Anda di halaman 1dari 19

Statement of Authorship

Saya/ kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK/ makalah/ tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/ kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya/ kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/ kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/ kami
menggunakannya.
Saya/ kami memahami bahwa tugas yang saya/ kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Kuliah

: Audit Keuangan Negara

Judul RMK/ Makalah/Tugas

: Audit atas Transaksi Pendapatan dan Pengeluaran Pembiayaan

Tanggal

Dosen

: Dr. H. M. Rasuli, SE., M.Si., Ak., CA

Kelompok 8
1. Nurul Yusyawiru (1102120570)
2. Rici Ermajayanti (1102136423)
3. Rustiana Hanur (1102136300)

November 2014

TUGAS KELOMPOK

Akuntansi keuangan negara

Disusun oleh :
Nurul Yusyawiru (1102120570)
Rici Ermajayanti (1102136423)
Rustiana Hanur D. (1102136300)

Fakultas ekonomi
UNIVERSITAS RIAU
2011/2012

KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok ini. Tugas ini kami kerjakan dengan membaca buku-buku
yang berhubungan dengan topik Audit atas Transaksi Penerimaan dan
Pengeluaran Pembiayaan serta mencari referensi lainnya di internet .
Tugas ini dapat terselesaikan karna adanya rasa tanggung jawab
anggota kelompok dan adanya kemauan untuk menyelesaikan tugas
tersebut. Kami harap apa yang kami kerjakan ini dapat membantu Anda
dalam memahami topik ini . dan karena kami hanyalah manusia biasa,
kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan tugas ini.
Terima kasih.
Pekanbaru,

November 2014

A. Pengertian Akuntansi Pembiayaan


Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan atau tahun-tahun anggaran
berikutnya. Pembiayaan ditujukan untuk menutup defisit dan/atau mengalokasikan surplus. Selisih
antara anggaran pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah mengakibatkan surplus atau
defisit pada APBD.
Akuntansi pembiayaan meliputi pencatatan atas transaksi penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan, sebagaimana dianggarkan di dalam DPA PPKD.
Penerimaan pembiayaan mencakup:

Sisa lebih perhitungan anggaran taun anggaran sebelumnya (SiLPA)

Pencairan dana cadangan

Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

Penerimaan pinjaman daerah

Penerimaan kembali pemberian pinjaman

Penerimaan piutang daerah

Pengeluaran pembiayaan mencakup:

Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah

Pembayaran pokok utang

Pemberian pinjaman daerah

B. TUJUAN AUDIT
Mengungkapkan ada atau tidaknya salah saji yang material dalam pos pendapatan. Apakah
setiap perencanaan penerimaan pada setiap departemen/ lembaga pemerintah non departemen
mempunyai landasan hukum dan telah dipungut sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan dan
disetorkan ke kas negara dengan tertib? ;Apakah realisasi mencapai target yang telah ditetapkan
dalam DIKS? Apakah semua penerimaan pada setiap departemen/ lembaga pemerintah non
departemen telah ditatausahakan dan dilaporkan serta dipertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

PEMAHAMAN

MENGENAI

TRANSAKSI

DAN

TATA

KELOLA

UNTUK

MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT


Sumber utama pendapatan Negara berasal dari penerimaan pajak, penerimaan bukan
pajak dan hibah.pendaptan atau penerimaan ini merupakan komponen utama dalam negara, tanpa
ada pendaptan atau penerimaan bagaimana negara bias mengadakan belanja. Banyaknya
penyelewengan pajak dan penggunaan penerimaan bukan pajak membuat auditor harus hati hati
dalam mengaudit penerimaan negara. Pentinganya kedua penerimaan negara maka kemungkinan
terdapat salah saji. Untuk mengurangi terjadinya salah saji. Pemerintah telah menerapkan
sistempengendalian internal pemerintahan. Dengan adanya system tersebut dapat mngurangi
salah saji.
MEMPERTIMBANGKAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Pemahaman atas sistem pengendalian intern berguna bagi pemeriksa untuk merencanakan
pemeriksaan, menaksir risiko pemeriksaan, mengidentifikasi bukti pemeriksaan yang relevan,
dan menilai kualitas sistem pengendalian yang ada pada entitas yang diperiksa untuk mendukung
saran yang akan diberikan.
Sesuai dengan COSO, SPI terdiri atas lima komponen yang saling terkait, antara lain
sebagai berikut:
(a)

Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah kondisi lingkungan organisasi yang menetapkan
corak suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran akan pengendalian. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, meliputi
integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan komisaris
atau komite pemeriksaan, filosofi dan gaya operasi manajemen, struktur organisasi,
pemberian wewenang dan tanggung jawab, serta kebijakan dan praktik sumber daya

(b)

manusia.
Penaksiran risiko
Proses penaksiran risiko meliputi identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko yang
dihadapi oleh manajemen, yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi.
Dalam penentuan faktor pemilihan, penaksiran risiko termasuk ke dalam aktivitas
identifikasi risiko manajemen.

(c)

Aktivitas pengendalian \
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin
bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian dapat meliputi reviu

(d)

kinerja, pengolahan informasi, pengendalian fisik, serta pemisahan tugas.


Informasi dan komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran
informasi yang memungkinkan setiap orang dapat melaksanakan tanggung jawab
mereka. Sistem informasi menghasilkan laporan atas hal-hal yang terkait dengan

(e)

operasional, keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan


Pemantauan
Seluruh sistem pengendalian organisasi harus dipantau untuk menilai kualitas sistem
pengendalian tersebut. Kelemahan dalam sistem pengendalian harus dilaporkan
kepada manajemen tingkat atas. Selain itu, harus dilakukan evaluasi yang independen
atas SPI. Frekuensi dan lingkup evaluasi tergantung pada penaksiran risiko dan
efektivitas prosedur pengawasan.

C. SIKLUS INVESTASI
I.

Tujuan Audit

Tujuan audit spesifik untuk audit atas aktiva tetap dalam siklus investasi disajikan dalam tabel 1.
Tujuan-tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam kebanyakan audit.
Kategori Asersi
Tujuan Audit atas Kelompok Transaksi Tujuan Audit Saldo Akun
Keberadaan
atau Akuisisi yang tercatat dari transaksi Aktiva tetap yang tercatat
Keterjadian

aktiva tetap (EO1), pelepasan aktiva merupakan aktiva produktif yang


tetap

(EO2),

dan

reparasi

serta digunakan pada tanggal neraca

pemeliharaan (EO3) merupakan transaksi (EO4)


Kelengkapan

yang terjadi selama tahun berjalan.


Semua transaksi akuisisi aktiva tetap Saldo aktiva tetap mencakup
(C1) dan pelepasan aktiva tetap (C2) pengaruh semua transaksi yang
serta reparasi dan pemeliharaan (C3) terjadi selama periode berjalan
yang telah terjadi selama periode berjalan (C4).
telah dicatat.

Hak

Entitas

itu

memiliki

atau

dan Kewajiban

mendapatkan hak atas semua

aktiva tetap yang dicatat pada


Penilaian

tanggal neraca (RO1).


atau Transaksi untuk beban penyusutan dan Aktiva tetap dicatat pada harga

Alokasi

penurunan nilai aktiva tetap telah dinilai pokok


dengan tepat (VA1).

dikurangi

akumulasi

penyusutan (VA2) dan diturunkan


nilainya sebesar penurunan nilai

Penyajian

dan Transaksi

Pengungkapan

penyusutan,

reparasi,

yang material (VA3).


dan Aktiva tetap dan lease modal

pemeliharaan serta lease operasi telah telah diidentifikasi dalam laporan


diidentifikasi

dengan

benar

dan keuangan (PD2).

diklasifikasikan dalam laporan keuangan Pengungkapan


(PD1).

yang berkaitan

dengan harga pokok, nilai buku,


metode penyusutan, dan umur
manfaat dari kelas utama aktiva
tetap, penggadaian aktiva tetap
sebagai agunan, dan syarat-syarat
utama dari kontrak lease modal
sudah memadai (PD3).

II.

PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT


Materialitas

Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah penentuan besarnya
salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang pemakai laporan keuangan yang layak.
Pertimbangan kedua adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.

Risiko Inheren

Risiko inheren (inherent risk) yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan seringkali
rendah Karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Risiko inheren akan keberadaan dapat meningkat
sampai ke tingkat sedang atau tinggi karena potensi bahwa aktiva dibesituakan atau tidak
digunakan lagi, mungkin tidak dihapuskan. Asersi kelengkapan dapat mencapai tingkat sedang

sampai tinggi dalam kasus aktiva-aktiva konstruksi, atau lease modal yang mungkin dicatat
sebagai lease operasi Karena kerumitan akuntansi untuk lease. Tergantung pada industri dan
tingkat kesulitan yang berkaitan dengan estimasi umur manfaat dan nilai sisa serta kerumitan
metode penyusutan, risiko inheren yang menyangkut asersi penilaian mungkin dinilai sedang
atau tinggi berkaitan dengan estimasi akuntansi dalam hubungannya dengan estimasi beban
penyusutan.

Risiko Prosedur Analitis

Prosedur analitis bersifat efektif dari segi biaya dan hal itu dapat membantu auditor dalam
mengevaluasi kelayakan laporan keuangan. Aktiva tetap secara relative harus stabil, dan
akibatnya, prosedur analitis dapat memberikan keyakinan tentang kewajaran penyajian laporan
keuangan.

Risiko Pengendalian

Transaksi yang secara individu bersifat material, seperti akuisisi tanah atau bangunan, atau
pengeluaran modal yang besar, biasanya merupakan pokok dari pengendalian terpisah yang
mencakup anggaran modal dan otorisasi oleh dewan komisaris. Akibatnya, risiko pengendalian
mungkin rendah untuk asersi keberadaan atau keterjadian. Pengendalian yang berkaitan dengan
asersi penilaian mencakup pengendalian atas estimasi akuntansi menyangkut beban penyusutan.

III.

MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF


PROSEDUR AWAL

Suatu prosedur awal yang penting termasuk memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri
bersangkutan. Prosedur ini memberikan sarana untuk mengevaluasi kelayakan bukti yan
diperoleh pada tahap audit berikutnya.
Auditor menentukan bahwa saldo buku besar umum awal untuk akun-akun aktiva tetap telah
sesuai dengan kertas kerja periode sebelumnya. Berikutnya, auditor harus menguji ketepatan
matematis dari skedul penambahan dan pelepasan yang disiapkan klien serta merekonsiliasi
totalnya dengan perubahan saldo buku besar umum terkait untuk aktiva tetap selama periode
berjalan. Selain itu, auditor yang harus menguji skedul-skedul itu dengan memvouching pos-pos
pada skedul tersebut ke ayat jurnal dalam buku besar, dan menelusuri ayat jurnal buku besar ke
skedul bersangkutan untuk menentukan bahwa penyajian yang akurat atas catatan akuntansi yang
disiapkan dari buku tersebut telah dilakukan.

PROSEDUR ANALITIS

Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa informasi keuangan
yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor. Ketika melaksanakan prosedur analitis,
auditor harus mempertahankan tingkat skeptisme profesional yang layak dan menyelidiki hasilhasil yang tidak normal. Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi auditor, maka
strategi audit dapat dimodifikasi untuk mengurangi luas pengujian rincian transaksi dan saldo.

PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI

Pengujian substantive ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap: (1)
penambahan, (2) pelepasan, dan (3) reparasi serta pemeliharaan.
a) Memvouching Penambahan Aktiva Tetap
Semua penambahan yang normal harus didukung oleh dokumentasi berupa otorisasi dalam
notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek-cek yang dibatalkan. Jumlah yang dicatat harus
divouching untuk mendukung dokumentasi (EO1). Vouching atas penambahan memberikan
bukti tentang asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian (existence and occurrence-EO1), hak
dan kewajiban (rights and obligations RO1) dan penilaian atau alokasi (valuation or allocation
VA2).
b) Memvouching Pelepasan Aktiva Tetap
Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar-tambah harus tersedia bagi auditor dalam
bentuk nota pembayaran kas, otorisasi tertulis, dan perjanjian penjualan. Dokumentasi tersebut
harus ditelaah secara seksama untuk menentukan ketepatan dan kelayakan catatan akuntansi,
termasuk pengakuan keuntungan atau kerugian, jika ada.
c) Mereview Ayat Jurnal Beban Reparasi dan Pemeliharaan
Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah untuk menentukan kelayakan dan
konsistensi pembebanan ke beban reparasi. Kelayakan meliputi pertimbangan mengenai apakah
klien telah melakukan pembebanan yang tepat antara pengeluaran modal dan pendapatan. Untuk
pos-pos ini, auditor harus memeriksa dokumentasi pendukung, seperti faktur penjual, pesanan
kerja perusahaan, dan otorisasi manajemen guna menentukan kelayakan beban atau kebutuhan
akan ayat jurnal penyesuaian (EO3).

PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah: (1) menginspeksi aktiva tetap, dan
(2) memeriksa dokumen dan kontrak hak kepemilikan.

a) Menginspeksi Aktiva Tetap


Inspeksi aktiva tetap akan memungkinkan auditor untuk mendapatkan pengetahuan pribadi yang
langsung mengenai eksistensinya (EO4). Dalam penugasan yang berulang, inspeksi yang terinci
dapat dibatasi pada pos-pos yang tercantum pada skedul penambahan aktiva tetap.
b) Memeriksa Dokumen dan Kontrak Hak Kepemilikan
Kepemilikan atas kendaraan dapat ditetapkan dengan memeriksa sertifikat hak (BPKB),
sertifikat pendaftaran (STNK), dan polis asuransi. Untuk peralatan, perabotan, dan furniture,
faktur yang telah dibayar mungkin merupakan bukti terbaik mengenai kepemilikan (RO1). Bukti
tentang kepemilikan dalam industri real estate apartemen dapat ditemukan dalam akte pembelian,
polis asuransi pemilikan, tagihan pajak property, tanda terima pembayaran hipotek dan polis
asuransi kebakaran.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO: ESTIMASI AKUNTANSI

Dua pengujian yang penting atas estimasi akuntansi adalah pengujian substantif untuk (1)
mereview penyisihan penyusutan (VA1,2) dan (2) mengevaluasi penurunan nilai aktiva tetap
(VA3).
a) Review Penyisihan untuk Penyusutan
Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang kelayakan, konsistensi, dan ketepatan beban
penyusutan. Penentuan kelayakan penyisihan penyusutan meliputi pertimbangan atas factorfaktor seperti (1) sejarah masa lalu klien dalam mengestimasi umur manfaat dan (2) umur
manfaat yang tersisa atas aktiva yang ada.
b) Penurunan Nilai Aktiva Tetap
Auditor harus mengevaluasi apakah klien telah memperhitungkan secara layak penurunan nilai
(impairment) aktiva tetap apabila terjadi perubahan yang material bagaimana suatu aktiva
digunakan, atau apabila terjadi perubahan yang material dalam lingkungan bisnis.

D.SIKLUS PEMBIAYAAN
Siklus pembiayaan (financing cycle) mencakup dua kelompok transaksi utama sebagai berikut:

Transaksi utang jangka panjang mencakup peminjaman dari obligasi, hipotek, wesel,
dan utang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan.

Transaksi ekuitas pemegang saham mencakup penerbitan dan penarikan saham


preferen serta saham biasa, transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan pembayaran
dividen.

I.

TUJUAN AUDIT

Untuk masing-masing dari kelima kategori asersi laporan keuangan, Tabel 2 mencantumkan
sejumlah akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi pembiayaan.
Kategori Asersi
Keberadaan

Tujuan Audit atas Kelompok

Tujuan Audit Saldo Akun


Transaksi
Beban bunga yang dicatat dan Saldo utang jangka panjang yang dicatat

atau Keterjadian transaksi laporan laba-rugi lainnya merupakan utang yang ada pada tanggal
menyajikan
utang

jangka

peristiwa
Kelengkapan

pengaruh
yang

transaksi neraca (EO2).

panjang
terjadi

dan Saldo ekuitas pemegang saham merupakan


selama hak pemilik yang ada pada tanggal neraca

periode berjalan (EO1)


(EO3).
Semua transaksi beban bunga dan Saldo utang jangka panjang merupakan
pendapatan lainnya yang berkaitan semua utang kepada kreditor jangka panjang
dengan utang jangka panjang yang pada tanggal neraca (C2).
terjadi selama periode berjalan Saldo ekuitas pemegang saham merupakan
telah dicatat (C1).

Hak

klaim pemilik atas aktiva entitas yang


melaporkan (C3).
Semua saldo utang jangka panjang yang

dan

Kewajiban

tercatat merupakan kewajiban entitas yang


melaporkan (RO1).
Saldo ekuitas pemegang saham merupakan
klaim pemilik atas aktiva entitas yang

Penilaian
Alokasi

atau Transaksi

beban

bunga

melaporkan (RO2).
dan Saldo utang jangka panjang (VA2) dan

pendapatan lainnya yang berkaitan ekuitas pemegang saham (VA3) telah dinilai
dengan utang jangka panjang telah dengan tepat sesuai GAAP.
dinilai dengan tepat sesuai GAAP

Penyajian

(VA1).
dan Transaksi utang jangka panjang Saldo utang jangka panjang dan ekuitas

Pengungkapan dan ekuitas pemegang saham telah pemegang saham telah diidentifikasi dan
diidentifikasi serta diklasifikasikan diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan
dengan

tepat

dalam

laporan keuangan (PD2).

keuangan (PD1).

Semua syarat, ketentuan, komitmen, dan


provisi terkait yang bersangkutan dengan
utang jangka panjang telah diungkapkan
secara memadai (PD3).
Semua fakta berkenaan dengan penerbitan
saham seperti nilai pari atau nilai ditetapkan
saham,

saham

diterbitkan,

serta

yang

diotorisasi

jumlah

saham

dan
yang

ditahan sebagai treasury stock atau terikat


opsi telah diungkapkan (PD4).

II.

PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT


Materialitas

Ekuitas pemegang saham jelas merupakan komponen neraca yang material. Pengaruh transaksi
siklus pembiayaan terhadap laporan laba rugi juga sangat bervariasi dalam hal signifikansinya
seperti juga pengaruh dividen terhadap laba ditahan.

Risiko Inheren

Risiko salah saji dalam melaksanakan dan mencatat transaksi siklus pembiayaan biasanya
rendah. Dalam banyak perusahaan, transaksi ini tidak sering terjadi, kecuali untuk pembayaran
dividend an bunga, yang sering ditangani oleh agen-agen dari luar.

Risiko Prosedur Analitis

Prosedur analitis ini memberikan indikator tentang kebutuhan entitas akan pembiayaan,
kemampuannya, untuk melunasi utang, dan kelayakan biaya bunga (termasuk baik beban bunga
maupun bunga yang dikapitalisasi).

Risiko Pengendalian

Aplikabilitas komponen pengendalian internal untuk transaksi dan saldo siklus pembiayaan
serupa dalam banyak hal dengan yang telah diuraikan sebelumnya untuk siklus investasi.

III.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO HUTANG JANGKA


PANJANG

Dari sudut pandang auditing, wesel bayar, hutang hipotek, dan hutang obligasi mempunyai
karakteristik yang serupa. Pada umumnya, bentuk hutang ini (1) melibatkan perjanjian
kontraktual berbunga, (2) memerlukan persetujuan dari dewan direksi, dan (3) dapat dijamin
dengan penggadaian atau agunan. Untuk akun-akun ini, terdapat masalah yang relatif sedikit
dalam mencapai tujuan audit.
Transaksi hutang jangka panjang ini jarang menimbulkan pisah batas akhir tahun. Jadi, pengujian
substantif atas saldo hutang jangka panjang dapat dilaksanakan baik sebelum maupun sesudah
tanggal neraca.

MENENTUKAN RISIKO DETEKSI

Karena sifat dan jarang terjadinya sebagian besar jenis transaksi hutang jangka panjang, maka
risiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi saldo akun yang berkaitan kecuali
kelengkapan dan penilaian atau alokasi. Risiko inheren untuk asersi ini mungkin berada pada
tingkat sedang atau tinggi karena kerumitan yang terlibat dalam menghitung amortisasi diskonto
atau premi obligasi. Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor ini dan setiap penilaian risiko
pengendalian yang relevan, tingkat risiko deteksi yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi
signifikan yang berkaitan dengan saldo hutang jangka panjang.

MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF

Dari pengujian yang mungkin dilakukan ini, auditor merancang program audit untuk memenuhi
tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi. Auditor mengandalkan terutama
pada (1) komunikasi langsung dengan sumber independen dari luar, (2) penelaahan dokumentasi,
dan (3) perhitungan kembali untuk mendapatkan bukti kompeten yang mencakupi mengenai
asersi yang bersangkutan dengan saldo hutang jangka panjang.

PROSEDUR AWAL

Di sini penting untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industrinya, menentukan
kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal, dan kemampuan untuk melunasi hutang. Karena

pembiayaan begitu jelas berkaitan dengan aktivitas investasi, maka auditor dapat melaksanakan
prosedur-prosedur tersebut secara serentak.
Karena ada kemungkinan pengujian substantif dapat dilakukan atas masing-masing daftar yang
dibuat sebelumnya, maka prosedur ini berkaitan dengan komponen ketepatan matematis dan
klerikal dari asersi penilaian atau alokasi, serta dilaksanakan dengan menggunakan skedul hutang
jangka panjang sebagai dasar untuk pengujian substantif tambahan.

PROSEDUR ANALITIS

Suatu bagian penting dari audit atas hutang jangka panjang adalah menentukan bahwa informasi
keuangan yang akan diaudit konsisten dengan harapan auditor. Auditor juga harus mengevaluasi
pengungkapan mengenai jatuh tempo hutang dan perjanjian utang. Sebagai bagian dari tanggung
jawab auditor atas evaluasi mengenai apakah suatu entitas dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya, auditor akan mengevaluasi kemampuan entitas itu untuk menghasilkan arus kas yang
mencukupi guna memenuhi komitmen yang berkaitan dengan beban bunga (termasuk bunga
yang dikapitalisasi), jatuh tempo hutang, dan perjanjian hutang. Ketika melaksanakan prosedur
analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptisisme profesional yang tepat dan
menyelidiki hasil-hasil yang abnormal.

PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI

Untuk obligasi, auditor harus mendapatkan bukti tentang nilai nominal dan hasil bersih obligasi
itu pada tanggal penerbitan. Penerbitan instrumen hutang ini harus ditelusuri ke penerimaan kas
sebagaimana yang dibuktikan oleh surat kiriman uang dari pialang. Pembayaran pokok hutang
jangka panjang dapat diverifikasi dengan memeriksa voucher dan cek-cek yang dibatalkan;
sementara pembayaran penuh dapat divalidasi dengan memeriksa wesel yang dibatalkan atau
sertifikat obligasi. Bukti-bukti tentang transaksi semacam itu dapat tersedia dalam bentuk
sertifikat obligasi yang dibatalkan dan penerbitan sertifikat saham yang berkaitan.
Apabila bunga obligasi dibayar oleh agen independen, maka auditor harus memeriksa laporan
agen tentang pembayaran tersebut. Vouching atas ayat jurnal yang dicatat tidak akan
mengungkapkan hutang jangka panjang yang belum tercatat.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Ada tiga pengujian substantif dalam kategori ini: (1) menilai otorisasi dan kontrak atas hutang
jangka panjang, (2) mengkonfirmasi hutang dengan pemberi pinjaman dan perwalian obligasi,
serta (3) menghitung kembali beban bunga.

PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN DENGAN GAAP

Pengujian terdahulu yang memeriksa kontrak utang dan mengkonfirmasi hutang memberikan
data tentang klien untuk digunakan dalam perbandingan. Pengujian ini berkaitan dengan asersi
penyajian dan pengungkapan.

IV.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG


SAHAM

Seperti dalam kasus hutang jangka panjang, pengujian atas saldo ekuitas pemegang saham dapat
dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca. Untuk saldo-saldo ini, asersi penilaian atau
alokasi dan penyajian ataupengungkapan adalah mempertahankan perbedaan antara modal
disetor dan laba ditahan.

MENENTUKAN RISIKO DETEKSI

Penilaian risiko inheren untuk asersi-asersi yang berkenaan dengan saldo ekuitas pemegang
saham tergantung pada sifat dan frekuensi transaksi yang mempengaruhi akun-akun
bersangkutan. Transaksi saham yang bersifat rutin dalam perusahaan terbuka sering ditangani
oleh register dan agen transfer. Dalam kasus tersebut, baik penilaian risioko inheren maupun
pengendalian untuk asersi saldo akun yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut mungkin rendah.
Penilaian risiko inheren dan pengendalian mungkin lebih tingg jika ada transaksi nonrutin yang
melibatkan penerbitan saham dalam akuisisi, sekuritas konvertibel, atau opsi saham.

MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF

Suatu daftar pengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo ekuitas pemegang saham
dan tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan setiap pengujian.

PROSEDUR AWAL

Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri serta menentukan (1)
kebutuhan entitas akan pembiayaan eksternal dan (2) manfaat menggunakan pembiayaan dengan
ekuitas guna mendukung pertumbuhan entitas itu. Pembiayaan dengan ekuitas dapat digunakan
baik untuk mendukung aktivitas investasi, atau pun untuk mendukung investasi yang diperlukan

dalam modal kerja (yakni, pertumbuhan persediaan dan piutang yang diperlukan untuk
mengembangkan entitas itu).

PROSEDUR ANALITIS

Hubungan keuangan yan dinyatakan dalam rasio-rasio ini dapat bermanfaat untuk mengevaluasi
kelayakan saldo-saldo ekuitas pemegang saham. Bukti yang diperoleh dari prosedur analitis ini
berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI

Kategori pengujian ini mencakup vouching ayat jurnal dalam akun modal disetor dan laba
ditahan: (1) vouching ayat jurnal ke akun modal disetor, dan (2) vouching ayat juranl ke laba
ditahan.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Pengujian substantif dalam kategori ini akan dijelaskan dalam lima bagian, yaitu: (1) review akte
pendirian dan anggaran rumah tangga, (2) review otorisasi dan persyaratan penerbitan saham, (3)
konfirmasi saham yang beredar dengan registrar dan agen transfer, (4) memeriksa buku sertifikat
saham, (5) memeriksa sertifikat saham yang ditahan sebagai treasury stock.

Tujuan Audit
Penerimaan dan

Pengendalian Intern
Kunci
Pemisahan fungsi

disajikan di LRA
benar-benar ada.
Penerimaan Pembiayaan

Pengujian Substa

Teliti pemisahan fungsi

Periksa secara uji pe

baik desain maupun

pendukung Teliti se

implementasi

pencatatannya

telah didukung

Teliti otoritas yang telah

Teliti secara uji peti

oleh SK yang

ditetapkan dalam suatu

penerimaan rraupun

disetujui

keputusan

nilainya material

Teliti apakah

Teliti secara uji pet

pencatatan telah

penerimaan pembia

dilakukan dengan

ke kas umum nega

benar

rekeningbukan kas

pengeluaran
perrbiayaan yang

Pengujian Pengendalian

Pencatatan
Pembiayaan

yang disajikan di LRA


benar-benar dimiliki oleh
Pemerintah Daerah
Pengeluaran
Pembiayaan yang

Teliti dasar penetapan

disajikan di LRA benar-

pembiayaan daerah

benar dikeluarkan oleh


Perrerintah Daerah
(existence & occurence)
Seluruh transaksi telah

Seluruh pembiayaan

Teliti dokurren yang

Teliti secara uji peti

dicatat di LRA

telah dicatat di LRA

rrendasari

perrbiayaan dan pe

Mengetahui dan

Pencatatan telah

meyakinkan bahi.va

melalui verifikasi

Teliti apakah penerimaan

penerimaan dan pen

seluruh perrbiayaan

intern

dan pengeluaran perrbiayaan

pembiayaan

mencakup transaksi
pada periode

pembiayaan

Teliti secara uji peti

telah dicatat di LRA dan


Pertanggungjawaban SK

CaLK

perrbiayaan

pelaporan
(completeness)
Penerimaan pembiayaan

Pengawasan atau review

Teliti pengawasan intern

Teliti secara uji peti

adalah benar-benar hak

atas pembiayaan yang

terhadap

penerimaan pembia

pemerintah dan

terkait

pembiayaan yang jumlahnya

oleh

pengeluaran pembiayaan

material

pihak lain

adalah benara-benar

dan sangat material

kewajiban pemerintah

Teliti hak-hak serta kewajiban-

(hak dan kewajiban)

kewajiban pembiayaan oleh

Pembiayaan telah

Pengawasan intern atau

pemerintah
Teliti Pengawasan intern atau

Teliti klasifikasi aku

diungkapan secara

reviuw atas klasifikasi

review atas klasifikasi akun-

pada laporan keuang

memadai dalam laporan

akun-akun yang

akun yang berhubungan

sesuai dengan SAP

keuangan dan sesuai

berhubungan dengan

dengan pembiayaan telah

dengan SAP yang berlaku

pembiayaar telah

dilakukan dan hasilnya

(pengungkapan)

memadai

memadai

Pengawasan intern atau

Review kebijakan akuntansi

reviuw atas pengungkapan yang terkait


pembiayaan telah

Review pelaksanaan

memadai

penyusunan laporan

Terdapat kebijakan
akuntansi, sistem dan
prosedur penyusunan
laporan keungan serta
verifikasi internal

REFERENSI
http://dedysuarjaya.blogspot.com/2010/09/akuntansi-embiayaan.html
http://markdebie.blogspot.com/2011/05/audit-siklus-investasi-dan-pembiayaan.html
http://farah-aul.blogspot.com/2012/10/audit-siklus-investasi-dan-pembiayaan.html

Anda mungkin juga menyukai