Anda di halaman 1dari 6

EVIDENCE BASED MEDICINE

Evidence Based Medicine (EBM) adalah pendekatan dalam praktik klinik dimana
seorang dokter menyadari kepentingan dan kekuatan suatu bukti, serta
pemanfaatan bukti mutakhir dalam penelitian yang sahih dalam tatalaksana
pengobatan pasien. EBM juga merupakan integrasi dari: bukti penelitian yang
terbaik (best external evidence), keahlian klinis (clinical expertise), dan nilai
pasien (patient values).

Praktik EBM terdiri atas lima langkah. Kelima langkah EBM itu dikenal dengan
sebutan 5A: Asking, Acquiring, Appraising, Applying, Assessing.

29

Pada kegiatan jurnal reading, penulis telah mendapatkan jurnal yang akan
ditelaah yaitu Hubungan Kepuasan Pasien dengan Minat Pasien dalam
Pemanfaatan Ulang Pelayanan Kesehatan pada Praktek Dokter Keluarga.
Jurnal ini telah menjawab pertanyaan dasar telaah jurnal, yaitu:

Patient and Problem


Keutamaan

faktor

psikososial

terhadap

patogenesis

penyakit

kardiovaskular
Intervention
Comparison
Clinical Outcome
Promosi kesehatan merupakan bagian terpenting, dimana tujuan dari
promosi kesehatan dapat dicapai dengan manajemen dari individu,
keluarga, dan komunitas.

EBM merupakan praktik penggunaan bukti riset terbaik yang tersedia (best
available evidence) akan tetapi tidak semua sumber bukti memberikan kualitas
bukti yang sama, karenanya perlulah dilakukan suatu penilaian secara kritis
(critical

appraisal)

terhadap

bukti-bukti

tersebut

berdasarkan

validitas,

importance, and applicability. Penilaian inilah yang merupakan langkah ketiga


dalam melakukan EBM.
Validity: Apakah hasil penelitian valid? Setiap artikel laporan hasil riset perlu
dinilai kritis tentang apakah kesimpulan yang ditarik benar (valid), tidak
mengandung bias. Bias adalah kesalahan sistematis (systematic error) yang
menyebabkan kesimpulan hasil riset yang salah tentang akurasi tes diagnosis,
efektivitas intervensi, akurasi prognosis, maupun kerugian/ etiologi penyakit.
Validitas (kebenaran) bukti yang diperoleh dari sebuah riset tergantung dari cara
peneliti memilih subjek atau sampel pasien penelitian, cara mengukur variabel,
dan mengendalikan pengaruh faktor ketiga yang disebut faktor perancu
(confounding factor).

30

Importance: Bagaimana hasil penelitian (signifikansi statistik dan signifikansi


klinis?) Bukti yang disampaikan oleh suatu artikel tentang intervensi medis perlu
dinilai tidak hanya validitas (kebenarannya) tetapi juga apakah intervensi tersebut
memberikan informasi diagnostik ataupun terapeutik yang substansial yang cukup
penting (important), sehingga berguna untuk menegakkan diagnosis ataupun
memilih terapi yang efektif. Suatu intervensi disebut penting hanya jika mampu
memberikan perubahan yang secara klinis maupun statistik signifikan, tidak bisa
hanya secara klinis signifikan atau hanya secara statistik signifikan.
Applicability: apakah hasil penelitian bisa diterapkan pada pasien? apakah
temuan bisa diterapkan pada pasien saya? Seberapa efektif dan efisien kah temuan
studi ini terhadap pasien?

Perhatikan
nilai
kekuatan
bukti yang
bisa
diharapkan
dari sebuah
desain studi
ketika
melakukan
Critical
Appraisal

Berdasarkan hierarki metode penelitian di atas dapat dilihat bahwa:

Validity
Desainnya merupakan Descriptive Analysis.
Selanjutnya dilakukan telaah jurnal menggunakanCheck List Umum
Penilaian Struktur dan Isi Makalah. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Judul Jurnal

31

The Significance of the Psychosocial Factors Influence in


Pathogenesis of Cardiovascular Disease. Judul jurnal menunjukkan isi
dari jurnal tersebut, sehingga judul jurnal ini dapat dikategorikan tepat,
padat dan jelas. Judul jurnal tersebut tidak terlalu panjang ataupun terlalu
pendek. Ini merupakan daya tarik tersendiri bagi pembaca untuk memilih
jurnal tersebut. Namun, judul jurnal tersebut tidak mencantumkan desain
penelitian.
Pengarang dan Institusi
Aturan baku penulisan nama pengarang adalah nama keluarga
ditulis lebih dahulu diikuti dengan nama awal. Nama pengarang tersebut
dituliskan dibawah judul dan sudah mengikuti standar baku penulsan nama
pengarang seperti yang telah disebutkan.
Abstrak
Abstrak ditulis secara terstruktur dan lengkap dimulai dari
background, methods, results, dan conclusions. Setiap bagian dari abstrak
memberikan informasi tersendiri yang dirangkum secara ringkas dan
mudah dimengerti. Selain itu jumlah kata didalam abstrak jurnal adalah
219. Abstrak yang baik memiliki jumlah kata antara 200 hingga 250.
Karenanya abstrak jurnal ini telah memenuhi syarat abstrak yang baik.
Pendahuluan
Pendahuluan tidak lebih dari 1 halaman. Setiap pernyataan
memiliki sumber yang jelas, hal ini dibuktikan dengan adanya nomornomor yang merujuk ke daftar pustaka. Sehingga memiliki bukti yang
kuat.
Metode
Pada awal penulisan metode, disebutkan desain, tempat dan waktu
penelitian, begitu pula populasi sumber yang dipilih.
Desain penelitian

: Descriptive Analysis

32

Tempat

: Eropa

Waktu

: 2004-2013

Populasi

: Pasien dengan penyakit kardiovaskular

Hasil
Penulisan hasil didukung dengan adanya tabel deskripsi subjek
penelitian dan hasil dari skrining serta diperjelas dengan adanya gambargambar yang mendukung penjelasan dan tabel. Tabel menjelaskan lebih
ringkas mengenai paragraf-paragraf pada hasil.
Secara umum tabel sesuai dengan naskah penjelasan hasil sehingga sangat
informatif.
Diskusi
Pada diskusi dibahas mengenai semua hal yang ada pada hasil dan
menghubungkannya

dengan

hipotesis.

Disebutkan

pula

adanya

keterbatasan dan kesulitan dalam melakukan penelitian ini, perbedaan


dengan review lainnya, dan kemungkinan dampaknya terhadap hasil. Pada
akhir paragraf ditulis kesimpulan dari penelitian tersebut. Kesimpulan
didasarkan pada data yang didapatkan dan ditambahkan dengan hasil
tambahan. Lalu pada akhirnya ditulis pula saran peneltian selanjutnya.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal yang baku.
Semua foot note pada naskah dijelaskan didaftarpustaka. Semua foot note
merujuk pada sumber yang jelas.

Importance
33

Temuan jurnal ini sangat penting untuk membuktikan apakah faktor


psikososial

sangat

berpengaruh

terhadap

patogenesis

penyakit

kardiovaskular

Applicability
Temuan pada jurnal ini kurang dapat dapat diaplikasikan dalam praktik
klinik sehari-hari, karena Indonesia adalah negara yang sangat besar
dengan komunitas yang banyak dan sulit terjangkau.

Data pasien dengan penyakit Kardiovaskular pada Puskesmas Gedong Tataan


Kabupaten Pringsewu tidak terlalu menunjukkan angka yang tinggi. Hal ini
mungkin dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tanda-tanda
awal penyakit Kardiovaskular. Masyarakat biasanya berobat ke Puskesmas saat
gejala penyakit Kardiovaskular sudah muncul seperti sakit kepala dan nyeri dada.
Masyarakat jarang datang ke Puskesmas hanya untuk memeriksakan tekanan
darah atau kadar kolesterol darahnya. Dimana tekanan darah dan kadar kolesterol
darah menjadi hal yang cukup berperan dalam penyakit Kardiovaskular.
Menurut jurnal Izet Masic and Jasmin Alajbegovic tahun 2013, penyakit
Kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian utama didunia, memiliki
faktor resiko materialistic berupa genetik, gaya hidup seperti merokok dan
alcoholic serta faktor non-materialistic yaitu berupa faktor psikososial. Penelitian
ini menunjukkan bahwa faktor psikososial mempunyai peranan yang cukup
penting dalam patogenesis penyakit Kardiovaskular.
Pada Puskesmas Gedong Tataan Kabupaten Pringsewu belum ada program yang
ditujukan untuk pencegahan penyakit Kardiovaskular dengan pendekatan
psikososial. Hal ini mungkin disebabkan karena penyakit Kardiovaskular bukan
merupakan penyakit tersering pada Puskesmas Gedong Tataan Kabupaten
Pringsewu.

34

Anda mungkin juga menyukai