Makalah PAI 11 Kelompok 9
Makalah PAI 11 Kelompok 9
Makalah PAI 11 Kelompok 9
150903102011
Sandi Maulana U.
140210204047
Anna Rishofa
150210103037
Novianti Fadillah
150210103056
Agista Rizki R.
150810101174
Hermin Retnowati
150710101463
150903102016
121710101111
Firdyan Septhanta
121710101113
UNIVERSITAS JEMBER
2015
A.
KATA PENGATAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah
melimpahkan kepada kami kesehatan badan, iman dan pikiran tercurah kepada
kita melalui rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul SISTEM POLITIK ISLAM ini dengan tepat waktu.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
agama islam. Selain itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Zainul
Fannani selaku dosen pembimbing yang membantu penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dijadikan refrensi bagi umum untuk bahan dalam
mengerjakan tugas mengenai sistem politik islam.
Kami sadar dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, kritik serta saran kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah
ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.............................................................2
DAFTAR ISI..................................................................... 3
BAB 1.PENDAHULUAN....................................................4
1.1. Latar belakang....................................................4
1.2. Rumusan masalah................................................5
1.3. Tujuan..................................................................5
BAB 2.PEMBAHASAN......................................................6
2.1. Pengertian politik islam........................................6
2.2. Nilai Nilai Dasar Sistem Politik Dalam Al Quran
.................................................................................10
2.3. Ruang Lingkup Pembahasan Siasyah
Dusturiyah.....13
BAB 3.PENUTUP..
.......16
3.1.Kesimpulan.........................................................16
DAFTARPUSTAKA.
.17
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Umat muslim, dalam hidupnya berpegang teguh pada Al Quran dan Al
Hadist sebagai pedoman hidupnya.Dari kedua pedoman tersebut, umat muslim
tidak perlu khawatir dalam menjalani persoalan hidup. Segala apa yang menjadi
persoalan, solusi, peringatan, kebaikan dan ancaman termuat di dalam pedoman
tersebut. Bahkan dalam Al Quran dan Al Hadist permasalahan politik juga
tertuang didalamnya. Diantaranya membahas: prinsip politik islam, prinsip politik
luar negeri islam. Baik politik luar negeri dalam keadaan damai maupun dalam
keadaan perang.
Prinsip-prinsip politik yang tertuang dalam Al Quran dan Al Hadist
merupakan dasar politik islam yang harus diaplikasikan kedalam sistem yang ada.
Diantaranya prinsip-prinsip politik islam tersebut:
1. Keharusam mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (Al Mumin:52).
2. Keharusan menyelesaikan masalah ijtihadnya dengan damai (Al Syura:38 dan
Ali Imran:159).
3. Ketetapan menunaikan amanat dan melaksanakan hukum secara adil (Al
Nisa:58).
4. Kewajiban menaati Allah dan Rosulullah serta ulil amr (Al Nisa:59).
5. Kewajiban mendamaikan konflik dalam masyarakat islam (Al Hujarat:9).
6. Kewajiban mempertahankan kedaulatan negara dan larangan
agresi(AlBaqarah:190).
7. Kewajiban mementingkan perdamain dari pada permusuhan (Al Anfal:61).
8. Keharusan meningkatkan kewaspadaan dalam pertahanan dan keamanan (Al
Anfal:60).
9. Keharusan menepati janji (An Nahl:91).
10. Keharusan mengutamakan perdamaian diantara bangsa-bangsa (Al
Hujarat:13).
11. Keharusan peredaran harta keseluruh masyarakat (Al Hasyr:7).
12. Keharusan mengikuti pelaksanaan hukum.
Menurut Abdul Halim Mahmud (1998), bahwa islam juga memiliki politik
luar negeri. Tujuan dari politik luar negeri tersebut adalah penyebaran dakwah
kepada manusia di penjuru dunia, mengamankan batas territorial umat islam dari
fitnah agama, dan system jihad fisabilillah untuk menegakkan kalimat Allah SWT.
Jadi politik bermakna instansi dari negara untuk keamanan kedaulatan negara dan
ekonomi.
1.1.
Rumusan masalah
-
1.2.
BAB 2. PEMBAHASAN
amaliah, bukan atas dasar sesuatu yang lain. Jadi, pembentukan negara modern
didasarkan pada kepentingan-kepentingan praktis, bukan atas dasar agama.
Pemerintahan yang berlaku pada masa Rasulullah dan khalifah bukanlah
diturunkan Allah dari langit. Wahyu Allah hanya mengarahkan Rasul dan kaum
muslimin untuk menjamin kemaslahatan umum, tanpa merenggut kebebasan
mereka untuk memikirkan usaha-usaha menegakkan kebenaran, kebajikan, dan
keadilan.
Alquran sendiri tidak mengatur urusan politik secara khusus, tetapi hanya
memerintahkan untuk menegakkan keadilan, kebajikan, membantu kaum lemah,
dan melarang perbuatan yang tidak senonoh, tercela, serta durhaka. Alquran hanya
meletakkan garis besar pada kaum muslimin, kemudian memberikan kebebasan
untuk memikirkan hal-hal yang diinginkan dengan ketentuan tidak sampai
melanggar batas-batas yang telah ditetapkan.
Islam pada dasarnya adalah Siyasatullah fil Ardh. Maksudnya, dengan
Islam inilah Allah mengatur semesta alam, yang diperuntukan kepada manusia.
Islam itu secara substantif bersifat politis. Konteks pemberian amanah kepada
manusia yang dimaksud di atas adalah Istikhlaf sebagai konsep politik. Istikhlaf
berarti "menjadikan khalifah untuk mewakili dan melaksanakan tugas yang
diwakilkan kepadanya."
Untuk lebih memahaminya, perlu kita ingat kembali bahwa Allah
memberikan manusia dua amanah :
1. Ubudiyah, yaitu untuk beribadah, penghambaan kepada Allah.
2. Amanah Kekhalifahan, hal ini lebih dekat kepada otoritas untuk mengendalikan
kehidupan (di atas bumi).
Allah SWT berfirman, "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana
Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, .." (QS. An Nur: 55)
Dengan demikian, Islam secara substantif adalah siyasah, yaitu menghendaki agar
ummat menjalankan kepemimpinan politik.
Politik Islam terdiri dari dua aspek yaitu politik dan islam. Politik berarti
suatu cara bagaimana penguasa mempengaruhi perilaku kelompok yang dikuasai
agar sesuai dengan keinginan penguasa. Sedangkan islam berarti penataan dan
islam sebagai dinnul merupakan organisasi penataan menurut ajaran Allah , yaitu
Al-Quran dan menurut sunnah rasulnya.
Politik Islam dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mempengaruhi
anggota masyarakat, agar berprilaku sesuai dengan ajaran Allah menurut sunah
rasulnya. Dalam konsep islam, kekuasaan tertinggi adalah Allah SWT. Ekspresi
kekuasaan Allah tertuang dalam Al-Quran menurut sunah rasul. Penguasa tidak
memiliki kekuasaan yang mutlak, ia hanya wakil (khalifah) Allah di muka bumi
yang berfungsi untuk menegakkan ajaran Allah dalam kehidupan nyata.
Korelasi (Hubungan) pengertian politik islam dengan
politik
menghalalkan segala cara merupakan dua hal yang sangat bertentangan. Islam
menolak dengan tegas mengenai politik yang menghalalkan segala cara.
Pemerintahan yang otoriter adalah pemerintahan yang menekan dan memaksakn
kehendaknya kepada rakyat. Setiap pemerintahan harus dapat melindungi,
mengayomi
masyarakat.
Sedangkan
penyimpangan
yang
terjadi
adalah
petunjuk yang benar kepada manusia, yaitu petunjuk yang akan membawanya
kepada kebenaran dan suasana kehidupan yang baik. Sebagai kitab petunjuk, alQur'an mengarahkan manusia kepada hal-hal praktis. Ia memberi tekanan lebih
atas amal perbuatan daripada gagasan.
Bertolak dari sisi pandangan ini, maka iman barulah punya arti jika diikuti
secara terpadu oleh perbuatan baik yang positif dan konstruktif.
Sebagai suatu petunjuk bagi manusia, al-Qur'an menyediakan suatu dasar
yang kukuh dan tak berubah bagi semua prinsip-prinsip etik dan moral yang perlu
bagi kehidupan ini. Menurut Muhammad Asad, al-Qur'an memberikan jawaban
komprehensif untuk persoalan tingkah laku yang baik bagi manusia sebagai
10
menyampaikan
amanat
kepada
yang
berhak
11
12
b.
c.
13
14
15
BAB 4. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan demikian penyusun dapat menyimpulkan bahwa hubungan Islam
dan Politik itu sangat berkaitan karena telah dijelaskan tentang aturan dan caracara dalam berpolitik yang sesuai tuntunan Al Quran dan Hadits. Oleh karena itu
sistem politik Islam yang melihat dokumen-dokumen dari Al-Quran ini memuat
prinsip-prinsip politik berupa keadilan, musyawarah, toleransi, hak-hak dan
kewajiban, amar maruf dan nahi mungkar, kejujuran, dan penegakan hukum.
Jadi dengan sistem dan peraturan-peraturan hukum yang sesuai dengan AlQuran sudah pasti sistem politik Islam lebih baik dibandingkan dengan sistem
Politik yang lain.
Sedangkan siyasah dusturiyah adalah hal yang mengatur atau kebijakan
yang diambil oleh kepala negara atau pemerintah dalam mengatur warga
negaranya. Hal ini berarti Siyasah Dusturiyah adalah kajian terpenting dlam suatu
negara, karena hal ini menyangkut hal-hal yang mendasar dari suatu negara. Yaitu
keharmonisan antara warga negara dengan kepala negaranya.
DAFTAR PUSTAKA
16
Paramadina.
Saasan Man, Pendirian Partai Politik Menurut Pandangan Islam, dalam Jurnal
Syariah,
Akademi
Pengkajian
Islam,
Universitas
Malaya:
vol.
8,
edisi2juli2000.
Shiddieqy , Teungku . 2002 . ISLAM DAN POLITIK BERNEGARA . Semarang :
PT. Pustaka Riski Putra.
Tahqiq, Nanang . 2004 . POLITIK ISLAM . Jakarta : Prenada Media.
17
18