BAB II
PROFESIONALISASI GURU
Kata profesionalisasi mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung
arti runtunan perubahan (peristiwa) di perkembangan sesuatu, kemajuan sosial
berjalan
terus,
rangkaian
tindakan,
pembuatan
atau
pengelolaan
yang
menghasilkan produk.
Profesionalisasi jabatan guru adalah keseluruhan tahap proses yang harus
dialami dan/atau diikuti oleh guru mulai dari ada niat menjadi guru hingga benarbenar menjadi guru yang profesional.
Kinerja guru merupakan salah satu indicator penentu ketercapaian
pendidikan dan pembelajaran baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kinerja
guru menyangkut hasil kerja yang kuantitas dan kualitas dapat dicapai guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya
sebagai guru.
Menurut Pidarta (1986) bahwa ada beberapa faktor yang dapat
mempegaruhi
kinerja
guru
dalam
melaksanakan
tugasnya
yaitu:
(1)
kepemimpinan kepala sekolah, (2) fasilitas kerja, (3) harapan-harapan, dan (4)
kepercayaan personalia sekolah. Profesionalisme seorang guru ditentukan oleh
tiga faktor, yakni: (1) faktor internal dari guru itu sendiri, (2) kondisi lingkungan
tempat kerja, dan (3) kebijakan pemerintah.
Guru yang efektif mempunyai ciri-ciri yang meliputi: (1) memiliki
kemampuan interpesonal, khususnya kemampuan untuk menunjukkan emphaty,
penghargaan dan ketulusan kepada siswa, (2) memiliki hubungan baik dengan
siswa, (3) mampu menerima, mengakui dan memperhatikan siswa secara tulus,
(4) menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar, (5) mampu
menciptakan tumbuhnya kerjasama dan keharmonisan anggota kelompok, (6)
mampu melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan
pembelajaran, (7) mampu mendengarkan dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk berbicara dan, (8) mampu meminimalkan friksi-friksi di kelas.
Unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja
guru menurut Siswanto dalam Lamatenggo (2001) adalah sebagai berikut :
kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama,
prakarsa, kepemimpinan.
yang
profesional
mampu
memainkan
multi
peran
dalam
proses
pembelajaran,
(6)
pemandu
(direktur),
(7)
organisator
hubungan timbal balik antara anggota profesi dengan organisasi profesi dalam
melaksanakan hank dan kewajiban.
Dalam hal ini Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa
pentingnya hubungan yang harmonis perlu diciptakan dengan mewujudkan
perasaan bersaudara, yangg mendalam antara sesama anggota profesi. Hubungan
sesama anggota profesi dapat dilihat dari dua segi yakni hubungan formal dan
hubungan kekeluargaan.
Pengembangan profesi guru adalah proses kegiatan dalam rangka
menyesuaikan kemampuan profesional guru dengan tuntutan pendidikan dan
pengajaran. Menurut Soewarni (2004) bahwa pengembangan profesi guru di
lingkungan
pendidikan
dasar
dan
menengah
diarahkan
pada
kualitas
BAB IV
PERANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
Manajemen merupakan suatu sistem tingkah laku manusia yang kooperatif
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan kepemimpinan yang
teratur melalui usaha yang terus menerus dilandasi tindakan yang rasional.
Perencanaan (Planning)
Pengorganisasian (Organizing)
Penyusunan pegawai (staffing)
Pengarahan (directing)
Koordinasi (coordinating)
Pencatatan dan pelaporan (recording and reporting)
Pengawasan (controlling)
- pengelolaan bidang kurikulum
- pelaksanaan proses belajar-mengajar
- pengelolaan peserta didik
- pengelolaan perlengkapan pendidikan
- pengelolaan keuangan pendidikan
- pengelolaan layanan khusus
- pengelolaan ketatausahaan (kantor)
- pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat
BAB V
HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN
Konsep supervisi pada awalnya dilaksanakan dalam bentuk inspeksi atau
memeriksa kinerja guru selama melaksanakan tugas mengajar. Melalui inspeksi
ini tampilan guru dipantau sedemikian rupa oleh inspektur melibatkan kerjasama
yang harmonis dengan guru.
Konsep supervisi jika dipandang dari arti katanya yang berarti
supervission (Inggris), yang terdiri dari dua sukun kata, yakni super dan vision.
Kata super diartikan sebagai padanan dari kata atas, lebih, hebat sedangkan vision
berarti melihat. Sehingga kata supervision berarti melihat dari atas atau melihat
kelebihan. Dengan demikian kata supervisi tidak sama dengan kata mengawasi
yang dalam bahasa inggris disebut dengana controlling.
Seorang supervisor adalah seseorang yang memmilki kelebihan-kelebihan
(super) di bidang keguruan, dimana kelebihan tersebut dapat membuatnya
membantu guru memperbaiki situasi belajar mengajar ke arah yang lebih baik.
Pada prinsipnya supervisi mempunyai arti khusus yaitu membantu dan turut serta
dalam usaha-usaha perbaikan dan peningkatan mutu.
Supervisi pengajaran yakni:
1. Supervisi merupakan seluruh usaha yang dirancang oleh petugas sekolah ke
arah penyediaan kepemimpinan bagi guru-guru dan pekerja sekolah lainnya;
2. Supervisi mempunyai sasaran pada usaha perbaikan, pertumbuahn jabatan,
mengembangkan guru-guru, revisi tujuan pendidikan dan bahan pengajaran.
Kepala sekolah sebagai supervisor dalam melakukan supervisi harus
mengetahui secara jelas apa saja yang harus disupervisi. Karena inti kegiatan
sekolah adalah pembelajaran, maka aspek yang lebih penting untuk disupervisi
dan menilai kegiatan pendidikana dalah yang berkaiatan dengan pembelajaran.
Beberapa kenyataan di bahwah ini dapat dijadikan sebagai masukan tentang
latar belakang pentingnya supervisi bagi guru-guru dan tenaga pendidikan lainnya
di lembaga pendidikan yaitu:
a) Penyelenggaraan pendidikan melibatkan peran sejumlah orang yang perlu
dikendalikan dalam kerjasama.
b) Pada umumnya semua petugas pendidikan khususnya guru memiliki potensi
yang lebih besar daripada apa yang ditampilkannya saat ini (saat ia melakukan
tugas).
c) Para pengajar tidak mungkin selalu dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik.
d) Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta perkembangan tuntutan
kebutuhan masyarakat semakin kompleks, telah mengakibatkan adanya
perkembangan tuntutan tanggung jawab terhadap guru.
Mengembangkan kurikulum.
Pengorganisasian pengajaran.
Pengadaan staf
Menyediakan fasilitas
Penyediaan bahan-bahan
BAB VI
BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU
Bimbingan konseling di sekolah merupakan salah satu aktivitas
pendidikan yang tidak boleh lepas dari perhatian administrator,manajer dan guru
di sekolah. Kepala sekolah harus mengelola program bimbingan konseling di
sekolah dengan memberdayakan seluruh sumber daya manusia yang dimiliki oleh
sekolah dibidang bimbingan konseling baik konselor,guru pembingbing,guru
bimbingan konseling.
Sifat-sifat konseling diantaranya:
1. Pertolongan diarahkan ke peningkatan kemampuan dalam enghadapi
hidup dengan segala persoalannya.
2. Pertolongan yang kontinu diberikan atas dasar perencanaan dan pemikiran
ilmiah.
3. Pertolongan yang proses pemecahannya dari persoalan membutuhkan
aktivitas dan tanggung jawab bersama antar yang menolong dengan yang
ditolong.
4. Pertolongan yang isi,bentuk dan caranya disesuaikan dengan kebutuhan
tiap-tiap masalah.
mencapai
kehidupan
yang
layak
dan
bahagia
didalam
masyarakatnya.
Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antar konselor
dengan konseli (face to face relationship) yang bermasalah, dimana pembingbing
membantu konseling dalam mengusahakan perubahan sikap dan tingkah laku.
a.
b.
c.
d.
Fungsi pemahaman
Fungsi pencegahan
Fungsi penyaluran
Fungsi penyesuaian
Fungsi perbaikan
Fungsi pengembangan
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
pendidikan di Indonesia. Selanjutnya dibawah ini dideskripsikan dari masingmasing landasan bimbingan konseling tersebut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
landasan filosofis
landasan psikologis
landasan sosial -budaya
landasan ilmu pengetahuan
landasan religius
landasan yuridis formal
diri tiap-tiap individu secara optimal agar masing-masing individu dapat sebesarbesarnya berguna bagi dirinya sendiri, lingkungannya dan masyarakat pada
umumnya.
Lebih khusus lagi, sasaran pembinaan pribadi siswa melalui pelayanan
konseling meliputi tahap-tahap pengembangan kemampuan-kemampuan (a)
pengungkapan, pengenalan, dan penerimaan, (b) pengenalan lingkungan, (c)
pengambilan keputusan, (d) pengarahan diri, (e) penyesuaian diri.
Prinsip-prinsip konseling sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)