Anda di halaman 1dari 6

CLINICAL PATHWAYS

DENGUE SHOCK SYNDROME

RSUD BRIGJEND H HASAN BASRY KANDANGAN


Tahun 2015
Nama Pasien/Jenis
Kelamin:
....................
Diagnosis Awal:
R. Rawat
..................

Umur:

Berat Badan:

..kg
Kode ICD 10 :

Tgl/ jam
masuk
.....................

JENIS
AKTIVITAS/
TINDAKAN
Assesment/
Penilaian Awal
Investigation/Pe
meriksaan

Tgl/ jam
keluar
.....................

Lama Rawat
.......................

RAWAT INAP 0-30


MENIT
TANGGAL: ...........
- Status MR lengkap
- Tanda vital
- DLO, apusan darah
tepi, golongan darah,
gula darah, hemostasis
(PT, aPTT, fibrinogen,
d-dimer), AGD,
elektrolit (Na/K/Cl),
ureum/kreatinin,
SGOT/PT, albumin
- Urine lengkap
- Tes NS1 bila onset
demam < 3 hari,
dengue blot IgM-IgG
dengue
- Rontgen thorax
(PA/lateral)
- USG abdomen
- Hs-CRP/CRP
- IgM Leptospira,
Malaria mikroskopik
dan ICT Malaria, Widal
dan IgM Salmonella,
procalcitonin bila klinis
meragukan/sesuai
indikasi

Tinggi Badan:

Nomor Rekam Medis:

..cm
Expected length of stay :
10 Hari
Kelas
Tarif/hr
.....................

.......................

RAWAT INAP 30
MENIT-2 JAM
TANGGAL: ...........
- Tanda vital
- IgM Leptospira,
Malaria mikroskopik
dan ICT Malaria, Widal
dan IgM Salmonella,
procalcitonin bila
klinis
meragukan/sesuai
indikasi

Biaya (Rp)

Ket

.....................

.....................

RAWAT INAP 2-4 JAM


TANGGAL: ...........
- Tanda vital
- DLO, gula darah,
hemostasis (PT, aPTT,
fibrinogen, d-dimer),
AGD, elektrolit
(Na/K/Cl),
ureum/kreatinin,
SGOT/PT
- IgM Leptospira,
Malaria mikroskopik
dan ICT Malaria, Widal
dan IgM Salmonella,
procalcitonin bila klinis
meragukan/sesuai
indikasi

Treatment/Medi
kasi

- Memberikan O2 mulai
2-4 L/M, disesuaikan
dengan saturasi O2
(pemberian oksigen
disesuaikan indikasi
klinis medis)
- Pemasangan akses
vena 2 jalur
- Pasang NGT (bila
pasien tidak sadar atau
terjadi komplikasi
pankreatitis)
- Pasang CVC, ukur CVP
- Intubasi dan
ventilator sesuai
indikasi
- Pemasangan kateter
urine
- Kaji urine output
- Memasang bedside
monitor kontinu
- Antipiretik:
parasetamol bila
demam
- PPI, sukralfat,
ondansetron injeksi
- Fase awal: cairan
kristaloid diguyur
sebanyak 10-20
mL/kgBB, dievaluasi
setelah 15-30 menit
- Evaluasi: jika TD
sistolik > 100 mmHg,
tekanan nadi > 20
mmHg, nadi < 100x/m
dan adekuat, akral
hangat, kulit tidak
pucat, diuresis: 0,5-1
mL/kgBB/ jam, maka
cairan dikurangi
menjadi 7
mL/kgBB/jam

- Memberikan O2
mulai 2-4 L/M,
disesuaikan dengan
saturasi O2
(pemberian oksigen
disesuaikan indikasi
klinis medis)
- Memeriksa alat
medik yang terpasang
di tubuh pasien
(akses intravena,
kateter urine, dll).
Nilai urine output
- Memasang bedside
monitor kontinu
- Antipiretik:
parasetamol bila
demam
- Simptomatis
- Jika kondisi
hemodinamik stabil,
pemberian cairan 7
mL/kgBB/jam
dievaluasi 60-120
menit. Jika kondisi
hemodinamik stabil,
cairan dikurangi
menjadi 5
mL/kgBB/jam
- Jika fase awal syok
belum teratasi:
berikan kristaloid 2030 mL/kgBB, evaluasi
setelah 20-30 menit
- Bila belum teratasi
dan hematokrit
meningkat: berikan
koloid 10-20 mL/kgBB
tetes cepat 10-15
menit. Namun bila
hematokrit turun:
berikan darah 10
mL/kgBB dan dapat

- Memberikan O2 mulai
2-4 L/M, disesuaikan
dengan saturasi O2
(pemberian oksigen
disesuaikan indikasi
klinis medis)
- Memeriksa alat medik
yang terpasang di
tubuh pasien (akses
intravena, kateter
urine, dll). Nilai urine
output
- Memasang bedside
monitor kontinu
- Antipiretik:
parasetamol bila
demam
- Simptomatis
- Jika kondisi
hemodinamik stabil,
pemberian cairan 5
mL/kgBB/jam
dievaluasi 60-120
menit. Jika kondisi
hemodinamik stabil,
cairan dikurangi
menjadi 3
mL/kgBB/jam
- Jika tidak stabil,
lanjutkan resusitasi
cairan melanjutkan
langkah terakhir yang
dijalankan di jam
sebelumnya
- Bila ada indikasi
(misal perdarahan
masif, perdarahan
tidak terkontrol) dapat
diberikan PRC, FFP,
kriopresipitat, TC
(sesuai indikasi)

diulangi sesuai
kebutuhan
- Bila dengan koloid
syok masih belum
teratasi: pasang
kateter vena sentral
dan berikan koloid
sampai dengan 30
mL/kgBB (maksimal
1-1,5 L/hari dengan
sasaran tekanan vena
sentral 15-18 cmH2O
- Bila kondisi belum
teratasi,
pertimbangkan untuk
melakukan koreksi
pada gangguan asam
basa, elektrolit,
hipoglikemia, anemia,
KID, infeksi sekunder
- Bila tekanan vena
sentral sudah sesuai
target namun syok
belum teratasi maka
dapat diberikan
inotropik atau
vasopressor
- Pemberian inotropik
atau vasoaktif,
keadaan pasien harus
euvolemik dulu
- Dopamine: 5
mg/kgBB/menit
dititrasikan sampai 10
mg/kgBB/menit
dengan sasaran MAP
> 60 mmHg
- Jika MAP tetap < 60
mmHg: dopamine
stop, ganti dengan
dobutamin 5
g/kgBB/menit
dikombinasikan

Diet
Penyuluhan

Rujuk/Konsultas
i

Outcome

Puasa atau diet enteral


per NGT
- Edukasi
- Pengkajian
komplikasi: DIC, sepsis
- Sp.PD, konsultan
penyakit tropik dan
infeksi
- Anestesi/Intensivist
Tegaknya diagnosis
DF/DHF diantaranya
memenuhi kriteria:
- Demam atau riwayat
demam akut, antara 27 hari, biasanya bifasik
- Terdapat minimal satu

dengan norepinefrin
0,05-0,1
g/kgBB/menit dan
dapat dititrasikan
hingga dobutamin 20
g/kgBB/menit dan
norepinefrin
dititrasikan
kenaikannya 0,01
g/kgBB/menit hingga
dosis norepinefrin 1
g/kgBB/menit
- Jika MAP tetap < 60
mmHg, maka regimen
diganti dengan
epinefrin 0,1
g/kgBB/menit
dititrasikan setiap 0,1
g/kgBB/menit hingga
2 g/kgBB/menit
- Bila ada indikasi
(misal perdarahan
masif, perdarahan
tidak terkontrol)
dapat diberikan PRC,
FFP, kriopresipitat, TC
(sesuai indikasi)
Puasa atau diet
enteral per NGT
- Edukasi
- Pengkajian
komplikasi: DIC,
sepsis
- Sp.PD, konsultan
penyakit tropik dan
infeksi
- Anestesi/Intensivist
Tegaknya diagnosis
DF/DHF diantaranya
memenuhi kriteria:
- Demam atau riwayat
demam akut, antara
2-7 hari, biasanya
bifasik

Puasa atau diet enteral


per NGT
- Edukasi
- Pengkajian
komplikasi: DIC, sepsis
- Sp.PD, konsultan
penyakit tropik dan
infeksi
- Anestesi/Intensivist
- Hemodinamik mulai
stabil untuk transfer ke
ruang ICU
- Monitoring kadar Hb,
Ht, jumlah trombosit,
tanda-tanda
perdarahan

dari manifestasi
perdarahan
- Trombositopenia
(jumlah trombosit <
100.000/mL)
- Terdapat minimal satu
tanda-tanda plasma
leakage (kebocoran
plasma)
Dengan ditambah bukti
adanya kegagalan
sirkulasi seperti: nadi
lemah dan cepat,
tekanan nadi sempit (<
20 mmHg), atau
adanya manifestasi:
hipotensi, akral dingin
dan lembab atau
gelisah

Rencana
Perawatan

JENIS
AKTIVITAS/
TINDAKAN
Assesment/
Penilaian Awal
Investigation/Pe
meriksaan

Treatment/Medi
kasi

Rawat ICU

- Terdapat minimal
satu dari manifestasi
perdarahan
- Trombositopenia
(jumlah trombosit <
100.000/mL)
- Terdapat minimal
satu tanda-tanda
plasma leakage
(kebocoran plasma)
Dengan ditambah
bukti adanya
kegagalan sirkulasi
seperti: nadi lemah
dan cepat, tekanan
nadi sempit (< 20
mmHg), atau adanya
manifestasi:
hipotensi, akral dingin
dan lembab atau
gelisah
Rawat ICU

RAWAT INAP HARI KE 1-2


TANGGAL: .............

- Usahakan diuresis
0,5-1 mL/kgBB/jam
- Cegah komplikasi

Rawat ICU

RAWAT INAP HARI KE 3-10


TANGGAL: .............

Tanda vital

Tanda vital

- DLO, apusan darah tepi,


golongan darah, GDS, hemostasis,
AGD, elektrolit, ureum/kreatinin,
tes fungsi hati, protein, albumin
- Urine lengkap
- Tes serologi dengue virus
- Rontgen thorax
- USG abdomen
- Memberikan O2 mulai 2-4 L/M,
disesuaikan dengan saturasi O2
(pemberian oksigen disesuaikan
indikasi klinis medis)
- Memeriksa alat medik yang

- DLO, apusan darah tepi, golongan


darah, GDS, hemostasis, AGD,
elektrolit, ureum/kreatinin, tes
fungsi hati, protein, albumin
- Urine lengkap
- Tes serologi dengue virus
- Rontgen thorax
- USG abdomen
- Memberikan O2 mulai 2-4 L/M,
disesuaikan dengan saturasi O2
(pemberian oksigen disesuaikan
indikasi klinis medis)
- Memeriksa alat medik yang

Diet
Penyuluhan

Rujuk/
Konsultasi
Outcome

Rencana
Perawatan

terpasang di tubuh pasien (akses


intravena, kateter urine, dll). Nilai
urine output
- Memasang bedside monitor
kontinu
- Antipiretik: parasetamol bila
demam
- Simptomatis
- Evaluasi pemberian cairan cairan
pasien. Jika masih belum stabil
diberikan kristaloid 5
mL/kgBB/jam, evaluasi ulang
tanda-tanda hemodinamik.
Evaluasi 60-120 menit. Jika
hemodinamik stabil, kurangi cairan
menjadi 3 mL/kgBB/jam
- Evaluasi 24-48 jam: jika kondisi
hemodinamik stabil, diuresis
cukup, maka cairan dihentikan.
Puasa atau diet enteral per NGT
- Edukasi
- Pengkajian komplikasi: DIC,
sepsis
- Sp.PD, konsultan penyakit tropik
dan infeksi
- Anestesi/Intensivist
- Hemodinamik stabil untuk
transfer ke ruang ICU
- Monitoring kadar Hb, Ht, jumlah
trombosit, tanda-tanda perdarahan
- Usahakan diuresis: 0,5-1
mL/kgBB/jam
- Cegah komplikasi
Rawat ICU

terpasang di tubuh pasien (akses


intravena, kateter urine, dll). Nilai
urine output. Ganti kateter urine
pada hari ke-5 atau aff jika sudah
tidak diperlukan
- Memasang bedside monitor
kontinu
- Antipiretik: parasetamol bila
demam
- Simptomatis
- Evaluasi pemberian cairan pasien.
Jika dengan pemberian cairan 3
mL/kgBB/jam selama evaluasi 24-48
jam kondisi hemodinamik stabil,
diuresis cukup, maka cairan dapat
dihentikan.

Lunak
- Edukasi

- Sp.PD, konsultan penyakit tropik


dan infeksi
- Anestesi/Intensivist
- Hemodinamik stabil
- Perbaikan dari kualitas kesadaran
- Monitoring tanda syok berulang,
perdarahan
- Cegah komplikasi
- Pengkajian resiko infeksi
nosokomial
- Rawat ICU, pindah rawat inap
biasa bila kondisi klinis sudah
memungkinkan
- Rawat jalan

Anda mungkin juga menyukai