PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker serviks merupakan kanker tersering kedua di dunia pada
perempuan namun merupakan kanker yang sifatnya tersering terjadi di daerah
berkembang. Pada tahun 2002 prevalensi kasus kanker serviks di dunia
mencapai 1,4 juta dengan 193/1000 kasus baru dan 273.000 kasus kematian.
Dari data tersebut lebih dari 80% penderita berasal dari Asia Selatan, Subsaharan Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Dari data WHO
menyatakan bahwa setiap tahunnya 230.000 perempuan meninggal akibat
kanker serviks dan 190.000 penderita berasal dari negara berkembang (WHO,
2000).
Insiden kanker serviks bervariasi dari 10:10.000 dinegara barat sampai
40:100.000 di negara berkembang. Tingginya angka penderita kanker serviks
di negara berkembang disebabkan oleh kurangnya program skrining dan
fasilitas kesehatan yang berkualitas, serta tingginya prevalensi infeksi Human
Papilloma Virus yang onkogenik. Kanker serviks merupakan kanker tersering
di Indonesia dengan perkiraan insidens 25-40: 100.000. Menurut data tahun
2000. Kanker serviks merupakan 28% dari seluruh kanker yang diderita oleh
perempuan dan 18% dari seleuruh kanker yang terjadi di Indonesia dengan
jumlah kasus baru sekitar 3256 kasus. Data tersebut diperkirakan bukan angka
yang sebenarnya dikarenakan masih banyak penderita yang tidak mau datang
ke pelayanan kesehatan untuk mengontrol penyakitnya. Kanker serviks terjadi
mulai dari dekade ke-2 kehidupan. Insidens puncak pada usia 45 tahun untuk
kanker invasif dan 30 tahun untuk lesi prekanker.
Di negara berkembang seperti di negara Indonesia, puncak insidens
kanker serviks terdapat pada usia 35-45 tahun. Penurunan puncak insidens
kanker serviks diperkirakan akibat adanya program skrinning aktif yang
bertujuan mendeteksi lesi prekanker sedini mungkin dari faktor risiko lain
seperti perilaku seksual dan paritas.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan mengidentifikasi
gangguan dalam sistem reproduksi yaitu, kanker Serviks.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari Kanker Serviks.
b. Untuk mengetahui etiologi dari Kanker Serviks.
c. Untuk mengetahui patofisiologi dari Kanker Serviks.
d. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Kanker Serviks.
e. Untuk mengtahui tanda dan gejala Kanker Serviks.
f. Untuk mengetahui faktor resiko Kanker Serviks.
g. Untuk mengetahui stadium dalam Kanker Serviks.
h. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada Kanker Serviks.
i. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Kanker Serviks.
j. Untuk mengetahui komplikasi dari Kanker Serviks.
k. Untuk mengetahui prognosis dari Kanker Serviks.
l. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien Kanker Serviks.
m. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas
I.
D. Manfaat Penulisan
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang gangguan
pada sistem reproduksi yaitu, Kanker Serviks dalam tubuh manusia
sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, terutama bagi para
mahasiswa keperawatan dalam melakukan pemeriksaan dan tindakan
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kanker Serviks/Kanker Leher Rahim
Kanker leher rahim adalah kanker primer yang terjadi pada jaringan
leher rahim atau serviks. Sementara lesi prakanker, adalah kelainan pada epitel
serviks akibat terjadinya perubahan sel-sel epitel, namun kelainannya belum
menembus lapisan basal.( Andrijono, 2007)
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumor ganas yang tumbuh
didalam leher rahim atau cerviks (bagian terendah dari rahim yang menempel
pada puncak vagina). Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 3555 tahun (Mansjoer, Arif. 2013)
Karsinoma insitu pada serviks adalah keadaan di mana sel-sel neoplastik
terdapat pada seluruh lapisan epitel. Perubahan prakanker lain yang tidak
sampai melibatkan seluruh lapisan epitel serviks disebut dysplasia.
Kanker serviks adalah perubahan sel-sel serviks dengan karakteristik
histology. Proses perubahan pertama menjadi tumor ini mulai terjadi pada selsel squamoculummar junction. Kanker serviks ini terjadi paling sering pada
usia 30 sampai 45 tahun, tetapi dapat terjadi pada usia dini, yaitu 18 tahun.
(Prawiharjo, sarwono. 2011)
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah serviks
(leher Rahim) sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP,
1997). Di dunia, setiap 2 menit seorang perempuan meninggal akibat kanker
serviks, sedangan di Indonesia setiap 1 jam. (Ferlay J et al., Globocan, 2002;
IARC 2004. Dalam buku Kesehatan Reproduksi)
B. Etiologi
Penyebab primer kanker leher rahim adalah infeksi kronik leher rahim
oleh satu atau lebih virus HPV (Human Papiloma Virus) tipe onkogenik yang
beresiko tinggi menyebabkan kanker leher rahim yang ditularkan melalui
hubungan seksual (sexually transmitted disease). Perempuan biasanya
terinfeksi virus ini saat usia belasan tahun, sampai tiga puluhan, walaupun
kankernya sendiri baru akan muncul 10-20 tahun sesudahnya. Infeksi virus
HPV yang berisiko tinggi menjadi kanker adalah tipe 16, 18, 45, 56 dimana
HPV tipe 16 dan 18 ditemukan pada sekitar 70% kasus. Infeksi HPV tipe ini
dapat mengakibatkan perubahan sel-sel leher rahim menjadi lesi intra-epitel
derajat tinggi (high-grade intraepithelial lesion/ LISDT) yang merupakan lesi.
( FKUI.2008)
Faktor etiologi lain yang berhubungan dengan kanker serviks adalah
aktivitas seksual terlalu muda (<16 tahun), jumlah pasangan seksual yang
tinggi (>4 orang), adanya riwayat infeksi berpapil (warts). Karena
hubungannya erat dengan infeksi HPV, wanita yang mendapat atau
menggunakan penekan kekebalan (immunosuppressive) dan penderita HIV
beresiko menderita kanker serviks. Bahan karsinogenik spesifik dari
temabakau dijumpai dalam lender serviks wanita perokok. Bahan ini dapat
merusak DNA sel epitel skuamosa dan bersama dengan infeksi HPV
mencetuskan transformasi maligna. (M.Farid.2006)
C. Patofisiologi
Virus herpes simplex
Sito megalo virus
Virus HPV
Faktor-faktor resiko
Pendarahan
Kurangpengetahuan
Cemas/Takut
Hipovolemi
Anemia
Bau busuk
Pengobatan
Resti Infeksi
Kulit merah, Depresi
kering Mulut
sumsum
kering stomatitis
tulang
Intoleransi aktifitas
Resti
kerusakan
integritas
kulit
Hb
Anemia
Sel-sel kurang O2
Gastrointestin kurang O2
Resti
kekurangan
volume cairan
Mual, muntah
Nutrisi kurang
Kelemahan/kelelahan
Resiko injury
serviks
yang
disebut
skuamo
kolumnar
junction
(SCJ).
(Mitayani,2009)
1. Tumor dapat tumbuh :
a. Eksofilik, Mulai dari arah SCJ kearah lumen vagina sebagai massa
proliferative yang mengalami infeksi skunder dan nekrosis.
b. Endofilik, Mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan
cenderung infiltrative membentuk ulkus.
c. Ulseratif, Mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan
pelvis dengan melibatkan fornices vagina untuk menjadi ulkus yang
luas. Serviks normal secara alami akan mengalami metaplasi atau erosi
yaitu
radioterapi
atau
histerektomi
radikal
dengan
umumnya,
screening
awal
(pap
smear)
mampu
10
menopause
dan
keluar
lendir
bercampur
darah
serta
Gambaran Klinis:
1. Keluhan Metroragia
2. Keputihan
3. Perdarahan pascakoitus
4. Perdarahan spontan
5. Bau busuk yang khas
6. Obstruksi total vesika urinaria
7. Cepat lelah
8. Kehilangan berat badan
9. Anemia
10. Serviks teraba membesar, ireguler, teraba lunak
11. Lesi pada porsio dan vagina
F. Faktor Resiko pada Kanker Serviks
11
12
yang
terlalu
sering,
maka
zat
antiseptik
tersebut
dapat
mengakibatkan iritasi pada kulit bibir vagina yang sangat lembut. Iritasi
ini biasa berkembang menjadi sel abnormal yang berpontensi displasia.
8. Infeksi virus. Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma
atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker
serviks
9. Riwayat infeksi di daerah kelamin dan radang panggul. Infeksi Menular
Seksual (IMS) dapat menjadi peluang meningkatnya resiko terkena kanker
serviks.
10. Sosial ekonomi. Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial
ekonomi rendah, mungkin fakktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan
gizi, imunitas, dan kebersihan perseorangan. Pada golongan social
ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang, hal ini
memengaruhi imunitas tubuh.
11. Hygiene dan sirkumsisi. Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya
kanker serviks pada perempuan yang pasangannya belum disirkumsisi.
Hal ini karena pada pria nonsirkumsisi, hygiene penis tidak terawatt
sehingga banyak terdapat kumpulan smegma.
12. Merokok dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). Terkandung
nikotin dan zat lainnya yang terdapat di dalam rokok. Zat-zat tersebut
dapat menurunkan daya tahan serviks dan menyebabkan kerusakan DNA
epitel serviks sehingga timbul kanker serviks. Sedangkan pemakaian
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi
di serviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terusmenerus.
13. Defisiensi zat gizi. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa defisiensi
asam folat dapat meningkatkan resiko terjadinya NIS 1 dan NIS 2, serta
mungkin juga meningkatkan resiko terkena kanker serviks pada wanita
yang rendah konsumsi beta karoten dan vitamin (A, C, dan E).
13
Stadium Ia
korpus uteri)
Invansi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara
mikroskopik, lesi yang dapat dilihat secara langsung
walau
dengan
invansi
yang
sangat
superficial
Stadium Ia2
Stadium Ib
Stadium Ib1
Stadium Ib2
Stadium II
dari Ia
Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm
Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm
Telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai sepertiga
bawah atau infiltrasi ke parametrium belum mencapai
Stadium IIa
dinding panggul.
Telah melibatkan vagina tapi belum melibatkan
Stadium IIb
parametrium
Infiltrasi ke parametrium, tetapi belum mencapai
Stadium III
dinding panggul
Telah melibatkan sepertiga bawah vagina atau adanya
perluasaan sampai dinding panggul. Kasus dengan
hidroneprosis atau ganguan fungsi ginjal dimasukan
dalam stadium ini, kecuali kelainan ginjal dapat
Stadium IIIa
14
Stadium IIIb
Stadium IV
Stadium Iva
Stadium IVb
rectum
Metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul
adanya
Frekuensi
15
21-29
30-69
>70
rileks.
2. Pelaksanaan
a. Pasien dibaringkan dalam posisi litotomi,
b. Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir.
c. Keringkan tangan dengan handuk bersih.
16
alkohol
95%
spray
18
19
20
4. Schillentest
Cara kerja pemeriksaan ini adalah:
a. Serviks diolesi dengan larutan yodium
b. Sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat.
c. Sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
Jika terkena karsinoma tidak berwarna.
I. Penatalaksanaan Kanker Seviks
1. Terapi local
Terapi local dilakukan pada penyakit prainvasif, yang meliputi
biopsy, cauterasi, terapi laser, konisasi, dan bedah buku.
2. Histerektomi
Histerektomi mungkin juga dilakukan tergantung pada usia wanita,
status anak, dan atau keinginan untuk sterilisasi. Histerektomi radikal
adalah pengangkatan uterus, pelvis dan nodus limfa para aurtik.
3. Pembedahan dan terapi radiasi
Pembedahan dilakukan untuk pengangkatan sel kanker. Pembedahan
ini dilakukan pada kanker serviks invasive. Pada terapi batang eksternal
bertujuan untuk mengetahui luas dan lokasi tumor serta mengecilkan
tumor.
4. Radioterapi batang eksternal
Terapi ini dilakukan jika nodus limfe positif terkena dan bila batasbatas pembedahan itu tegas. Untuk terapi radiasi ini biasanya para wanita
dipasang kateter urine sehingga tetap berada di tempat tidur, makan
makanan dengan diet ketat dan memakan obat untuk mencegah defekasi,
karena pada terapi ini biasanya terpasang tampon (aplikator).
5. Eksenterasi pelvica
Penatalaksanaan ini dilakukan jika terjadi kanker setempat yang
berulang. Penatalaksanaan ini dapat dilakukan pada bagian anterior,
posterior, atau total tergantung organ yang diangkat ditambah dengan
uterus dan nodus limfa disekitarnya.
6. Terapi biologi
21
makanan,
jenis
makanan,
makanan
22
Kanker serviks stadium lanjut ataupun kanker serviks yang tumbuh lagi
setelah pengobatan dapat menyebabkan kematian pada penderitanya karena
kegagalan pengobatan. Pada stadium lanjut, kanker dapat menyebar
(metastase) ke berbagai organ lainnya sehingga dapat menyebabkan gangguan
fungsi berbagai organ, seperti ginjal, paru-paru, hati dan organ lainnya.
(Hartati Nurwijaya, dkk, 2010).
Sedangkan menurut Wan Desen, 2011, komplikasi kanker serviks uteri
adalah sebagai berikut:
a. Retensi uri
Pada waktu histerektomi total radikal mudah terjadi rudapaksa
pleksus saraf dan pembuluh darah kecil intrapelvis, hingga timbul
gangguan sirkulasi darah, disuria, retensi uri. Biasanya pasca operasi
dipertahankan saluran urin lancer 5 7 hari, secara berkala dibuka 3 4
hari, fungsi buli-buli biasanya dapat pulih.Pada retensi uri sekitar 80%
dalam 3 minggu fungsi buli-bulinya.
b. Kista limfatik pelvis
Pasca pembersihan kelenjar limfe pelvis, drainase limfe tidak lancar,
dapat
terbentuk
kista
limfatik
retroperitoneal,
umumnya
pasien
23
24
25
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan
dikalangan wanita. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu
epithelium yang normal sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala
dan merupakan proses yang perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahuntahun. Ada beberapa klasifikasi tapi yang paling banyak penganutnya adalah
yang dibuat oleh IFGO (International Federation of Ginekoloi and Obstetrics),
yaitu Stage 0, 1, 1 a , 1 b, 2, 3 , dan 4. Gejala klinis kanker serviks pada
stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang lebih khas, baik berupa
perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofitik), fluor albus yang
berbau dan rasa sakit yang sangat hebat.
HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak kanker
serviks. Sebagai tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab
juga. Adapun faktor resikonya, yaitu : Pola hubungan seksual, Paritas,
Merokok, Kontrasepsi oral, Defisiensi gizi, Sosial ekonomi, dan Pasangan
seksual.
Dari laporan FIGO tahun 1988, kelompok umur 30-39 tahun dan
kelompok umur 60-69 tahun terlihat sama banyaknya. Secara umum, stadium
IA lebih sering ditemukan pada kelompok umur 30-39 tahun, stadium IB dan
II sering ditemukan pada kelompok umur 40-49 tahun, stadium III dan IV
sering ditemukan pada kelompok umur 60-69 tahun. Pengobatan kanker
serviks yang dapat dilakukan, yiatu : Pembedahan, Terapi penyinaran,
Kemoterapi, dan Terapi biologis.
B. Saran
Berhati-hatilah dengan penyakit kanker serviks, lebih baik mencegah
dari pada mengobati. Ternyata tidak mudah menjadi seorang wanita, tapi
bukan berarti sulit untuk menjalaninya. Penyakit bisa kita hindari asal kita
selalu berusaha hidup sehat dan teratur.
38
DAFTAR PUSTAKA
Andrijono. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC
http://drvegan.wordpress.com/2010/01/10/kanker-leher-rahim-kanker-serviks/
(Diakses Tanggal 17 November 2016)
Kumalasari, Intan, Iwan Andhyantoro.
2014.
Kesehatan
Reproduksi.
Jakarta:Salemba Medika.
Mansjoer, Arif. 2013. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Mitayani. 2013. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Prawiharjo, sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka
Satyadeng. 2010. Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks).
https://niamenulis.wordpress.com/2013/12/09/inspeksi-visual-dengan-asamasetat-iva/