PENDAHULUAN.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan anak-anak, sekalipun anak dalam keadaan sakit dan dirawat. Melalui
media bermain anak belajar berkata-kata dan belajar beradaptasi dengan lingkungan,
obyek, waktu, ruang dan orang. Bermain bagi anak juga merupakan kerja, dalam
bermain anak melaksanakan praktek yang kompleks, proses kehidupan yang penuh
stress,
komunikasi
dan
hubungan
interpersonal
yang
memuaskan
sambil
terhadap stress.
Untuk memfasilitasi keadaan diatas diperlukan peran perawat dalam memberikan
aktifitas bermain yang tepat pada anak sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya,
tentunya dengan memperhatikan prinsip-prinsip bermain di rumah sakit.
Dalam paket ini, mahasiswa akan diajak untuk memahami tentang pengertian
bermain pada anak,
menjadi pedoman
WAKTU
2x50 menit
MATERI POKOK
1. Pengertian bermain
2. Fungsi bermain
3. Klasifikasi bermain
4. Karakteristik bermain sesuai dengan tahap tumbuh kembang pada anak sakit
dan sehat.
5. Alat permainan edukatif (APE)
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain
RENCANA PERKULIAHAAN
Kegiatan Perkuliahan
Kegiatan Awal (15 menit)
belum jelas
Menjelaskan kembali tentang alat permainan edukatif, factor factor yang
keperawatan .
Bahan dan Alat
LCD, kertas, wifi, laptop
Langkah kegiatan
Buatlah sebuah kelompok, kemudian diskusikan hal hal yang berkaitan dengan
bermain pada kasus anak dibawah ini.
1. Anak A usia 3 tahun (L) , MRS dalam keadaan odema seluruh tubuh, badan
panas, Berat badan 25 kg, TD 130/70 mm Hg, nadi 100 x/m, RR 24 x/m.
Diagnosa sementara Neprotik syndrome. di rumah sakit ia selalu menangis
minta pulang, minta digendong terus sama ibunya, untuk membujuk agar dia
diam ibunya membelikan mainan mobil, tembak tembakan kesukaan dia.
Sebagai seorang perawat anda mengetahui kalau anak A sedang takut/stress
berada di RS. Coba anda analisa dari kasus diatas.
a. Permainan apa yang cocok dengan anak A sesuai dengan usianya
b. Melihat kondisi anak, apa yang disarankan kepada ibu untuk permainan
yang sesuai dengan kasus anak A
c. Apa manfaat dari permainan tersebut ?
d. Bolehkah anak A di beri permainan yang banyak gerak motoriknya ?
2. Anak B usia 5 tahun (P) , MRS dengan kondisi diare 6 x/ hr, badan panas, ku
lemah, mual - muntah. anak B menangis terus, ingin di tunggui sama ibunya.
Tetapi sekali kali anak B diam asyik dengan permainan bonekanya. Analisa
kasus anak B berdasarkan usia perkembangan anak bila ditinjau dari konsep
bermain.
a. Permainan apa yang cocok dengan anak B sesuai dengan usianya
b. Apa yang disarankan kepada ibu untuk permainan yang sesuai dengan
kasus anak B
c. Melihat usia anak, bagaimana perkembangan anak B bila ditinjau menurut
Freud dan erikson?
Uraian materi
Sebaliknya jika kegiatan tersebut tidak disukai dan tidak bermanfaat maka ia
akan tinggalkan dan tidak akan melanjutkan permainan tersebut.
II. KLASIFIKASI BERMAIN
Menurut isinya bermain terbagi menjadi social affective play, Sense of plessure
play, Skill play dan dramatic play.
1.
2.
3.
Skill Play
Permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk memperoleh
ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang,
misalnya mengendarai sepeda.
4.
Dramatic Play
Dramatic play atau Role Play anak akan berfantasi menjalankan peran
tertentu , misalnya menjadi ayah, ibu, perawat, atau guru.
Menurut karakteristik sosial bermain terdiri dari Solitary play, Paralel Play,
Assosiative Play dan Cooperative Play.
1. Solitary Play
Dilakukan oleh anak usia Toddler, merupakan jenis permainan dimana anak
bermain sendiri walaupun ada orang lain yang berada disekitarnya.
2. Parallel Play
2.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan ini diperoleh dengan melakukan explorasi dan manipulasi
benda-benda sekitarnya baik dalam hal warna, bentuk, ukuran dan pentingnya
benda
tersebut.
Anak
juga
belajar
bagaimana
menggunakannya,
Perkembangan Kreatifitas
Perkembangan kreatifitas sangat mungkin diperoleh karena anak dapat
melakukan percobaan tentang ide mereka dalam permainan melalui semua
media. Kreatifitas terutama diperoleh sebagai hasil permainan solitary dan
group. Seorang anak yang merasa puas dengan kreatifitasnya yang baru dan
beda akan membawa minatnya terhadap lingkungannya.
4.
Perkembangan Sosial
Perkembangan ini diperoleh karena dengan bermain anak belajar berinteraksi
dengan orang lain dan mempelajari peran dalam kelompok. Sebenarnya sejak
bayi anak sudah mulai menunjukkan perhatian dan kesenangannya dalam
berhubungan dengan orang lain, tetapi melalui permainan dengan anak yang
lainnya, meraka dapat mengembangkan hubungan sosial dan memecahkan
masalahnya yang berhubungan dengan masalah sosial tersebut.
5.
6.
Perkembangan Moral
Perkembangan moral dapat diperoleh dari permainan dengan adanya interaksi
dengan teman selama melakukan permainan, walaupun pemahaman yang
mendasar dari orang tua, guru atau orang lain sekitarnya. Dengan bemain anak
akan bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan, karenanya anak akan
menyesuaikan dengan aturan-aturan kelompok dan bersikap jujur terhadap
kelompok.
7.
Terapi
Komunikasi
Bermain dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bermain
merupakan alat komunikasi terutama anak yang belum dapat menyatakan
perasaannya secara verbal, misalnya
peran.
bermain
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor,
yaitu:
Tahap
anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bermain. Hal lain yang berpengaruh
terhadap aktifitas bermain adalah alat permainan itu sendiri. Alat permainan yang
dipilih harus sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga anak akan dapat
menggunakannya dan memperoleh kepuasan.
Bayi (2 3 Bulan)
Secara visual permainan dapat dilakukan dengan membuat ruangan menjadi
terang atau memasang gambar-gambar di dinding. Untuk perangsangan auditory
permainan dapat dilakukan dengan berbicara dengan bayi, mainan bunyi-bunyian
atau mengikut sertakan bayi dalam pertemuan keluarga. Secara tactile permainan
dapat dilakukan dengan membelai pada waktu memandikan, mengganti pakaian atau
menyisir rambut sedangkan secara kinetik sama halnya dengan bayi usia 1 bulan
yaitu jalan-jalan dengan kereta atau gerakan-gerakan berenang pada saat mandi.
Bayi (4 6 Bulan)
Secara visual permainan dapat dilakukan dengan memberi cermin, mengajak
nonton TV, atau mainan yang berwarna terang. Melalui pendengaran anak dapat
bermain dengan mengajak bicara, mengulangi suara-suara yang dibuatnya atau
memanggil nama. Selain itu dapat juga dengan meremas kertas di dekat telinga atau
memegang mainan yang berbunyi. Untuk perangsangan tactile anak dapat diberi
mainan dengan berbagai texture baik lembut atau kasar dan bermain pada saat mandi.
Sedangkan untuk perkembangan kinetik dapat dilakukan dengan membantu anak
untuk tengkurap atau menyokong waktu duduk.
Bayi (6 9 Bulan)
Permainan yang dapat dilakukan untuk pemasangan visual adalah bermain
warna gelap atau bunyi yang lebih khas atau berbicara sendiri di depan kaca. Selain
itu juga dapat dilakukan permainan ciluk ba atau merobek-robek kertas. Untuk
pendengaran dapat dilakukan dengan memanggil nama, mama, papa dan bagianbagian tubuh, dapat juga anak diajarkan tepuk tangan atau dengan memberi perintah
yang sederhana. Secara taktil permainan dapat dilakukan dengan cara meraba
bermacam-macam texture dan ukuran. Selain itu dengan main air yang mengalir atau
berenang. Untuk perangsangan kinetik dapat dilakukan permainan dengan
menggunakan kereta bayi, berjalan, atau meletakkan mainan yang agak jauh lalu
disuruh mengambil.
(Bayi (9 12 Bulan)
Secara visual permainan yang dapat dilakukan adalah dengan memperlihatkan
gambar-gambar dalam buku atau mengajak jalan-jalan ke berbagai rumput.
Disamping itu juga dengan menunjukkan bangunan yang agak jauh. Perangsangan
auditori dilakukan dengan menunjukkan bagian-bagian tubuh dan menyebutkannya
atau memperkenalkan suara-suara bianatang. Secara taktil dapat dilakukan dengan
memberi makanan yang dapat dipegang atau memperkenalkan benda dingin atau
panas. Untuk gerak dapat diberikan mainan yang dapat ditarik atau didorong.
Toddler (2 3 Tahun)
Anak pada usia ini sudah dapat berjalan, memanjat, atau berlari dan dapat
memainkan sesuatu dengan tangannya. Disamping itu anak senang melempar,
mendorong, atau mengambil sesuatu. Anak mulai mengerti arti memiliki. Dengan
karakteristik bermain yang paralel play, anak toddler seringkali bertengkar
memperebutkan mainan. Pada usia ini juga anak mulai menyenangi musik atau irama.
Pre School (3 5 Tahun)
Sesuai dengan tingkatnya bahwa anak sudah menjalani perkembangan gross
motor dan fine motor. Anak dapat melompat, berlari, atau main sepeda karena sangat
energetic dan juga imaginatif anak sudah dapat bermain dengan kelompok dan
karakteristik bermainnya adalah assosiatif play, dramatic play dan skill play.
BERMAIN
di
RUMAH
SAKIT
DAN
USAHA
PERAWAT
DALAM
Bagi anak yang dirawat di rumah sakit, bermain sangat penting untuk
menghilangkan
ketakutan
dan
kecemasan,
mengekspresikan
perasaan
dan
mengurangi trauma sakit akibat hospitalisasi. Perawat dapat membantu anak yang
diawali dengan membina hubungan saling percaya, sehingga dalam bermain anak
dapat mengekspresikan perasaannya secara terbuka, selain itu untuk pemenuhan
kebutuhannya secara mandiri anak dapat dilatih secara perlahan-lahan dengan
melakukan permainan yang menggunakan ketrampilan gerak. Untuk itu perlu
diperhatikan Tujuan dan Prinsip-prinsip bermain sebagai berikut :
melanjutkan
tumbuh
kembang
selama
perawatan
sehingga
RUMAH
SAKIT
Usaha-usaha yang dapat dilakukan perawat untuk memberi kesempatan
bermain selama anak dirawat di rumah sakit adalah dengan melakukan aktifitas
bermain bersamaan dengan tindakan keperawatan atau dengan sengaja memberikan
kesempatan untuk bermain.
Dalam melaksanakan aktifitas bermain di rumah sakit, beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Alat-alat Bermain
Alat-alat bermain yang diperlukan sesuai dengan perkembangan anak, antara
lain boneka, mobil-mobilan, bata, balon, lilin, kertas gambar, pensil gambar dsb.
Dalam menyediakan lalat-alat tersebut orang tua dapat dilibatkan yaitu dengan
membawa mainan dari rumah yang digunakan anaknya.
2. Tempat Bermain
Untuk tempat bermain diperlukan ruangan khusus yang diatur sedemikian
rupa, sehingga ruangan tersebut menyenangkan bagi anak. Keuntungan dengan
adanya ruangan khusus adalah jika sewaktu-waktu ingin bermain anak dapat
melakukan tanpa harus menyesuaikan dengan kegiatan ruangan atau anak-anak
lain. Disamping itu perawat lebih mudah mengadakan pengawasan. Bila anak
mempunyai keterbatasan, belum mampu mobilisasi keluar ruangan atau tempat
khusus tidak ada, anak tetap dapat melakukan ditempat tidur, tetapi tetap harus
memperhatikan prinsip-prinsip bermain di rumah sakit.
Rangkuman
Bermain merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan anak-anak, sekalipun anak dalam keadaan sakit dan dirawat di rumah
sakit. Dalam keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit, bermain tetap diperlukan
untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan. Dengan bermain anak dapat
mengekspresikan pikiran, perasaan dan fantasi. Disamping itu anak dapat tetap
mengembangkan kreatifitasnya serta agar anak dapat
terhadap stress.
SUMBER.
Stuart G.W and Sundeen,S.J (1987)