan 3 kali ulangan. Faktor pertama
adalah pr4ruk terdiri 3 aras yaitu pupuk an
organik /nupuk kimia (P0), pupuk organik
cair (Pl) dan campuranpupuk organik cair
dan pupuk an organik (P2). Faktor kedua
adalah tanaman antagonisterdiri dari 3 aras
yaitu tanpa tanamanantagonis/kontrol (A0),
tanaman kenikir (A1), tanaman kemangi
(A2).

Perlakuan kombinasi disirnbulkan

STPP Jurusan Penluluhan Pcftanian di Yogyakarta

144

Jumalllmu-ilmu Pertanian,Volume6, Nomor2, Desember20l0

dengan:A0 P0, A0 Pl, A0 P2, A1 P0, A1 Pl,

Pupuk dasar dilakukan dengan pupuk


sesuai perlakuan. Pupuk an organik setiap

AIP2, A2 PO,A2PI,42P2.

cc

konstruksi menggunakan: urea 2,667 gr; ZA


I
1 , 3 3g r ; K C l 2 g n K N O 1 . 3 3g r ; S P 3 6

athonik dalam 100 cc air) selama 30 menit.

0,667 gr; dolomit 2 gr. Semua bahan tersebut

Benih ditiris dan diperam menggunakan kain

dilarutkan dalam 5 lt air.

cattton selama 24 jam, selanjutnya benih

dilakukan 3 hari sebelum tanam secara

disemai dalam "besek" dengan media pasir,

bertahapdenganjumlah 5 lt larutan pupuk per

umur 2 minggu atau telah berdaun 2 lembar.

konstruksi.

Perlakuan

benih,

adalah

dengan

perendaman dalam larutan athonik (l

Konstruksi atau tempat penanamancabe,


dibuat dengan menggunakan plastik MPHP

Pupuk

Pupuk dasar

organik

cair

25

cc

dilarutkan dalam 5 liter air, diberikan 3 hari


sebelumtanam secarabertahap.

dengan ukuran

Setelah bibit berumur 2 minggu atau

diameter konstruksi 30 cm, tinggi konstruksi

telah berdaun 2 lembar , bibit cabe ditanam

80 cm dan jaran antar konstruksi 100 X 80

pada

dengan rangka

cm.

Konstruksi

bambu,

dipasang dengan

cara

lobang

Kedalaman

tanam

secara cabutan.

penanaman adalah

cm.

menancapkan rangka bambu tersebut pada

Penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali

lahan yang telah dipersiapkan.

atau melihat kondisi tanaman tidak sampai

Media

tanam

dibuat

dengan

menggunakancampuran top soil : kompos:2


: l. selanjutnya dimasukkan dalam konstuksi
dengan bantuan frame "O"

layu. Air siraman diberikan sampai kondisi


kapasitaslapang.
Pupuk an organik untuk susulan I,

dan cangkul,

diberikan umur 4 minggu setelah tanam.

sampai penuh. Selanjutnya tepat ditengah

Jumlah pupuk setiap konstruksi adalah sbb:

media ditancapkan dengan plaron I inchi

u r e a 2 .g r : Z A I g r : K C l l . 5 g r : K N O 3 l . 5

sempai 20 cm diatas dasar media, kemudian

gr: SP 36 0.5 gr: dolomit 1.5 gr. dan

pralon ditarik ke atas dan lobang yang

dilarutkan dalam 5 lt air. Larutan pupuk ini

terbentuk diisi dengan sekam padi sampai

diberikan secara bertahap sebanyak 5 kali

penuh. Setiap konstruksi dibuat 4 buah

dengan interfal waktu 5 sekali. Susulan II,

lobang tanam yang dibuat seperti "spiral"

diberikan umur 8 minggu setelah tanam.

melingkar dan tidak dalam satu garis vertikal.

Jumlah pupuk setiap konstruksi adalah sbb:

Pembuatan lobang tanam dilakukan dcngan


memotong dengan benfuk segi tiga sama sisi

urea2,667gr1'ZA 1,333gr; K Cl 1,333gr;K


3
NO 2 gr; SP - 36 0,667 gr; dolomit 2 gr,

" A" denganukuran 2 cm.

dan dilarutkan dalam 5 lt air. Larutan pupuk


ini diberikan secarabertahap sebanvak 4 kali

Agus Wartapa,Sri Sugiltartiningsih, SitiAstuti, Sukadi - Pengaruh Jenis Pupuk 145

dengan interfal waktu 7 sekali. Susulan III,

vertikultur, sesuai dengan perlakuan. Panen

diberikan umur 12 minggu setelah tanam.

cabe rawit didahulukan pada tanamansampel,

Jumlah pupuk setiap konstruksi adalah sbb:


urea 4 gr; ZA2 gr;K Cl 3 gr; K NO 3 2 gr;

selanjutnya dilanjutkan pada tanaman non


sample,pada buah yang fua.

SP 36 1 gr; dolomit 3 gr, dan dilarutkan


dalam 8 lt air. Larutan pupuk ini diberikan

HASIL PENELITIAN DAN

secara bertahap sebanyak 15 kali dengan

PEMBAHASAN

interfal waktu 2 sekali.

Penelitian

Pupuk organic cair pada pemupukan

musim

telah

pada

dilaksanakan

hujan dan berakhir pada bulan

susulan I, diberikan umur 4 minggu setelah

Pebruari 2010.

tanam. Pupuk organik cair 25 cc dilarutkan

tanaman cabe fase vegetatip adalah

dalam 5 liter air, diberikan 5 kali dengan

hrjau

interfal waktu 5 hari secarabertahap. Susulan

menyerang pucuk daun di bawah permukaan

II, diberikan umur 8 minggu setelah tanam.

daun. Hama ini mucul pada umur 2-5 minggu

Pupuk organik cair 25 cc dilarutkan

setelah tanam dan sekanjutnya berangsur

(Myzus

Hama yang muncul pada

persicae

kutu
yang

Sulzp),

dalam 5 liter air, diberikan 4 kali dengan

menghilang.

interfal waktu 7 hari secarabertahap. Susulan

keriput, pertumbuhannya kerdil

III, diberikan umur 12 minggu setelahtanam.

1997). Penyakit yang muncul

Pupuk organik cair 40 cc dilarutkan dalam 8

pertumbuhan generatip adalah

liter air, diberikan 15 kali dengan interfal

(Bactrocera sp), menyerang buah. Serangan

waktu 2 hari secarabertahap.

hama/penyakit mencapai 10-15 %.

Pemeliharaan tanaman

Gejala

serangan

tanaman
(Anonim,
pada saat
Pathek

antara lain

Secara umum pada fase pertumbuhan

penyulaman, dilakukan sampai dengan umur

vegetatip pengaruh perlakuan tidak nyata.

I minggu, dengan menggunakan bibit yang

Sedangkan pada fase generatip pengaruh

sama dan penyiangan dengan cara manual.

perlakuanpupuk nyata.

Pemangkasan tunas airl wiwilan di bawah

Parameteryang diamati adalah:

cabang utama dipangkas seawal mungkin.

1. Tinggi tanaman

Pengendalian hama penyakit, dikendalikan

Flasil analisis variabel tinggi tanaman tidak

dengan

penanaman tanaman

antogonis,

ditanam diantara dua barisan konstruksi

ada interaksi antara kedua faktor dan tidak


nyata berpengaruh.

(cm).
Tabel l. Reratatinggi tanamanpadabcrbaeaiumur Densamatan.
Umur
Tanaman
JenisPupuk
(mg)
antagonis
PO
P1
P2

Rerata

STPP Jurusan Penvuluhan Pertanian di Yosvakafta

Jumal llmu-ilmu Pertanian, Volume 6, Nomor2, Desember20l0

146

81.33
80.67
80.00
80.67a

AI
A2
AO
RERATA

RERATA

79.89a

89.67
89.67
89.67a
100.33
100.00

89.00
89.33
89.22a
100.00
100.00

89.67

89.44p
89.44p

89.67
8 9 . 5 6a

89.56p
(-)

100.33

r00.00

99.67
100.33
100.00

100.22a
119.67

100.00
a
I19.00

100.00
a
119.67

p
100.00
1 0 0 . 1p1
1 0 0 . 1p1
(-)

119.67

A2
AO

rr9.67
t19.67a

RERATA

80.33
80.00
80.22a
89.33

AI
A2
AO
AI

79.67
80.00

80.56p
80.22p
80.00p
(-)

89.33

A2
AO
RERATA

t2

80.33

89.67

AI

t0

80.00

p
119.44
p
119.44

I19.33
119.33

119.33
119.33
t19.22a

llQAAn

(-)

119.44a

Ketarangan :
Angka rerata yang diikuti oleh huruf yang samatidak beda nyata pada taraf 5 % uji F.
O : tidak ada interaksi
(+) = ada interaksi
analisis

Hasil

terhadap variabel

tinggi

interaksi antara kedua faktor. Perlakuan

tanamancabe rawit pada umur 6, 8, 10 dan 12

pupuk an organik (P0) tidak

minggu tidak menunjukkan interaksi antara

menunjukkan beda nyata terhadap perlakuan

kedua faktor. Perlakuan pupuk an organik

pupuk organik cair (Pl), maupun perlakuan

(P0) tidak menunjukkan beda nyata terhadap

pupuk campuran (P2). Perlakuan tanaman

perlakuan pupuk organik cair (Pl), maupun

antagonis, yang terdiri dari tanpa tanaman

dengan perlakuan pupuk campuran (P2).

antagonis sebagai kontrol (A0), tanaman

Perlakuan

terhadap

tanaman

antagonis,

kenikir (Al)

semuanya

dan tanaman kemangi (A2),

kontrol (A0), tanaman kenikir (A1) dan

semuanya tidak menunjukkan beda nyata

tanaman kemangi (A2),

antar perlakuan. Pada umur pengamatan 6

semuanya tidak

dan 10 minggu.

menunjukkan beda nyata.


2.

(PO) tidak menunjukkan beda nyata terhadap

Jumlah cabang
Berdasarkan hasil analisis terhadap

variabel jumlah cabang tanaman cabe rawit


pada umur pengamatan 6, 8, 10 dan 12
minggu

semuanya tidak

Perlakuan pupuk kontrol

menunjukkan

perlakuan pupuk campuran (P2), namun


keduanya nyata lebih tinggi dibanding dengan
perlakuan

pupuk

cair

organik

(P1).

Pengamatan pada umur 8 minggu, kedua

Agus Wartapa,Sri Sugihartiningsih,Siti Astuti, Sukadi - PengarultJenisPupuk 147


perlakuan tidak menunjukkan beda nyata.

perlakuan pupuk campuran (P2) dan nyata

Sedangkan pengamatan pada

lebih rendah dibanding dengan perlakuan

umur

12

minggu setelah tanam, perlakuan Tanaman

pupuk

Antagosis tidak menunjukan beda nyata antar

pengamatan jumlah cabang tanaman cabe

perlakuan , namun perlakuan jenis pupuk

rawit secara keseluruhan dapat dilihat pada

semuanya berbeda nyata. Perlakuan pupuk

tabel2 berikut ini.

an organik

(PO). Adapun

hasil

organik cair (Pl) nyata lebih tinggi dibanding


Tabel2. Rerata iumlah cabangpada berbagai umur pengamatan(cabang)
Umur
Tanaman
JenisPupuk
(mg)
antagonis
PO
P1
P2

AI
A2
AO
RERATA

78.67
79.00
79.00
78.89a

AI
A2

141.67
140.67

77.56b
140.33
140.33

141.00
14l.1a
l
171.00

140.44a
162.00

AO
RERATA
AI

l0

A2
AO
RERATA
AI

t2

A2
AO
RERATA

77.67
t t.t3

77.67

171.67

140.67

163.67
164.67

I 71.00
171.22a
203.00

163.44b

182.67
r82.67
183.00

203.00
203.00
203.00a

182.78c

Rerata

78.33
78.67
78.67
78.56a

78.22p
7 8 . 3 3p
78.44p
(-)

141.00
141.33

1 4 1 . 0p0
p
140.78

140.33
140.89
a
167.00

140.67p
(-)

167.67

p
166.67
p
167.67

167.67
167.44
a

p
167.78
(-)

r84.67
184.33
184.67
1 8 4 . 5b6

1 9 0 . 1p1
p
190.00
p
190.22
(-)

Ketarangan :
Angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama tidak beda nyata pada taraf 5 % uji F.
(-) : tidak ada interaksi
(+): ada interaksi
JenisOPT

mcnyerang pucuk tanaman yang masih muda

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap

dan menyebabkan pertumbuhan kerdil. Kutu

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang

hijau ini menyerang dalam beberapa minggu

mucul pada awal pertumbuhan tanaman atau

dan selanjutnya dengan perubahan iklim

masa pertumbuhan vegetatif adalah hama

hujan hama tersebut menghilang dengan

kutu hijau (Myzus persicae Sulzp). Hama ini

sendirinya.

3.

S TPP Jurusan Penyul uhan Pertanian di Yogyakarta

Jumal llmu-ilntu Pertanian, Volume 6, Nomor 2, Desember 2010

148

Perlakuan pupuk an organik (P0) semuanya

4. Jumlah OPT
Kutu Hijau (Myzuspersicae Sulzp) yang

tidak menunjukkan beda nyata terhadap

ini

perlakuanpupuk organik cair (P1), maupun

jumlahnya relatif sedikit. Berdasarkanhasil

pupuk campuran (P2). Perlakuan tanaman

analisis terhadapvariabel jumlah OPT, Kutu

antagonis, yang terdiri dari tanpa tanaman

Hijau (Myzus persicae Sulzp) pada tanaman

antagonis sebagai kontrol (A0), tanaman

cabe rawit pada umur pengamatan6, 8, l0

kenikir (A1) dan tanaman kemangi (A2),

sclrluanya tidak

semuanya tidak rncnunjukkan beda nyata

terdapat pada

12

dan

tanaman penelitian

minggu

menunjukkan interaksi antara kedua faktor.

antarperlakuan.

Tabel 3. Rerata.iumlahkutu hiiau (M/zrs persicaeSillzplpadaberbagaiumur pengamatan(ekor)


Rerata
JenisPupuk
Tanaman
Umur
(mg)
antagonis
P2
PO
PI

AI
A2
AO
RERATA
A1
A2
AO
RERATA
10

AI
A2
AO
RERATA

t2

AI
A2
AO
RERATA

I 1.00
t0.67
I 1.00
1 0 . 8a
9
7.00
6.67
6.00
6 . 5 6a
Z.J J

1.00
1.00
1 . 4 4a
0.33
0.33
0.00
0.22a

I 1.00
I 1.33
I I.JJ

11.22a
6.00
5.67
6.33
6.00a
1.33

10.33
10.33
10.33
1 0 . 3 a3
6.00
6.00
6.00
6.00a
t . o/

1.00

r.00

t.(l /

(,"JJ

t.J5 a

0.00
0.00
0 . 1I
0 . 1 1a

a
1.00
0.33
0.33
0.33
0 . 3 3a

1 0 . 7p
8
1 0 . 7p
8
1 0 . 8p
9
(-)

6 . 3 3p
6.ll p
6 . 1 Ip

C)
1 . 7 8p
1 . 0 0p
1 . 0 0p
(-)
0.22p
0.22p
0.22p
(-)

Ketarangan:
Angka reratayang diikuti oleh huruf yang sani1tiilak bedanyata padataraf 5 % uji F.
(-) : tidak ada interaksi
(+)= ada interaksi
5.

Jumlahbuah
Berdasarkan hasil analisis terhadap

variabel jumlah buah cabe rawit pada umur

pengamatan17, 18, 19 dan 20 minggu ,


semuanyatidak menunjukkaninteraksiantara
kcdua faktor. Dari Tabel 4 menggambarkan,

Agus Wartapa,Sri Sugihartiningsih, Siti Astuti, SukatI - Pcngaruh.Ienis Pupuk 149

bahwa perlakuan pupuk an organik (P0) pada

tanamankenikir i,\ I ) rian Lanairankemangi

semua umur pengamatan menunjukkan beda

(A2),

nyata terhadap perlakuan pupuk organik cair

nyata antar pcrl:rkuan Perlakuan pupuk

(Pl), maupun

campuran(P2). n,u.'rrta
icbih tinggi dibanding

perlakuan pupuk campuran

seuluauva tidak nrenunjukkan beda

(P2) , kecuaii padapengamatanpada umi"rr2l

pupuk organik ealr dtn nvata iebih rendah

minggu setelah tanam, tidak menunjukkan

dibanding pcrlakr-r.rnkontrol (P0), adapun

beda \yata

anlar perlakuan. Perlakuan

tanaman antagonis, yang terdiri dari

tanpa

tanaman antagonis sebagai kontrol (A0),

Reratajunilah nuah cabe pada berbagaiumur


pcngainatan dapar clilihat pada tabel 4
dibawahini.

Tabel 4. Reratajumlah buah cabepadaberbagaiumur pengauraranibueh;

Umur
(mg)

Tanaman
antagonis

t'1

A]
t\ 1.

AO

RERATA
l8

AI

A2
AO
RERATA
l9

AI

A2
AO
RERATA
)n

AI

A2
AO
RERATA

JenisPupuk
PO

15.33
15.67
15.33
t5.41a
20.00
21.00
20.33
20.44a

--

lle rata

PI

I -r.33
13.00
13.33.
1 3 . 2 2a

---;i

i'J.33

8.00
8.00
8"00
8 . 0 0a

I0.00
10.0t)

|CI.22
10.33
10.44

9 . 7 8a

11.67

1.r.00

I I .-l-r

l -1.3-1

l - 1 . 4 4p

14.00
r3.44
b

1 3 . , 5p6
-)

i 6.00

IE . 3 3

18I I p

16.00
t5.67

18.00

1 8-)-)

tx.61

18.22p

I | .-)-)

1 l . 4 4c

1 5 . 8c9

28.67
28.67

20.33
18.67

lt.o/

20.33

I r { . j 3b

I --),,1 -)

t+.00

)
2 4 . 1 1o
2 3 . 7 8p

2 3 . 1 1o

JJ

| .-1)

l)
2 8 . 3 3a
1 9 . 7 8c
Ketarangan :
Angka reratayangdiikuti oleh huruf'yang samatidak beda nyarapada taraf 5 % uji F"
(-): tidak adainteraksi
(+): ada interaksi

6.

\.O k

Beratbuah

scbagai berikut. I lasil analisis terhadap

Tabel 5 dibawah ini menunjukkanberat

r,ariabcl berat bualr cabe rawit pada umur

buah cabe rawit pada kedua faktor perlakuan,

panen 17. 1t3. l9 dan 20 minggu setclah

STPP Jurusan Penv'uluh;tn Pcftanlan di i'osvakafia

fumal llmu-iltnu Peftanian. Volume 6, Nomor 2, Desember 201 0

150
tanam

semuanya tidak

rendah dibanding perlakuan

nyata lebih

menunjukkan

antara kedua faktor perlakuan.

pupuk campuran (P2), dan nyata lebih tinggi

Perlakuan terhadap tanaman antagonis, pada

terhadap perlakuan pupuk an organik (P0).

umur panen semua tidak menunjukkan beda

Umur panen 18 dan 19 minggu setelahtanam,

interaksi

nyata,

sedangkan

perlakuan

pupuk,

perlakuan

terhadap

tidak

semuanya

baik perlakuan tanaman antagonismaupun


perlakuan

pupuk

keduanya

tidak

menunjukkan beda nyata. Umur panen 17 dan

menunjukkan beda nyata. Adapun hasil

20 minggu setelahtanam, perlakuan tanaman

pengamatan berat buah cabe rawit secara

antagonis tidak menunjukkan benda nyata.

keseluruhandapat dilihat pada tabel 5 berikut

Perlakuan pupuk pupuk organik cair (Pl)

ini.

abel 5. Rerataberatbuah c be
Tanaman
antagonis

Umur
(mg)
L'7

AI

A2
AO
RERATA
18

AI
A2
AO

20

l umur pengamatan

PO

P2

P1

23.00
23.67

18.67
17.67

z+-)J

t/.o/

23.67a

1 8 . 0 c0

20.44o
20.44o
20.56p

i 9 . 7 8b
29.33o

J I.JJ

29.67
27.67

31.00

29.67

27.67

29.44 p

2 8 . 3 3b
48.00
47.00

48.33p

49.33

4 8 . 1 1p

A1

A2
AO
RERATA

50.33
47.67
49.22a

+ t.)-)

AO

t9.67
20.00
t9.67

29.00
29.33

29.33

29.33a

AI

Rerata

Jenis Pupuk

3 0 . 5 6a
49.61

RERATA
l9

ber

56.67
56.00
55.33

+ I.JJ

+ I.JJ

4 1. 3 3b
40.67
42.00
44.00

29.44 p

48.22o

4 8 . 11 a

46.67
48.00
46.00

48.00o
48.67p
48.44o

A1 1''' ^
46.89b
5 6 . 0 0a
RERATA
Ketarangan:
Angka reratayang diikuti oleh huruf yang samatidak beda ttyata pada taraf 5 % uji F.
C): tidak ada interaksi
(+): ada beda nyata

7. JenisOPT
Hasil pengamatanterhadap organisme
pengganggu
tanaman(OPT)yangmuculpada

fase

perhrmbuhan generatif

atau

masa

pembentukan buah adalah penyakit Atrak


atau Pathek, yang disebabkan oleh cendawan

Agus Wartapa,Sri Sugihartiningsih, Siti Asnti, Sukadi - Pengaruh Jenis Pupuk ISt
(Baclrocera .qpl. Penyakit Pathek menyerang

minggu setelah tanam , semuanya tidak

buah cabe rawit, sehingga menjadi kering.

menunjukkan interaksi antara kedua faktor.

Penyakit ini

Perlakuan pupuk an organik (P0) semuanya

muncul karena kelembaban

lingkungan yang tinggi. Cendawan ini mulai

tidak

berkurang setelah frekuensu hujan berkurang.

perlakuanpupuk organik cair (Pl), maupun

Dalam

penelitian

ini

tidak

menunjukkan beda nyata terhadap

dilakukan

pupuk campuran (P2). Perlakuan tanaman

penanggulanganbaik secarakimiawi maupun

antagonis, yang terdiri dari tanpa tanaman

mekanik, mengingat tingkat

antagonis sebagai kontrol (A0),

serangangan

relatif rendah.

kenikir (Al)

8.

semuanya

Jumlah OPT
Penyakit Pathek (Bactrocera sp) yang

terdapat

pada

tanaman

penelitian

tanaman

dan tanaman kemangi (A2),


tidak menunjukkan beda nyata

antar perlakuan.

ini

Berikut ini adalah tabel yang menunjukan

jumlahnya relatif sedikit. Berdasarkan hasil

hasil pengamatan jumlah buah cabe yang

analisis terhadap variabel jumlah

terserang OPT (Atrak atau pathek) secara

OPT,

Pathek (Bactrocera sp) pada buah cabe rawit

keseluruhandapat dilihat pada tabel 6 berikut

pada umur pengamatan 77, 18, 19 dan 20

ini.

Tabel 6. Rerata jumlah buah yang terserang OPT (penyakit Antrak)


buah
Umur
Tanaman
JenisPupuk
(me)
antagonis
PO
PI
P2

T7

18

AI
A2
AO
RERATA
A1
A2
AO
RERATA

t9

J.JJ

J.JJ

J.JJ

J.J.J

3 . 2 2a
3.00
3.00
3.00
3.00a

AI

3.00

A2

-1.l-)

AO
RERATA
20

3.00

J.l

; ?1 1 a

AI

3.00

A2

z-))

AO

3.00

3.00
3.22a

pada berbagai urnur


Rerata

3.00
3.00
3.00
J.tl

3.ll o
3.22 t't

3 . 2 2o

3.00 p

3.00
3.00
3.00

3.00
3.00
3.00

3.00a
3.00

3.00a
3.00
3.00

3.00p

3.00

3 . 0 0o

3.00a
2.67
3.00

3.00a
3.00
3.00

2 . 8 90

3.00

2.67

3.00
3.00

3.00 0

3.00 p

3.ll o

2.18o
2.78 p

STPP Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakafta

lumal llmu-ilmu Pertanian,Volutne6, Nomor 2, Desenber2010

152

(-)
2 . 8 9a
2 . 8 9a
2.78 a
RERATA
Ketarangan :
Angka reratayang diikuti oleh huruf yang sarnatidak bedanyata padataraf 5 % ujt F.
C): tidak ada intcraksi
(+): ada interaksi
Dilihat dari fase pertumbuhantanaman

Hal ini diduga jarak pcrlakuan terhadap

vegetatif maupun pada fase perfumbuhan

tanaman antagonis yang relatif dekat dan

terdapat

tidak diisolasi,menyebabkanpengaruharoma

memPengaruhi

dari masing masing tanamanantagonistidak

pertumbuhanitu sendiri, maupun hasil panen

memberikan pengaruh (effect) yang berarti

cabe rawit. Pada awal-awal pertumbuhan

terhadapatparameterpengamatan,utamanya

vegetatii serangan hama kutu hijau (Myzus

pada fase perturnbuhangcncratif (tanaman

persicae Salz) menyebabkan pertumbuhan

cabe rawit telah bcrbuah). Pengaturanblok

tanaman kerdil, Hal ini terlihat gejala pada

sebagai ulangan tidak berpengaruhterhadap

generatif

selama

pertumbuhan

kendala

yang

dapat

pucuk

/tunas

mcngalami

gangguan

pertumbuhanvegetatipmaupul.lgeneratif,hal

pertumbuhan, akibatnya adalah pertumbuhan

ini diduga pencahayaanterhadap tanaman

tanamantidak normal daun mcngerucutdan

pcnclitian rnaupun lingkungan (tata letak

melingkar (Djoehariah,l998). Pertumbuhan

percobaan) sudah seimbang.

Kutu hijau dipengaruhioleh musim, apabila

kenikir dengan aroma yang "rnenyengat"

mulai turun hujan kutu daun akan berkuran

diduga dapat menghambatpenyebaranlalat

(Nur lahjadi, 1990). Pada saat pertumbuhan

daun, akibat

generatif, dikala buah cabe rawit terbentuk,

terganggu dilingkungan tersebut sehingga

yang terjadi adalah munculnya penyakit

pelctakan telur tidak pada tanaman cabc.

Antrak atau Pathek. Penyakit ini disebabkan

Scdangkan tanaman kcnikir lebih banyak

oleh cendawan Colletotricunt capsici, yang

memiliki sifat penari seranggasebagai sex

ditandai adanyabercak pada buah cabe,buah

feronton, yang padukan dengan tanaman

kehitaman, dan membusuk. Antrak sangat

kenikir, sifat tcrsebut cenderung mcnjadi

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, yakni

berkurang.

apabila

kelembaban

meningkat

nraka

dari

kuku

kupu

Tanaman

merasa

Sccara kescluruhan dengan

kondisi lingkunganyang rapat,menyebabkan

biasanya akan diikiti penyakit ini (Setyadi,

rneningkatnyakelembaban lingkungan yang

t994).

dapat menyebakan
Pada perlakuan tanaman antagonls

semuanyatidak menunjukanpengaruhnyata.

Pathek/Antrak

yang

tnunculnya pcnyakit
discbabkan

ccndawanColIetotr icum capsici.

olch

Agus Whrtapa,Sri Sugiharthngsih, Siti Astuti. Sukadt - |)engaruh Jenis Pupuk 153

Tinggi

tanaman

pada

fasc

Nitrogcn clalam itrngsi pembentukan sel

pertumbuhan fegetatif unrur pengamatan

tanaman

6,8,10,12 minggu

memeperbesarsel tt3urry,2002).

menunjukkan

setelah tanam tidak

beda

nyata.

l{al

trcrliurgsi

meperpanjang dan

ini

Jumlah cabangpada fasepertumbnhan

dimungkinkan pada bagian tengah media

fegetatifumur pengamatan6,8,10,12minggu

vertikultur secara vertikal dibuatkan lobang

setelahtanam tidak rncnunjukkanbeda nyata.

sedalam 60 crn dengan diameter 2 iirci dan

Hal

pemberian sekarn didalamnya, rnenjadikan

vertikultur

sistem pengairantanaman cabe rawit lancar.

tanamanmenjadi larrcarsehinggapenlicrapan

Akibatnya distribusi hara tanaman menjadi

hara

lancar sehingga penyerapan hara

oleh

perlakuan pupuk tcrhadap parameterjumlah

tanamanmerata. Pengaruhperlakuanpupuk

cabangpada umur 6 dan l0 rninggu PO dan

terhadapparametertinggi tanamanpadaumur

P2 tidak berbeda nyata, namun kcduanya

6 dan l0

nyata

minggu PO dan P2 tidak berbeda

nyata, namun keduanya nyata

ini

dirnungkrnkan, sistem budidaya


rnenjariikan

oleh

distribusi

hara

tananran merata. Pengaruh

lcbih tinggi dibandingkan dengan

lebih tinggi

pcrlakuan P1. Hal ini rlenr-rnjukanbahwa

dibandingkan dengan perlakuan Pl. Hal ini

pupuk an organik yang drberikanpada kcdua

disebabkanoleh pengaruhpupuk an organik

perlakuan tersebut,kandunganliara nitrogcn

yang

tinggi. Junriah cabang tanaman cabe rawi

diberikan

pada

kedua

perlakuan

tersebut.terutamaunsurnitrogcnnyalllemang

u1.nur 8 rninggu setelah tanam.

tinggi (Wigeno, 1993).Telhadappengamatan

rnenunjukkanbeda rryata,nalrun nrempunyai

pada umur 8 minggu setelahtallaln,periakuan

kecenderungan yang

pupuk tidak menunjukkanbeda nyata, namun

pengamatanumur 12 bulan setelahtanam,

mempunyai kecenderunganyang sarla pula.

rnasing

Pada pengamatan umur 12 bulan setclah

mcnunjukkan pcrbedaarrnyata. PengaruhPO

tanam, masing masing perlakuan pupnk

nyatalebih trnggidrbandingperlakuanPl dan

menunjukkanperbedaannyata. PengaruhPO

P2,

nyata lebih tinggi dibandingperlakuanP1 dan

dibanding perlaltuan P1.

P2,

semacam ini

sedangkan P2

dibanding

perlakuan

semacam ini

nyata lebih
P l.

tinor:i

Penampiian

menuniukkan bahwa unsur

nitrogen khususnyadalam pupuk an organik


ini

memberikan sunbangan yang cukup

tinggi terhadap parameter trnggi tanaman.

masiug

sedan_rrkanI'2

nitrogen

tidak

sama pula.

perlakuan

nyata lebih

Pada

pupuk

tinggi

Pencenninan

rnenunjukkan bahwa unsur

irada pupuk

an

organik

ini

memberikanandil yang cukup besartcrhadap


paramotertinggi tarraman.
OPT

yang

muncul

pada

masa

perlumbuhan vegetatif adalah hama kutu

STPP Juntsan Pcny'uluhan Pertanian di lttllvakarta

154

Jumal llmu-ilmu Pertanian, Volume 6, Nonor 2, Desember 2010

hijau (Myzus persicae Sulzp). Hama ini

pupuk

menyerang dalam beberapa minggu dan

maslng-maslng

selanjutnya dengan perubahan iklim ( hujan )

mempunyai

hama tersebut menghilang dengan sendirinya.

peningkatan produksi yang dipengaruhi oleh

Kutu hijau mempunyai sifat yang tidak tahan

kedua faktor

pukulan-pukulan

terhadap

air

yang

mempunyai keterbatasan tertentu,


tanalnan

antagonls

kelebihan tertentu, sehingga

perlakuan tidak

kelihatan.

Walaupun perlakuan pupuk tidak berbeda

membentur tubuh kutu hijau. Berdasar hasil

nyata terhadap parameterjumnah cabe rawit

penelitin ini OPT yang muncul adalah kutu

pada umur panen 17 minggu setelah tanam,

hijau yang jumlahnyapun relatif sedikit. Hal

namun perlakuan pupuk an organik (P0)

ini diduga pengaruh alelopat pada tanaman

cenderung lebih tinggi dibanding dengan

dengan

perlakuanPl dan P2. Jumlah cabe rawit pada

pertumbuhan dan perkembangan tanaman

umur 18, 19, dan 20 minggu setelahtanam,

antagonistersebut.

masing-masing menunjukkan

Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel

sama. Masing-masing perlakuan pupuk saling

jumlah

memnerikan pengaruh yang nyata. Perlakuan

antagonis

pada

meningkat

seiring

Kutu Hijau (M1'zuspersicae Sulzp)


tanaman cabe rawit

pengamatan 6, 8, l0

pada

umur

dan 12 minggu ,

pola

yang

kontrol (P0) nyata lebih tinggi terhadap Pl


dan P2, namun Pl

nyata kebih rendah

semuanyatidak menunjukkan interaksi antara

dibanding dengan P2. Hal ini disebabkan

kedua faktor. Perlakuan pupuk an organik

secara menyeluruh kebutuhan hara untuk

(P0) semuanyatidak menunjukkan beda nyata

tanaman cabe rawit tinggi, sedangkan hara

terhadapperlakuan pupuk organik cair (Pl),

yang tersediadiduga kurang efisien, sehinggi

maupun pupuk campuran (P2). Perlakuan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman

tanaman antagonis, yang terdiri dari tanpa

tersebuttidak optimal.

tanaman antagonis sebagai kontrol (A0),

Berat buah cabe rawit pada kedua

tanamankenikir (Al) dan tanamankemangi

faktor

(A2),

Penyebabnya antara lain kadar hara yang

semuanya tidak menunjukkan beda

nyata antar perlakuan.


Berdasarkan hasil analisis terhadap

perlakuan

pada masing -

tidak

ada

interaksi.

masing perlakuan pupuk

mernpunyai keterbatasantertentu. masing-

variabel jumlah buah cabe rawit pada umur

masing tanaman antagonis mempunyai

pengamatan 17, 18, 19 dan 20 minggu ,

kelebihan tertentu, sehingga

semuanyatidak menunjukkan interaksi antara

produksi yang dipengaruhi oleh kedua faktor

kedua faktor. Hal ini disebabkan hara yang

perlakuan tidak kelihatan. Perlakuan terhadap

terkandung pada masing - masing perlakuan

tanaman antagonis, pada semua umur panen

peningkatan

Agus Wartapa,Sri Sugihartintngsih, SitiAsnti,

semua tidak

menunjukkan beda nyata,

Sukadi - Pengaruh.Ienis Pupuk 155

penyakit Atrak atau Parhek,yang disebabkan

sedangkan perlakuan terhadap perlakuan

olelr cendawan(Boctrot'era sp). Penyakit ini

pupuk, tidak semuanya menunjukkan beda

muncul karena kclernbabanlingkungan yang

nyata.Umurpanen l7 dan20 minggu setelah

tinggi. Cendarvanini mulai berkurangsetelah

tanam, perlakuan tanaltlan antagonis tidak

frekuer.rsi

menunjukkan benda nyata. Perlakuan pupuk

menpengharuhi terhadap perubahan sulu

pupuk organik cair (Pl) nyata lcbih rendah

lingkungan yang rneningkat.Kelemban yang

dibanding perlakuan pupuk campuran (P2).

terjadi pada lokasi ini sangatdipengaruhioteh

dan nyata lebih tinggi terhadap perlakuan

populasi tanarnanantagonissebagaitanaman

pupuk an organik (P0). Umur paneu 18

perlakuan.

perlakuan P0 dan P1 tidak berbeda nyata,

hujan

ber-kurang,

yang

Penyakit Prthek (Buctt'ocerasp) yang

namun keduanyanyata lebih tinggi dibanding

terdapat pada

P2, namun P0 cenderungmemberikan berta

jumlahnva relatif scdikit. llal ini discbabkan

buah yang paling tinggi. Belat huah ini

oleh tanaman antagonisyang sangat dekat

dipengaruhi oleh scl yang terbentuk relatif

dan tidak tcrisolasijarak, schinggaalelopat

lebih besardan panjangsehinggakadar airnya

mernpunyai peran terhadapjumlah penyakit

cukup tinggi pula dan akibatnyamempunyai

antrak yang terdapatpada tanaman cabc ini.

pengaruh terhadap berat buah cabe rawit.

Dad hasil analisrs pada umur pengamatan

Pada pengamatanumur 19 minggu setelah

,semuanya tidak

tanam, perlakuan terhadap P0 dan P2 tidak

antara kedua faktor. Perlakuan pupuk an

berbeda nyata, namun kcduanya nyata lebih

organik (P0) semuanya tidak mcnunjukkan

tinggi terhadapperlakuan Pl. Hal ini sangat

beda nyata terhaclap (Pl), maupun (P2).

dipengaruhi oleh peranan pupuk an organik

Pellakr.rantananlan antagonis, yang terdiri

yang terdapat pada kedua perlakuan tersebut.

dari (A0), (Al) dan (A2), semuanya tidak

Gejala

menunjukkanbcda nyata antarperlakuan.

ini

akan

lebih

terujud

pada

tanaman penelitian

ini

menunjukkan interaksi

pengamatanumur 20 minggu setelahtanam.


Ini terjadi karena seiring dengan jalannya

KESIMPULAN T}AN SARAN

waktu akan diikuti oleh suaftrproses.Proscs

l. Pcnggunaan pupuk an organik pada

yang terjadi adaiah proses penyerapanhara

tanaman cabc

oleh tanaman,maupun jurnlah percabangan

meberikanhasil tcrbaik terhadapjumlah buah

yang berlambah.

dan berat buah, selanjutnya diikuti oleh

Pada pertumbuhan generatif ini dari

rawit

sistem verlikulfur

penggunaanpupuk organik dan an organik

hasil pengamatanOPT yang mucul adalah

STPP Jurusan Pen-vuluhanPcftanian di Ybgvakarta

156

Jumal llnu-ilmu

Peftanian, Volume 6, Nomor 2, Desember 2010

yang dikombinasikan, dan yang paling rendah


penggunaanpupuk organik cair.
2.

Tanaman antagonis tidak memberikan

pengaruh nyata terhadap semua parameter


pengamatan.
3. Belum diketahui kombinasi perlakuan
terbaikdalampenelitianini.
4. Perlu dilakukan

penelitian

lanjutan

dengan isolasi jarak pada perlakuan tanaman


antagonis.
5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
pada sentrakomoditas cabe rawit.
6. Perlu apilkasikan dengan skala sempit
pada lokasi/lahan yang"bermasalah".

DAFTAR PUSTAKA
Budi Hardjo, 2000. Hidroponik Tanaman
Buah Jakarta, PenebarSwadaya,
1972
Plant
Pandey,
Hukkuri
Physiolog,,.Yikas Publishing House
PVT New Delhi
Naslullah,M.Dradjad & D.Prayitno. 1988.
Teknologi Produksi Pertanian IIemat
Lahan dan Air.Fak.PertanianUGM.
Pertanian
Nitisapto,M.1992. Pedoman
Vertikal. Fak.PertanianUGM.
Reshman, 1992. Efisiensi Pemberian Air
Sitem
Pada
Tanaman
Sawi
Hidroponik. APP Yk
Shinha,1977. Crop Science studies on the
yield forcast of low rlce. Procceding
Crop Sci.Soc.Japan.
Suprat, Waryono, R. Hadisasmito. 1988.
Lokakarya Pengembangan Budidaya
TanamanLahan dan Air. Yogyakafta
Wisnubroto, 1997 Azas - Azas Klimatologi
Fak. PertanianUGM.

INDEKS KOMULATIF
ILMU-ILMU PERTANIAN 2O1O

Sertifikasi, Disiplin, dan Produktivitas Kerja Penyuluh Pertanian

| - 9

Sunamr Samsi Hariadi


Pengaruh Pembelajaran Program Penguatan Kapasitas Kelompok
Terhadap Dinamika Kelompok Tani

9 - 2l

SurachmanSuwardi
Efektivitas Studi banding Jagung, Tingkat Partisipasi dan Tingkat
Penerapan Pada Petani di Kabupaten Kulon Progo

22 * 39

Sujono
Hubungan Motivasi Terhadap Perilaku Zooteknis Beternak Sapi Perah
Anggota Kelompok Tani Ternak di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

40 -- 53

Sriyanto, Dwi Jatmiko


Potensi Sektor Pertanian di Jawa Tengah

54 - 68

Efriyani Sumasfuti
Analisa Kelayakan Usaha PengolahanUbikayu Menjadi Selondok Desa
Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo

69 * 78

Bharoto, Koeswini Tri Ariani


Pengaruh Pemupukan Anorganik Terhadap Kualitas Umbi Benih
Bawang Merah

79 - 90

Rajiman
Peranan Lembaga Keuangan Formal dan Informal Bagi
Masyarakat Pertanian di Pedesaan

9l - 103

Ananti Yekti
Hubungan Antara Modal Sosial dan Modal Manusia Dalam Adopsi
Inovasi Jagung

104 - 115

YohanesG. Bulu
Opini Masyarakat Terhadap Citra Komoditas Pangan Lokal
(Studi Kasus Opini Pemuda PedesaanYogyakarta dan Mahasiswa
Fakultas Pertanian UGM)
Alia Bihrajihant Raya dan Subejo

I 16 - l4l

PengeruhJenisPupuk dan TanamanAntagonisTerhadapIlasil


CabeRawit (CupsicumFrutencens)BudidayaVertikultur

142- 156

Agus Wartapa,Sri Sugihartiningsih,Siti Astuti dan Sukadi


UsahaPeternakanSapiMelalui PolaIntegrasi
Pengembangan
KawasanPeternakan
TanamanTernakdanPembangunan

157- 168

GunawandanAmie SulastiYah
DayaHasil dan Karakter UnggulDominanPada9 Galur dan 3 Varietas
Pldti (OryzaSstivaZ,)di Lahan SawahIrigasi Teknis
Suhamo,Nugrohotomo,BharotodanKoeswiniTri Ariani

169- 186

INDEKS PENGARANG
ILMU.ILMU PERTANIAN2O1O

A
PengaruhJenis Pupuk dan TanamanAntagonis TerhadapHasil
Cabe Rawit (CupsicumFrutencens) Budidaya Vertikulrur
Agus Wartapa. Sri Sugihartiningsih, Siti Astuti dan Sukadi

Opini Masyarakat TerhadapLlitra Komoditas PanganLokal


(Studi Kasus Opini Pemuda PedesaanYogyakarta dan lMahasiswa
FakultasPertanianUGM)
Alia Bihrajihant Raya dan Subejo

PerananLembaga Keuangan Formal dan Infomal Bagi


Masyarakat Pertaniandi Pedesaan
Ananti Yekti

B
Analisa Kelayakan Usaha PengolahanUbikayu Menjadi Selondok Desa
Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo
Bharoto, Koeswini Tri Ariani

E
PotensiSektorPertanian
di JawaTengah
Efriyani Sumastuti
G
Pengembangan
UsahaPeternakanSapi Melalui Pola Integrasi
TanamanTernak dan PembangunanKawasan Peternakan
Gunawan dan Amie Sulastiyah

R
engaruh PemupukanAnorganik TerhadapKualitas Umbi Benih
BawangMerah
Rajiman

S
HubunganMotivasi TerhadapPerilakuZooteknisBetemak Sapi Perah
Anggota Kelompok T'aniTernak di Kecamatan GetasanKabupaten Semarang
Srivanto" Dwi Jatmiko

DayaHasil danKarakterUnggul DominanPada9 Galur dan 3 Varietas'


Padi(OryzaSativaL) di LahanSawahIrigasiTeknis
Suharno,Nugrohotono, Bharoto dan Koeswini Tri Ariani
Sertifikasi,Disiplin, danProduktivitasKerja PenyuluhPertanian
Sunarru SamsiHariadi
KapasitasKelompok
ProgramPenguatan
PengaruhPembelajaran
TerhadaPDinamika KelomPokTani
SurachmanSuwardi
Efektivitas StudibandingJagung,Tingkat PartisipasidanTingkat
PadaPetanidi KabupatenKulon Progo
Penerapan
Sujono
Y
HubunganAntaraModal SosialdanModal ManusiaDalamAdopsi
InovasiJagung
YohanesG. Bulu

PEDOMAN PENULISAN NASK.{H


DALAM JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN
Naskah dalani Jurnal Ilmu-ilmu Perlanian
ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa
Inggris,dengangayabahasaef-ektifdanakademis.
Naskahdapatberupahasil penelitianatau
studi pustakayang diketik kompurer (MS-Word
atau yang kompatibel dengan MS-Word)
meggunakanspasiganda.tulisan diserlai intisari
(abstract). Panjang tulisan berkisar antara 16
sampaidengan20 halamankuarto(A'4).
Naskahhasilpenelitianmengikuti susunan
sebagai berikut; halaman judul, nama penulis,
alamatpenulis.intisari, kata kunci, pendahuluan,
bahan dan metode. hasil dan pembahasan.
kesimpulan dan saran, daftar pustaka. Naskah
konseptual tersusun atas halaman judul,
pendahuluan,isi tulisan,penutup,daftarpustaka.
Grafik dan gambar garis dapat gambar
dengan tinta cina atau menggunakanprogram
grafik (komputer),grafik dan gambardiutamakan
tidak berwarna (hitam putih). Judul gambar
diletakkan di bawah garnbar.diberi nomor urut
sesuaidenganletaknyadan dicetaktebal.Masingmasing garnbardiberi keterangansingkatdengan
nomor urut yang diletakkandi luar bidanggambar.
Gambardangrafik diletakkandi dalamnaskah.
Gambar fhotografis diutarnakan tidak
berw'ama(hitam putih) dan dicetak di ataskertas
mengkilap.jelas dan tidak kabur. Nama lain
(binomial).kataasing,latin danbukankatadalam
Bahasa
I n t l o n e s idai c e t a kr n i r i n g .
Judulharussingkatdanjelasmenunjukkan
identitassubyek,indikasitujuanstudidanmemuat
kata-katakunci. Jumlahkata seyogyanyaberkisar
antara 6 - 12 buah, dituliskan dalam Bahasa
Indonesiadan BahasaInggris. Nama atau namanamapenulisditulis tanpagelar.
Abstarct (intisari), harus dapat memberi
informasi mengenaiseluruh isi karangan,ditulis
dengansingkat,padatdanjelas dantidak melebihi
250 kata. ditulis dalam BahasaInggris (untuk
naskah dalam Bahasa Indonesia) dan Bahasa
Indonesia(untuk naskahdalam BahasaInggris),
intisaridisertaike,r,
i.uords(katakunci).
P e n d a h u l u a n ,b e r i s i l a t a r b e l a k a n g ,
masalahdantinjauanteori secararingkas.

Metode penelitian, berisi penjelasan


mengenaibahan dan alat yang digunakandalam
penelitian (kalau ada), u'aktu, tempat dan
rancanganpercobaan(teknik analisrs).
Hasil dan pembahasan.disajikan secara
ringkas (dapat dibantu dengantabel, grafik atau
fhoto-flroto). Pembahasanmerupakan tinjauan
terhadaphasilpenelitiansecarasingkattetapijelas
danmerujukpadaliterafurterkait.
Kesimpulan dan saran,berisi hasil nyata
ataupunkeputusandari penelitianyang dilakukan
dan saran tindakan lanjut untuk bahan
pengembangan
peneiitianberikutnya.
Daftar pustaka, mentuat semua pustaka
yang digunakandalampenulisankarangan.Daftar
pustaka ditulis dalam urutan abjad secara
kronologis(uruttahun).
Penulisan pustaka untuk buku dengan
urutan; nama pokol< (keluarga) dan inisial
pengarang,tahun terbit,judul, jilid, edisi, nama
penerbitdan tempatterbit. Setiapbagiandiakhiri
dengantandatitik.
Penulisanpustakauntuk karangandalam
buku, majalah,suratkabar,prosedingatauterbitan
lain bukan buku. ditulis dengan urutan; nama
pokok dan inisial pengarang,tahun terbit, judul
karangan, inisial dan nama editor, judul buku,
halaman pertama dan akhir karangan, nama
p e n e r b idt a nt c m p a t e r b i t .
Redaksimempunyaihak untuk mengubah
dan memperbaikiejaan,tatatulis dan bahasayang
dimuattanpamengubahesenst.
Naskah vang telah ditulis dan sesuai
dengan pedoman penulisan jumal ilmu-ilmu
pefianian diterima paling larnbat satu bulan
sebelum bulan penerbitan, dalam bentuk hard
p ri n t i ng (cetakprinter)dansoli pri nti ng (/i I e).
Naskah dikirimkan kepada M. Adlan
Larisu, Sekolah Tinggi Penyuluhan Perlanian
(STPP) Jurusan Penyuluhan Pertanian
\bgyakarta, Jalan KusumanegaraNomor 2
Yogyakarta Kode Pos 55167 Telpon (0271,
373419 Faximile (0274) 315528. E-Mail:
j umal@stppyogyakarla.com

Anda mungkin juga menyukai