Anda di halaman 1dari 2

Dalam penelitian, hipotesis juga menyatakan tidak ada, tetapi bukan tidak adanya

perbedaan antara populasi dan data sampel, tetapi bisa berbentuk tidak adanya hubungan
antara satu variabel dan variabel lain, tidak adanya perbedaan antara satu variabel atau lebih
pada polpulasi atau sampel yang berbeda dan tidak adanya perbedaan antara yang diharapkan
dengan kenyataan pada satu variabel satu atau lebih untuk populasi atau sampel yang sama

B. Tiga bentuk rumusan hipotesis


Menurut tingkat ekplanasi yang akan di uji, maka rumusan hipotesis dapat di kelompokkan
menjadi tiga macam yaitu hipotesis deskriptif (pada satu sampel atau variabel mandiri/ tidak
di bandingkan dan di hubungkan). Kompratif dan hubungan.
1. Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri. Maka
membuat perbandingan atau hubungan. Sebagai contoh bila rumusan masalah
penelitian sebagai berikut ini, maka hipotesis (jawaban sementara) yang dirumuskan
adalah rumusan hipotesis deskriptif
a. Seberapa tinggi daya tahan lampu merek x?
b. Seberapa tinggi produktifitas padi kabupaten kleten?
c. Berapa lama daya tahan merek A dan B?
d. Seberapa baik gaya kepemimpinan di lembaga X?
Dari empat pertanyaan tersebut antara lain dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut:
a.
b.
c.
d.

Daya tahan lampu merek X sama dengan 800 jam


Produktifitas padi kabupaten kleten 8 ton/ Ha
Daya tahan lampu A sama dengan 450 jam dan merek B sama dengan 600 jam.
Gaya kepemimpinan dilembaga X telah mencapai 70% dari yang diharapkan.

Dalam hal ini harga (mu) dapat diganti dengan rata-rata sampel, simpangan baku variens,
dan proporsi.
2. Hipotesis hubungan (Asosiatif)
Hipotesis asosiatif adalah suatu pertanyaan yang menunjukan dugaan tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh rumusan masalahnya adalah apakah
ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektifitas kerja?. Rumus dan
hipotesis nolnya adalah: tidak ada hubungan antar agay kepemimpinan efektifitas
kerja.
Hipotesis statistiknya adalah:
Ho : = 0
Ha : 0 ( = simbol yang menunjukan kuatnya hubungan)

Dalam dibaca: hipotesis nol, yang menunjukan tidak adanya hubungan (nol = tidak
ada hubungan) antara gaya kepemimpinan efektifitas kerja dalam polpulasi. Hipotesis
alternatifnya yang menunjukan adanya hubungan tidak sama dengan nol, mungkin lebih besar
dari nol atau lebih kecil dari nol.

C. Taraf Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis


Seperti telah dikemukakan, pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah menaksir
parameter populasi berdasarkan data sampel. Terdapat dua cara menaksir yaitu a ponit
estimate dan inteval estimate atau sering disebut confidence inteval. A point estimate (titik
taksiran) adalah suatu taksiran parameter populasi berdasarkan satu nilai data sampel.
Sedangakan inteval estimate (taksiran inteval) adalah suat taksiran parameter populasi pada
nilai interval pada sampel. Saya berhipotesis (menaksir) bahwa daya tahan kerja orang
indonesia itu 10 jam pehari. Hipotesis ini disebut ponit estimate, karena daya tahan kerja
indonesia di taksirkan melalui satu nilai 10 jam perhari. Bila hipotesis berbunyi daya tahan
kerja orang indonesia antar 8-12 jam perhari, maka hal ini disebut interval estimate nilai
intervalnya adalah 8 sampai dengan 12 jam.
Menaksir parameter populasi yang mengguanakna nilai tunggal ( point estimate) akan
mempunyai resiko kesalahan yang lebih tinggi di bandingkan dengan yang menggunakan
interval estimate. Menaksir daya tahan kerja orang indonesia 10 jam per hari akan
mempunyai kesalahan yang lebih besar bila dibandingkan dengan nilai taksiran antara 8-12
jam. Interval taksirannya maka makin kecul kesalahannya. Menaksir daya tahan kerja orang
indonesia 6-14 jam per hari akan mempunyai kesalahan yang lebih kecil bila dibandingkan
dengan 8-12 jam. Untuk selanjutnya kesalahan taksiran ini dinyatakan dalam peluang yang
berbentuk prosentase. Menaksir daya tahan kerja orang indonesia dengan interval antara 6-14
jam per hari akan mempunyai persentase kesalahan yang lebih kecil bila digunakan interval
taksiran 8-12 jam per hari. Biasanya dalam penelitian kesalahan taksiran di tetapkan terlebih
dulu, yang digunakan adalah 5 % dan 1 %.
1. Daya tahan kerja orang indonesia ditaksir 10 jam per hari. Hipotesis ini bersifat point
estimate, tidak mempunyai daerah taksiran, kemungkinan kesalahannya tinggi, misal
100 %.
2. Daya tahan kerja orang indonesia 8-12 jam per hari. Terdapat daerah taksiran.
3. Daya tahan kerja prang indonesia 6-14 jam per hari. Daeraha taksiran lebih besar dari
no 2, sehingga kemungkinan kesalahan juga lebih kecil dari no 2. Misalnya 1 %.
Jadi makain kecil taraf kesalahan yang ditetapkan, maka interval estimatenya semakain
lebar, sehingga tingkat ketelitian taksiran semakin rendah.

Anda mungkin juga menyukai