Anda di halaman 1dari 11

Kasus 8-9

Anggota:
Lano Maharia (Pola berfikir Islami point 2 dan 4, Pola bersikap Islami point 2)
Dian Eka Mariana (Pola berfikir Islami point 2 dan 3, Pola bersikap Isami point 1)
Fakta Sebagai Objek
Gubernur Ahok, memberi usulan tentang legalisasi miras dan pelacuran. Menurut beliau
pelacuran yang tersembunyi dan tidak terlokalisasi akan mempercepat penyebaran penyakit
infeksi menular seksual dan menyulitkan penanganan. Dalam hal miras, Gubernur Ahok
mengusulkan perlunya pabrik miras karena mampu menyerap banyak tenaga kerja,
keuntungan yang menjanjikan dan pemasukan pajak pembangunan yang cukup besar.
Pertanyaan melatih pola berfikir islami
2. Bagaimana konsep islam dalam memahami suatu fakta/obyek? Bolehkah
menjadikan fakta menjadi sumber hukum? Jelaskan. (Dian dan Lano)
Fakta adalah alat atau peristiwa, keadaan dan sesuatu yang benar-benar terjadi (nyata
keberadaannya). Fakta menunjukkan suatu kebenaran informasi, artinya alat atau peristiwa
tersebut terbukti benar-benar ada.
Pada kasus ini, gubernur Ahok melegalkan miras dan pelacuran berdasarkan fakta yang ada
dan mengusulkan sumber hukum baru.
Dalam kajian penggalian hukum Islam (istinbath al-hukm) dalam ilmu ushul fiqh, ada tiga
hal yang penting:
1. Fahmul Waaqi' (Tahqiiq al-manath); yakni memahami objek fakta yang dihukumi.
2.Fahmusy Syar'i (Istidlal); memahami penggalian dalil-dalil syara' sebagai sumber
hukum (mashdar al-hukm). Sumber hukum Islam yang disepakati adalah: al-Quran,
al-Sunnah, dan yang ditunjukkan keduanya yakni Ijma Sahabat dan Qiyas
Syariyyah.
3. Mengaitkan antara fakta sebagai objek yang dihukumi (manath al-hukm) dan dalildalil syariat sebagai mashdar al-hukm (sumber hukum).
Konsep gubernur Ahok (fakta dijadikan landasan sumber hukum) bertentangan dengan Islam
dalam segi berikut:

Sumber konsep ini adalah manusia; manusia memberikan penilaian baik buruknya sesuatu
menurut akal. Dalam Islam, yang berhak memberikan penilaian baik-buruk terhadap sesuatu
hanyalah Allah SWT semata, dalam hal ini syariat, bukan akal. Fungsi akal, dalam hal ini,
hanya terbatas untuk memahami fakta permasalahan dan nash-nash syariat yang berkaitan
dengan permasalahan tersebut. Fakta itu sendiri bukanlah sumber pemecahan masalah atau
sumber konsep/pemahaman tentang hidup, melainkan objek permasalahan yang harus dikaji
untuk kemudian dicarikan pemecahannya menurut nash-nash syariat. Pemecahan terhadap
suatu permasalahan haruslah berasal dari syariat, bukan bertolak dari fakta permasalahan itu
sendiri tanpa merujuk pada syariat.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah Swt:

...Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya
dan Dia pemberi keputusan yang paling baik. (Qs. Al-An'aam [6]: 57)

Tentang sesuatu apa pun kalian berselisih, makap utusannya (terserah) kepada Allah.
(QS. asy-Syr [42]: 10)



...Barangsiapa yang tidak memutuska nperkara menurut apa yang diturunkan
Allah, maka merekaitu adalah orang-orang kafir. (Qs. Al-Maidah [5]: 44)

(Al-Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya
mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya
Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil
pelajaran. (QS. Ibraahiim [14]: 52)
3. Bagaimana konsep islam terhadap perzinahan? (Dian)
Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami isteri di luar tali pernikahan yang
sah. Menurut pandangan Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar yang dilarang keras
oleh Allah SWT. Sebagaiman firman Allah:

1. Surat Al Isra ayat 32


Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji dan suatu jalan yang buruk.
Pada hadist riwayat Baihaqi Nabi SAW bersabda:Wahai golongan orang-orang Islam,
takutlah kalian pada perbuatan zina, sesungguhnya dalam zina ada enam akibat, tiga akibat
di dunia dan tiga akibat di akhirat. Adapun yang di dunia adalah hilangnya kewibawaan,
pendeknya umur dan kekalnya kefakiran. Adapun yang diakhirat adalah murka Allah yang
Maha Barokah dan Maha Luhur, jeleknya hisaban dan siksa neraka.
Dalam hal ini sangat tegas dinyatakan bahwa kita dilarang mendekati zina apalagi
berbuatnya, Allah telah memberi predikat terhadap perbuatan zina melalui ayat tersebut
sebagai perbuatan yang merendahkan harkat, martabat, dan kehormatan manusia. Karena
demikian bahayanya perbuatan zina, maka sebagai langkah pencegahan maka Allah juga
melarang perbuatan yang mendekati atau mengarah kepada zina.
Rasulullah menjelaskan mengenai bentuk-bentuk perbuatan yang mendekati zina,
sebagaimana diuraikan dalam hadis berikut ini :
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Sesungguhnya manusia itu telah ditentukan nasib perzinaannya yang tidak mustahil dan
pasti akan dijalaninya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah
mendengar, zina lidah adalah berbicara, zina kedua tangan adalah menyentuh, zina kedua
kaki adalah melangkah, dan zina hati adalah berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan
semua itu akan ditindak lanjuti atau ditolak oleh kemaluan." (HR. Muslim).

2. Surat An-Nur ayat 2






Artinya:

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan
hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang
yang beriman.
Setiap orang-orang baik laki-laki yang melakukan perzinaan maka akan didera di neraka
nanti, hal ini seperti tercantum pada ayat diatas yang menjelaskan hukuman terhadap mereka
yang melakukan perzinaan. Sesungguhnya tindakan perzinaan itu sangat tidak disukai oleh
Allah SWT dan Allah SWT telah menyiapkan siksaan tehadap mereka kelak.
Hukuman kepada orang yang melakukan zina yaitu
-

Zina muhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang telah bersuami istri,

hukumannya adalah dirajam sampai mati.


Zina gairu muhsan yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang belum bersuami istri,
hukumannya adalah didera sebanyak 100 kali dengan menggunakan rotan dan
diasingkan selama 1 tahun.

Adapun dalil tentang diasingkan selama satu tahun, berdasarkan hadits Rasulullah SAW:
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a: Bahwa Rasulullah SAW menetapkan bagi orang yang
berzina tetapi belum menikah diasingkan selama satu tahun, dan dikenai had kepadanya.
3. Surat An Nissa ayat 25

Artinya:
Dan barangsiapa di antara kalian yang tidak memiliki biaya untuk menikah dengan wanita
merdekayang beriman, maka (dihalalkan bagi kalian untuk) menikahi budak wanita yang
beriman. Allah mengetahui keimanan kalian, sebagian dari sebagian yang lainnya. Karena
itu, nikahilah budak tersebut atas izin tuannya dan berikahlah mahar yang pantas kepada

mereka. (dengan syarat) budak wanita tersebut menjaga dirinya. Mereka bukanlah pezina
dan bukan wanita yang mempunyai lelaki simpanan. Apabila mereka sudah menikah lalu dia
berzina maka hukuman bagi mereka adalah setengah dari hukuman wanita merdeka. Hal itu
bagi orang yang takut akan terjerumuskepada perzinaan. Tetapi jika kalian bersabar, itulah
yang lebih baik untuk kalian. Dan Allah itu maha pengampun lagi penyayang.
Menurut ayat diatas telah dijelaskan bahwa Allah SWT telah memberi kemudahan terhadap
mereka yang kesulitan menjaga diri dari perbuatan zina yaitu dengan cara menikahi wanita
atau lelaki. Itu adalah cara untuk menghindari perbuatan zina.
Ditinjau dari Hadist
Selain dari Al Quran, beberapa hadist juga melarang perzinahan. Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam bersabda:


Apabila zina dan riba telah tampak nyata di suatu kampung (negeri) maka sungguh mereka
telah menghalalkan adzab Allah untuk diri-diri mereka. (HR. Al-Hakim dengan
menshahihkannya dan lafadh olehnya, At-Thabrani, dan Al-Baihaqi, dishahihkan oleh AlAlbani dan Adz-Dzahabi).
2. HR Imam Ahmad dari Adhi bin Umarah
Sesungguhnya Allah tidak akan mengadzab masyarakat secara umum karena tindakan
orang-orang

(pemimpin)

tertentu.

Tetapi

apabila

mereka

melihat

kemungkaran

(penyimpangan dari syariat) di sekelilingnya dan tidak mencegahnya, maka jika mereka
melakukan hal demikian Allah pasti menurunkan adzab kepada para pemimpin dan
masyarakat umum secara keseluruhan.

4. Bagaimana konsep Islam terhadap bahan memabukkan? (Lano)


Segala sesuatu yang dapat memabukkan, menghilangkan akal, dan menyebabkan manusia
keluar dari kesadarannya (Khamr) hukumnya haram dalam islam.

Setiap yang memabukkan berarti khamr, dan setiap khamr hukumnya haram (HR.
Bukhary dan Muslim).
Khamr terdiri dari 2 jenis, yaitu khamr yang mengandung alkohol dan khamr yang tidak
mengandung alkohol. Contoh khamr yang mengandung alkohol adalah : beraneka macam
bir (Whisky, Scotch, Brandy, Wine, Bir, Stella Artois, Tennents, Tequilla, dll.), aneka jenis
arak masak (ang ciu/arak merah, arak putih, arak mie, arak gentong, sake, sari tape, dll.),
aneka bahan roti beralkohol (rhum, essence beralkohol, dll.), beraneka cairan yang
mengandung alkohol dan sejenisnya (methanol, ethanol, butanol/spirits, propanol, dll.), serta
produk-produk lain, seperti : kirsch, dan cuka (wine vinegar, spirit vinegar), dan yang
lainnya.
Kemudian, contoh khamr yang tidak mengandung alkohol adalah : ganja, morfin, opium,
marijuana,

sabu-sabu,

extacy,

serta

beraneka

jenis

obat

yang

tergolong

psikotropika. Psikotropika ini termasuk mukhadirot dan masuk dalam golongan al khamr.
Seluruh produk tersebut di atas mengakibatkan mabuk atau hilangnya kemampuan
mengendalikan diri.
Sebaliknya, jenis obat-obatan seperti psikotropika dan narkotika, walaupun mereka tidak
mengandung alkohol, dalam pandangan Islam mereka dikategorikan sebagai khamar yang
hukumnya haram/terlarang.
Aturan larangan (pengharaman) minuman keras (khamar) berlaku untuk seluruh umat Islam
serta tidak ada perkecualian untuk individu tertentu. Yang dilarang dalam Islam adalah
tindakan meminum khamar itu sendiri, terlepas apakah si peminum tersebut mabuk atau
tidak.
Dalam pandangan Islam dampak kerusakan khamr dalam kehidupan manusia jauh lebih besar
dari manfaat yang bisa diperoleh. Hal ini dinyatakan di dalam Al-Quran surat Al Baqarah
ayat 219:

219: .

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih
besar dari manfaatnya.
Keharaman khamar ditegaskan dalam Al-Quran Surat Al-Maaidah ayat 90 yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban
untuk berhala dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan-perbuatan keji
yang termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan.
Arti kata khamar menutupi sesuatu atau dapat di katakan sesuatu yang dapat menutupi
Dalam hadist dikatakan : Khamar itu adalah sesuatu yang mengacaukan akal. Jadi
sifatnya mengacaukan akal itulah yang dijadikan patokan. Sifat mengacaukan akal itu di
antaranya dicontohkan dalam Al-Quran yaitu membuat orang menjadi tidak mengerti lagi apa
yang diucapkan seperti dapat dilihat pada Surat An-Nisa: 43:
Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.
Fokus utama adalah karena sifat khamar yang dapat mengacaukan akal . Dengan berpegang
pada definisi yang sangat jelas tersebut di atas maka minuman keras atau minuman
beralkohol (alcoholic beverages) adalah tergolong khamar.
Bila

dikonsumsi

berlebihan,

minuman

beralkohol

dapat

menimbulkan efek

samping ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir,
merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada
sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan
tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk.
Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya
ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas,
terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi,
seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan psikologis

yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan
konsentrasi.
Efek samping terlalu banyak minuman beralkohol juga menumpulkan sistem kekebalan
tubuh. Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut sindrom
putus alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan sering gemetar
dan jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi.
Dalam menetapkan hukum pun tidak hanya diambil satu dua dalil saja akan tetapi harus
dilihat keseluruhan dalil karena semua dalil tersebut bersifat saling menguatkan dan
melengkapi. Kaidah fiqih lainnya adalah hadis yang berbunyi :
Artinya : jika banyaknya memabukkan maka sedikitnya juga haram.
Dalam hadist lain:
. :
Dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, beliau bersabda, Minuman yang dalam jumlah banyak
memabukkan, maka sedikitpun juga haram. [HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Daruquthni, dan
dia menshahihkannya]
Jadi dalam kondisi biasa dikonsumsi bersifat memabukkan maka sedikitnya pun haram. Islam
mencegah segala sesuatu ke arah haram dengan demikian maka yang dijadikan patokan
adalah orang yang paling sensitif terhadap mabuk, bukan orang yang paling tahan.
Ada hal-hal lain yang berpotensi berubah menjadi minuman memabukkan, mungkin saja
pada kondisi diharamkan tersebut tidak bersifat memabukkan, akan tetapi sesuai dengan
prinsip Islam yang mencegah ke arah haram maka ditetapkanlah hukum yang menjaga ke
arah haram tersebut.

Pertanyaan melatih pola bersikap islami

1. Bagaimanakah konsep islam terhadap pelaku pelacuran (pelacur, pengguna dan


germonya)? (Dian)
Menurut konsep islam terhadap pelacur, pengguna dan germo adalah sama yaitu secara tegas
dilarang dan sudah tercantum dalam Al Quran dan hadist.

Hukum untuk pelacur dan

pengguna sudah jelas dilarang karena melakukan zina dan harus dihukum sesuai dengan
ketentuan dalam Al Quran dan hadist yaitu dirajam sampai mati untuk zina yang dilakukan
oleh orang yang telah bersuami istri dan didera sebanyak 100 kali dengan menggunakan rotan
dan diasingkan selama 1 tahun untuk zina yang dilakukan oleh orang yang belum bersuami.
Sedangkan germo (orang yang mempekerjakan pelacur) terdapat penjelasan dalam AlQuran, Surah An-Nisa; 24:33 yang artinya :
Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, padahal
mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi.
Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang (terhadap mereka yang dipaksa) sesudah mereka dipaksa
itu
Ayat ini setidaknya mengisyaratkan kepada dua hal : pertama upaya untuk melarang segala
bentuk pemaksaan dan eksploitasi seksual, kedua dukungan dan pendampingan terhadap
korban eksploitasi seksual agar bisa kembali menjadi aman dan percaya diri. Keimanan orang
yang berzina itu dicabut dari hatinya. Seperti yang dinyatakan Nabi Muhammad Saw dalam
sebuah teks hadits, yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas ra: Seseorang yang pezina,
ketika ia berzina, bukanlah orang yang mumin. H.R. Imam Bukhari dan Muslim.
Selain itu, germo juga memfasilitasi perbuatan zina dan termasuk orang yang tidak mencegah
perbuatan munkar. Hal ini terdapat pada sabda Rasulullah :
Artinya: Demi Dzat yang jiwaku dalam genggaman-Nya, hendaklah kalian benar-benar
menyuruh kepada yang maruf serta mencegah dari perbuatan yang munkar atau (kalau
tidak) Allah akan benar-benar memberikan siksa untuk kalian dari sisi-Nya kemudian kalian
berdoa dengan sungguh-sungguh kepada-Nya, tapi Dia tidak mengabulkan doa
kalian.( HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Berdasarkan dalil-dalil diatas, pelaku pelacuran (pelacur, pelanggan dan germo) sudah jelas
dilarang. Sebagai seorang muslim hendaknya menanamkan pola berfikir dan bersikap sesuai
dengan kaidah islami agar terhindar dari perbuatan-perbuatan munkar dan siksa di akhirat.

2. Bagaimana konsep Islam terhadap pelaku bahan memabukkan (penjual, pembeli,


pengedar dan pembuat)? (Lano)

:

:
. :
.
Dari Ibnu Abbas ia berkata : Rasulullah SAW pernah mempunyai seorang kawan dari
Tsaqif dan Daus, lalu ia menemui beliau pada hari penaklukan kota Makkah dengan
membawa satu angkatan atau seguci khamr untuk dihadiahkan kepada beliau, lalu Nabi
SAW

bersabda,

Ya

Fulan,

apakah

engkau

tidak

tahu

bahwa

Allah

telah

mengharamkannya ?. Lalu orang tersebut memandang pelayannya sambil berkata, Pergi


dan juallah khamr itu. Lalu Rasulullah SAW pun bersabda, Sesungguhnya minuman yang
telah diharamkan meminumnya, juga diharamkan menjualnya. Lalu Rasulullah SAW
menyuruh (agar ia membuang)nya, lalu khamr itu pun dibuang dibathha. [HR. Ahmad,
Muslim dan Nasai]


. .
Dan dalam satu riwayat bagi Ahmad, dinyatakan bahwa ada seorang laki-laki keluar, sedang
khamr pada saat itu masih dihalalkan, lalu ia menghadiahkan kepada Rasulullah SAW
seguci khamr. (Selanjutnya ia menuturkan seperti hadits tersebut diatas).

:
: . :
: .
:
191 :8 . :
: .
Dari Abu Hurairah RA, bahwa pernah ada seorang laki-laki menghadiahkan kepada
Rasulullah SAW seguci khamr, ia menghadiahkannya kepada beliau pada tahun
diharamkannya khamr, lalu Nabi SAW bersabda, Sesungguhnya khamr telah diharamkan.
Lalu orang itu bertanya, Apa tidak boleh aku menjualnya ?. Jawab Nabi SAW,
Sesungguhnya minuman yang diharamkan meminumnya, juga diharamkan menjualnya.
Orang itu bertanya (lagi), Apakah tidak boleh aku pergunakan untuk mengungguli
kedermawanan orang Yahudi ?. Nabi SAW menjawab, Sesungguhnya sesuatu yang
diharamkan, maka haram (pula) untuk dipergunakan mengungguli kedermawanan orang
Yahudi. Orang itu bertanya (lagi), Lalu harus aku gunakan untuk apa ?. Nabi SAW

bersabda, Tuangkan saja di Bathha . [HR. Al-Humaidi di dalam musnadnya dalam


Nailul Authar juz 8, hal 191]


: :
174 :5 .
Dari Anas ia berkata, Rasulullah SAW melaknat tentang khamr sepuluh golongan : 1. yang
memerasnya, 2. pemiliknya (produsennya), 3. yang meminumnya, 4. yang membawanya
(pengedar), 5. yang minta diantarinya, 6. yang menuangkannya, 7. yang menjualnya, 8. yang
makan harganya, 9. yang membelinya, 10. yang minta dibelikannya. [HR. Tirmidzi dan
Ibnu Majah dalam Nailul Authar juz 5 hal. 174]

: :
174 :5 .

Dari Ibnu Umar ia berkata, Telah dilaknat khamr atas sepuluh hal : 1. khamr itu sendiri,
2. peminumnya, 3. yang menuangkannya, 4. penjualnya, 5. pembelinya, 6. yang memerasnya,
7. pemilik (produsennya), 8. yang membawanya, 9. yang minta diantarinya, 10. yang
memakan harganya. [HR. Ahmad dan Ibnu Majah dalam Nailul Authar juz 5 hal. 174]
Berdasarkan dalil-dalil di atas, maka pelaku bahan memabukkan (penjual, pembeli, pengedar
dan pembuat) tidak diperbolehkan dalam Islam atau diharamkan. Sehingga apapun yang
mendekati hal-hal tersebut harus dijauhi karena tidak sesuai dengan Islam.

Anda mungkin juga menyukai

  • Adsgf
    Adsgf
    Dokumen1 halaman
    Adsgf
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • DAPUS
    DAPUS
    Dokumen2 halaman
    DAPUS
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Fisiologi Kornea
    Fisiologi Kornea
    Dokumen1 halaman
    Fisiologi Kornea
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Definisi etiologiHSV
    Definisi etiologiHSV
    Dokumen1 halaman
    Definisi etiologiHSV
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Adhjvdhs
    Adhjvdhs
    Dokumen1 halaman
    Adhjvdhs
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • ASD
    ASD
    Dokumen51 halaman
    ASD
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Laporan Kasus: 2.1 Identitas Pasien
    Bab Ii Laporan Kasus: 2.1 Identitas Pasien
    Dokumen8 halaman
    Bab Ii Laporan Kasus: 2.1 Identitas Pasien
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • DAPUS
    DAPUS
    Dokumen2 halaman
    DAPUS
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • CZJK
    CZJK
    Dokumen18 halaman
    CZJK
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Follow Up
    Follow Up
    Dokumen2 halaman
    Follow Up
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Definisi etiologiHSV
    Definisi etiologiHSV
    Dokumen1 halaman
    Definisi etiologiHSV
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Kornea
    Anatomi Kornea
    Dokumen3 halaman
    Anatomi Kornea
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Sadahj
    Sadahj
    Dokumen8 halaman
    Sadahj
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Bawaan
    Diagnosis Dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Bawaan
    Dokumen7 halaman
    Diagnosis Dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Bawaan
    Sugiyanto Sugiyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Analisis SOAP
    Analisis SOAP
    Dokumen2 halaman
    Analisis SOAP
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • HJFJSDGFDSHF
    HJFJSDGFDSHF
    Dokumen11 halaman
    HJFJSDGFDSHF
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Tugas DRG - Helmin Pembekalan
    Tugas DRG - Helmin Pembekalan
    Dokumen32 halaman
    Tugas DRG - Helmin Pembekalan
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Juka
    Juka
    Dokumen1 halaman
    Juka
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • HJFJSDGFDSHF
    HJFJSDGFDSHF
    Dokumen11 halaman
    HJFJSDGFDSHF
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Follow Up
    Follow Up
    Dokumen2 halaman
    Follow Up
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • DAPUS
    DAPUS
    Dokumen2 halaman
    DAPUS
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Adgdgs
    Adgdgs
    Dokumen1 halaman
    Adgdgs
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Vers 1
    Daftar Pustaka Vers 1
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka Vers 1
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • BAB I Vers 1hghgk
    BAB I Vers 1hghgk
    Dokumen2 halaman
    BAB I Vers 1hghgk
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat
  • Follow Up
    Follow Up
    Dokumen3 halaman
    Follow Up
    Dian Eka Mariana
    Belum ada peringkat