Anda di halaman 1dari 29

Penegakan diagnosa pada

tuberkulosis milier
Al marhamah

PENDAHULUAN
Tuberkulosis merupakan penyakit yang
disebabkan
oleh
Mycobacterium
tuberculosis
9,5 juta kasus baru dan sekitar 0,5 juta
orang meninggal akibat TB
paru
diseluruh dunia.
tuberkulosis
milier
memiliki
angka
kejadian sekitar 3-7% dari seluruh kasus
TB dengan angka mortalitas yang tinggi.

DEFINISI TUBERKULOSIS
Tuberkulosis merupakan penyakit
yang
disebabkan
oleh
Mycobacterium tuberculosis yang
bersifat
kronik,
berulang
dan
merupakan penyakit infeksi pulmo
dan
ekstrapulmo
yang
dikarakteristikan
dengan
terbentuknya
granuloma
dengan
kaseosa, fibrosis serta kavitas.

Tuberkulosis Milier
Tuberkulosis
milier
merupakan
penyakit limfo-hematogen sistemik
akibat penyebaran Mycobacterium
tuberculosis
(tuberculosis
diseminata) dari kompleks primer
yang biasanya terjadi dalam waktu 26 bulan setelah infeksi awal

Epidemiologi
di Asia-Tenggara yaitu sebesar 40% dan
Indonesia menempati posisi ke lima
setelah Banglades, Buthan, DPR Korea,
dan India. Di Indonesia, TB paru
merupakan penyakit menular pertama
yang mengancam nyawa dan merupakan
peringkat ke-3 dari 10 penyakit
pembunuh terbesar di Indonesia Ratarata insidensi TB yaitu sebesar 189 per
100.000 populasi per tahun.

Rata-rata prevalensi TB yaitu 289


per 100.000 populasi per tahun dan
rata-rata mortalitas TB yaitu sebesar
27 per 100.000 populasi per tahun.
Sedangkan Case Detection Rate
hanya 66%.

Dari seluruh kasus TB , sekitar 1,5%


mengalami TB milier
TB milier ini merupakan salah satu
bentuk TB berat dan dan memiliki
angka kejadian sekitar 3-7% dari
seluruh kasus TB
dengan angka
kematian yang tinggi

Etiologi Tuberkulosis
Tuberkulosis
disebabkan
oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang
merupakan bakteri berbentuk batang
(basil)
lengkung,
gram
positif,
pleomorfik, tidak bergerak, dan tidak
membentuk spora. Basil tuberkel ini
mempunyai panjang sekitar 2-4m

Faktor yang mempengaruhi TB


Milier
basil
M.
Tuberculosis
(jumlah
dan
virulensinya)
status imunologis pasien (nonspesifik dan
spesifik)
kondisi yang menurunkan sistem imun juga
dapat memudahkan timbulnya TB Milier,
seperti infeksi HIV, malnutrisi, infeksi
morbili, pertusis, diabetes mellitus, gagal
ginjal,
keganansan
dan
penggunaan
kortikosteroid jangka panjang

Pada waktu batuk atau bersin, penderita


menyebarkan bakteri ke udara dalam bentuk
droplet (percikan dahak) dengan diameter15m yang mengandung Mycobacterium
tuberculosis. Droplet yang mengandung
bakteri dapat bertahan diudara pada suhu
kamar selama beberapa jam. Risiko infeksi
tergantung dari beberapa faktor seperti
sumber infeksi, kedekatan dengan kontak
dan banyaknya basil yang terinhalasi

Setelah paparan dan inhalasi dari basil TB


melalui drophlet infection, maka basil TB ini akan
masuk ke saluran pernafasan dan ke daerah paru.
Hal ini diikuti dengan terbentuknya limfangitis
paru dan limfadenopati hilus. Kemudian dalam
waktu 3 bulan, apabila kondisi pasien mengalami
penurunan, sanitasi buruk dan keadaan gizi
kurang, maka basil TB akan menyebar secara
hematogen, setelah terjadi infeksi primer. Akan
tetapi TB milier, dapat terjadi sebagai TB primer
atau mungkin merupakan perkembangan setelah
adanya infeksi awal.

PENEGAKAN DIAGNOSIS
Manifestasi Klinis
anoreksia dan BB turun, demam lama dengan
penyebab yang tidak jelas, batuk dan sesak nafas

Pemeriksaan Penunjang
Tuberculin Skin Test (TST)
Funduskopi
Uji serologis
Pemeriksaan mikrobiologi
Uji interferon
Teknik biomolekuler

Lanjutan
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan bakteriologis TB
T-cell-based interferon-gamma release
assay (IGRAs)
Gambaran Radiologis
Pemeriksaan analisis cairan
serebrospinal
Patologi Anatomi

PENATALAKSANAAN
Isoniazid

5-15*

Dosis
maksimal
(mg/hari)
300

Rifampisin**

10-20

600

Pirazinamid

15-30

2000

Etambutol

15-20

1250

Nama Obat

Dosis harian
(mg/kgBB/hari)

Efek Samping
Hepatitis,
neuritis
perifer, hipersensitivitas
Gastrointestinal, reaksi
kulit, hepatitis,
trombositopenia,
peningkatan enzim hati,
cairan
tubuh berwarna oranye
kemerahan
Toksisitas hati, atralgia,
gastrointestinal
Neuritis optik,
ketajaman penglihatan
berkurang,
buta warna merahhijau, penyempitan
lapang
pandang,

LAPORAN KASUS

Nama : Tn.R
Jenis Kelamin: Perempuan
Umur : 44 tahun
Alamat : Lueng Nibong,Pidie Jaya
Pekerjaan : Swasta
Suku : Aceh
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 11 Maret2016
Tanggal Pemeriksaan : 15 Maret2016

Keluhan Utama : Batuk berdahak


Keluhan Tambahan : sesak nafas,
demam naik turun,lemas,nafsu
makan menurun,berat badan
menurun,keringat malam.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan batuk sejak
satu bulan yang lalu,batuk disertai dahak
berwarna putih.pasien juga mengeluhkan sesak
nafas apabila bat uk terus menerus,sering
berkeringat malam,lemas,nafsu makan menurun
lebih dari satu bulan yang lalu,sehingga berat
badan menurun dari sebelumnya.keluhan lain
adalah demam yang tidak terlalu tunggi .pasien
mengaku pernah batuk berdarah sebelumnya.
Pasien juga mengeluhkan mual muntah.

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Sakit Sedang
Keadaan sakit : Tampak lemah
Kesadaran : Compos Mentis, E4M6V5

Tanda vital
Nadi
: 88 x/menit
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Napas :24 x/menit
Suhu : 36.6 C

Kulit : warna kulit sawo matang , sianosis (-), turgor


kulit normal
Kepala : bentuk normocephal, simetris, nyeri tekan (-)
Mata : Pupil bulat (+/sdn), isokor, (3 mm/ sdn),refleks
cahaya (+/+)konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Telinga : sekret (-)
Hidung : sekret (-), deviasi septum (-)
Mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-), selaput putih (-)
Leher : pembesaran limfanodi daerah supraklavikula
(-/-), kaku kuduk (-/-), deviasi trakea (-/-), bedungan JVP
(-)
Toraks : bentuk dada normal, sela iga tidak melebar

Pemeriksaan Kanan

Kiri

Fisik
Inspeksi

Normal

Normal

Palpasi

Fremitus

Fremitus

Perkusi

normal
sonor

Normal
sonor

Auskultasi

Vesikuler (+),

Vesikuler (+)

ronki (+)

Rhonki (+)

Inspeksi : ictus cordis terlihat di SIC V


Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V
Perkusi :
Batas atas : SIC III garis midklavikula sinistra
Batas kanan : SIC V garis para sternalis dekstra
Batas kiri : SIC VI garis midklavikula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular tunggal,
murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, venektasi (-), soepel
Palpasi : nyeri tekan (-)shifting dullnes (-)
Perkusi : timpani pada ke empat kuadran,
asites (-)
Auskultasi : bising usus normal , peristaltik (+)
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (+/+),
sianosis (-), Capillary Refill Time < 2 detik.

Tgl 23-02-2916
Hb
: 13.8 g/dl
Ht
: 43 %
Eritrosit
: 5.5 106/mm3
Leukosit
: 9.8 103mm3
Trombosit : 241 13mm3
Hitung jenis
- eosinophil : 0 %
- basophil : 0 %
- neutrofil batang : 0 %
- netrofil segmen : 74 %
- limfosit
: 21 %
- monosit
:5%
Diabetes
Gula Darah Puasa
: 107
Ginjal Hipertensi
Ureum
: 9 mm/dl
Kreatinin
: 0.49 mg/dl


S: sesak, batuk, lemas
O:
TD =120/80 mmhg
Nadi= 80 x/i
RR=21 x/i
T= 36,8 0C

I= simetri statis dan dinamis


P= sfka:sfki
P= sonor/sonor
A= vesikuler (+/+),
Suara tambahan (-)

Ass: Efusi Pleura ec Kanker Paru


Planing:
-foto thorak
-darah lengkap
-GDS +Elektrolit

Th:

Oat Lanjutan ( 5 RHE)

Curcuma 2 x1 tab

Neurodex 50 mg 2x1 tab

Ondasetron 1 ampul/12 jam

Ranitidine 1 ampul /12 jam

Vetrin 3x1 tab

Levofloxacin 750 mg/ 24 jam

Kesimpulan
Tuberkulosis milier adalah penyakit limfo-hematogen sistemik
akibat penyebaran Mycobacterium tuberculosis (tuberculosis
diseminata) dari kompleks primer yang biasanya terjadi dalam
waktu 2-6 bulan setelah infeksi awal.
Tuberkulosis milier memiliki angka kejadian sekitar 3-7% dari
seluruh kasus TB dengan angka mortalitas yang tinggi yaitu
dapat mencapai 25% pada bayi.
Sumber penularan TB paru yaitu penderita TB BTA positif yang
menularkan saat batuk atau bersin mengandung Mycobacterium
tuberculosis.
Faktor risiko TB milier yaitu usia, lokasi geografi, imunitas tubuh,
kondisi medik, genetik, stress, faktor lingkungan dan
Mycobacterial.
Penyebaran TB milier yaitu secara limfo-hematogen dan
melibatkan reaksi imun non-spesifik dan spesifik.

Anda mungkin juga menyukai