Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN II
HIDROLISIS KARBOHIDRAT

OLEH :
NAMA

: NURSAN

STAMBUK

: F1C1 13 028

KELOMPOK

: IV (EMPAT)

ASISTEN

: HARFATIH

LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Karbohidrat selalu dikonsumsi manusia agar menghasilkan energy,
dimana energy tersebut digunakan untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Energi yang dibutuhkan manusia dihasikan oleh zat gizi makro, salah satunya
adalah karbohidrat. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain.
Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis,
pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk
membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat dalam bentuk gula dan
pati melambangkan bagian utama kalori total yang dikonsumsi manusia dan bagi
kebanyakan

kehidupan

hewan,

seperti

juga

bagi

berbagai

kehidupan

mikroorganisme. Karbohidrat juga merupakan pusat metabolisme tanaman hijau


dan organisme fotosintetik lainnya yang menggunakan energi solar untuk
melakukan sintesa karbohidrat dari CO2 dan H2O. Sejumlah besar pati dan
karbohidrat lain yang dibuat oleh fotosintesa menjadi energi pokok dan sumber
karbon bagi sel non-fotosintetik pada hewan, tanaman dan dunia mikrobial.
Pati merupakan simpanan energi di dalam sel-sel tumbuhan yang
berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter berkisar antara
5-50 nm. Di dalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari
dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Komposisi
kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan
dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan
semakin mudah untuk dicerna. Perbandingan kadar amilosa dan amilopektin

secara umum adalah 20% dan 80% dari jumlah pati total. Contoh makanan
sehari-hari yang mengandung karbohidrat pati adalah tepung, gandum, jagung,
beras, umbi-umbian seperti singkong, kentang atau ubi dan biji-bijian seperti
kacang merah atau kacang hijau. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan
hidrolisis karbohidrat dengan menggunakan asam dan enzim.
B Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
1
2
C

Bagaimana hidrolisis karbohidrat dengan asam?


Bagaimana hidrolisis karbohidrat dengan enzim?

Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
1
2

Untuk melakukan hidrolisis karbohidrat dengan asam.


Untuk melakukan hidrolisis karbohidrat dengan enzim.

Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
1
2

Dapat melakukan hidrolisis karbohidrat dengan asam.


Dapat melakukan hidrolisis karbohidrat dengan enzim.
II TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan makromolekul yang paling banyak ditemukan di

alam, dengan rumus molekul Cn(H2O)m. Karbohidrat terbentuk pada proses


fotosintesis sebagai senyawa perantara awal dalam penyatuan gas karbondioksida,
hidrogen dan oksigen dengan bantuan energi matahari ke dalam bentuk hayati.
Karbohidrat juga merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan
sebagai bentuk energi polimerik. Karbohidrat didefenisikan sebagai senyawa

polihidroksi aldehid dan polihidroksi keton dan turunannya. Karbohidrat dapat


digolongkan ke dalam monosakarida, oligosakarida dan polisakarida (Sunarya,
2012).
Glukosa ialah monomer dari karbohidrat. Glukosa dapat disintesis oleh
tumbuhan hijau semasa proses fotosintesis. Glukosa termasuk monosakarida
yang mempunyai rumus umum C 6H12O6 yang disebut sebagai dekstrosa atau gula
anggur. Tumbuh-tumbuhan menyimpan glukosa sebagai karbohidrat yang dinamai
kanji dalam biji-bijian seperti beras, jagung, barli dan sebagainya. Glukosa adalah
suatu gula monosakarida yang merupakan salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan
salah satu utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa)
disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan (Edahwati, 2010).
Karbohidrat yang dikonsumsi oleh manusia akan diubah menjadi glukosa
atau gula darah yang akan menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh,
glukosa kemudian di angkut oleh darah dan kemudian digunakan sebagai bahan
bakar untuk beraktifitas, sisanya akan disimpan dalam hati dan otot dalam bentuk
glikogen dan bila masih lebih akan disimpan menjadi cadangan lemak.
Karbohidrat sendiri terbagi atas dua macam kelompok berdasarkan susunan
molekulnya, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat
sederhana adalah karbohidrat yang tersusun dari 1 (monosakarida) hingga 2
(disakarida) molekul, jenis dari karbohidrat sederhana adalah gula pasir, sirop dan
madu. Sedangkan karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang terbentuk oleh
hampir 20.000 unit molekul monosakarida, jenis dari karbohidrat kompleks adalah

sumber bahan pokok seperti padi, umbi-umbian, jagung dan gandum (Farizi,
2013)
Polisakarida adalah biopolimer yang tersebar luas, yang secara kuantitatif
merupakan kelompok penting sebagai nutrisi pada makanan tumbuhan.
Karbohidrat didasari berbagai nutrisi yang berbeda mulai dari gula yang sederhana
dicerna oleh hewan monogastrik pada usus halus ke serat dietari dengan ragi oleh
mikroba pada usus besar. Serat Dietari (DF) didefenisikan seperti bahan makanan,
terutama bahan tanaman, tidak dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan oleh
organ pencernaan manusia kecuali yang mungkin dicerna oleh mikroflora pada
usus. Definisi ini secara khas meliputi komponen serabut: polisakarida nonpati
(NSP) dan resisten oligosakarida (RO), lignin, unsur

yang menghubungkan

dengan polisakarida nonpati dan lignin kompleks pada tanaman, dan jenis
karbohidrat yang sama, seperti resisten kanji (RS) dan dekstrin, dan sintesis
senyawa karbohidrat, terutama polidekstrosa (Caprita at al., 2010)
Polisakarida tidak secara langsung dimanfaatkan oleh tubuh. Pertama-tama
dipecah menjadi monosakarida, sehingga dalam bentuk gula dapat digunakan oleh
tubuh. Polisakarida mengandung sampai 60.000 molekul karbohidrat sederhana.
Polisakarida adalah struktur karbohidrat polimer, dibentuk untuk mengulangi unit
(mono atau disakarida) bekerja sama dengan ikatan glikosidik. Berbeda dengan
sakarida lainnya, polisakarida cenderung tidak berasa (tawar). Beberapa contoh
dari polisakarida meliputi kanji, selulosa dan glikogen. Kanji adalah salah satu
bentuk penyimpanan glukosa dalam tubuh. Kanji tersusun atas amilosa dan

amilopektin. Kanji mengandung amilosa (10 - 20%) dan amilopektin (80 - 90%).
Kanji memberikan warna biru dengan uji iodin (Asif at al., 2011).

IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 7 Oktober 2015
pukul 13:00-15:30 WITA, bertempat di Laboratorium Biokimia, Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
B Alat dan Bahan
1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah seperangkat alat
spektrofotometer UV-Vis, gelas kimia 250 mL dan 1000 mL, rak tabung,
spatula, batang pengaduk, pipet tetes, tabung reaksi, gegep, lap halus, dan hot
plate.
2

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan pati

(ubi kayu), akuades, larutan amilase, reagen DNS, larutan HCl 6 N, larutan
K2HPO4, dan tisu.
C Prosedur Kerja
1 Hidrolisis dengan Asam
0,5 g ubi kayu halus

- dimasukkan dalam gelas kimia


dilarutkan dalam 10 mL akuades
dipipet 5 mL larutan pati
dimasukkan dalam tabung reaksi
ditambahkan 5 mL HCl 4 N
dikocok
dipipet 0,5 mL

sisa larutan pati-HCl

0,5 mL larutan pati-HCl

- dimasukkan ke dalam 4
tabung
reaksi
masingmasing sebanyak 0,5 mL
- dipanaskan selama 0, 5, 15, 20
menit
- ditambahkan larutan K2HPO4
0,1 M 2,5 mL
- dikocok
- diencerkan dengan akuades
sampai volumenya 10 mL
Hasil Pengamatan

larutan A
(0 menit)

larutan B
(5 menit)

dimasukkan dalam
tabung reaksi
- ditambahkan 2,5 mL
larutan K2HPO4 0,1
M
- diencerkan
dengan
akuades
sampai
volumenya 10 mL

Hasil Pengamatan

larutan C
(15 menit)

larutan D
(20 menit)

larutan E

diambil masing-masing 1 mL
ditambahkan 2 mL reagen DNS
dipanaskan selama 15 menit
diencerkan dengan akuades sampai
volumenya 10 mL
- diukur absorbansnya pada panjang
gelombang 540 nm
2. Hidrolisis dengan Enzim
Hasil Pengamatan
1 mL larutan enzim
(0,1%, 1% dan 10%)
- dimasukkan
dalam
masing-masing
tabung reaksi I, II dan III
- dimasukkan 2 mL larutan pati
- dipanaskan selama 5 menit pada 40 C
- dipipet 1 mL dari tiap tabung

Tabung I
(larutan enzim 0,1%)

Tabung II
(larutan enzim 1%)

Tabung III
(larutan enzim 10%)

- ditambahkan 2 mL reagen DNS


- dipanaskan selama 5 menit
- diencerkan dengan akuades hingga
volumenya 10 mL
- diaduk
- diukur absorbansnya pada panjang
gelombang 540 nm
Hasil Pengamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A Data Pengamatan
1 Tabel Data Pengamatan
Hidrolisis dengan Asam
No
.
1
2
3
4

Waktu (menit)
0
5
15
20

panjang gelombang
maksimum (maks)
540 nm
540 nm
540 nm
540 nm

Absorbans
0,316
0,397
0,451
0,451

Hidrolisis dengan Enzim


No
.
1
2
3

panjang gelombang
maksimum (maks)
540 nm
540 nm
540 nm

Konsentrasi (%)
0,1
1
10

Absorbans
0,259
0,327
0,270

Larutan Standar Maltosa


No
.
1
2
3
4
5
6

Kadar gula (ppm)

Absorbans

0
2
4
6
8
10

0
0,078
0,164
0,205
0,294
0,590

Grafik

Hubungan antara Kadar Gula dengan Absorbans


0.7
0.6
0.5
f(x) = 0.05x - 0.04
R = 0.88

0.4

Absorbans 0.3
0.2
0.1
0

Kadar Gula (ppm)

Analisis Data
Hidrolisis dengan Asam

10

12

- Untuk y= 0,316
y= 0,052x 0,038
0,316 = 0,052x-0,038
0,052x = 0,316 + 0,038
x = 0,354/0,052
x = 6,81
- Untuk y= 0,397
y= 0,052x 0,038
0,397 = 0,052x-0,038
0,052x = 0,397 + 0,038
x = 0,435/0,052
x = 8,37
- Untuk y= 0,451
y= 0,052x 0,038
0,451 = 0,052x-0,038
0,052x = 0,451 + 0,038
x = 0,489/0,052
x = 9,40
- Untuk y= 0,451
y= 0,052x 0,038
0,451 = 0,052x-0,038
0,052x = 0,451 + 0,038
x = 0,489/0,052
x = 9,40
Hidrolisis dengan Enzim
- Untuk y= 0,259
y= 0,052x 0,038
0,259 = 0,052x-0,038
0,052x = 0,259 + 0,038
x = 0,297/0,052
x = 5,71
- Untuk y= 0,327
y= 0,052x 0,038
0,327 = 0,052x-0,038
0,052x = 0,327 + 0,038
x = 0,365/0,052
x = 7,02
- Untuk y= 0,270
y= 0,052x 0,038
0,270 = 0,052x-0,038
0,052x = 0,270 + 0,038
x = 0,308/0,052
x = 5,92
B Pembahasan

Hidrolisis adalah pemecahan kimiawi suatu molekul karena pengikatan air


sehingga menghasilkan molekul-molekul yang lebih kecil. Reaksi hidrolisis dapat
dipercepat dengan penambahan asam ataupun enzim sebagai katalis.

Proses

hidrolisis pati yaitu pengubahan molekul pati menjadi monomernya atau


unit-unit penyusunnya seperti glukosa. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan
bantuan asam atau enzim pada suhu, pH, dan waktu reaksi tertentu. Percobaan ini
dilakukan untuk menghidrolisis karbohidrat, dimana sampel yang digunakan
adalah ubi kayu halus. Dimana untuk hidrolisis karbohidrat tersebut dilakukan
dengan menggunakan asam (HCl) dan enzim amilase (air ludah).
Perlakuan pertama yaitu hidrolisi karbohidrat dengan menggunakan asam.
Pada perlakuan ini ubi kayu yang telah dihaluskan direaksikan dengan akuades
dan HCl. Tujuan penambahan akuades adalah untuk mempercepat proses
pelarutan pati. Sedangkan penambahan HCl pada larutan bertujuan untuk
menghancurkan atau menghidrolisis pati dengan cara memutuskan ikatan
glikosida menjadi unit-unit terkecilnya. HCl merupakan asam kuat sehingga
cenderung memberikan proton jika dilarutkan dalam air dan akan berubah
seluruhnya menjadi basa konjugat. Kemudian larutan tersebut dipanaskan dengan
variasi waktu 0, 5, 15 dan 20 menit. Tujuan pemanasan larutan adalah untuk
mempercepat hidrolisis pati dengan menggunakan suhu yang tinggi. Hal ini
disebabkan pada suhu tinggi akan mempercepat proses hidrolisis pati. Pemanasan
juga dilakukan agar residu glukosa hasil hidrolisat yang diperoleh dapat
maksimal. Setelah pemanasan, larutan pati tadi kemudian ditambahkan dengan
larutan K2HPO4. Penambahan larutan tersebut bertujuan untuk

Larutan asam HCl menghidrolisis pati melalui proses pemotongan


rantai, hasil pemotongannya adalah campuran dekstrin, maltosa dan glukosa.
Dimana dalam proses hidrolisis pati akan mengalami pemutusan rantai oleh asam
selama pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada beberapa
tingkatan dalam reaksi hidrolisis tersebut, yaitu molekul pati mula-mula pecah
menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek (6-10 molekul) yang disebut
dekstrin. Dekstrin kemudian pecah menjadi maltosa yang selanjutnya dipecah lagi
menjadi unit terkecil glukosa. Asam lebih cepat mengkatalis hidrolisis komponen
pati dibandingkan dengan polisakarida non-pati lainnya. Ikatan -1,4- glikosidik
pada pati bersifat lebih fleksibel sedangkan ikatan N-1,4-glikosidik pada selulosa
berbentuk lurus dan lebih keras. Asam akan merusak dan memutus ikatan polimer
terutama bagian amorf terlebih dahulu dan reaksi akan lebih cepat pada suhu
tinggi. Asam kuat HCl akan merusak ikatan polisakarida dalam bahan dengan
memotong secara acak molekul polisakarida menjadi bagian yang lebih kecil.
Akibatnya, jumlah polisakarida yang terhidrolisis lebih banyak dan jumlah gula
pereduksi serta gula total dalam hidrolisat lebih tinggi.
Selanjutnya pati yang telah terhidrolisis dengan asam dan pemanasan
kemudian ditambahkan reagen DNS. Penggunaan larutan DNS dimaksudkan agar
terbentuk senyawa kompleks yang akan memudahkan pengukuran absorbans
larutan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, sehingga menjadi larutan
berwarna yang dapat terbaca absorbansnya pada alat tersebut. Setelah
penambahan reagen DNS, warna larutan yang semula berwarna bening menjadi
warna orange. Warna orange yang dihasilkan merupakan reaksi antara reagen

dengan panjang rantai pati yang terhidrolisis. Dimana semakin panjang rantai pati
yang terhidrolisis maka warna larutan akan semakin orange.
Berdasarkan grafik hubungan antara konsentrasi maltosa dengan
absorbans diperoleh persamaan regresi linear dari kurva standar yaitu y = 0,052x0,038, sehingga dapat ditentukan kadar glukosa hasil hidrolisis dengan asam
untuk masing-masing variasi waktu pemanasan. Untuk perlakuan dengan
pemanasan selama 15 dan 20 menit diperoleh absorbansi larutan yang paling
tinggi yaitu 0,451, sehingga berdasarkan perhitungan melalui persamaan regresi
dari kurva standar diperoleh kadar paling tinggi pula yaitu 9,40 ppm. Hal ini
disebabkan terjadinya kesetimbangan pada larutan tersebut. Sedangkan Untuk
waktu pemanasan 5 menit diperoleh kadar glukosa hasil hidrolisis 8,37 ppm dan
kadar glukosa tanpa pemanasan adalah 6,81ppm. Hal ini disebabkan karena
semakin lama waktu pemanasan maka konsentrasi larutan semakin besar dimana
tingkat degradasi pati selama hidrolisis lebih rendah.
Perlakuan selanjutnya yaitu hidrlisis pati menggunakan enzim amilase,
dimana enzim amilase yang digunakan adalah air ludah (saliva). Pada perlakuan
ini digunakan air ludah karena mengandung enzim amilase yang dapat
menghidrolisis ikatan -1,4 pada cabang sebelah luar glikogen dan amilopektin
yang akan menghasilkan D-glukosa. Dengan adanya enzim tersebut ikatan cabang
pada pati dapat dihidrolisis sehingga dapat menguraikan glikogen dan amilopektin
secara sempurna menjadi glukosa. Kemudian enzim tersebut direaksikan dengan
pati dan dipanaskan. Tujuan penambahan larutan pati adalah agar pati tersebut
terhidrolisis oleh enzim amilase.

Enzim - amilase dapat menghidrolisis

ikatan - 1,4-glukosida secara

spesifik. Hidrolisis amilosa oleh -amilase terjadi melalui dua tahap. Tahap
pertama adalah degradasi menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara
acak. Degradasi ini terjadi secara cepat diikuti pula dengan menurunnya viskositas
dengan cepat. Tahap kedua relatif lambat dengan pembentukan glukosa dan
maltosa sebagai hasil akhir. Sedangkan untuk amilopektin, hidrolisis dengan amilase menghasilkan glukosa, maltosa dan berbagai jenis -limit dekstrin yang
merupakan oligosakarida yang terdiri dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya
mengandung ikatan -1,6 glikosidik.
Amilase akan memotong ikatan (14) pati menjadi lebih pendek seperti
maltosa, maltotriosa, limit dekstrin dan oligosakarida lainnya. Oligosakarida yang
terbentuk seperti maltosa, maltotriosa, bersifat reduktif. Karena jumlah
maltooligosakarida lebih banyak dibandingkan monosakarida, maka gula-gula
pereduksi sebagian besar diperoleh dari oligosakarida. Gula pereduksi mampu
mereduksi agen pengoksidasi pada analisis gula pereduksi. Semua jenis
monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat berfungsi sebagai agen
pereduksi. Maltodekstrin adalah hidrolisat pati yang mengandung D-glukosa yang
sebagian besar mempunyai ikatan (14) glikosidik. Komposisi utama
maltodekstrin yang dihasilkan merupakan campuran antara maltooligosakarida
lurus dan maltooligosakarida bercabang. Jumlah maltooligosakarida bercabang
lebih besar karena berasal dari amilopektin. Gula total menunjukkan jumlah
karbohidrat yang terkandung dalam hidrolisat. Hasil pemotongan rantai molekul
pati oleh -amilase mengakibatkan jumlah molekul oligosakarida meningkat.

Jumlah gula-gula pereduksi maupun non-pereduksi dari oligosakarida akan


bertambah

dan

terbaca

sebagai

gula

total.

Ketika

pati

dihidrolisis,

makromolekulnya akan terdegradasi menjadi molekul-molekul yeng lebih kecil


dengan rantai lebih pendek.
Berdasarkan grafik hubungan antara konsentrasi maltosa dengan
absorbans diperoleh persamaan regresi linear dari kurva standar yaitu y = 0,052x0,038, sehingga dapat ditentukan kadar maltosa hasil hidrolisis dengan enzim
untuk masing-masing kosentrasi larutan 0,1%, 1% dan 10%. Untuk penggunaan
larutan ludah 0,1% diperoleh kadar maltosa yaitu 5,71 ppm, larutan ludah 1 %
diperoleh 7,02 ppm maltosa dan untuk larutan ludah 10 % diperoleh maltosa
sebanyak 5,92 ppm. Secara teori, semakin banyak enzim amilase yang digunakan,
semakin banyak pula kadar maltosa hasil hidrolisis yang diperoleh. Akan tetapi
pada perlakuan ini kadar yang dihasilkan tidak berurutan. Hal ini disebabkan
terjadi kesalahan pada saat pengukuran absorbans larutan.
IV KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan penambahan asam seperti HCl disertai
pemanasan pada suhu tinggi serta penambahan KH2PO4. Berdasarkan grafik
yang diperoleh, maka kadar glukosa yang dihasilkan pada pemanasan selama
5, 15 dan 20 menit secara berurutan adalah 8,37 ppm dan 9,40 ppm,
sedangkan kadar glukosa tanpa pemanasan adalah sebesar 6,81 ppm.
2. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan cara penambahan enzim amilase untuk
menghidrolisis ikatan - 1,4-glukosida dari pati secara spesifik dan dilakukan

pemanasan. Berdasarkan grafik yang diperoleh, maka kadar maltosa yang


dihasilkan pada konsentrasi larutan 0,1%, 1% dan 10% secara berurutan
adalah 5,71 ppm; 7,02 ppm dan 5,92 ppm.
DAFTAR PUSTAKA
Asif, H.M., Muhammad, A., Tariq, S., M. Ibrahim, K., Naveed, A., Riaz, R., S.M.
Ali, S., Khalil, A., dan Ghazala, S. 2011. Carbohydrates. International
Research Journal of Biochemistry and Bioinformatics. Vol. 1 (1)
Caprita, R., Adrian, C., dan Calin, J. 2010. Biochemical Aspects of Non-Starch
Polysaccharides. Jurnal Animal Scienceand Biotechnologies. Vol. 43 (1)
Farizi, Z.A. 2013. Beda Makanan, Beda Kemampuan Perhatian: Studi Eksperimen
Tentang pengaruh Glycemic Index Caution Terhadap Kemampuan
Deteksi Sinyal. Jurnal Psikoislamika. Vol. 10 (1)
Edahwati, L. 2010. Perpindahan Massa Karbohidrat Menjadi Glukosa dari Buah
Kersen dengan Proses Hidrolisis. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. Vol. 10
(1)
Sunarya, Y. 2012. Kimia Dasar 2 Berdasarkan Prinsip-prinsip Kimia Terkini.
Bandung: Yrama Widya

Anda mungkin juga menyukai