Disusun Oleh :
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. E DENGAN POST
OPERASI OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS
INDIKASI FRAKTUR CLAVICULA SINISTRA DI RUANG
CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO
SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Surakarta,
Penulis
Juni 2013
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ...................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan .................................................................... 4
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien .......................................................................... 6
B. Pengkajian ............................................................................... 6
C. Perumusan Masalah ................................................................. 9
D. Perencanaan ............................................................................ 10
E. Implementasi ........................................................................... 11
F. Evaluasi ................................................................................... 13
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kecelakaan lalu lintas banyak terjadi di negara- negara berkembang,
menurut World Health Organization (WHO, 2004) dalam penelitian Nasution
(2010) cidera akibat kecelakaan lalu lintas tertinggi dijumpai beberapa
Negara Amerika Latin (41,7%), Korea Selatan (21,9%), Thailand (21%).
Menurut data Direktorat Keselamatan Transformasi Darat Departemen
Perhubungan (2005) jumlah korban kecelakaan lalu lintas tahun 2005 terdapat
33.827 orang. Data Kepolisian RI tahun 2009 terdapat 57.726 kasus
kecelakaan di jalan raya, maka dalam setiap 9,1 menit sekali terjadi satu
kasus kecelakaan. WHO mencatat, hingga saat ini sebanyak 50 juta orang
lainnya menderita luka berat. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab
fraktur (patah tulang) terbanyak (Departemen Perhubungan, 2010).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau ruda paksa. Pada pasien fraktur
akan timbul nyeri dimana hal ini dapat menyebabkan kecemasan pada pasien
(Pierce & Neil, 2006). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh cidera, trauma yang
menyebabkan fraktur dapat berupa trauma langsung atau tidak langsung
(Elizabeth, 2009).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus nyeri akut pada Tn. E dengan post operasi ORIF atas
indikasi fraktur clavicula sinistra di Ruang Cempaka RS. Panti Waluyo
Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian nyeri akut pada Tn. E dengan
post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra.
C. Manfaat Penulisan
Karya tulis ilmiah ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Institusi rumah sakit
Memberikan referensi tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan nyeri post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra
agar dapat digunakan sebagai masukan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas klien
Dari hasil pengkajian pada tanggal 22 April 2013 jam 11.00 WIB,
didapatkan hasil identitas klien bernama Tn. E, usia 43 tahun, agama Islam,
pendidikan Diploma 3, pekerjaan guru, alamat Sragen, diagnosa medis post
operasi ORIF, nomer register 155XXX, dokter T, Identitas penanggung jawab
adalah Ny. H usia 40 tahun, pendidikan SMK, seorang ibu rumah tangga,
alamat Sragen, hubungan dengan klien adalah istri.
B. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 jam 11.00 WIB
dengan metode allo-anamnesa dan auto-anamnesa. Keluhan utama yang
dirasakan Tn. E adalah mengeluh nyeri pada bahu kiri dengan riwayat
kesehatan sekarang adalah sebagai berikut, pada tanggal 19 April 2013 pasien
mengalami kecelakaan lalu lintas, pada saat kejadian pasien tidak sadarkan
diri, setelah sadar pasien merasakan bahu kiri tidak dapat digerakkan dan
terasa sakit. Pada tanggal 20 April 2013 oleh keluarga dibawa ke IGD RS.
Panti Waluyo Surakarta jam 05.15 WIB, saat di IGD klien diperiksa dan
didapatkan hasil bahwa klien mengalami fraktur clavicula sinistra dan harus
segera dilakukan operasi ORIF, di IGD klien mendapat terapi berupa infuse
RL 20 tetes per menit, ranitidin 50 mg, ketorolak 30 mg, cefotaxim 1gr.
Kemudian dokter menyarankan klien untuk dirawat inap, dihari yang sama
pasien dipindah ke ruang Cempaka agar mendapat perawatan lebih lanjut.
Pada tanggal 21 April 2013 dilakukan operasi ORIF atas indikasi fraktur
clavicula sinistra. Saat dilakukan pengkajian tanggal 22 April 2013 post
operasi hari pertama pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi, nyeri
dirasakan klien seperti linu-linu, klien tampak meringis menahan sakit. Klien
mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu Diabetes Militus
(DM) tetapi klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
makanan atau obat.
Pada pengkajian kesehatan fungsional menurut gordon, ditemukan data
pola kognitif perceptual, sebelum sakit klien mengatakan tidak merasakan
sakit apapun dan bisa beraktivitas seperti biasa. Selama sakit klien mengeluh
nyeri pada luka post operasi, nyeri dirasakan klien seperti linu-linu, dengan
skala nyeri 5, nyeri yang dirasakan hilang timbul. Sebelum sakit klien
mengatakan tidak mengalami gangguan pada panca indranya. Selama sakit
klien mengatakan tidak mengalami gangguan pada panca indranya seperti
penglihatan , pendengaran, perabaan dan penciuman dalam keadaan baik.
Pada pola aktivitas dan latihan, sebelum sakit klien mengatakan dapat
melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri / tanpa bantuan orang lain
(nilainya = 0). Selama sakit, klien mengatakan hari pertama post operasi
ORIF hanya dapat berbaring di tempat tidur dan dibantu keluarga dalam
makan / minum, berpakaian, mobilitas di tempat tidur, berpindah, ambulasi /
ROM (nilainya = 2).
Dengan data subjektif Tn. E mengatakan nyeri pada luka bekas operasi,
provocate = nyeri akibat post operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti
linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 5, time = hilang timbul dan data
objektif post operasi hari pertama klien tampak meringis menahan sakit.
Setelah merumuskan atau memutuskan satu diagnosa keperawatan prioritas,
kemudian dilanjutkan untuk penyusunan rencana asuhan keperawatan.
D. Perencanaan
Tujuan dari perencanaan atau tindakan yang akan dilakukan yaitu
setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan nyeri
klien dapat terkontrol dengan kriteria hasil, skala nyeri berkurang menjadi 1,
klien tampak rileks. Dengan intervensi keperawatan, observasi keadaan
umum klien dengan rasional berguna untuk mengetahui keadaan atau respon
klien. Kaji ulang tingkat nyeri klien meliputi provocate/faktor pencetus nyeri,
quality/kualitas nyeri, regio/tempat terjadinya nyeri, skala nyeri, dan
time/waktu terjadinya nyeri (PQRST), dengan rasional berguna untuk
pengawasan keefektifan obat dan kemajuan penyembuhan. Monitor tandatanda vital, dengan rasional berguna untuk mengetahui kemunduran dan
kemajuan keadaan klien. Anjurkan pada klien untuk melakukan teknik
relaksasi distraksi, dengan rasional meningkatkan relaksasi dan meningkatkan
kemampuan koping. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian
analgesik, dengan rasional mengontrol atau menurunkan tingkat nyeri dengan
farmakologi.
E. Implementasi
Implementasi atau tindakan keperawatan yang sudah dilakukan tanggal
22 April 2013 pada jam 11.15 WIB mengobservasi keadaan umum klien,
dengan respon subjektif klien mengatakan badan terasa lemah, dan respon
objektif klien post operasi hari pertama, klien tampak hanya tiduran. Pada jam
11.20 WIB mengkaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST), dengan respon
subjektif klien mengatakan nyeri pada bekas operasi, provocate = nyeri akibat
post operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu
kiri, scale = skala 5, time = hilang timbul dan respon objektif post op hari
pertama
quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale =
skala nyeri 5, time = hilang timbul dan respon objektif post operasi hari
kedua klien tampak menahan sakitnya. Pada jam 08.30 WIB memonitor
tanda-tanda vital, dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia untuk
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan respon objektif tekanan darah
120/60 mmHg, nadi 84 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36
derajat celsius. Pada jam 11.30 WIB mengajarkan tehnik relaksasi nafas
dalam, dengan respon subjektif klien mengatakan masih ingat cara relaksasi
nafas dalam dan respon objektif tampak pasien melakukan tehnik relaksasi
nafas dalam. Pada jam 14.00 WIB memberikan terapi analgesik ketesse
25mg, dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia minum obat dan
respon objektif tampak obat masuk melalui oral.
Implementasi yang telah dilakukan pada tanggal 24 April 2013 jam
08.00WIB mengobservasi keadaan umum klien, dengan respon subjektif
klien mengatakan keadaannya baik badan tidak terasa lemas dan dan respon
objektif post operasi hari ketiga klien tampak sudah duduk dan berjalan. Pada
jam 08.20 WIB mengkaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST), dengan respon
subjektif klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang, provocate
= nyeri akibat post operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu,
region= bahu kiri, scale = skala nyeri 3, time = hilang timbul dan respon
objektif post operasi hari ketiga klien tampak lebih rileks. Pada jam 08.30
WIB memonitor tanda-tanda vital, dengan respon subjektif klien mengatakan
bersedia untuk dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan respon objektif
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per
menit, suhu 36,5 derajat celsius. Pada jam 10.00 WIB menganjurkan
melakukan tehnik relaksasi bila teasa nyeri, dengan respon subjektif klien
bersedia melakukan tehnik relasasi bila terasa nyeri dan respon objektif
tampak pasien mau melakukan relaksasi saat terasa nyeri. Pada jam 14.00
WIB memberikan terapi analgesik ketesse 25mg, dengan respon subjektif
klien mengatakan bersedia minum obat dan respon objektif tampak obat
masuk melalui oral.
F. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi pada tanggal 22 April 2013 jam 12.45
WIB didapatkan hasil evaluasi dengan data subjektif klien mengatakan nyeri
pada bekas operasi, provocate = nyeri akibat post operasi, quality = nyeri
yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 5, time =
hilang timbul dan hasil observasi post operasi hari pertama klien tampak
meringis menahan sakit, dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masalah
keperawatan nyeri belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan yaitu
observasi keadaan umum klien, kaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST),
monitor tanda-tanda vital, anjurkan teknik relaksasi dan lanjutkan program
terapi sesuai advis dokter.
Setelah dilakukan implementasi pada tanggal 23 April 2013 jam 14.00
WIB didapatkan hasil evaluasi dengan data subjektif klien mengatakan masih
merasa nyeri pada lukanya, provocate = nyeri akibat post operasi, quality =
nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 5, time
= hilang timbul dan respon objektif post operasi hari kedua klien tampak
menahan sakitnya. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masalah
keperawatan nyeri belum teratasi, sehingga intervensi dilanjutkan yaitu
observasi keadaan umum klien, kaji tingkat nyeri klien (PQRST), monitor
tanda-tanda vital, anjurkan tehmik relaksasi dan lanjutkan program terapi
sesuai advis dokter.
Setelah dilakukan implementasi pada tanggal 24 April 2013 jam 14.00
WIB didapatkan hasil evaluasi dengan data subjektif klien mengatakan nyeri
yang dirasakan sudah berkurang, provocate = nyeri akibat post operasi,
quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region = bahu kiri, scale =
skala 3, time = hilang timbul dan respon objektif post operasi hari ketiga
klien tampak lebih rileks. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa masalah
keperawatan nyeri tidak teratasi (skala nyeri sudah berkurang dan klien sudah
tampak rileks) sehingga intervensi dilanjutkan yaitu observasi keadaan umum
klien, kaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST) dan anjurkan klien rutin minum
obat sesuai advis dokter.
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
Dalam BAB ini penulis akan membahas studi kasus asuhan keperawatan
yang dilakukan pada tanggal 22 sampai 24 April 2013 di Ruang Cempaka RS.
Panti Waluyo Surakarta. Prinsip pembahasan ini akan memfokuskan kebutuhan
dasar manusia di dalam asuhan keperawatan yaitu pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman pada Tn. E dengan post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula
sinistra.
A. Pembahasan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam
menangani masalah- masalah klien sehingga dapat menentukan tindakan
keperawatan yang tepat (Muttaqin, 2008).
Keluhan utama yang dirasakan Tn. E adalah mengeluh nyeri pada
bahu kiri, pada pengkajian kesehatan fungsional menurut gordon,
ditemukan data pola kognitif perceptual, bahwa klien mengeluh nyeri
pada luka post operasi, nyeri dirasakan klien seperti linu-linu, dengan
skala 5, nyeri yang dirasakan hilang timbul, pemeriksaan pada clavicula
didapatkan hasil inspeksi : luka bekas operasi tertutup kassa dan tidak ada
rembesan.
didefinisikan
sebagai
suatu
sensori
subyektif
dan
pemeriksaan
diagnostik atau prosedur invasif (Judha, 2012). Dari hasil wawancara Tn.
E mengeluh nyeri pada luka bekas operasi dan hasil observasi terdapat
luka bekas operasi pada bahu kiri klien.
Tingkat nyeri dimulai dari 0-10 adalah sebagai berikut: skala angka
0-1: tidak nyeri, 2-3: nyeri ringan, 4-6: nyeri sedang, 7-8: nyeri berat, 910: nyeri hebat (Judha, dkk, 2012). Dari hasil wawancara klien
mengatakan nyeri yang dirasakan linu- linu dengan skala nyeri 5 dan hasil
observasi klien tampak meringis menahan sakitnya. Menurut Judha skala
nyeri pasien tergolong nyeri sedang.
Nyeri dapat digambarkan dengan 3 fase perilaku yaitu antisipasi,
sensasi, dan fase pasca nyeri fase antisipasi memungkinkan individu untuk
operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri,
scale = skala 5, time = hilang timbul dan data objektif post operasi hari
pertama
meliputi
provocate/faktor
pencetus
nyeri,
quality/kualitas
nyeri,
scale = skala 5, time = hilang timbul dan respon objektif post op hari
pertama klien tampak meringis menahan sakit.
Memonitor tanda vital merupakan suatu cara untuk mengetahui
adanya perubahan sistem tubuh pasien. Tanda vital meliputi tekanan darah,
denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan suhu (Hidayat, 2005). Pada Tn. E
didapatkan hasil pengukuran tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 80 kali
per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5 derajat celsius.
Metode penanganan nyeri yang cukup praktis dan tidak
menimbulkan efek samping yaitu dengan metode anti nyeri non
farmakologis yaitu dengan teknik relaksasi (Majid, 2011). Teknik relaksasi
sangat efektif digunakan untuk mengalihkan rasa nyeri pada Tn. E dengan
cara tarik nafas dalam dan terbukti membuat Tn. E mampu menahan
nyerinya.
Memberikan terapi analgesik ketesse pada Tn. E, untuk
mengurangi nyeri. Terapi Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga
nyeri berkurang (Mutaqqin, 2008).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses keperawatan mengukur respon klien
terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian
tujuan (Potter & Perry, 2005). Pada evaluasi penulis sudah sesuai teori
yang ada yaitu sesuai SOAP (Subjektif (S), Objektif (O), Assesment (A),
Planning (P)
= nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 3,
time = hilang timbul dan respon objektif post operasi hari ketiga klien
tampak lebih rileks. Intervensi yang dipertahankan yaitu kaji ulang tingkat
nyeri klien dan anjurkan klien untuk rutin minum obat sesuai advis dokter.
Berdasarkan evaluasi di atas tujuan atau kriteria hasil pada Tn. E
tidak dapat dicapai selama tiga hari, dikarenakan ditemukan hasil
observasi bahwa Tn. E masih mengeluh nyeri pada luka post operasi dan
skala nyeri masih 3.
2. Saran
a. Bagi Institusi Rumah Sakit.
Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan
mempertahankan kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan
klien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung
kesembuhan klien.
b. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan.
Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan pedidikan yang
lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang
terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan.
c. Bagi Pembaca
Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya
pada pasien dengan pemenuhan rasa nyaman khususnya pada pasien
post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart, 2003, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Alih Bahasa
Rini, M.A, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Barbara, J, Gruendemann Billie Fernsebner, 2005, Buku Ajar Keperawatan
Perioperatif, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Corwin, Elizabeth, J, 2009, Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, Alih Bahasa Nike
Budhi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Departemen Perhubungan. (2010). Epidemologi kecelakaan lalu lintas.
http://itd.idaho.gov/ohs/2009Data/2010/02/a21.jpg. skripsi dari PSIK-UR.
Grace, Pierce, A & Borley, Neil, R, 2007, Surgery at a Glance, Edisi 3, Penerbit
Erlangga, Semarang
Greenbergs, 2007, Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan, jilid 2, Penerbit Erlangga
Hartati, T, 2008, Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Intensitas Nyeri pada
Anak
Usia
Sekolah,
Jurnal
Kebidanan
dan
Keperawatan.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42088796.pdf. Diakses pada tanggal
26 April 2013 jam 11.30 WIB.
Hidayat, A. Aziz, Alimul, 2004, Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Judha, Mohamad, Sudarti, Fauziah, Afroh, 2012, Teori Pengukuran Nyeri dan
Nyeri Persalinan, Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.
Saryono, Anggriyana, Tri, Widianti, 2005, Kebutuhan Dasar Manusia (KDM),
Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.
Kusmarjathi, N.K, 2009, Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi ORIF Dalam
Jurnal Ilmiah Keperawatan. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal/
21097276.pdf. Diakses pada tanggal 20 April 2012 jam 12.05 WIB.
Muttaqin, Arif, 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. EGC, Jakarta
Majid, A, 2011, Pengantar kebutuhan dasar manusia: Aplikasi dan proses
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Nanda, 2009, Diagnosis Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC
Potter, Patricia, A & Perry, Anne, Griffin, 2005, Buku Ajar Fundamental
Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Tamsuri, A, 2006, Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Wilkinson, Judith M., 2006, Nursing Diagnosis Handbook with NIC Interventions
and NOC Outcomes, 7th Ed, Penerjemah Widyawati, S.Kep., M. Kes.,
dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta