Anda di halaman 1dari 6

RMK KEWIRAUSAHAAN

INTRAPRENEURSHIP

Oleh Kelompok 1 :
1.
2.
3.
4.

Bagus Suwendra Putra


(1215251090)
A. A. Istri Clara Astina Handani
(1415351050)
Putri Kusumadewi
(1415351052)
Ni Kadek Widnyani Widyastari(1415351053)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM EKSTENSI


UNIVERSITAS UDAYANA
2016/2017

1. PENGERTIAN INTRAPRENEURSHIP
Intrapreneurship

adalah

kewirausahaan

(entrepreneurship)

dalam

perusahaan

(enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship


adalah entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama
muncul pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul Intracoporate
Enterpreneurship : Programs in American Industry, dan kemudian dipopulerkan oleh
Pinchott (1985) dan Burgelman (2007) dalam disertasinya.
Princhott

(1985)

mendefinisikan

seorang

intrapreneur

adalah

seorang

yang

memfokuskan pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau
gagasan menjadi usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup
lingkungan

perusahaan.

Oleh

karena

itu,

agar

sukses

intrapreneurship

harus

diimplementasikan dalam strategi perusahaan (Dalam Budiharjo, 2011:152).


Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa Intrapreneurship berakar pada
kewirausahaan (Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001), ada
beberapa perbedaan antara intrapreneurship dan kewirausahaan. Pertama semua, intrapreneur
membuat keputusan berisiko menggunakan sumber daya perusahaan. untuk melakukannya,
pengusaha menggunakan sumber daya mereka sendiri (Antoncic dan Hisrich, 2001;
Luchsinger dan Bagby, 1987; Morris et al, 2008). Kedua, intrapreneurship terjadi di antara
karyawan dari dalam organisasi mereka, sedangkan kewirausahaan cenderung terutama
secara eksternal terfokus (Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich,
2001; Davis, 1999; Luchsinger dan Bagby, 1987).
Lebih lanjut Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa sepertiga dari semua,
pengusaha lebih memilih untuk mengembangkan pengetahuan tacit dalam organisasi baru
daripada menggunakan prosedur atau mekanisme dari perusahaan lain. Di sisi lain,
intrapreneur bekerja dalam organisasi yang sudah memiliki politik mereka sendiri, bahasa,
prosedur, dan birokrasi (Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis, 1999; Honig,
2001).
Meskipun kewirausahaan dan intrapreneurship memiliki perbedaan penting, mereka
juga memiliki beberapa koneksi karena intrapreneurship secara konsisten diposisikan sebagai
kewirausahaan dalam organisasi (Antoncic, 2001; Davis, 1999, dalam Asef Karimi, dkk,
2011).
1

2. IKLIM ORGANISASI YANG MENDORONG INTRAPENEURSHIP


Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden intrapreneurship
dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization).
1. Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi, pertumbuhan
industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden untuk lingkungan
yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan persaingan yang
tinggi.
2. Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong intrapreneurship
adalah system terbuka, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship, pemindahan
intensif pada lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam
penelitiannya, Antonic (2007) membuktikan bahwa intrapreneurship berkorelasi secara
positif dengan pertumbuhan (company growth), dan dibuktikan pula bahwa dimensi
lingkungan dan karakteristik organanisasi (organization characteristics) berkorelasi
positif dengan intrapreneurship.
Dalam pengembangan intrapreneurship terdapat beberapa faktor pendukung sebagai
berikut ini :
a) Peningkatan persaingan sehingga innovasi harus diperhatikan termasuk dari
karyawan yg tentunya mempunyai gambaran detail operasi perusahaan
b) Peluang perusahaan menurun untuk memegang posisi atas
c) Loyalitas karyawan menurun, bila karyawan mempunyai ide bisnis tetapi
perusahaan tidak mau melaksanakannya maka karyawan tsb mungkin akan
mencari sumber daya diluar (dan keluar lagi organisasi)
Menurut Eesley dan Longenecker (2006, dikutip oleh Budiharjo, 2011) mengemukakan
10 hambatan utama dalam intrepreneurship meliputi :
1.

Menghukum kesalahan yang disebabkan oleh tindakan risk taking

2.

Gagasan-gasasan tanpa tindak lanjut

3.

Tidak ada dorongan intrapreneurship

4.

Unhealthy politicking dalam organisasi

5.

Komunikasi yang buruk antar karyawan dan juga pada pelanggan

6.

Karyawan tidak didorong berpikir untuk mencari peluang

7.

Misi, sasaran perusahaan tidak jelas

8.

Kurang dukungan manajemen


2

9.

Penghasilan keputusan beresiko yang tidak diberi reward

10. Keterbatasan waktu dan sumber daya


Keunggulan dan Kerugian Intrapreneurship
Keunggulan dari intrapreneurship adalah pada sumber daya untuk melaksanakan
pembangunan bisnis. Mereka dapat memakai sumber daya yang ada pada perusahaan
sekarang. Bahkan perusahaan core dapat memberi jaminan modal dan memperbolehkan
penggunaan nama perusahaan inti untuk branding. Manajemen operasi pada perusahaan
baru dan kebijakannya terkadang mirip dengan perusahaan lama. Pada entrepreneur,
manajemen biasanya lebih flexible.
Kerugian dari intrapreneurship adalah boss perusahaan baru sebenarnya masih tetap
dihitung sebagai karyawan dari perusahaan inti sehingga kebebasannya tidak seluas
perusahaan utama (terikat kontrak). Hidup dari perusahaan baru kadang sangat
bergantung dari kebijakan perusahaan inti.
Bagaimana perusahaan sekarang menyikapi Intrapreneur
Saat ada beberapa cerita sukses tentang intrapreneur, perusahaan harus juga waspada
terhadap resikonya. Membuka perusahaan baru dengan sumber daya perusahaan inti
adalah cara yang efektif untuk menguras kekuatan perusahaan inti. Perusahaan inti harus
benar-benar memperhitungkan kemampuan mereka dan kemungkinana resiko dan
keuntungan dari calon perusahaan baru.
Seorang penemu ide bisnis harus dilihat apakah mempunyai kemampuan dalam
operasinya. Saat seorang penemu mungkin melihat jalan baru untuk menggapai
konsumen, mereka mungkin memerlukan seseorang yang ahli dalam detail operasi.
Penemu seperti yang menunjukkan tujuannya, orang operasional akan memutuskan
dengan kendaraan apa mereka akan kesana.
Perusahaan inti harus melihat intrapreneur sebagai salah satu cara untuk mendeliver
ide ke pasar dengan cepat. Sebaiknya perusahaan bisa mengidentifikasikan karyawan
mereka yg mempunyai jiwa intrapreneur dan memberikan kesempatan kepada mereka
yang idenya berpeluang menghasilkan profit.
3. KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN INTRAPENEUR
3

Ciri-ciri intrapreneur yaitu


a. Intrapreneur seolah menjadi general manager dari sebuah bisnis baru yang
belum ada di perusahaan
b. Biasanya memiliki backgroud teknis atau perusahaan, tetapi tidak memusuhi
disiplin kerja yang lain, pandai beradaptasi dan melakukan penyesuaian
c. melakukan hal-hal sesuai kehendak hatinya
d. pemikir/konseptor sekaligus pelaksana
e. punya dedikasi penuh dan bersedia mencurahkan waktu habis-habisan agar
f.
g.
h.
i.
j.

mimpinya kenyataan.
menunjukkan kualitas yang baik
segala sepak terjanggnya hanya berdasar kepentingan usahanya
orang yang meraih target yang ditetapkannya sendiri
selalu menetapkan standar kerja yang tinggi
kegagalannya merupakan proses belajar

DAFTAR PUSTAKA
(2012) http://teorionline.net/intrapreneurship/ Diakses 17 April 2016
(2014) http://kataloggeografi.blogspot.com/2014/01/karyawan-entrepreneurintrapreneur.html
Diakses 17 April 2016
(2009) http://cyndrell4.blogspot.com/2009/03/kreatif.html Diakses 17 April 2016

Anda mungkin juga menyukai