Anda di halaman 1dari 7

Dalam tubuh, faal sel bergantung pada keseimbangan cairan dan elektrolit.

Keseimbangan
ini diatur oleh banyak mekanisme fisiologis yang terdapat dalam tubuh. Pada bayi dan anak
sering terjadi ganguan keseimbangan tersebut, yang biasanya disertai perubahan pH cairan
tubuh pula.
Seimbang = sama (antara kiri dan kanan sama/ dalam batas normal)
Tubuh orang sehat berusaha mempertahankan susunannya dalam batas-batas normal. Hal
ini disebuthomeostasis tubuh dan dilakukan dengan berbagai sistim tubuh yang selalu
mengoreksi setiap perubahan, misalnya perubahan jumlah cairan, perubahan kadar natrium,
kalium, klorida, fosfor, dan ion hydrogen.
AIR
Bila sistim yang mengurus jumlah cairan tubuh mengetahui suatu kekurangan atau
kelebihan melalui osmoreseptor dalam hypothalamus, maka produksi hormon antidiuretik
ditambah atau dikurangi. Dengan demikian diuresis berkurang atau bertambah untuk
mengoreksi perubahan jumlah cairan tersebut.
Air adalah cairan tubuh yang berada didalam tubuh, cairan didalam tubuh dibagi dua :
1. Cairan Intra seluler.
Adalah cairan yang terdapat dalam sel-sel tubuh, missal : sel otot, tulang, organ-organ dll.
Jumlah cairan intra seluler adalah 35 40 % dari berat badan.
1. Cairan Extra Seluler.
Adalah cairan yang terdapat diluar sel, terdiri atas :

Cairan intra vaskuler

Adalah cairan yang terdapat didalam pembuluh darah

Cairan interstitial

Adalah cairan yang terdapat diantara sel-sel.

Cairan transeluler

Adalah cairan yang melintas diantara sel-sel.

Jumlah cairan extra seluler adalah 20 25 % dari berat badan.


Jumlah

air

dalam

tubuh

harus

dipertahankan

dalam

batas-batas

tertentu

untuk

berlangsungnya metabolisme tubuh dengan baik.


Tubuh mausia terdiri dari :
1.

Lean body mass (tubuh tanpa jaringan lemak), yaitu air, tulang, jaringan
bukan lemak.

2.

Jaringan lemak.

Tubuh merupakan 73 % dari lean body mass, sedangkan jaringan lemak hanya sedikit
mengandung air. Oleh karena itu tubuh orang gemuk relatif mengandung lebih sedikit air
dibandingkan dengan tubuh orang kurus.
Elektrolit-elektrolit yang terdapat dalam cairan tubuh, antara lan :
1.

Solium

2.

Kalium

3.

Klour

4.

Kalsium

5.

Zinkum

6.

Asam karbonat

7.

CO

8.

H2 (Hidrogen)

9.

O2 (Oksigen)

Jumlah cairan tubuh :

Hal

Cairan intra seluler

Cairan extra seluler

Jumlah

BBLR

30 % dari BB

50 % dari BB

80 % dari BB

Neonatus

35 % dari BB

35-40 % dari BB

70-77 % dari BB

Anak

35 % dari BB

30 % dari BB

65 % dari BB

Dewasa

40-45 % dari BB

15-20 % dari BB

55-60 % dari BB

Pengeluaran Cairan Fisiologis


Adalah pengeluaran cairan secara normal, atau disebut juga normal water loss (NWL)
dimana rata-rata 100 cc / KgBB / 24 Jam.
Normal water loss (NWL) terdiri atas :

Insisibel water loss (IWL)

Adalah kehilangan cairan yang tanpa disadari atau pengeluaran cairan dari penguapan d
kulit dan keringat.

Ekskresi urine dan veses.

Air ludah, air mata.

dll.

Cairan dalam tubuh, diperoleh dari :


1. Masukan oral (melalui makanan dan minuman)
2. Hasil metabolisme endogen dari kabohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin.
Kebutuhan cairan menurut berat badan sehari-hari
Menurut Rumus hollidays sgar adalah :
u 1 kkal = 1 cc
u BB 0 10 Kg

= 100 cc / KgBB / hari

u BB 11 20 Kg = 1000 cc / KgBB / hari + 50 cc / KgBB tiap diatas 1 kg.


u BB > 20 Kg

= 1500 cc / KgBB / hari + 20 cc / KgBB tiap diatas 1 kg.

Aspek patofisiologis dari keseimbangan air dan elektrolit


ASIDOSIS
Konsentrasi ion hydrogen dalam cairan tubh naik, karena factor metabolic dan respiratorik.

Asidosis Metabolik pada anak-anak dapat disebabkan oleh:

1. Kehilangan fixed base (natrium dan sebagainya) melalui traktus digestivus misalnya
pada diare, fistel usus, dll.
2. Penyakit yang menyebabkan suhu tubuh naik dan nafsu makan berjurang, sehingga
zat lemak dan protein tubuh digunakan untuk metabolisme dan metabolit asam
bertambah (keton, beta hidroksibutirat, aseto-asetat), misalnya pada infeksi,
kelaparan, dehidrasi dan diabetes.
3. Kegagalan homeostasis ginjal, seperti pada gagal ginjal kronis, keracunan salisilat,
dll.

Asidosis respiratorik pada anak dapat terjadi karena tekanan parsial CO2 dalam
darah naik sehingga kadar asam karbonat juga naik.

Hal ini dapat terjadi pada :


1. Obstruksi dinding alveolus : edema paru, emfisema paru, fibrosis.
2. Penyakit susunan saraf pusat : keracunan morfin, poliomyelitis yang mempengaruhi
pernapasan.
3. Aliran darah ke paru berkurang seperti pada penyakit jantung bawaan.
Gejala dari asidosis :
Pernapasan Kussmaul, apatis atau gelisah, kadang-kadang koma, hiperventilasi, kulit kering,
bibir berwarna merah buah cherry, napas mungkin berbau aseton. Anak besar mengeluh
mual, nyeri perut dan nyeri kepala.
ALKALOSIS
Konsentrasi ion hydrogen turun dalam cairan tubuh akibat factor metabolic atau respiratorik.

Alkalosis Metabolik pada anak dapat di sebabkan oleh :

1. Kehilangan klorida oleh muntah-muntah, misalnya pada stenosis pylorus atau


obstruksi duodenum (mula-mula memang kadar CO2 bertambah, tetapi karena
natrium terus ke luar dengan mudah, maka akhirnya terjadi kekurangan natrium dan
dehidrasi, sehingga pH turun dan alkalosis berubah menjadi asidosis).
2. Terlalu banyak makan bicarbonas natrikus atau alkali lain.
3. Alkalosis Respiratoruk pada anak dapat terjadi pada hiperventilasi dan hiperpnu
(pernapasan kussmaul) oleh perangsangan pusat pernapasan, sehingga terlampau
banyak CO2 dikeluarkan.

Keadaan demikian dapat terjadi pada :

Infeksi susnan saraf pusat, misalnya ensefalitis.

Keracunan salisilat. Mula terjadi hiperventilasi dan mungkin muntah-muntah, tetapi


akhirnya alkalosis respiratorik berubah menjadi asidosis metabolic. Kadang-kadang
disertai diatesis haemorragis, hiperpireksi dan renjatan. Keracunan salisilat mungin
oleh kebanyakan makan salisilat idiosinkrasi atau akumulas akiba pengobatan.

Gejala-gejala alkalosis :

Pernapasan dangkal dan lambat pada alkalosis metabolic.

Rasa mual dan sering muntah.

Kesadaran dapat menurun sampai stupor.

Parestesia.

Pada anak dewasa mungkin didapatkan nyeri kepala.

DEHIDRASI
Keadaan ini terjadi bila cairan yang dkeluarkan oleh tubh melebihi cairan yang mask.
Normal cairan yang ke luar dari tubuh melalui :
1. Ginjal sebagai urin
2. Kulit sebagai keringat dan uap
3. Paru-paru sebagai uap
4. Usus sebagai tinja
Cairan yang keluar biasanya disertai elektrolit.
Pembagian dehidrasi berdasarka tonisitas darah :
1. Dehidrasi isotonik : tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah.
2. Dehidrasi hipotonik : konsentrasi eletrlit darah menurun.
3. Dehidrasi hipertonik : konsentrasi elektrolit darah naik, biasanya disertai rasa haus
dan gangguan neurologis.
Karena tonisitas darah terutama ditentukan oleh kadar natrum di dalam plasma, maka
biasanya penentuan jenis dehidrasi tersebut dilakukan berdasarkan kadar natrium tersebut,
yaitu :

1. Dehidrasi isotonic, bla kadar natrum dalam plasma 130 150 mEq/l dan dapat
disebut juga dehidrasi isonatremia.
2. Dehidras hipotonik, bila kadar natrum dalam plasma < 130 mEq/l dan dapat disebut
juga dehidrasi hiponatremia.
3. Dehidrasi hipertonik, bila kadar natrium dalam plasma > 130 mEq/l dan dapat
disebut dehidrasi hipernatremia.
Dehdrasi dapat juga dibagi berdasarkan derajatnya, yaitu :
1. Dehidrasi ringan, bila kehilangan cairan mencapai 5 % berat badan.
2. Dehidrasi sedang, bila kehilangan cairan diantara 5 10 % berat badan.
3. Dehidrasi berat , bila kehilangan cairan > 10 % berat badan.
Anak besar dan orang dewasa, jika kehilangan cairan > 5 % berat badan sudah dikatakan
dehidrasi berat.
Kehilangan cairan yang berlebihan dapat terjadi melalui :
1. Kulit, misalnya keringat banyak keluar pada udara panas, demam, luka bakar, dan
sebagainya.
2. Traktus digestivus, misalnya melalui muntah-muntah, diare, fistel, dll.
3. Traktus urinarius, misalnya diabetes insipidus, diabetes melitus.
4. Paru-paru, misalnya hiperventilasi.
5. Pembuluh darah, misalnya perdarahan.
Gejala dehidrasi :
1. Ras haus
2. Berat badan turun
3. Kulit, bibir, dan lidah kering.
4. Turgor kulit dan tonus kurang
5. Mata dan ubun-ubun cekung
6. Pembentukan urin berkurang
7. Anak menjadi apatis, gelisah
8. Kadang-kadang kejang, akhirnya timbul gejala asidosis dan renjatan dengan nadi dan
jantung yang bergerak cepat dan lemah, tekanan darah menurun.
9. Kesadaran menurun.
10. Pernapasan kussmaul.

Anda mungkin juga menyukai