Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah kita ketahui bahwa auditing merupakan suatu proses untuk membandingkan
laporan keuangan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hal itu dilakukan untuk mengetahui
apakah laporan keuangan yang dibuat telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Selain itu,
dengan mengaudit suatu laporan keuangan dapat terlihat kecurangan-kecurangan apa saja yang
ada dalam suatu organsisasi. Dalam mengaudit, seorang auditor juga harus terlebih dahulu
memahami bidang keahliannya, karena ketelitian dalam mengaudit merupakan 1sset1 yang
penting dalam mengaudit. Banyak hal yang harus dipahami auditor dalam mengaudit, tetapi
disini penulis akan membahas mengenai audit kas dan bank.
Kas merupakan harta 1sset1 perusahaan yang sangat menarik dan mudah diselewengkan.
Hal itu karena banyaknya transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
Selain itu, kas lebih mudah menjadi objek pencurian dibandingkan jenis 1sset lainnya karena
kebanyakan 1sset harus dikonversikan terlebih dahulu ke kas agar dapat diuangkan. Untuk itu
tujuan dilakukannya audit atas kas adalah untuk memeriksa apakah saldo kas yang ada di neraca
per tanggal neraca benar-benar ada dan dimiliki perusahaan.
Untuk mengetahui mengenai hal tersebut, maka penulis akan menjelaskan tentang audit
atas kas agar penulis dan pembaca mengetahui bagaimana prosedur untuk mengaudit kas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.

Apa saja sifat dari transaksi pada kas?


Bagaimana kegiatan pengendaliannya?
Bagaimana resiko pengendaliannya?
Apa saja pengujian dan prosedur yang harus dilakukan?

BAB II ISI
A. Tujuan Audit
Saldo kas meliputi kas yang ada ditangan, kas yang ada di bank, dan kas kecil. Dalam rangka
memperoleh pembuktian terhadap saldo kas, terlebih dahulu auditor harus merumukan tujuan audit
yang antara lain sebagai berikut:
1. Eksistensi atau Okurensi
Catatan saaldo kas pada saat tanggal neraca benar-benar ada.

2. Kesempurnaan
Pencatatan saldo rekening kas meliputi semua transkasi kas beserta pengaruhnya terhadap

peristiwa yang membentuknya.


Transfer kas pada akhir tahun di antara bank-bank klien telah dicatat dengan layak

3. Hak-hak dan Kewajiban


Semua saldo rekening kas yang disajikan oleh klien pada saat tanggal neraca merupakan

hak yang secara hukum sah.


4. Penilaian atau Alokasi
Pencatatan saldo rekening kas direalisasi oleh jumlah-jumlah yang dinyatakan dalam

neraca dan telah cocok dengan daftar pendukungnya


5. Penyajian dan Pengungkapan

Saldo rekening kas telah diidentifikasi dan disajikan dalam neraca dengan layak.
Pembatasan terhadap penggunaan saldo kas yang disajikan dalam neraca telah disajikan dan

diungkapkan dengan selayaknya.

Saldo-saldo rekening kompensasi, lines of credit, dan utang kontinjensi dengan

bank telah diungkapkan dengan layak.

B. Sifat Transaksi
Sifat-sifat kas adalah:
1. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi-transaksi perusahaan.
2. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi dan
ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan seragam, tanpa tanda pemilikan.
2

3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus dijaga sedemikian rupa sehingga
tidak terlalu banyak dan tidak kurang. Jumlah uang kas yang terlalu banyak bagi
perusahaan tidak efisien, karena penyimpanan uang membutuhkan biaya dan nilai uang
yang selalu menurun. Sedangkan jumlah yang kurang, bagi perusahaan juga merugikan
karena perusahaan tidak dapat segera memanfaatkan kesempatan yang ada.
SIFAT TRANSAKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
Laporan penerimaan dan pengeluaran kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam
menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau
dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas. Penyusunan laporan
sumber dan pengeluaran kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas, dan
jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap
transaksi kas menurut sumber masing-masing dan tujuannya.
Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi kas antara lain :

Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva
tetap.

Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan
penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis
disusut atau tidak dipakai lagi.

Arus kas yang timbul dari aktivitas operasi dapat dilaporkan atas dasar arus kas bersih dalam hal:
a) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan penerima manfaat arus kas tersebut
lebih mencerminkan aktivitas pihak lain daripada aktivitas pemerintah. Salah satu
contohnya adalah hasil kerjasama operasional (KSO).
b) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk transaksi-transaksi yang perputarannya cepat,
volume transaksi banyak, dan jangka waktunya singkat.

KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN KAS


Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan
pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah
terpenuhi, yaitu :
1. Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di bank
maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan
yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan.
2. Kas di Bendahara Penerimaan yang disajikan dalam neraca adalah kas yang benar-benar
menjadi hak negara pada tanggal Neraca.
3. Kas di Bendahara Penerimaan disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas
dalam valuta asing, maka dikonversi menjadi rupiah dengan menggunakan kurs tengah
Bank Indonesia pada tanggal Neraca.
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan diperoleh dari Laporan Keadaan Kas (LKK) Bendahara
Penerimaan yang dilampiri bukti penerimaan kas dari wajib pungut. Pada akhir tahun, saldo Kas
di Bendahara Penerimaan harus nihil, namun apabila tidak nihil maka harus disajikan dalam
Neraca.
Dokumen yang Diperlukan :

Rekening Koran;

Buku Kas Umum;

Buku Kas Pembantu;

Berita Acara Pemeriksaan Kas;

Register Penutupan Kas;

Memo Penyesuaian Kas di Bendahara Penerimaan;

SSBP dan SSP.

Langkah-langkah Audit Kas di Bendahara Penerimaan


a) Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara Penerimaan yang disajikan di Neraca hanya
mencakup hak negara yang belum disetorkan dan tidak mencakup uang milik pihak

ketiga (seperti uang hasil lelang pihak ketiga dan uang jaminan), melalui perbandingan
dengan perhitungan yang dibuat oleh unit teknis.
b) Pastikan bahwa saldo kas di Bendahara Penerimaan pada akhir tahun anggaran adalah
nihil, melalui penelusuran ke Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Register Penutupan Kas.
Apabila saldo kas tidak nihil, maka pastikan bahwa saldo tersebut telah disetorkan ke Kas
Negara, melalui penelusuran ke dokumen SSBP-nya.
c) Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara Penerimaan telah disajikan sebesar nilai
rupiahnya dengan menelusuri Register Penutupan Kas. Apabila terdapat saldo kas dalam
valuta asing, pastikan bahwa saldo tersebut telah dikonversi ke dalam Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca, melalui permintaan
keterangan dan perbandingan ke kurs tengah Bank Indonesia per tanggal Neraca.

KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN KAS


Tujuan prosedur Audit berikut ini adalah untuk memastikan bahwa pengakuan, pengukuran, dan
pelaporan akun telah sesuai dengan SAP serta akurasi, kehandalan dan keabsahan LK telah
terpenuhi, yaitu :
1. Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah
tanggung jawab Bendahara Pengeluaran, yang berasal dari sisa Uang Persediaan (UP)
dan Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang belum dipertanggungjawabkan atau
disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal Neraca.
2. Kas di Bendahara Pengeluaran mencakup seluruh saldo rekening Bendahara Pengeluaran,
uang logam, uang kertas dan lain-lain kas termasuk bukti pengeluaran yang belum
dipertanggungjawabkan yang sumbernya berasal dari dana UP yang belum disetor
kembali ke Kas Negara per tanggal Neraca.
Kas di Bendahara Pengeluaran disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam
valuta asing, maka dikonversi ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal Neraca.
Dokumen yang Diperlukan :

Rekening Koran;

Buku Kas Umum;


5

Buku Kas Pembantu;

Berita Acara Pemeriksaan Kas;

Register Penutupan Kas;

Surat Setoran Bukan Pajak(SSBP)/Surat Setoran Pajak(SSP);

SPM, SP2D-UP dan SP2D-TUP;

Memo Penyesuaian Kas di Bendahara Pengeluaran;

Bukti-bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan.

Langkah-langkah Audit Kas di Bendahara Pengeluaran


a) Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara Pengeluaran yang disajikan di Neraca hanya
mencakup UP dan TUP dengan membandingkan saldo kas (Uang Tunai di Brankas, Saldo
rekening Koran di Bank, bukti-bukti pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan,
dan tidak termasuk Jasa Giro) dengan SP2D-UP dan SP2D-TUP.
b) Pastikan bahwa saldo Kas di Bendahara Pengeluaran telah disajikan sebesar nilai
rupiahnya, dengan melakukan penelusuran ke Register Penutupan Kas. Apabila terdapat
saldo kas dalam valuta asing, pastikan bahwa saldo tersebut telah dikonversi ke dalam
Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca, melalui
permintaan keterangan dan perbandingan ke kurs tengah Bank Indonesia per tanggal
Neraca.
c) Pastikan bahwa saldo kas di Bendahara Pengeluaran pada akhir tahun anggaran adalah
nihil, melalui penelusuran ke Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Register Penutupan Kas.
Apabila saldo kas tidak nihil, maka pastikan bahwa saldo tersebut telah disetorkan ke Kas
Negara, melalui penelusuran ke dokumen SSBP-nya.
d) Pastikan bahwa jumlah pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan adalah sesuai
dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas, Register Penutupan Kas, dan bukti-bukti
pengeluarannya, melalui penelusuran ke dokumen-dokumen dimaksud.
KEGIATAN PENGENDALIAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
Pengendalian terhadap kas dilakukan oleh menteri/ pimpinan lembaga/ gubernur/ bupati/
walikota/ kepala kantor/ satuan kerja.
6

a) Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.


b) Pembukuan dan penutupan rekening kas harus mendapatkan persetujuan dari pejabat
yang berwenang.
c) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran harus didasarkan pada bukti kas keluar yang telah
mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen
pendukung yang lengkap.
d) Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau
penggunaan yang tidak semestinya.
MENDAPATKAN

PEMAHAMAN

DAN

MENILAI

RISIKO

PENGENDALIAN

PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS


Membuat penelaahan teknis terhadap statemen keuangan, membuat penaksiran akhir terhadap
transaksi penerimaan dan pengeluaran yang dirasa tidak sesuai dengan bukti , memformulasikan
pendapat dan menuliskan konsep laporan audit, membuat penelaahan akhir terhadap kertas kerja
audit.
PENGUJIAN PENGENDALIAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

Pahami sistem dan prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan, pencatatan dan
pelaporan kas di bendaharawan. Deskripsikan dalam bentuk flowchart atau narasi

Pastikan apakah entitas:


a) Melaksanakan cek fisik kas (kas di bendaharawan) yang dilakukan secara rutin dan
disaksikan pejabat yang berwenang, yang dibuktikan dengan adanya Berita Acara
Pemeriksaan Kas;
b) Menerima rekening koran secara periodik;
c) Melakukan prosedur rekonsiliasi dengan Bank atas perbedaan saldo rekening koran
dengan buku kas di bendahara pengeluaran

C. Prosedur Analitis
Rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu, penggunaan prosedur
analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting dibandingkan untuk sebagian
besar audit lainnya.

Umumnya auditor membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun
sebelumnya. Demikian juga, auditor biasanya membandingkan saldo akhir kas dengan saldo
bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan mengungkap salah saji dalam kas.
1. Lakukan prosedur analitik
- Hitung ratio berikut ini :
(1) Ratio kas dengan aktiva lancar
- Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data
masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain
- Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang dianggarkan atau saldo kas akhir tahun
yang lalu
2. Pengujian terhadap transaksi Rinci
3. Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas
- Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cut off bank statement dengan saldo kas
menurut catatan klien
- Usut setoran dalam perjalanan (deposit in trnsit) pada tanggal neraca ke dalam cut
off bank statement
- Periksa tanggal yang tercantum didalam cek yang beredar pada tanggal neraca
- Periksa adanya cek kosong yang tercantum di dalam cut off bank statement
- Periksa semua cek didalam cut off bark statement mengenai kemungkinanan
hilangnya cek yang tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca.
4. Buatlah daftar transfer bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk
menemukan kemungkinan terjadinya check kitting.
5. Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank 4 kolom
6. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas dengan cara lapping penerimaan dan
pengeluaran kas
Pengujian terhadap akun Rinci
7. Hitung kas yang ada ditangan klien
8. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan Rekening Koran bank yang bersangkutan
9. Lakukan konfirmasi saldo kas di bank
10. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca kedalam rekening Koran bank
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas
11. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip akuntansi berterima umum

Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap
pemakaian rekening tertentu klien di bank

Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas klien

PROSEDUR ANALITIS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS


Bandingkan saldo tahun lalu dengan tahun sekarang lalu analisis fluktuasinya. Hasil analisa
dapat digunakan untuk menentukan fokus pemeriksaan substantif atas transaksi

D. Pengujian Substantive
Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan pergudangan, ada
banyak sekali transaksi yang mempengaruhi kas. Sebagai contoh, pengendalian terhadap
penerimaan kas seperti transaksi kas diaudit sepanjang pengujian siklus transaksi tersebut
1. Verifikasi kecermatan saldo rekening kas beserta daftar pendukungnya
2. Gunakan prosedur analitikal
3. Lakukan penghituangan kembali kas yang ada ditangan
4. Buatlah analisis terhadap pengujian cutoff transaksi kas
5. Buatlah konfirmasi rekening koran bank dan saldo pinjaman dari bank
6. Lakukan konfirmasi terhadap kesepakatan lainnya dengan bank
7. Siapkan dan review daftar rekonsiliasi bank
8. Buatlah analisis terhadap cutoff statemen bank
9. Lakukan penulusuran terhadap transfer bank
10. Siapkan proof of cash
11. Bandingkan penyajian dalam neraca dengan Prinsip akuntansi yang lazim.
PENERIMAAN KAS
1. Tanyakan daftar no rekening bank a.n Bendahara Penerimaan
2. Dapatkan rekening koran a.n Bendahara Penerimaan tahun 2009, telusuri mutasi tambah
kurang dalam rekening koran ke dokumen pendukungnya antara lain bukti transfer PNBP
dari para wajib bayar dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
3. Teliti apakah terdapat saldo kas di rekening koran bendahara yang belum disetorkan ke kas
negara dan telusuri apakah saldo kas tersebut telah dicatat secara berjenjang dalam neraca
satker
PENGELUARAN KAS

1. Dapatkan saldo kas bendaharawan pengeluaran di Neraca dan bandingkan dengan rinciannya
dari tingkat Eselon I sampai tingkat satker (satker Kantor Pusat/KP, Kantor Daerah/KD,
Tugas Pembantuan/TP dan Dekonsentrasi/DK). Jika ada perbedaan, telusuri penyebabnya;
2. Untuk tingkat satker, Lakukan pengujian secara uji petik atas keberadaan kas di
bendaharawan pengeluaran dengan :
a) Dapatkan berita acara penutupan kas akhir tahun dan BKU
b) Lakukan perhitungan ulang saldo kas menurut berita acara penutupan kas dan BKU.
Yakinkan saldo kas BKU hasil perhitungan ulang sesuai dengan saldo menurut BA
penutupan kas hasil perhitungan ulang. Jika terdapat perbedaan, lakukan penelusuran
penyebabnya.
c) Teliti apakah terhadap jumlah saldo di Bendahara Pengeluaran per tanggal 31 Desember
2009 tersebut telah dibuat SPM GU Nihilnya dan apabila masih ada saldo yang belum diSPM GU Nihilkan, apakah saldo tersebut disetor ke KPPN atau diluncurkan ke tahun
anggaran 2009;
d) Jika tim meragukan validitas rekening koran, lakukan konfirmasi ke Bank atas keabsahan
rekening koran tersebut.
3. Secara uji petik, yakinkan bahwa saldo kas bendaharawan pengeluaran di satker TP, DK, KD
dan KP secara berjenjang telah dilaporkan di laporan keuangan eselon I untuk selanjutnya
dilaporkan di neraca;
4.
a) Lakukan pengujian tambah, kurang atas perhitungan saldo dan cek ke buku
pendukungnya untuk menyakini keakurasian angkanya;
b) Secara uji petik dapatkan dokumen sumber penambahan dan pengurangan kas yang
terdiri dari SP2D LS UP, SP2D LS TUP, SP2D GU nihil, SSBP pengembalian UP.
Telusuri bahwa saldo kas satker telah dicatat dalam neraca sesuai dengan dokumen
sumbernya.
5.
a) Yakinkan bahwa penyajian dan pengeluaran di kas bendaharawan pengeluaran telah
sesuai dengan nature of account-nya;

10

b) Jika setelah tanggal 31 Desember 2009 saldo kas di bendahara pengeluaran telah
disetorkan, yakinkan Eselon I yang telah melakukan penyetoran diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan

11

REFERENSI
http://tiasaccountingworld.blogspot.com/2013/10/audit-terhadap-kas.html
https://www.academia.edu/4303577/tugas_auditing_PEMERIKSAAN_KAS_DAN_SETARA_K
AS_edit
https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/05/28/audit-saldo-kas/
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemeriksaan_akuntansi_2/bab_8_audit_terhadap_tra
nsaksi_kas.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai