Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI MANAJEMEN

Pengukuran, Pelaporan dan Pengendalian

OLEH

Komang Agus Krisna Udayana

(1415351059)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana


Tahun Ajaran 2015/2016

Pengukuran, Pelaporan dan Pengendalian

Pengukuran Biaya Kualitas


Dalam pasar persaingan yang ketat, permintaan peningkatan dan penghematan biaya
dapat menjadi penentu apakah suatu usaha dapat berkembang atau sekedar bertahan
hidup.Dalam usaha untuk mengatasi persaingan yang demikian tajam, banyak perusahaan AS
yang telah memberikan perhatian lebih besar terhadap kualitas dan produktivitas, khususnya
karena adanya potensi menekan biaya dan memperbaiki kualitas produk serta simultan.
Penekanan pada kualitas ini telah cukup lama berlangsung. Hingga saat ini, beberapa
pendapat meyakini bahwa kualitas telah bergeser dari sumber keunggulan strategis menjadi
kompetitif.
Definisi Kualitas
Secara umum, kamus mendefinisikan kualitas sebagai untuk kualitas adalah derajat
atau tingkat kesempurnaan, dalam hal ini, kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan
(goodnes). Mendefinisikan kualitas sebagai kebaikan merupakan makna sangat umum yang
tidak memiliki makna operasional. Definisi yang bersifat operasional yaitu dengan
mengadopsi fokus pelanggan. Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah
yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Dengan kata lain, kualitas adalah kepuasan
pelanggan. Harapan pelanggan dapat digambarkan melalui atribut-atribut kualitas atau yang
sering disebut dimensi kualitas. Jadi,produk atau jasa yang berkualitas memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan dalam delapan dimensi, yaitu :
a) Kinerja (performance), mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi
sebuah produk
b) Estetika (aesthetic), berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya, gaya
dan keindahan) serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai dan materi komunikasi
yang berkaitan dengan jasa.
c) Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability), berkaitan dengan tingkat
kemudahan merawat dan memperbaiki produk.
d) Fitur (features), merupakan karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk
sejenis yang fungsinya sama.
e) Keandalan (reliability) adalah profitabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi
seperti yang dimaksudkan dlam jangka waktu tertentu.
f) Tahan Lama (durability) didefinisikan sebagai jangka waktu produk dapat berfungsi.

Kualitas kesesuaian (quality of confarmance) adalah ukuran mengenai apakah sebuah


produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak.
Kecocokan pengguna (fitness for use) adalah kecocokan dari sebuah produk menjalankan
fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan.
Definisi Biaya Kualitas
Biaya-biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan itu disebut biaya kualitas. Jadi, biaya
kualitas (cost of quality) adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat
produk yang kualitasnya buruk. Definisi ini mngimplementasikan bahwa biaya kualitas
berhubungan dengan dua subkategori dari kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kualitas :
kegiatan pengendalian dan kegiatan karena kegagalan. Kegiatan pengendalian dilakukan oleh
suatu perusahaan untuk mencega atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang
buruk mungkin terjadi).
Jadi, kegiatan pengendalian terdiri atas kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian.
Biaya pengendalian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan
pengendalian. Kegiatan karena kegagalan dilakukan oleh perusahaan atau pelanggan untuk
merespon kualitas yang buruk (kualitas buruk memang telah terjadi). Definisi mengenai
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kualitas juga menunjukkan empat kategori biaya
kualitas, yaitu :
1. Biaya pencegahan , terjadi untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa
yang dihasilkan.
2. Biaya penilaian, terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai
dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan.
3. Biaya kegagalan internal, terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai
dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan.
4. Biaya kegagalan eksternal, terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal
memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk
disampaikan kepada pelanggan.

Mengukur Biaya Kualitas


Biaya kualitas bisa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau
tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati adalah biaya-biaya yang tersedia atau dapat
diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas yang tersembunyi adalah biaya

kesempatan atau oportunitas yang terjadi karena kualitas yang buruk (biaya oportunitas
biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi). Meskipun mengestimasi biaya kualitas
tersembunyi sulit dilakukan, ada tiga metode yang disarankan untuk tujuan tersebut : metode
mengali (multiplier method), metode penelitian pasar (market research method), dan fungsi
kerugian kualitas Tagguchi (Taguchi quality loss function).
Metode Pengali (Multiplier Method) Metode pengali mengasumsikan total biaya kegagalan
adalah hasil pengalian dari biaya-biaya kegagalan yang terukur.

Total biaya kegagalan eksternal = k (Biaya kegagalan


eksternal yang terukur)

Di mana k adalah efek pengali. Nilai k diperoleh berdasarkan pengalaman. Sebagai contoh,
Westinghouse Electric melaporkan nilai k antara 3 dan 4. Dengan demikian, jika biaya
kegagalan eksternal yang terukur adalah $2 juta, maka biaya kegagalan eksternal aktual
adalah antara $6 juta sampai $8 juta. Dengan memasukkan biaya kualitas yang tersembunyi
dalam menilai jumlah biaya kegagalan eksternal, manajemen dapat menentukkan tingka
pengeluaran sumber daya untuk kegiatan pencegahan dan penilaian secara lebih akurat.
Dengan kata lain, dengan meningkatnya biaya kegagalan, manajemen diharpkan akan
meningkatnya investasinya dalam biaya pengendalian.
Metode Penilaian Pasar Metode penelitian pasar formal digunakan untuk menilai dampak
kualitas yang buruk terhadap penjualan dan pangsa pasar.
Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi Definisi tanpa cacat tradisional mengasumsikan biaya
kualitas yang tersembunyi hanya terjadi atas unit-unit yang menyimpang dari batas
spesifikasi atas dan bawah. Fungsi kerugiaan Taguchi mengasumsikan setiap penyimpangan
dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan biaya kualitas yang
tersembunyi. Persamaan fungsi kerugian kualitas Taguchi adalah :

Di mana :
k

L (y) = k(y T)2

= Konstanta proporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya kegagalan


eksternal perusahaan.

= nilai aktual dari karakteristik kualitas

= nilai target dari karakteristik kualitas

= kerugian kualitas

Untuk menggunakan fungsi kerugian Taguchi, nilai k harus diestimasi. Nilai k dihitung
dengan membagi estimasi biaya pada salah satu batas spesifikasi tertentu dengan deviasi
kuadrat dari batas nilai target.
k = c/d2
Di mana :
c

= kerugian pada batas spesifikasi atas dan bawah

= jarak batas dari nilai target

Pelaporan Informasi Biaya Kualitas


Langkah pertama dan paling sederhana dalam menciptakan sistem semacam itu adalah
menilai biaya kualitas aktual saat ini. Pencatatan biaya kualitas aktual secara terperinci
berdasarkan kategorinya dapat memeberikan dua masukan pandangan penting. Pertama,
catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang
memungkinkan para manajer menilai dampak keuangannya. Kedua, catatan tersebut
menunjukkan distribusi biaya kualitas menurut kategori yang memungkinkan para manajer
menilai kepentingan relatif dari setiap kategori.
Laporan Biaya Kualitas
Pentingnya biaya kualitas terhadap segi keuangan perusahaan dapat dinilai lebih mudah
dengan menampilkan biaya-biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan aktual.
Mengacu pada prinsip yang berlaku umum, biaya kualitas sebaiknya kurang dari 2,5 persen,
Ladd Lighting Corporation memiliki kesempatan yang baik untuk biaya ini seharusnya
melalui perbaikan kualitas. Pengurangan biaya kualitas tanpa upaya peningkatan kualitas
merupakan strategi yang dapat mengakibatkan bencana.
Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Kualitas yang Dapat Diterima
Pandangan biaya kualitas yang dapat diterima mengasumsikan terdapat perbandingan
terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian
meningkat, biaya kegagalan lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian, perusahaan

harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak
sesuai. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik di mana kenaikan tambahan biaya dalam upaya
tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan.

Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Cacat-Nol


Sudut pandang AQL didasarkan pada definisi produk cacat tradisional. Dalam
pengertian klasik, sebuah produk dikatakan cacat bila kualitasnya berada di luar batas
toleransi suatu karakteristik kualitas. Menurut pandangan ini, biaya kegagalan timbul hanya
jika produk tidak sesuai dengan spesifikasi dan terdapat perbandingan terbalik optimal antara
biaya kegagalan dan biaya pengendalian. Pandangan AQL mengizinkan, bahkan mendukung
diproduksinya sejumlah barang cacat tertentu.
Model ini digunakan dalam dunia pengendalian kualitas hingga akhir 1970-an ketika
model AQL ditantang oleh model cacat nol. Intinya, model cacat nol menyatakan keunggulan
biaya akan diperoleh dengan mengurangi unit cacat hingga nol. Pada pertengahan 1980-an,
model cacat nol lebih disempurnakan dengan model kualitas kokoh yang menentang definisi
unit cacat. Menurut pandangan kokoh ini, kerugian terjadi karena diproduksinya produk yang
menyimpang dari nilai target, semakin jauh menyimpangnya, semakin besar pula nilai
kerugiannya.
Bagi perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang sangat kompetitif, kualitas
dapat memeberikan keunggulan kompetitif yang penting. Jika pandangan kualitas kokoh
benar, maka perusahaan dapat mengapitalisasinya dengan menurunkan jumlah unit cacat
(yang sesuai dengan definisi secara kokoh) sambil menekan total biaya kualitas secara
simultan. Tingkat optimal dari biaya kualitas adalah keadaan dimana produk-produk yang
diproduksi memenuhi nilai targetnya.
Sifat Dinamis Biaya Kualitas
Ketika perusahaan menambah biaya pencegahan dan penilaian serta menurunkan biaya
kegagalan, mereka selanjutnya dapat mengurangi biaya pencegahan dan penilaiannya.
Sesuatu yang tampak berbanding terbalik berubah menjadi pengurangan biaya permanen di
semua kategori biaya kualitas.

Contoh konsistensi dengan strategi pengurangan biaya

kualitas yang direkomendasikan oleh American Society for Quality Control. Strategi ini
berdasarkan pada premis berikut :
a) Setiap kegagalan selalu ada akar penyebabnya
b) Penyebab dapat dicegah
c) Pencegahan selalu lebih murah
Kemampuan menekan total biaya kualitas secara dramatis pada seluruh kategori diperoleh
melalui berbagai pengalaman nyata. Tennant berhasil meningkatkan kualitas dan menekan
biaya kualitas di setiap kategori, serta memindahkan distribusi biaya kualitas ke kategori
pengendalian secara keseluruhan dengan lebih menekankan pencegahan. Menurut model
tradisional, total biaya kualitas hanya bisa ditekan melalui pertukaran (trade-off) antara biaya
pengendalian dan biaya kegagalan (menambah yang satu ketika mengurangi yang lain). Sama
seperti Tennant, Westinghouse Electric menemukan bahwa laba perusahaan terus meningkat
hingga biaya pengendalian mencapai 70-80 persen dari total biaya kualitas.
Manajemen Berbasis Kegiatan dan Biaya Kualitas Optimal
Manajemen berbasis kegiatan (activity-based management-ABM) mengklasifikasikan
berbagai kegiatan sebagai bernilai tambah dan tidak bernilai tambah, serta hanya
mempertahankan kegiatan-kegiatan yang memberikan nilai tambah. Prinsip ini dapat
diaplikasikan pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas.
Kegiatan-kegiatan kegagalan, penilaian, dan biaya-biaya yang terkait tidak
menghasilkan nilai tambah dan harus dihilangkan. Setelah berbagai kegiatan untuk setiap
kategori diidentifikasi, pendorong timbulnya penggunaan sumber daya dapat digunakan
untuk memperbaiki pembagian biaya pada setiap kegiatan. Pendorong biaya akar juga dapat
diidentifikasi, khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang gagal dan berguna untuk membantu
para manajer memahami hal-hal yang menyebabkan biaya kegiatan.

Analisis Tren
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas di antara
keempat kategori sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Setelah ukuranukuran peningkatan kualitas ditentukan, hal penting yang harus dilakukan perusahaan adalah
menentukan apakah biaya kualitas telah berkurang sebagaimana yang direncanakan..

Peningkatan kualitas yang dihasilkan dari waktu ke waktu cukup signifikan dapat diketahui
dengan menggunakan bagan atau grafik tren yang menggambarkan perubahan biaya kualitas
multiperiode. Dengan menggambarkan biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan,
keseluruhan tren program kualitas dapat di nilai. Tahun pertama yang digambarkan adalah
tahun sebelum implementasi program perbaikan kualitas.
Penggunaan Informasi Biaya Kualitas
Tujuan utama pelaporan biaya kualitas adalah memoerbaiki dan mempermudah
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial. Sebagai contoh, dalam
memutuskan pengimplementasian program seleksi pemasok guna memperbaiki kualitas
bahan baku, seorang manajer memerlukan penilaian terhadap biaya kualitas saat ini menurut
bagian dan kategori, penilaian biaya tambahan dibutuhkan berkaitan dengan program
tersebut, dan penilaian terhadap proyeksi penghematan menurut jenis dan kategori. Selain itu,
perlu juga dibuat proyeksi mengenai kapan biaya dan penghematan tersebut akan terjadi.
Setelah dampak-dampak tunai ini diproyeksikan, analisis penganggaran modal dapat
dilakukan untuk menilai manfaat program yang diusulkan.
Skenario A : Penetapan Harga Strategis
Skenario A mengilustrasikan informasi biaya kualitas dan implementasi program
pengendalian kualitas total berguna untuk pengambilan keputusan strategis yang signifikan.
Skenario tersebut juga menunjukkan bahwa meningkatkan kualitas bukanlah sebuah obat
mujarab. Pengurangan biaya yang ditawarkan ternyata tidak mampu menutupi penurunan
harga secara sekaligus. Hasil peningkatan produktivitas yang lain, seperti yang dijanjikan
oleh bagian teknik, akan diperlukan untuk menjamin keberlangsungan hidup jangka panjang
dari lini produk ini.

Skenario B : Analisis Produk Baru


Skenario B mengilustrasikan pentingnya pengklasifikasian lebih lanjut dari biaya
kualitas menurut perilaku. Skenario tersebut juga memperkuat arti penting identifikasi dan
pelaporan biaya kualitas secara terpisah. Produk baru dirancang untuk mengurangi biaya

kualitas dan hanya dengan mengetahui teknik penetapan biaya kualitaslah, Brittany dan Tara
dapat menemukan kesalahan dalam analisis laba rugi siklus hidup.
Pelaporan biaya kualitas agar dapat digunakan untuk mengambil keputusan hanyalah
salah satu tujuan dari sistem penghitungan biaya kualitas yang baik. Tujuan lainnya adalah
pengendalian biaya kualitas-suatu faktor penting untuk membantu mencapai hasil yang
diharapkan. Contohnya, pengambilan keputusan penghitungan harga Skenario A bergantung
pada rencana pengurangan biaya kualitas.
Produktivitas : Pengukuran dan Pengendalian
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien. Secara spesifik,
produktivitas mengacu pada hubungan antara output dan input yang digunakan untuk
memproduksi output. Kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda biasanya dapat
digunakan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu. Efisiensi produktif total adalah
suatu titik di mana dua kondisi terpenuhi : (1) pada setiap bauran input untuk memproduksi
output tertentu, tidak satu input ataupun yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk
menghasilkan output dan (2) atas bauran-bauran yang memenuhi kondisi pertama, dipilih
bauran dengan biaya terendah. Kondisi pertama digerakkan oleh hubungan teknis sehingga
disebut efisiensi teknis.
Pengukuran Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah penilaian kuantitatif atas
perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah menilai apakah efisiensi produktif
telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas dapat berupa :
- Pengukuran produktivitas actual : memungkinkan manajer untuk menilai, memantau
-

dan mengendalikan perubahan.


Pengukuran prosfektif : melihat ke masa depan dan berguna sebagai input bagi
pengambilan

keputusan

strategis.

Memungkinkan

para

manajer

untuk

membandingkan manfaat relative dari berbagai kombinasi input, pemilihan input dan
bauran input yang memberikan manfaat terbesar.
Pengukuran produktivitas dapat dikembangkan untuk setiap input secara terpisah atau
seluruh input secara bersama-sama. Pengukuran produktivitas untuk satu input pada suatu
waktu disebut pengukuran produktivitas parsial (parcial productivity measurement).
a. Definisi Pengukuran Produktivitas Parsial

Produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output
terhadap input.
Rasio produktivitas = Output/Input
Karena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, ukuran itu disebut
pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik
maka memperoleh ukuran produktivitas operasional (operational productivity
measure). Jika output dan input dinyatakan dalam dolar, maka akan memperoleh
ukuran produktivitas keuangan (financial productivity measurement).
b. Ukuran-ukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efisiensi Produktif
Untuk mengukur perubahan dalam produktivitas, ukuran produktivitas yang actual
berjalan dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya. Periode
sebelumnya ini disebut periode dasar dan menjadi acuan atau standar bagi pengukuran
perubahan efisiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan secara bebas.
Misalnya, tahun sebelumnya, minggu sebelumnya, bahkan periode dimana batch
produk terakhir diproduksi. Untuk evaluasi strategis, periode dasar yang biasanya
dipilih adalah tahun sebelumnya. Untuk pengendalian operasional, periode dasar
cenderung mendekati periode berjalan- seperti batch produk terakhir atau minggu
sebelumnya.
c. Keunggulan Ukuran Parsial
Ukuran parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya pada
penggunaan input tertentu.penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan yaitu
mudah diinterpretasikan oleh semua pihak perusahaan sehingga ukuran tersebut
mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan operasional.
Tenaga kerja, misalnya dapat dihubungkan dengan unit yang diproduksi perjam atau
unit yang diproduksi per pon (0,5kg) bahan. Jadi ukuran operasional parsial
menyediakan umpan balik yang dapat berhubungan dengan dan dipahami oleh
karyawan operasiona--ukuran-ukuran yang berkaitan dengan input-input tertentu yang
berada dalam kendali mereka. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa ukuran
operasional parsial ini bisa diterima oleh personel operasional. Bahkan untuk
pengendalian operasional, standar kinerja sering berjangka sangat pendek. Misalnya
standar kinerja dpat berupa rasio produktivitas dari batch barang sebelumnya. Dengan
menggunakan standar ini, tren produktivitas untuk tahun berjalan dapat ditelusuri.
d. Kelemahan Ukuran Parsial
Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah dapat menyesatkan. Penurunan
produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas yang
lainnya. Trade-off seperti itu diperlukan jika biaya secara keseluruhan turun, tetapi

pengaruh tersebut akan hilang jika digunakan ukuruan parsial masing-masing


misalnya, mengubah proses agar tenaga kerja langsung menggunakan lebih sedikit
waktu untuk menrakit sebuah produk mungkin akan meningkatkan sisa bahan baku
dan limbah produksi, sementara output totalnya tidak berubah. Dalam hal ini,
produktivitas tenaga kerja meningkat, tetapi produktivitas bahan baku menurun. Jika
kenaikan biaya sisa bahan baku dan limbah produksi melebihi penghematan dari
pengurangan tenaga kerja maka, produktivitas secara keseluruhan menurun.
Pengukuran Produktivitas Total
Dalam praktiknya, mengukur pengaruh dari seluruh input mungkin tidak diperlukan.
Perusahaan hanya mengukur produktivitas dari faktor-faktor yang dianggap sebagai indicator
relevan bagi keberhasilan dan kinerja perusahaan. Pengukuran produktivitas total dapat
didefinisikan sebagai pemfokusan perhatian pada beberapa input yang menunjukkan
keberhasilan perusahaan secara total. Pengukuran produktivitas total mensyaratkan
pengembangan dari pendekatan pengukuran multifactor. Pendekatan multifactor yang umum
disarankan dalam literature produktivitas adalah menggunakan indeks produktivitas agregat
yang bersidat komplek, sulit diinterprestasikan dan belum diterima secara umum.dua
pendekatan yang telah memperoleh beberapa pengakuan adalah pengukuran profil dan
pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba.
a. Pengukuran Profil Produktivitas
Pembuatan sebuah produk melibatkan beberapa input utama, seperti tenaga
kerja,bahan, modal dan energi. Pengukuran profil menyediakan serangkai atau sebuah
vector ukuran operasional parsial yang berbeda dan terpisah. Profil dapat
dibandingkan dari waktu ke waktu untuk memberikan informasi mengenai perubahan
produktivitas. Untuk mengilustrasi pendekatan ini, kita hanya menggunakan dua
input: tenaga kerja dan bahan.
b. Pengukuran Produktivitas Yang Berkaitan dengan Laba
Menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba berjalan merupakan salah
satu cara menilai perubahan produktivitas. Laba berubah dari periode dasar ke periode
berjalan. Sebagai perubahan laba tersebut disebabkan oleh perubahan produktivitas.
Pengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas
disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba. Dengan menilai
pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba periode berjalan, manajer akan
terbantu dalam mengetahui manfaat ekonomis dari perubahan produktivitas.
Keterkaitan perubahan produktivitas dengan laba dijelaskan oleh aturan berikut :

Aturan keterkaitan dengan laba : untuk periode berjalan, hitunglah biaya input yang
seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan produktivitas dan
bandingkan biaya tersebut dengan biaya actual yang digunakan. Selisih biayanya
adalah sejumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas.
Untuk mengaplikasikan aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama periode
berjalan dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu.
Misalkan pq adalah jumlah input tanpa perubahan produktivitas. Untuk mengetahui
pq pada suatu input tertentu, bagilah output periode berjalan dengan rasio
produktivitas input
Pq= output periode berjalan /rasio produktivitas periode dasar.
Komponen Pemulihan Harga
Untuk terkaitan dengan laba menghitung jumlah perubahan laba dari periode dasar
keperiode berjalan sebagai akibat perubahan produktivitas. Jumlah tersebut umunya tidak
akan sama dengan total perubahan laba antara dua periode. Selisih antara perubahan laba total
dan perubahan produktivitas terkai dengan laba disebut komponen pemulihan harga.
Komponen ini adalah perubahan pendapatan dikurangi perubahan biaya input dengan asumsi
tidak ada perubahan produktivitas. Komponen pemulihan harga mengukur kemampuan
perubahan pendapatan untuk menutupi perubahan biaya input dengan asumsi tidak ada
perubahan produktivitas.
Kualitas dan Produktivitas
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas dan juga sebaliknya. Jika
pengerjaan ulang berkurang karena menurunnya unit produk cacat, maka lebih sedikit tenaga
kerja dan bahan yang digunakan untuk menghasilkan output yang sama. Penurunan jumlah
unit yang cacat memperbaiki kualitas, sedangkan pengurangan jumlah input yang digunakan
meningkatkan produktivitas.
Karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang
digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, peningkatan kualitas akan
meningkatkan produktivitas. Jadi peningkatan kualitas secara umum akan tercermin pada
ukuran-ukuran produktivitas.
Insentif Pembagian Keuntungan
Insentif pembagian keuntungan adalah pemberian insentif uang tunai bagi seluruh
tenaga kerja perusahaan yang menjadi kunci pencapaian kualitas dan produktivitas.

Anda mungkin juga menyukai