Di Sekujur Tubuh Mananamakrdi Dipenuhi Kudis
Di Sekujur Tubuh Mananamakrdi Dipenuhi Kudis
kelapa dan meminum seluruh air nira sadapan Mananamakrdi. Sebelum sesuatu
itu hendak kembali, Mananamakrdi bergerak cepat untuk menangkapnya.
Siapa engkau? seru Mananamakrdi.
Aku Sampan si bintang pagi, jawab sesuatu yang bersinar itu. Lepaskan aku
karena matahari hampir terbit.
Mananamakrdi tak ingin buru-buru melepaskan Sampan. Ia meminta Sampan
menyembuhkan penyakit kudisnya dan memberinya seorang gadis berwajah
cantik untuk diperistrinya.
Sampan bersedia memenuhi keinginan Mananamakrdi. Ia menyarankan agar
Mananamakrdi menuju pantai di dekat hutan itu. Di pantai itu tumbuh pohon
bitanggur. Kata Sampan, Jika ada gadis yang engkau kehendaki tengah mandi di
pantai, lemparkan satu buah bitanggur ke laut. Niscaya gadis itu akan menjadi
istrimu.
Mananamakrdi menuruti saran Sampan. Ia menuju pantai di mana terdapat
pohon bitanggur besar Dilihatnya beberapa gadis tengah mandi di pantai itu. Tak
ada seorang pun dari gadis-gadis itu yang menarik minatnya. Ia lantas menunggu
di bawah pohon bitanggur itu. Pada suatu sore Mananamakrdi melihat seorang
gadis berwajah sangat cantik mandi di pantai. Mananamakrdi terpesona
padanya. Ia lantas memanjat pohon bitanggur dan melemparkan buah bitanggur
ke laut.
Gadis cantik itu bernama Insoraki, putri Kepala Suku dari Kampung Meokbundi.
Buah bitanggur yang dilemparkan Mananamakrdi mengenai tubuhnya ketika ia
tengah mandi. Meski telah dibuangnya jauh jauh, buah bitanggur itu kembali
mendekati dan mengenainya. Karena jengkel, Insoraki lantas pulang ke
rumahnya.
Tak berapa lama kemudian Insoraki mengalami kejadian yang sangat
mengejutkan. Ia mengandung. Orangtua dan segenap warga Kampung