Anda di halaman 1dari 6

MODEL KLINIK HIPERTENSI DENGAN KARTU PENCEGAHAN DAN

PROMOSI GANGGUAN ORGAN TARGET GINJAL DAN VASKULAR


RSUD HASAN BASRY
LATAR BELAKANG:
A. Pengembangan Klinik Hipertensi Terpadu
Hipertensi adalah sindroma klinik yang
dapat mengakibatkan
gangguan organ target dari spectrum klinis ringan hingga fatal. Gangguan
organ target pada ginjal, vaskuler, jantung otak serta mata menyebabkan
meningkatnya beban kesakitan dan kematian yang pada saat ini menjadi
masalah di dunia. World Health Organization (WHO) dengan World
hypertension day -hari hipertensi se dunianya- mencanangkan program
pencegahan bagi pengidap hipertensi.
Pada tahun 2013 The task force for management of arterial
Hypertension of the European Society of Hypertension mengeluarkan
guideline, pentingnya pemeriksaan marker tertentu dengan nilai prediksi
kardiovaskuler.
Tabel 1. Petanda/marker pemeriksaan
MARKER

Microalbuminuri
a
eGFR
ECG
CIMT&Plaque
Funduscopy
Echo-LV mass
Arterial Stiffness

CV
PREDICTIVE
VALUE

AVAILABILITY

REPRODUCIBILITY

COSTEFFECTIVENESS

+++

++++

++

++++

+++
+++
+++
+++
++++
+++

++++
++++
+++
++++
+++
++

++++
++++
+++
++
+++
+++

++++
++++
+++
+++
+++
+++

Ket:eGFR: estimasi laju filtrasi ginjal, cIMT: tebal media-intima Karotis, LV mass : masa otot
jantung, Arterial stiffness: kekakuan arteri.

Berdasar hasil Riset Kesehatan Dasar 2007, Kabupaten Hulu sungai


Selatan merupakan kabupaten dengan pengidap hipertensi nomor 3 se
Indonesia. Sedangkan hasil Riskesdas terbaru penduduk Kalsel sebagai
pengidap hipertensi pertama di Indonesia. Diperlukan suatu model klinik
terpadu (program terintegrasi- spesialsasi dan program preventif, promotif
dan kuratif) dengan dasar bukti ilmiah terbaru dengan memperhatikan
sumber-sumber atau potensi yang ada di daerah Hulu Sungai Selatan untuk

program pencegahan, promosi dan manajemen hipertensi esensial sehingga


dimasa datang angka komplikasi pada organ target (ginjal, jantung dan otak)
menurun.

TUJUAN PENGEMBANGAN MODEL KLINIK:


1. Mengembangkan model klinik sebagai strategi untuk meningkatkan,
pencegahan gangguan organ target dengan kartu pantau secara
berkala.
2. Model klinik menjadi rujukan baik local dan regional regional apabila
perlengkapan sesuai standart pemeriksaan separti pada tabel 1.
METODE & DISAIN MODEL KLINIK:
Skrining penderita hipertensi melalui puskesmas, dokter
keluarga dengan mekanisme rujuk balik ke klinik hipertensi terpadu
RSUD Hassan Basry.

Alat yang tersedia


MARKER

Microalbuminuri
a
eGFR
ECG
CIMT&Plaque
Funduscopy
Echo-LV mass
Arterial Stiffness

KETERSEDIAN
DI KLINIK

Keterangan: sudah tersedia dan bisa dikerjakan, perlu peremajaan.


- Belum tersedia, perlu pengadaan

Gambar 1. Alat sphygmocor pengukur Pulse wave velocity (PWV) dan


Hipertensi sentral

Follow up pasien tidak hanya melihat stabilitas tekanan darah tetapi


juga melihat perbaikan (regresi) pada organ target melalui buku pantau
berdasarkan tabel diatas, seperti:
Kadar albumin dapat dipantau 1-3 bulan sekali,
Elektrokardiografi: 6 bulan,
Ekhokardiografi: 6-1 thn.
Pulse Wave Velocity/ Central hypertension : 1-3 bulan.
Hasil selama skrining, follow up dapat ditabulasi dan di analisis.

PERSIAPAN ALAT: BARU,


PEREMAJAAN

PNS M O DEL

PENUTUP

Skrining:

B U K M O N IT O R /

Analisa Data

Demikianlah model klinik hipertensi RSUD Hassan Basry InsyaAllah


akan dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai