OLEH
(1415351059)
kesempatan atau oportunitas yang terjadi karena kualitas yang buruk (biaya oportunitas
biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi). Meskipun mengestimasi biaya kualitas
tersembunyi sulit dilakukan, ada tiga metode yang disarankan untuk tujuan tersebut : metode
mengali (multiplier method), metode penelitian pasar (market research method), dan fungsi
kerugian kualitas Tagguchi (Taguchi quality loss function).
Metode Pengali (Multiplier Method) Metode pengali mengasumsikan total biaya kegagalan
adalah hasil pengalian dari biaya-biaya kegagalan yang terukur.
Di mana k adalah efek pengali. Nilai k diperoleh berdasarkan pengalaman. Sebagai contoh,
Westinghouse Electric melaporkan nilai k antara 3 dan 4. Dengan demikian, jika biaya
kegagalan eksternal yang terukur adalah $2 juta, maka biaya kegagalan eksternal aktual
adalah antara $6 juta sampai $8 juta. Dengan memasukkan biaya kualitas yang tersembunyi
dalam menilai jumlah biaya kegagalan eksternal, manajemen dapat menentukkan tingka
pengeluaran sumber daya untuk kegiatan pencegahan dan penilaian secara lebih akurat.
Dengan kata lain, dengan meningkatnya biaya kegagalan, manajemen diharpkan akan
meningkatnya investasinya dalam biaya pengendalian.
Metode Penilaian Pasar Metode penelitian pasar formal digunakan untuk menilai dampak
kualitas yang buruk terhadap penjualan dan pangsa pasar.
Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi Definisi tanpa cacat tradisional mengasumsikan biaya
kualitas yang tersembunyi hanya terjadi atas unit-unit yang menyimpang dari batas
spesifikasi atas dan bawah. Fungsi kerugiaan Taguchi mengasumsikan setiap penyimpangan
dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan biaya kualitas yang
tersembunyi. Persamaan fungsi kerugian kualitas Taguchi adalah :
Di mana :
k
= kerugian kualitas
Untuk menggunakan fungsi kerugian Taguchi, nilai k harus diestimasi. Nilai k dihitung
dengan membagi estimasi biaya pada salah satu batas spesifikasi tertentu dengan deviasi
kuadrat dari batas nilai target.
k = c/d2
Di mana :
c
harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak
sesuai. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik di mana kenaikan tambahan biaya dalam upaya
tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan.
kualitas yang direkomendasikan oleh American Society for Quality Control. Strategi ini
berdasarkan pada premis berikut :
a) Setiap kegagalan selalu ada akar penyebabnya
b) Penyebab dapat dicegah
c) Pencegahan selalu lebih murah
Kemampuan menekan total biaya kualitas secara dramatis pada seluruh kategori diperoleh
melalui berbagai pengalaman nyata. Tennant berhasil meningkatkan kualitas dan menekan
biaya kualitas di setiap kategori, serta memindahkan distribusi biaya kualitas ke kategori
pengendalian secara keseluruhan dengan lebih menekankan pencegahan. Menurut model
tradisional, total biaya kualitas hanya bisa ditekan melalui pertukaran (trade-off) antara biaya
pengendalian dan biaya kegagalan (menambah yang satu ketika mengurangi yang lain). Sama
seperti Tennant, Westinghouse Electric menemukan bahwa laba perusahaan terus meningkat
hingga biaya pengendalian mencapai 70-80 persen dari total biaya kualitas.
Manajemen Berbasis Kegiatan dan Biaya Kualitas Optimal
Manajemen berbasis kegiatan (activity-based management-ABM) mengklasifikasikan
berbagai kegiatan sebagai bernilai tambah dan tidak bernilai tambah, serta hanya
mempertahankan kegiatan-kegiatan yang memberikan nilai tambah. Prinsip ini dapat
diaplikasikan pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas.
Kegiatan-kegiatan kegagalan, penilaian, dan biaya-biaya yang terkait tidak
menghasilkan nilai tambah dan harus dihilangkan. Setelah berbagai kegiatan untuk setiap
kategori diidentifikasi, pendorong timbulnya penggunaan sumber daya dapat digunakan
untuk memperbaiki pembagian biaya pada setiap kegiatan. Pendorong biaya akar juga dapat
diidentifikasi, khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang gagal dan berguna untuk membantu
para manajer memahami hal-hal yang menyebabkan biaya kegiatan.
Analisis Tren
Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas di antara
keempat kategori sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Setelah ukuranukuran peningkatan kualitas ditentukan, hal penting yang harus dilakukan perusahaan adalah
menentukan apakah biaya kualitas telah berkurang sebagaimana yang direncanakan..
Peningkatan kualitas yang dihasilkan dari waktu ke waktu cukup signifikan dapat diketahui
dengan menggunakan bagan atau grafik tren yang menggambarkan perubahan biaya kualitas
multiperiode. Dengan menggambarkan biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan,
keseluruhan tren program kualitas dapat di nilai. Tahun pertama yang digambarkan adalah
tahun sebelum implementasi program perbaikan kualitas.
Penggunaan Informasi Biaya Kualitas
Tujuan utama pelaporan biaya kualitas adalah memoerbaiki dan mempermudah
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial. Sebagai contoh, dalam
memutuskan pengimplementasian program seleksi pemasok guna memperbaiki kualitas
bahan baku, seorang manajer memerlukan penilaian terhadap biaya kualitas saat ini menurut
bagian dan kategori, penilaian biaya tambahan dibutuhkan berkaitan dengan program
tersebut, dan penilaian terhadap proyeksi penghematan menurut jenis dan kategori. Selain itu,
perlu juga dibuat proyeksi mengenai kapan biaya dan penghematan tersebut akan terjadi.
Setelah dampak-dampak tunai ini diproyeksikan, analisis penganggaran modal dapat
dilakukan untuk menilai manfaat program yang diusulkan.
Skenario A : Penetapan Harga Strategis
Skenario A mengilustrasikan informasi biaya kualitas dan implementasi program
pengendalian kualitas total berguna untuk pengambilan keputusan strategis yang signifikan.
Skenario tersebut juga menunjukkan bahwa meningkatkan kualitas bukanlah sebuah obat
mujarab. Pengurangan biaya yang ditawarkan ternyata tidak mampu menutupi penurunan
harga secara sekaligus. Hasil peningkatan produktivitas yang lain, seperti yang dijanjikan
oleh bagian teknik, akan diperlukan untuk menjamin keberlangsungan hidup jangka panjang
dari lini produk ini.
kualitas dan hanya dengan mengetahui teknik penetapan biaya kualitaslah, Brittany dan Tara
dapat menemukan kesalahan dalam analisis laba rugi siklus hidup.
Pelaporan biaya kualitas agar dapat digunakan untuk mengambil keputusan hanyalah
salah satu tujuan dari sistem penghitungan biaya kualitas yang baik. Tujuan lainnya adalah
pengendalian biaya kualitas-suatu faktor penting untuk membantu mencapai hasil yang
diharapkan. Contohnya, pengambilan keputusan penghitungan harga Skenario A bergantung
pada rencana pengurangan biaya kualitas.
Produktivitas : Pengukuran dan Pengendalian
Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien. Secara spesifik,
produktivitas mengacu pada hubungan antara output dan input yang digunakan untuk
memproduksi output. Kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda biasanya dapat
digunakan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu. Efisiensi produktif total adalah
suatu titik di mana dua kondisi terpenuhi : (1) pada setiap bauran input untuk memproduksi
output tertentu, tidak satu input ataupun yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk
menghasilkan output dan (2) atas bauran-bauran yang memenuhi kondisi pertama, dipilih
bauran dengan biaya terendah. Kondisi pertama digerakkan oleh hubungan teknis sehingga
disebut efisiensi teknis.
Pengukuran Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah penilaian kuantitatif atas
perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah menilai apakah efisiensi produktif
telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas dapat berupa :
- Pengukuran produktivitas actual : memungkinkan manajer untuk menilai, memantau
-
keputusan
strategis.
Memungkinkan
para
manajer
untuk
membandingkan manfaat relative dari berbagai kombinasi input, pemilihan input dan
bauran input yang memberikan manfaat terbesar.
Pengukuran produktivitas dapat dikembangkan untuk setiap input secara terpisah atau
seluruh input secara bersama-sama. Pengukuran produktivitas untuk satu input pada suatu
waktu disebut pengukuran produktivitas parsial (parcial productivity measurement).
a. Definisi Pengukuran Produktivitas Parsial
Produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output
terhadap input.
Rasio produktivitas = Output/Input
Karena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, ukuran itu disebut
pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik
maka memperoleh ukuran produktivitas operasional (operational productivity
measure). Jika output dan input dinyatakan dalam dolar, maka akan memperoleh
ukuran produktivitas keuangan (financial productivity measurement).
b. Ukuran-ukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efisiensi Produktif
Untuk mengukur perubahan dalam produktivitas, ukuran produktivitas yang actual
berjalan dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya. Periode
sebelumnya ini disebut periode dasar dan menjadi acuan atau standar bagi pengukuran
perubahan efisiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan secara bebas.
Misalnya, tahun sebelumnya, minggu sebelumnya, bahkan periode dimana batch
produk terakhir diproduksi. Untuk evaluasi strategis, periode dasar yang biasanya
dipilih adalah tahun sebelumnya. Untuk pengendalian operasional, periode dasar
cenderung mendekati periode berjalan- seperti batch produk terakhir atau minggu
sebelumnya.
c. Keunggulan Ukuran Parsial
Ukuran parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya pada
penggunaan input tertentu.penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan yaitu
mudah diinterpretasikan oleh semua pihak perusahaan sehingga ukuran tersebut
mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan operasional.
Tenaga kerja, misalnya dapat dihubungkan dengan unit yang diproduksi perjam atau
unit yang diproduksi per pon (0,5kg) bahan. Jadi ukuran operasional parsial
menyediakan umpan balik yang dapat berhubungan dengan dan dipahami oleh
karyawan operasiona--ukuran-ukuran yang berkaitan dengan input-input tertentu yang
berada dalam kendali mereka. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa ukuran
operasional parsial ini bisa diterima oleh personel operasional. Bahkan untuk
pengendalian operasional, standar kinerja sering berjangka sangat pendek. Misalnya
standar kinerja dpat berupa rasio produktivitas dari batch barang sebelumnya. Dengan
menggunakan standar ini, tren produktivitas untuk tahun berjalan dapat ditelusuri.
d. Kelemahan Ukuran Parsial
Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah dapat menyesatkan. Penurunan
produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas yang
lainnya. Trade-off seperti itu diperlukan jika biaya secara keseluruhan turun, tetapi
Aturan keterkaitan dengan laba : untuk periode berjalan, hitunglah biaya input yang
seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan produktivitas dan
bandingkan biaya tersebut dengan biaya actual yang digunakan. Selisih biayanya
adalah sejumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas.
Untuk mengaplikasikan aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama periode
berjalan dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu.
Misalkan pq adalah jumlah input tanpa perubahan produktivitas. Untuk mengetahui
pq pada suatu input tertentu, bagilah output periode berjalan dengan rasio
produktivitas input
Pq= output periode berjalan /rasio produktivitas periode dasar.
Komponen Pemulihan Harga
Untuk terkaitan dengan laba menghitung jumlah perubahan laba dari periode dasar
keperiode berjalan sebagai akibat perubahan produktivitas. Jumlah tersebut umunya tidak
akan sama dengan total perubahan laba antara dua periode. Selisih antara perubahan laba total
dan perubahan produktivitas terkai dengan laba disebut komponen pemulihan harga.
Komponen ini adalah perubahan pendapatan dikurangi perubahan biaya input dengan asumsi
tidak ada perubahan produktivitas. Komponen pemulihan harga mengukur kemampuan
perubahan pendapatan untuk menutupi perubahan biaya input dengan asumsi tidak ada
perubahan produktivitas.
Kualitas dan Produktivitas
Peningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas dan juga sebaliknya. Jika
pengerjaan ulang berkurang karena menurunnya unit produk cacat, maka lebih sedikit tenaga
kerja dan bahan yang digunakan untuk menghasilkan output yang sama. Penurunan jumlah
unit yang cacat memperbaiki kualitas, sedangkan pengurangan jumlah input yang digunakan
meningkatkan produktivitas.
Karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang
digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, peningkatan kualitas akan
meningkatkan produktivitas. Jadi peningkatan kualitas secara umum akan tercermin pada
ukuran-ukuran produktivitas.
Insentif Pembagian Keuntungan
Insentif pembagian keuntungan adalah pemberian insentif uang tunai bagi seluruh
tenaga kerja perusahaan yang menjadi kunci pencapaian kualitas dan produktivitas.