Anda di halaman 1dari 13

TUBERKULOSIS DISEMINATA (DISSEMINATED

TUBERCULOSIS)
Suatu Pengkajian 10 Tahun di Pusat Kesehatan

Oleh:
Al marhamah

PENDAHULUAN
Misdiagnosis
menyebabkan
tertundanya pengobatan selama 1-8
hari, yang menyebabkan tingginya
angka mortalitas. Oleh karena itu,
peneliti mengadakan penelitian ini
untuk mendeskripsikan karakteristik
klinis dan outcome pasien dengan TB
diseminata.

PASIEN
Penelitian ini dilakukan pada 1500 pasien di pusat
kesehatan rujukan di Taiwan Utara . TB diseminata
didiagnosa pada pasien yang mempunyai kondisi
sebagai berikut:
Isolasi Mycobacterium tuberculosis dari darah, sumsum
tulang belakang, specimen biopsy hati atau 2 organ
yang tidak menular 5
Isolasi M. tuberculosis dari 1 organ dan demonstrasi
histology menunjukkan inflamasi granulamatosa dari
sumsum tulang belakang, specimen biposi hati, atau
organ yang tidak menular lainnya
Isolasi M. tuberculosis dari 1 organ dan temuan
radiografik paru menunjukkan lesi milier 2,22

METODE
Dianalisa
menggunakan
ANOVA
(variable
berkelanjutan) atau uji chi-square (variabel
kategorikal). Kurva penelitian satu tahun untuk
masing-masing
variabel
dengan
prognostik
kemungkinan signifikansi dihasilkan melalui
metode
Kaplan-Meier
dan
dibandingkan
menggunakan uji logrank. Perbedaan signifikan (p
< 0.05) dicapai, variabel kemudian dimasukkan
dalam analisis survival multivariat menggunakan
regresi langkah stepwise forward Cox untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang secara bebas
berhubungan dengan mortalitas.

HASIL
Dari januari 1995 hingga Desember
2004, total pasien adalah 3058
dengan
TB
yang
diidentifikasi
terkonfirmasi dari kultur. Melaui hal
ini, sebanyak 164 (5,4%) memenuhi
kriteria
diagnostik
untuk
TB
diseminata
Uji
laboratorium
untuk
human
immunodeficiency
virus
(HIV)
dilakukan pada 157 pasien (95,7%).

Sebanyak 87 pasien (53,0%) mengalami kondisi


komorbid, kebanyakan pasien adalah:
acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) (23
pasien, 14,0%)
diabetes mellitus (23 pasien, 14,0%),
malignansi (16 pasien, 9,8%),
end-stage renal disease (ESRD) (14 pasien, 8,5%)
sirosis hati (11 pasien, 6,7%),
status post transplantasi (6 pasien, 3,7%),
penyakit autoimmune (5 pasien, 3,0%),
alkoholisme (3 pasien, 1,8%).

Pada 23 pasien AIDS, Jumlah CD4


tersedia pada 18 pasien (78,3%).
Jumlah median CD4 adalah 38 mL
(batasan, 2135 mL). Analisis KaplanMeier survival mengungkapkan
kondisi dasar komorbid (HIV/AIDS vs.
komorbiditas lainnya vs. no
komorbiditas) secara signifikan
berhubungan dengan prognosis (p =
0.002)

PEMBAHASAN
Pasien dalam kelompok ini mempunyai pleura,
peritoneum, atau perikardium adalah sisi yang
paling banyak terlibat secara ekstrapulomner
(23,4%). Karena efusi pleuro-pericardial dan asites
sering dijumpai pada pasien tersebut (dengan
adanya ESRD sebelumnya, keganasan, sirosis hati)
bahkan tanpa adanya TB, diagnosis TB dalam
kelompok ini bersifat sulit dan sering tertunda.
Walaupun hasil pleural (55,6%) atau kultur cairan
peritoneal
(70,0%)
adalah
bernilai
tinggi,
pemanjangan waktu kultur mengimbangi kegunaan.

Hasil pleura yang tinggi (61,5%) dan biopsi peritoneal


(85,7%) dapat sangat membantu dalam menegakkan
diagnosis secara cepat, walaupun kecendrungan
perdarahan pada pasien dengan ESRD atau sirosis hati
sering menghalangi prosedur ini
Kelompok ini mempunyai jumlah pola milier (37,5%) pada
radiografi dada, yang menurunkan kecurigaan klinik TB17.
Kelompok dengan HIV/ AIDS, sebaliknya mempunyai jumlah
TB miler terbanyak (mendekati 70%), yang membantu
diagnsosi awal dan pengobatan awal.
Bahkan ketika TB dicurigasi secara kuat, adanya insufisiensi
renal dan/atau insufisiensi hepatic pada pasien ini sering
mencegah penggunaan empiris kemoterapi
antituberculosis.

Temuan klinik biopsy sumsum tulang


belakang dan kultur dengan darah
pada infeksi mycobacterial pada
pasien HIV/AIDS yang menunjukkan
bahwa hasil yang sama dan hasil ini
lebih tinggi dan lebih sesuai (75%
83,7%),

Sebanyak
5,4%
pasien
dengan
TB
konfirmasi dari hasil kultur merupakan
penyakit diseminata.
Setengah dari mereka mempunyai kondisi
komorbid dasar.
Sekitar
tiga
perempat
isolate
M.
tuberculosis menunjukkan pola clustering,
mengungkapkan bahwa transmisi saat ini
mempunyai kontribusi besar terhadap TB
diseminata di Taiwan.

Faktor
diagnostik
yang
buruk
meliputi
hypoalbuminemia,
hyperbilirubinemia,
insufisiensi
ginjal, dan terlambatnya pengobatan
antituberculosis
Temuan
klinik
mengungkapkan
bahwa TB diseminata terjadi pada
70,7% dari semua pasien.

Kesimpulan
Kombinasi kultur mycobacterial dan
pemeriksaan histopatologis biopsy
dari
sumsum
tulang
belakang
bersifat lebih sensitive sensitif dan
lebih cepat dibandingkan kultur
darah
mycobacterial
dalam
mendiagnosa TB diseminata.

Anda mungkin juga menyukai