Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan
judul UTERITUNIKA yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Farmakologi.
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan
makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait,
baik secara moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak
lupa pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen
yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami
membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan
datang. Akhir kata, besar harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Kelompok IX
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................
1. Latar Belakang .........................................................................................
2. Rumusan Masalah ....................................................................................1
3. Tujuan........................................................................................................1
BAB III : PEMBAHASAN..............................................................................2
1.
Definisi Uteratonika...................................................................................2
2.
Macam-Macam Uteratonika...................................................................... 2
3.
Cara Kerja.................................................................................................. 3
4.
5.
6.
Cara PenangananPemakaianObat.............................................................. 8
PENUTUP........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dewasa ini ilmu kebidanan sangat berkembang pesat, seiring dengan itu
kualitas pelayanan kepada ibu hamil, persalinan dan nifas juga sangat
membanggakan. Kehidupan janin didalam rahim pun menjadi kajian yang
berkembang pesat dimana janin sudah dijadikan sebagai pasien/ klien tersendiri
yang sangat menentukan apakah janin tetap dipertahankan dalam kehidupan
dalam rahim ataukah harus hidup diluar rahim yang berarti harus dilahirkan.
Apabila janin diputuskan harus dilahirkan maka kita akan dihadapkan pada
masalah induksi persalinan dimana saat ini pemakaian oksitosin sebagai induksi
persalinan sangat banyak digunakan.
Perdarahan pasca persalinan masih menjadi momok sebagai salah satu
penyebab kematian ibu terutama dinegara berkembang seperti negara kita
Indonesia. Berbagai kebijakan telah dicanangkan antara lain Gerakan Sayang Ibu
maupun Making Pregnancy Saver yang salah satu pesan kuncinya adalah
penanganan masalah kegawat daruratan kebidanan dimana salah satu focus
gerakannya adalah pencegahan dan penanganan perdarahan pasca persalianan.
Untuk pencegahan perdarahan pasca persalinan saat ini setiap petugas
kesehatan dituntut harus melaksanankan asuhan persalinan normal dengan salah
satu terobosan adalah penatalaksanaan aktif kala tiga dimana penggunaan
uterotonika secara tepat guna harus diterapkan Baik dalam hal induksi persalinan,
maupun masalah pencegahan dan penanganan perdaran pasca persalinan sangat
berkaitan dengan penggunaan oksitosin. Setiap petugas kesehatan yang
menangani masalah ini dituntut mempunyai pengetahuan memadai tentang
uterotonika, baik tentang cara kerjanya, cara pemberianya maupun tentang efek
yang tidak diinginkan. Seperti yang telah kita ketahui bersama, obat merupan
salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam penyakit tidak dapat lepas
begitu saja tanpa keberadaan obat.
Dengan penggunaan obat kita harus mengikuti aturan aturan tertentu karena
obat dalam penggunaan yang digunakan dalam jumlah yang berlebihan dapat
meracuni sedangkan racun yang digunakan dalam jumlah sedikit justru dapat
menjadi obat bagi tubuh kita.. Salah satu dari obat yang sudah sering
dipergunakan adalah uterotonik dan anti perdarahan. Obat obat uterotonika dan
anti perdarahan tidak pernah lepas dari segala masalah kesehatan yan
berhubungan dengan kehamilan dan persalinan
.Masalah kehamilan dan persalinan merupakan masalah yang riskan karena
sangat erat dengan keselamatan jiwa seseoramg sehingga ironis sekali apabila
terjadi kesalahan walau hanya sedikit saja. Hal hal yang perlu diketahui adalah
mengenai nama obat, tujuan penggunaan, mekanisme kerja, indikasi, kontra
indikasi, efek samping, cara pemakaian serta dosis yang digunakan. Uterotonika
Adalah Zat Yanag Digunakan Untuk meningkatkan kontraksi uterus.Uterotonik
banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta
penanganan perdarahan post partum, penegndapan perdarahan akibat abortus
inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III persalinan.
B.
C.
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
TUJUAN
1.
2.
Untuk mengetahui jenis Obat Uterotonika?
3. Untuk Mengetahui Mekanisme Kerja Obat Uterotonika ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Uterotonika
2.
3.
4.
5.
Uterotonika adalah obat yang dapat meningkatkan kontraksi otot polos uterus.
Banyak obat memeperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang
kerjanya cukup selektif dab dapat berguna dalam praktek keperawatan. Obat
yanng bermanfaat itu ialah oxytocin(oksitosin) dan derivatnya, alkaloid ergot dan
derivatnya, dan beberapa prostaglandin semisintetik. Obat- obat tersebut
memperlihatkan respons bertingkat (graded respons) pada kehamilan, mulai dari
kontraksi uterus spontan, ritmis sampai kontraksi tetani. Meskipun obat ini
mempunyai efek farmakodinamik lain, tetapi manfaat dan bahayanya terutama
terhadap uterus. Derivat prostaglandin merupakan obat yang baru dikembangkan
tahun tujuh puluhan. Pembicaraan di sini terbatas pada efek Prostaglandin E dan F
terhadap uterus serta penggunaannya sebagai abortivum, dan oksitosin untuk
induksi partus. Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik,ibu sebaiknya
melahirkan dirumah sakit,dan jangan di rumah sendiri. Hasil pemeriksaan waktu
bersalin, misalnya:
1.
2.
3.
4.
5.
bahwa
ergotoksin
merupakan
campuran
zat,
yaitu
yang paling kuat dari kelompok alkaloid asam amino yang aktif, dan ergotamin
yang tidak aktif merupakan alkaloid ergot murni yang pertama ditemukan.
Kemudian ditemukan zat uterotonik larut air dinamakan ergonovin
(ergometrin. Ergonovin dan turunannya menghasilkan asam lisergat dan amin
pada hidrolisis, maka disebut juga alkaloid amin. Alkaloid dengan berat molekul
tinggi yang mengandung asam lisergal, amonia, asam piruvat, prolin dan asam
amino lainnya dikenal juga sebagai alkaloid asam amino atau ergopeptin. Salah
satu derivat ergopeptin adalah bromokriptin
Farmakodinamik
Berdasarkan efek dan struktur kimianya alkaloid ergot dibagi menjadi 3 kelompok
:
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
Uji oksitoksin
Kontra Indikasi
Persalinan kala I dan II :
1.
Hipersensitif
2.
Penyakit vascular
3.
4.
5.
6.
7.
Eklampsi
Pada Uterus
Semua alkaloid ergot alam meningkatkan kontraksi uterus dengan nyata.
Dosis kecil menyebabkan peninggian amplitudo dan frekuensi, kemudian diikuti
relaksasi. Dosis besar menimbulkan kontraksi tetanik, dan peninggian tonus otot
dalam keadaan istirahat. Dosis yang sangat besar menimbulkan kontraktur yang
berlangsung lama. Sediaan ergot alam yang paling kuat adalah ergonovin.
Cara Pakai Dan Dosis
a.
b.
c.
IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek samping
lebih sedikit.
Dosis :
Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 24 jam bila perdarahan hebat.
Contoh obat
Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.
Epek samping
1.
2.
Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi
lemah dan cepat, bingung dan tidak sadar
3.
Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis tunggal
0,5-1,5 mg parenteral
4.
5.
2. Oksitosin
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior
yang menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin
diduga berperan pada awal kelahiran. (Ismania.2001). Oksitosin merangsang otot
polos uterus dan kelenjar mama. Fungsi perangsangan ini bersifat selektif dan
cukup kuat. sehingga pada akhir kehamilan kadar oksitosin meninggi dimana
berikatan dg reseptor oksitosin yg terletak di dlm miometrium yaitu dlm membran
plasma sel otot polos uterus , oksitosin adalah golongan obat yang digunakan
untuk merangsang kontraksi otot polos uterus dalam membantu proses persalinan,
pencegahan perdarahan pasca persalinan (P3) serta penguatan persalinan ,
Oksitosin merangsang otot polos uterus dan mammae selektif dan cukup kuat
Stimulus sensoris pada serviks, vagina dan payudara merangsang hipofisis
posterior melepaskan oksitosin. Sensitivitas uterus meningkat dng pertambahan
usia kehamilan. Stimulus sensoris pada serviks, vagina, dan payudara secara
refleks melepaskan oksitosin dari hipofisis posterior. Sensitivitas uterus terhadap
oksitosin meninggi bersamaan dengan bertambahnya umur kehamilan.
Pada
kehamilan
tua
dan
persalinan
spontan,
pemberian
oksitosin
rumah
sakit,
namun
potensi
oksitoksin
dalam
mengganggu
keseimbangan cairan dan tekana darah membuat obat ini tidak tepat untuk
digunakan pada ibu hamil dengan pre-eklamsia aau penyakit kardiovaskuler atau
pada ibu hamil yang berusia di atas 3 tahun. Pemberian infuse oksitoksin
merupakan kontraindikasi pada ibu hamil yang menghadapi resiko karena
melahirkan pervaginam, misalnya kasus dengan melpresentasi atau solosio
plasenta atau denagn resiko rupture uteri yang tinggi. Pemberian infuse oksitoksin
yang terus-menerus pada kasus dengan resistensi dan inersia uterus merupakan
kontraindikasi.
Uterus yang starvasi. Kontraksi otot uterus memerlukan glukosa maupun
oksigen. Jika pasokan keduanya tidak terdapat pada otot yang berkontraksi
tersebut dan keadaan ini mungkin terjadi karena starvasi atau pemberian
oksitoksin tidak akan adekuat sehingga pemberian oksitoksin secara sedikit demi
sedikit tidak akan efektif. Situasi ini lebih cenderung di jumpai pada persalinan
yang lama. lokal di uterus tetapi sedikit pengaruhn ya terhadap eliminasi kadar
oksitosin dalam plasma.
Farmakologi
a.
Uterus
Oksitosin merangasang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos uterus. Efek
ini tergantung pada konsentrasi estrogen. Pada konsentrasi estrogen yang rendah,
efek oksitosin terhadap uterus juga berkurang. Progestin digunakan secara luas di
klinik untuk mengurangi aktivitas uterus pada kasus abortus habitualis meskipun
efektivitasnya tidak jelas. Pada kehamilan trimester I dan II aktivitas motorik
uterus sangat rendah, dan aktivitas ini secara spontan akan meningkat dengan
cepat pada trimester III dan mencapai puncaknya pada saat persalinan. Oksitosin
dapat memulai atau meningkatkan ritme kontraksi uterus pada setiap saat, namun
pada kehamilan muda diperlukan dosis yang tinggi. Oksitosin menyebabkan
pengelepasan prostaglandin pada beberapa spesies, tetapi tidak jelas apakah ini
merupakan efek primernya atau berhubungan dengan kontraksi uterus.
b.
Kelenjar Mama
Bagian alveolar kelenjar mama dikelilingi oleh jaringan otot polos, yaitu
mioepitel. Kontraksi mioepitel menyebabkan susu mengalir dari saluran alveolar
ke dalam sinus yanng besar, sehingga mudah dihisap bayi. Fungsi ini di namakan
ejeksi susu. Mioepitel sangat peka terhadap oksitosin. Sediaan oksitosin berguna
untuk memperlancar ejeksi susu, bila oksitosin endogen tidak mencukupi. Juga
berguna untuk mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan.
c.
Sistem Kardiovaskuler
Apabila oksitosin diberikan dalam dosis besar akan terlihat relaksasi otot polos
pembuluh darah secara langsung. Terjadi penurunan tekanan sistolik dan terutama
penurunan tekanan sistolik dan terutama penurunan tekanan diastolik, warna kulit
menjadi merah, dan aliran darah ke ekstermitas bertambah. Bila dosis besar
diberikan terus menerus secara infus, maka penurunan tekanan darah akan diikuti
sedikit penggian tekanan darah tetapi menetap. Dosis oksitosin untuk indikasi
obstetrik, tidak jelas menimbulkan penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan
darah jelas terjadi pada penderita yang mendapat dosis besar, yang diberikan
selama anestesia dalam. Otot polos yang sensitif terhadap oksitosin hanyalah
uterus, pembuluh darah dan miopitel kelenjar payudara.
Fafrmakokinetik
Oksitosin memberikan hasil baik pada pemberian parenteral. Pemberian
oksitosin intranasal, meskipun kurang efisien lebih disukai daripada pemberian
parenteral. Oksitosin diabsorpsi dengan cepat melalui mukosa mulut dan bukal
sehingga memungkinkan oksitosin diberikan sebagai tablet hisap. Cara pemberian
nasal atau tablet hisap dicadangkan untuk penggunaan pasca-persalinan.
Selama kehamilan, kadar aminopeptidase dalam plasma(oksitosinase atau
sistil aminopeptidase) meningkat sepuluh kali dan menurun setelah persalinan.
Enzim ini menginaktifkan oksitosin dan ADH melalui pemecahan ikatan peptida.
Enzim ini diduaga meregulasi konsentrasi oksitosin lokal di uterus tetapi sedikit
pengaruhnya terhadap eliminasi kadar oksitosin dalam plasma. Di duga sumber
oksitosinase ini adalah plasenta. Waktu paruh oksitosin sangat singkat, antara 1217 menit. Penurunan kadar plasma sebagian besar disebabkan ekskresi oleh ginjal
dan hati. Penggunaan klinik adalah :
1.
Untuk diagnosa janin mengalami gangguan atau tidak, terjadinya sirkulasi pada
placenta.
2.
sulitnya
air
susu
keluar.
Indikasi
1.
Indikasi oksitosik.
2.
3.
4.
5.
Uji oksitoksik
6.
b.
Kontra Indikasi
1.
2.
Distress janin
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Peeklamsi atu pemnyakit kardiovaskuler atu pada ibu hamil yang berusia 35
tahun
9.
infuse
dititrasi
untuk
mengawasi
terjadinya
atonia
uterus.
2.
3.
4.
5.
Kerja antidiuretik
6.
Reaksi hipersensitifitas
7.
Reaksi anafilaktik
8.
9.
10.
11.
12.
Aritmia jantung
13.
Hematoma panggul
3.
Misoprostol / Prostagladin
dari
kelenjar
prostat,
sang
penemu
memberinya
nama
prostaglandin.
Framakologi
Prostaglandin dapat dianggap sebagai hormon lokal, karena kerjanya terbatas
pada organ penghasil dan segera diinaktifkan di tempat yang sama. Prostaglandin
yang terdapat pada uterus, cairan menstrual dan cairan amnion ialah PGE dan
PGF. Di bidang keperawatan penggunaan PG terbatas pada PGE2 dan PGF2 .
Semua PGF merangsang kontraksi uterus baik hamil maupun tidak. Sebaliknya
PGE2 merelaksasi jaringan uterus tidak hamil in vitro, tetapi memperlihatkan efek
oksitosik lebih kuat dari PGF2 . Prostaglandin memperlihatkan kisaran dosisrespons yang sempit dalam menimbulkan kontraksi fisiologik, dan ini
lokal
pada
serviks,
menyebabkan
serviks
matang
tanpa
Indikasi
1.
2.
3.
4.
5.
Uji oksitosin
6.
b.
Kontra Indikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
1.
Hiperstimulasai uterus
2.
Pireksia
3.
Infalamasi
4.
5.
Diuresis+kehilangan elektrolit
6.
Efek pada sistem syaraf pusat( tremor merupakan efek samping yang jarang
terjadi )
7.
8.
C.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analgesik Uterotonika Adalah Zat Yanag Digunakan Untuk meningkatkan
kontraksi uterus.Uterotonik banyak digunakan untuk induksi, penguatan
persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum, penegndapan
perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III
pembuluh darahnya.
Uterotonika (Oxytocic) merupakan obat yang penting tetapi berbahaya.
Jikalau dipergunakan secara salah, obat ini dapat menimbulkan kematian ibu atau
bayinya di dalam kandungan. Jikalau dipergunakan secara benar, kadangkala obat
ini dapat menyelamatkan kehidupan. Berikut manfaat dari Uterotonika:
1. Untuk mengatasi pendarahan saat melahirkan
2. Membantu mencegah pendarahan hebat saat melahirkan
3. Untuk mengatasi pendarahan pada keguguran
B. Saran
Dalam pembuatan makalah yang berjudul OBAT Uterotonika masih
banyak memiliki kekurangan oleh karna itu keritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan demi melengkapi makalah ini.
Daftar Pustaka
Sutistia G.Ganiswara .2007. Farmakologi Dan Terapi edisi V. Jakarta, Gaya Baru
Katzung. G. Bertram 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VIII Bagian ke II.
Jakarta : Salemba Medika.
Oktadiana, Isma. 2013. [Internet]. Makalah
Pada
2014.
28
September
Sumber
<http://ismaoktadiana.blogspot.com/2013/12/makalah-uteratonikadan_9402.html>
September
2014.
Sumber
<Uteratonikamartin.blogspot.com/2011/01/uuteratonika.html >
BlogKesehtanPutri. 2014. [Internet]. Makalah Analgetik Dan Antipiretik .
Diakses
Pada
28
September
2014.
Sumber
<http://sofaners.wordpress.com/2013/03/18/makalah-uteratonika.html>
Prof.Dr.Anas Subarnas, Apt, Msc.Dkk. 2007. Pedoman Informasi Obat Bagi
Pengelola Obat Di Puskesmas . Bengkulu.