Anda di halaman 1dari 28

Tanda tangan :

NIM

: 11.2013.213

Dr pembimbing / penguji

:dr. Fx.. Widiarso,Sp.OG

IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny.NAF
Umur : 29 tahun
Status perkawinan : Kawin (P0AII)
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Undaan Lor RT 04/ RW 01,

Jenis kelamin : Perempuan


Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Masuk Rumah Sakit : 18 Mei 2015

Undaan, Kudus

Pukul 13.00 WIB

Nama suami

: Tn. MK

Umur

: 31 tahun

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Undaan Lor, RT 04/ RW 01, Undaan, Kudus

Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis tanggal18 Mei 2015, pukul 13.30 WIB
Keluhan utama :
Pasien datang dengan keluhan menstruasi tidak teratur sejak 1 tahun lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan menstruasi tidak teratur sejak 1 tahun lalu. Pasien mengatakan
tanggal haid mulai maju 4 7 hari sejak 1 tahun lalu. Sejak usia muda, pasien juga merasa
nyeri perut dan pinggang belakang saat menstruasi. Perut pasien tidak terasa membesar.
Pasien tidak kesakitan bila perut ditekan. Pasien menyangkal adanya penurunan nafsu makan,
penurunan berat badan drastis, ataupun terasa cairan di perut.Untuk keluhan ini, pasien belum
berobat ke dokter.
Pasien mengatakan tidak ada keluhan dalam buang air besar maupun buang air kecil. Pasien
pernah mengalami keguguran pada kehamilan pertama dan kehamilan ektopik terganggu
pada kehamilan kedua. Pasien mengatakan hari pertama menstruasi terakhir 1 minggu SMRS.

Riwayat Haid Sebelum Keluhan:


Menarche

: 13 tahun

Siklus

: 28 hari

Lama

: 7 hari

HPHT

: 12 Mei 20115

Perkawinan

:1 kali

Menikah usia

: 24 tahun

Lama menikah

: 5 tahun

Riwayat KB

: tidak ada

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


Hami

Usia

Jenis

Penyuli

penolon

Jenis

BB/TB

Umur

l ke

kehamila

persalina

kelamin

lahir

sekarang

n
12 minggu
4 minggu

1
2

Abortus
Kehamilan ektopik terganggu

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah menderita penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, asma dan alergi.

OS memiliki riwayat operasi laparatomi karena kehamilan ektopik terganggu tahun 2012

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis,
asma dan alergi.
Hubungan

Umur

Jenis

Keadaan

Penyebab

kelamin

kesehatan

meninggal

Ayah

54tahun

Laki-laki

Hidup

Ibu

52tahun

Perempuan

Hidup

Suami

31tahun

Laki-laki

Hidup

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Tekanan darah

: 110/60 mmHg

Nadi

: 84x/menit

Pernafasan

: 20x/menit

Suhu

: 36,7oC

Mata

: Konjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik -/-

Jantung

: BJ I-II reguler murni, gallop (-), murmur (-)

Thorak

: Suara napas dasar vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen

Inspeksi: bentuk abdomen datar, tidak terlihat adanya benjolan.


Tampak adanya bekas operasi.
Palpasi: teraba massa kistik di sebelah kanan 4 jari di bawah pusat,
permukaan licin, mobile, terdapat nyeri tekan ringan, massa sebesar
tinju dewasa,tidak ada defans muskuler

Ekstremitas

: Edema -/-, akral hangat+/+

Pemeriksaan Obstetri dan Ginekologi


Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Wajah

: Chloasma gravidarum (-)

Payudara : pembesaran payudara (-), puting susu menonjol,


Abdomen :
Inspeksi

: abdomen tampak datar, terlihat bekas operasi pada linea mediana abdomen,
Linea nigra (- ), striae livide (-), striae albicans (-)

Palpasi

: teraba massa kistik di sebelah kanan4 jari di bawah pusar, permukaan licin,
mobile, nyeri tekan (+), defans muscular(-)

PPV

: (-)

Leukore

: (-)

Pemeriksaan Dalam
Vaginal Toucher

Fluxus (-), fluor (-)

V/U/V : tidak ada kelainan

Portio : sebesar jempol tangan dan lembut

OUE : tertutup

CUT

Adnexa:Teraba masa kistik di adneksa kanan sebesar tinju dewasa dan mudah

: seperti telur ayam

digerakan, nyeri tekan (+).

CD

Ketika benjolan digoyangkan, portio tidak ikut goyang

: tidak ada kelainan

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin
Hemoglobin

13,2g/dL

(N: 11,7 15,5)

Leukosit

9,40ribu

(N: 3.600 11.000)

Hematokrit

40,60 %

(N: 30-43)

Trombosit

310.000

(N: 150.000-440.000)

Eritrosit

4,65 juta

(N: 3,8 5,2)

GDS

103 g/dl

(N: 75-110)

Ureum

11,0

(N:15-20)

Kreatinin

0,90

(N:0,6-1,1)

Natrium

141,3

(N: 135-147)

Kalium

3,67

(N:3,5-5)

Kalsium

8,8

(N: 8,5-10,2)

Golongan darah/Rh

O/+

Waktu perdarahan/BT

1,00 menit

(N: 1-3)

Waktu pembekuan/CT

5.30 menit

(N: 2-6)

Ringkasan
Pasien wanita usia 29 tahun, P0AII,datang dengan keluhan menstruasi tidak teratur sejak 1
tahun lalu. Pasien mengatakan tanggal haid mulai maju 4 7 hari sejak 1 tahun lalu. Sejak
usia muda, pasien juga merasa nyeri perut dan pinggang belakang saat menstruasi. Perut
pasien tidak terasa membesar. Pasien tidak kesakitan bila perut ditekan. Pasien pernah
mengalami keguguran pada kehamilan pertama dan kehamilan ektopik terganggu pada
kehamilan kedua. Pasien mengatakan hari pertama menstruasi terakhir 1 minggu SMRS.

Riwayat Haid:
Menarche

: 13 tahun

Siklus

: 28 hari

Lama

: 7 hari

HPHT

: 12 Mei 20115

Perkawinan

:1 kali

Menikah usia

: 24 tahun

Lama menikah

: 5 tahun

Riwayat KB

: tidak ada

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Tekanan darah

: 110/60 mmHg

Nadi

: 84x/menit

Pernafasan

: 20x/menit

Suhu

: 36,7o

Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Wajah

: Chloasma gravidarum (-)

Payudara : pembesaran payudara (-), puting susu menonjol,


Abdomen :
Inspeksi

: abdomen tampak datar, terlihat bekas operasi pada linea mediana abdomen,
Linea nigra (- ), striae livide (-), striae albicans (-)

Palpasi

: teraba massa kistik di sebelah kanan4 jari di bawah pusar, permukaan licin,
mobile, nyeri tekan (+), defans muscular(-)

Ekstremitas : Edema -/-, akral hangat+/+

Pemeriksaan Dalam
Vaginal Toucher

Fluxus (-), fluor (-)

V/U/V : tidak ada kelainan

Portio : sebesar jempol tangan dan lembut

OUE : tertutup

CUT

Adnexa:Teraba masa kistik di adneksa kanan sebesar tinju dewasa dan mudah

: seperti telur ayam

digerakan, nyeri tekan (+).

CD

Ketika benjolan digoyangkan, portio tidak ikut goyang

: tidak ada kelainan

Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin

13,2g/dL

(N: 11,7 15,5)

Leukosit

9,40ribu

(N: 3.600 11.000)

Trombosit

310.000

(N: 150.000-440.000)

Golongan darah/Rh

O/+

Waktu perdarahan/BT

1,00 menit

(N: 1-3)

Waktu pembekuan/CT

5.30 menit

(N: 2-6)

Diagnosis Kerja
P0AII, usia 29 tahun, dengan kista ovarium dextra
Rencana pengelolaan:
Infus RL/ D5 20 tetes/menit
Maltofer fol (Fe(III) hydroxide polymaltose complex) 1 x 1 tab
Pesan 2 kolf whole blood

Follow Up
Tanggal 19 Agustus 2015, pukul 07.00 WIB
S : tidak ada keluhan

O : KU : baik

kesadaran: CM

TD : 110 / 60 mmHg

RR: 20 x/menit

HR : 84 x/menit

T : 36,4C

Mata : CA-/-. SI-/C/P: dalam batas normal


Abdomen: pada palpasi: teraba adanya massa pada perut sebelah kanan bagian bawah
sebesar tinju dewasa, nyeri tekan(+), BU+
Extremitas: edema-/-. Akral hangat+/+
Vaginal Toucher :
Fluxus (-), fluor (-)
V/U/V : tidak ada kelainan
PO

: sebesar jempol tangan dan lembut

OUE : tertutup
CUT

: seperti telur ayam

Adnexa:Teraba masa kistik di adneksa kanan sebesar tinju dewasa dan mudah
digerakan, nyeri tekan (+).
CD

: tidak ada cairan maupun darah

A:

P0AII dengan kista ovarium dextra

S/:

Infus RL/ D5 20 tetes per menit


Maltofer fol (Fe(III) hydroxide polymaltose complex 1 x 1 tab)
Puasa persiapan operasi
Pasang DC
Cukur pubis

Operasi Kista Ovarii


Tanggal 19 Mei 2015 jam 15.20
-

insisi dinding abdomen di linea mediana 10 cm pada tepi luka lama


insisi diperdalam lapis demi lapis hingga peritoneum terbuka
Eksplorasi, kemudian tampak massa tumor sebesar tinju dewasa dengan permukaan
licin sebelah kanan, bertangkai, isi cairan serous 100 cc berasal dari pembesaran

ovarium kanan.
Ovarium kiri sedikit membesar seperti bola pingpong
Uterus besarnya dalam batas normal

Dilakukan tindakan ooforektomi kanan dan dilanjutkan dengan drilling pada ovarium

kiri
Perdarahan selama op 200 cc
Jahit abdomen lapis demi lapis
Tindakan selesai

Instruksi pasca tindakan


-

Infus RL/ Nacl / D5 30 tpm


Cefotaxime 2x1 gram IV (skin test terlebih dulu)
Tramadol 3x1 amp IV

Alinamin-F 2 x 1 amp IV

Vitamin c 1 x 1 amp IV
Ketoprofen supp 2 x 1
Cek Hb post operasi setelah tranfusi darah
Puasa

Follow Up Post Operasi


19 Mei 2015 pukul 20.00
S

Nyeri di tempat jahitan bekas operasi, belum buang angin

TD 110/70 mmHg

N 84 x / menit

RR 20 x/ menit

S 36.6o C

Mata: CA -/-. SI -/C/P dalam batas normal


Abdomen: BU (+), nyeri tekan Ekstremitas: Edema (-), akral hangat (+)
A

P0AII post Ooforektomi dextra atas indikasi kistoma ovarium dextra

Tirah baring
Infus RL/ Nacl / D5 20 tpm
Cefotaxime 2x1 gram IV
Tramadol 3x1 amp IV
Alinamin-F 2 x 1 amp IV
Vitamin c 1 x 1 amp IV
Ketoprofen supp 2 x 1
Minum diperbolehkan.

20 Mei 2015 pukul 07.30 WIB


S

Nyeri di tempat jahitan bekas operasi

TD 110/ 70 mmHg

N 86 x / menit

RR 20 x/ menit

S 36.5 o C

Mata: CA -/-. SI -/C/P dalam batas normal


Ekstremitas: Edema (-), akral hangat (+)
Hemoglobin post operasi: 12,8 g/dl
A

P0AII post Ooforektomi dextra atas indikasi kistoma ovarium dextra

Tirah baring
Infus RL/ Nacl / D5 20 tpm
Cefotaxime 2x1 gram IV
Tramadol 2x1 amp IV
Alinamin-F 2 x 1 amp IV
Vitamin c 1 x 1 amp IV
Ketoprofen supp 2x 1
Makan bubur lunak

21 Mei 2015 pukul 07.00 WIB


S

Nyeri di tempat jahitan bekas operasi, pusing

TD 110/ 60 mmHg

N 86 x / menit

RR 20 x/ menit

S 36.5 o C

Mata: CA -/-. SI -/C/P dalam batas normal


Ekstremitas: Edema (-), akral hangat (+)
A

PoAII post Ooforektomi dextra atas indikasi kistoma ovarium dextra

Latihan duduk
Infus RL/ Nacl / D5 20 tpm
Cefotaxime 2x1 gram IV
Tramadol 2x1 amp IV
Alinamin-F 2 x 1 amp IV
Vitamin c 1 x 1 amp IV
Ketoprofen supp 2x1
Makan nasi tim diperbolehkan

22 Mei 2015 pukul 07.10


S

Nyeri di tempat jahitan bekas operasi sudah berkurang

TD 110/ 70 mmHg

N 86 x / menit

S 36.5 o C

RR 20 x/ menit
Mata: CA -/-. SI -/C/P dalam batas normal

Ekstremitas: Edema (-), akral hangat (+)


A

P0AII post Ooforektomi dextra atas indikasi kistoma ovarium dextra

Mobilisasi
Infus lepas
Cefixime 2x1 tab
Ketoprofen 2x1 tab
Multivitamin+ Zinc 1x1 tab
Edukasi:

Istirahat yang cukup


Gizi yang cukup
Kontrol sesuai jadwal

Pasien diperbolehkan pulang

KISTA OVARII
I. PENDAHULUAN
Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita.Berlokasi di
pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada
bayi yang sedang tumbuh.Masing-masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah

kenari.Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan
kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.1
Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu
ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba
falopii menuju ke uterus.Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu
estrogen dan progesteron.Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari
payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh.Hormon-hormon ini juga mengatur
siklus menstruasi dan kehamilan. 1
Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat
non neoplastik.Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat diterima
oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi berdasarkan histopatologi atau
embriologi belum dapat diberikan secara tuntas berhubung masih kurangnya pengetahuan
kita mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula berhubung dengan adanya kemungkinan
bahwa tumor-tumor yang sama rupanya mempunyai asal yang berbeda. Maka atas
pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas,
dan selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan solid.1
ANATOMI
Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopii.Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium ligamen
lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina
illiaka anterior superior, dan ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke
uterus.Pada palpasi, ovarium dapat digerakkan. 2

Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan
bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar.Saat ovulasi, ukuran ovarium
dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara.Ovarium yang berbentuk oval ini
memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal.Sebelum menarche, permukaan ovarium
licin.Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang
membuat permukaan nodular menjadi kasar. 2
Ovarium terdiri dari dua bagian:
1.

Korteks Ovarii
Mengandung folikel primordial

Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraff

Terdapat korpus luteum dan albicantes

2.

Medula Ovarii

Terdapat pembuluh darah dan limfe

Terdapat serat saraf


Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon.Saat

lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitive).Di
antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur
dan mengalami ovulasi.Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormone seks
steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal. 2

Definisi
Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh
abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahanbahan lain. Sedangkan Kista Ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi
semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium.Kista ovarium biasanya berukuran kecil
(<5 cm), berkapsul dengan isi cairan.Beberapa kista ovarium ini tidak menimbulkan gejala,
dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi ada yang menyebabkan nyeri dan perasaan

tidak menyenangkan.Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma
terutama pada wanitayang mulai menopause. 3
Epidemiologi
Kista ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh
karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, ratarata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).
Di Amerika insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada
tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak.Di Amerika
karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000
orang. 2
PATOGENESIS
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak
akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofise dalam
jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel
yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium.Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium normal akan
membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus,
folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2
cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan
mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus
luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama
kehamilan. 3
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu
jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista thecalutein.Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih.Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal

dari folikel graff yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan segera menutup
kembali.3
Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan
serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1-1,5 cm dan berisi cairan
serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai
diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis. Pada
neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadangkadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein.Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom
hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.Kista neoplasia dapat
tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat
bersifat ganas atau jinak.Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan
ovarium.Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial.Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik,
termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ
sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.Endometrioma adalah kista
berisi darah dari endometrium ektopik.Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya
terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam
sonogram. 3
Gejala
Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarii tidak memiliki gejala. Namun kadang-kadang
dapat menyebabkan beberapa masalah seperti : 3

Tekanan, terasa penuh, atau nyeri di abdomen

Agak sakit pada bagian belakang bawah dan paha

Bermasalah dalam pengeluaran urine secara komplit

Nyeri selama hubungan seksual

Peningkatan berat badan

Nyeri pada saat menstruasi dan perdarahan abnormal

Nausea dan vomiting

Breast tenderness

KLASIFIKASI TUMOR OVARIUM


A. Tumor Non Neoplastik4
1. Tumor akibat radang
a. Abses ovarial
b. Abses tubo ovarial
c. Kista tubo ovarial
2. Tumor lain
a. Kista folikel
b. Kista korpus luteum
c. Kista lutein
d. Kista inklusi germinal
e. Kista endometrium
f. Kista steven leventhal

B. Tumor Neoplastik Jinak4


1. Kistik
a. Kistoma ovarii simpleks
b. Kistadenoma ovarii musinosum
c. Kistadenoma ovarii serosum
d. Kista endometroid
e. Kista dermoid

2. Solid
a. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma
b. Tumor Brenner
c. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma)

TUMOR OVARIAN NON NEOPLASTIK


1. Tumor Akibat Radang
Abses Ovarium

Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses ditemukan primer pada
penderita yang telah menjalani histerektomi.Gejala klasik dari abses ovarii terdiri dari
suhu badan yang meningkat dan menetap setelah operasi dengan nyeri pelvis yang tidak
spesifik dan drainase purulen yang lama dari vagina. 5
Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda asing dan
komplikasi intestinal.Pada penatalaksanaan, yang tepat, ovarii yang terinfeksi diangkat
oleh karena tidak dapat diobati dengan antibiotik yang memerlukan konsentrasi adekuat
supaya terjadi resolusi. 5
2. Tumor lain
a. Kista Folikel
Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista folikuler. Kista ini sering
ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvis, walaupun bisa pecah dan
menimbulkan rasa nyeri dan tanda-tanda peritonitis. Kista folikel ovarium ini biasanya
asimptomatik. Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh
di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresianya, melainkan membesar
menjadi kista. 5
Bisa didapati satu kista atau beberapa dan biasanya bilateral serta tumbuh di
permukaan ovarii sebagai gelembung yang berisi cairan. Folikel berisi dengan cairan
yang jernih dan sering kali mengandung estrogen. Diameter jarang lebih dari 6-8 cm.
Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga terjadi suatu
hematoma folikuler. Sebagian besar kista folikel lambat laun mengecil dan regresi pada
siklus haid berikutnya dan dapat menghilang spontan. 5

Kista Folikel

b. Kista Korpus Luteum


Dalam keadaan normal, korpus luteum (granuilosa lutein) lambat laun mengecil
dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri
(korpus luteum persistens); pendarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan
terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Dinding
kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel
teka. Kista lutein lebih besar daripada kista folikel, cenderung lebih keras dan padat
dalam konsistensi, dan lebih mudah menyebabkan nyeri atau tanda-tanda iritasi
peritoneum. 5
Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorhea diikuti
oleh pendarahan tak teratur. Adanya kista dapat menyebabkan rasa berat perut bagian
bawah. Pendarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur. Kista korpus
luteum dapat mengakibatkan ovarium terpuntir dan menimbulkan nyeri yang hebat.Rasa
nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorhea sering menimbulkan
kesulitan dalam diferential diagnosis dengan kehamilan ektopik yang terganggu. 5
Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista hilang sendiri,
biasanya dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil perlahan-lahan pada
trimester terakhir pada wanita hamil. 5
c. Kista Teka Lutein
Ukuran dari kista ini sangat bervariasi. Umumnya kista ini terjadi bilateral, dan
berisi cairan jernih dan didapati berhubungan dengan mola hidatidosa, atau
koriokarsinoma. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi, akan tetapi seringkali
sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini adalah akibat pengaruh hormon
HCG yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma kista ovarium
mengecil dengan spontan. Tetapi apabila kista ini besar sekali, sudah tentu harus
dilakukan ekstirpasi. 5
d. Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita
lanjut umurnya dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara
kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi.
Kista terletak di bawah permukaan ovarium dan berisi cairan jernih dan serous. Kista ini
tidak pernah memberikan gejala-gejala yang berarti. 5
e. Kista Endometriosis
Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium yang disebut
sebagai kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran kecil sampai
sebesar tinju yang berisi darah sampai coklat. Darah tersebut dapat keluar sedikit-sedikit
karena luka pada dinding kista yang dapat menyebabkan perlengketan antara permukaan
ovarium dengan uterus. Kadang dapat mengalir dalam jumlah yang banyak ke dalam
rongga peritoneum dan menimbulkan akut abdomen. 5
f. Kista Stein Leventhal
Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium, amenorea
atau oligomenorea sekunder. 50% dari penderita gemuk dan mengalami hirsutisme tanpa
maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita antara usia 15-30 tahun. Ovarium pucat,
membesar, polikistik, permukaan licin, dan kapsulnya menebal. 5
Kelainan ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada
wanita tersebut terdapat gangguan ovulasi oleh karena endometrium hanya dipengaruhi
oleh estrogen, hiperplasia endometrii juga sering ditemukan. 5

Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif


a. Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
bilateral, dan dapat menjadi besar.Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serus,
dan berwarna kuning.Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.Berhubung dengan
adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak.Diduga

bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya
berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan
reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara
histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan. 5
b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal dari
suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen
lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum, sedang
penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner.

Angka Kejadian
Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii
serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma
ovarii

musinosum

merupakan

40%

dari

seluruh kelompok

neoplasma

ovarium.

Di Indonesia Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%; sedangkan Gunawan


(1977) menemukan angka 29,9%; Sapardan (1970) 37,2%; dan Djaswadi 15,1%. Tumor
paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa
prapubertas. 5
Gambaran Klinik
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala
(lobulated).Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada penderita
yang datang dari pedesaan.Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan
ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang
bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi
yang mengakibatkan gangguan sirkulasi.Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam
kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan
omentum, usus-usus dan peritoneum parietale. 5
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir ini
khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista.Pada pembukaan
terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai
coklat tergantung dari percampurannya dengan darah. 5
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi
dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir
(goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk

tumbuh seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang


menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka selsel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya
menyebabkan pseudomiksoma peritonei.Akibat pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya
penyakit

menahun

dengan

musin

terus

bertambah

dan

menyebabkan

banyak

perlekatan.Akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan atau inanisi.Pada kista kadangkadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler.Tempat-tempat tersebut perlu
diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas.Keganasan ini
terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum. 5
Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor.Jika pada operasi tumor sudah cukup
besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan
pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi).Pada waktu mengangkat kista
sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk
mencegah timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista.Jika berhubung
dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus
ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut.Setelah kista diangkat,
harus dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap
kemungkinan keganasan. Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula. 5
c. Kistadenoma Ovarii Serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel permukaan
ovarium (germinal epithelium). 5
Angka Kejadian
Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma
musinosum dan dijumpai pada goloongan umur yang sama. Agak lebih sering ditemukan
kista bilateral (10-20 %); Hariadi (1970) dalam hal ini menemukan frekuensi 19,7%,
Sapardan (1970) 15%, Djaswadi (1970) 10,9%; dan Gunawan (1977) 20,3%. Selanjutnya,
disurabaya hariadi dan Gunawan menemukan angka kejadian tumor ini masing-masing
39,8% dan 28,5%; di Jakarta Sapardan mencatat angka 20,05 dan di Yogyakarta Djaswadi
mencatat angka 36,1%.
Gambaran Klinik
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan
dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula

berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya
berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan.Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan
papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%.Isi
kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah.Tidak jarang kistanya
sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma). 5
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran
makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak, bahkan
pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian.Pada pemeriksaan mikroskopik
terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang rendah, dengan
sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya.Karena tumor ini berasal dari
epitel permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada papil dapat
beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel
tuba. 5
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang
dinamakan psamoma.Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah
kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas. 5
Perubahan Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta anaplasia
dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik digolongkan kedalam
kelompok tumor ganas.Akan tetapi, garis pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum
yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan.Oleh karena itu, tidaklah mengherankan
bahwa potensi keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda.Walaupun demikian, dapat
dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan
keganasan.Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan asites,
maka prognosis penyakit itu kurang baik, meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu
mungkin jinak (histopatologically benign).Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus
dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant). 5
Terapi
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya, berhubung
dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti
terhadap tumor yang dikeluarkan.Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang
dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada
waktu operasi. 5

d. Kista Endometriosis
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat
satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.Kista ini, yang ditemukan
oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii. 5
e. Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana strukturstruktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan
produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol
daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori
yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses
partenogenesis. 5
Angka Kejadian tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang
kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda.Ditaksir 25% dari semua
kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista dermoid
dapat ditemukan pula pada anak kecil.Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar,
sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram. 5
Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai berikut :
Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan masing-masing
11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum perang dunia II,
Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar 3,8% dari 451 tumor
ovarium yang diperiksa di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di Bandung, diantaranya satu
kasus pada anak umur 13 tahun. 5
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid.Dinding kista kelihatan putih, keabuabuan, dan agak tipis.Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas
lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista
besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah
pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat. 5
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal. Maka
dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot
jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan,
dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari
kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini
terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut

bagian bawah.Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat
pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira
dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang
tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal.Ada
kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya tumor
yang khas. 5
Kista coklat(Kista Endometriosis)
kista endometriosis adalah kista yang tumbuh di permukaan ovarium atau menyerang bagian
dalam ovarium dan membentuk kista berisi darah. Kista ini disebut sebagai kista coklat
karena terdapat penumpukan darah berwarna merah coklat hingga gelap.Kista ini bisa
berukuran kecil seukuran kacang dan bisa tumbuh lebih besar dari buah anggur. 5
Penyebab kista coklat
Penyebab kista coklat hingga kini tidak diketahui secara pasti, di duga akibat dari proses
peradangan atau inflamasi. Selain itu di duga disebabkan karena ketidak seimbangan
hormon.Kista coklat dapat mengiritasi jaringan di sekitarnya dan dapat menyebabkan
perlekatan (adhesi) akibat jaringan parut yang ditimbulkannya. 5

Klinik
Banyak tumor ovarium tidak menunjukan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium
yang kecil.Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat pertumbuhan, aktivitas endokrin,
atau komplikasi tumor-tumor tersebut. 5
1. Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan
perut.Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau
posisinya di dalam perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa
besar, tetapi terletak di depan uterus dapat menekan kandung kencing dan dapat
menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak
bebas di rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut.
Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edema

pada tungkai.Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak,
dan lain-lain.
2. Akibat aktivitas hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu
sendiri mengeluarkan hormon.
3. Akibat komplikasi
Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsurangsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala
klinik yang minimal. Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi sekonyong-konyong
dalam jumlah yang banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang
menimbulkan nyeri perut mendadak.
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau
lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi
yang mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada kondisi yang
mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada kehamilan uterus
yang membesar dapat mengubah letak tumor, dan karena sesudah persalinan dapat
terjadi perubahan mendadak dalam rongga perut
Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang
bersifat total.Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini menimbulkan rasa
sakit.Perlu hal ini diperhatikan pada pemeriksaan.Karena vena lebih mudah
tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran
tumor dan terjadilah pembesaran di dalamnya. Jika putaran tangkai berjalan terus,
akan terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor, dan jika tidak diambil tindakan,
dapat terjadi robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau
peradangan sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan-lahan, tumor dapat
melekat pada omentum, yang membuat sirkulasi baru pada tumor tersebut.Tumor
mungkin melepaskan diri dari uterus dan menjadi tumor parasite atau tumor
pengembara.
Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman pathogen,
seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta.Kista dermoid cenderung
mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.
Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai
akibat trauma, seperti jatuh, atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu
persetubuhan. Kalau kista hanya mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat
robekan dan iritasi peritoneum segera mengurang.Tetapi, kalau terjadi robekan

pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas
dapat berlangsung terus ke dalam rongga peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri
terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
Robekan dinding pada kistadenoma musinosum dapat mengakibatkan implantasi
sel-sel kista pada peritoneum.Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan musin yang
mengisi rongga perut. Keadaan ini dikenal dengan nama pseudomiksoma
peritonei.
Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma
ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid.Oleh sebab itu,
setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan.Adanya
asites dalam hal ini mencurigakan; adanya anak sebar (metastasis) memperkuat
diagnosis keganasan.
4. Sindrom Meigs
Dalam 40% dari kasus-kasus fibroma ovarii ditemukan asites dan hidrotoraks.
Keadaan ini dikenal dengan nama Sindrom Meigs dan dapat ditemukan pula pada
beberapa tumor neoplastik jinak lain. Dengan pengangkatan tumor, sindrom juga
menghilang.Cairan dari rongga toraks berasal dari cairan dalam rongga perut.Hal
ini dapat dibuktikan dengan penyuntikan tinta India dalam rongga perut, yang
kemudian dapat ditemukan dalam rongga toraks.
Sindrom Meigs perlu dibedakan dari asites dengan atau tanpa hidrotoraks, yang
ditemukan pada tumor ganas.Dalam hal terakhir ditemukan sel-sel tumor ganas
dalam sedimen cairan.
Diagnosa
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga
panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi,
apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut.Pada tumor
ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor.Jika tumor ovarium
terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu konsistensinya kistik,
perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada
anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai pemeriksaan tambahan. 5
Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium bisa menjadi
besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk
menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau ascites, akan tetapi dengan

pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu
diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik.Tumor nonneoplastik
akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah
peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat
digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan
diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri6
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian sebelum
dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejalagejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan differensial diagnosis. Beberapa
cara

yang

dapat

digunakan

untuk

membantu

menegakkan

diagnosis

adalah

1.Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium
atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2.Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula
dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. MRI dan CT-scan
4.Histologi
Penanganan
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak,
jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan
yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah
kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan
secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 1-3
bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut,
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik
dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif. 5

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor
dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika
tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai
dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang
lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral.Akan tetapi pada wanita
muda yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang
rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi
yang tidak seberapa radikal. 5
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium diantaranya :
Torsi, ruptur, perdarahan, menjadi keganasan : potensi kistadenoma ovarium jinak menjadi
ganas sudah dipostulasikan, kista dermoid dan endometriosis dapat berubah menjadi ganas,
akan tetapi dalam persentase yang relative sedikit. 5

Prognosis
Vitam

: ad bonam

Fungsionam

: dubia ad bonam

Sanationam

: ad bonam

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2005. Obstetri patologi dan Ginekologi. Bagian obstetric dan ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung; Elstar Offset Bandung.
2. Prawirohardjo Sarwono.2009. Tumor Jinak Alat Genital. Ilmu Kandungan.Edisi
ketujuh. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3. F. Gary Cunningham, F. Gant N.(et al), alih bahasa, Andry Hartono, Y. Joko S.(et al).
2005. Obstetri William. Edisi 21. Cetakan pertama. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
4. Mas Soetomo Joedosepoetro Sutoto. 2005. Tumor Jinak Pada Alat-alat Genital. In :
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kandungan. Edisi ketiga.
Cetakan ketujuh. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
5. Sutoto, M.S.J. 1994. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu Kandungan,Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
6. William Helm, C.. 2005. Ovarian Cysts. American College of Obstetricians and
Gynecologists.

Anda mungkin juga menyukai