Menurut World Health Organization (WHO) (2009), sebanyak 4,2 juta abortus terjadi di Asia Tenggara, dimana Indonesia merupakan salah satu negara bagian di Asia Tenggara, yang mempunyai angka kematian paling tinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu 248 per 100.000 kelahiran hidup, bisa diartikan 50 ibu meninggal setiap hari, disebabkan oleh : perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama, dan komplikasi abortus. Angka kematian ibu hamil di Jawa Tengah sebanyak 11% akibat abortus tercatat sebesar 141 pada tahun 2001.1 Abortus merupakan proses berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim, atau sebelum kehamilan tersebut mencapai usia kehamilan 20 minggu dan berat badan janin kurang dari 500 gram.2 Berdasarkan proses terjadinya, abortus dapat dibedakan menjadi 2, yaitu abortus spontan terjadi karena adanya penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia kehamilan mencapai 22 minggu), sedangkan abortus yang disengaja merupakan suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas. Pada masa kehamilan muda (usia kehamilan kurang dari 20 minggu) sering terjadi abortus, ditandai adanya perdarahan yang mana merupakan penyebab terjadinya kematian pada ibu terbanyak.3 Menurut Pernoll, Martin L, (2009), ada beberapa macam Abortus, yaitu Abortus Imminens, Abortus Insipiens, Abortus Kompletus, Abortus Inkompletus, Missed Abortion, Abortus Habitualis, Abortus Infeksiosus dan Abortus Septic. Penyebab dari abortus secara umum itu bervariasi, diantaranya : factor genetik, kelainan kongenital uterus, autoimun, infeksi dan lingkungan. Pada Abortus Imminens terjadi peristiwa perdarahan pervagina pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu, yang proses terjadinya secara spontan. 1
Berdasarkan kasus diatas diperlukan pemeriksaan yang tepat guna menunjang
diagnosa. Setelah memperoleh diagnosa berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan yang telah dilakukan, diperlukan penatalaksanaan yang tepat pula sesuai dengan diagnosa untuk mengurangi keluhan yang dirasakan, mencegah jatuhnya keadaan pasien ke yang lebih buruk. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana dasar anatomi dan fisiologi uterus? 2. Bagaimana epidemiologi, etiopatofisiologi, gejala dan tanda, differensial diagnosis, pemeriksaan penunjang, tatalaksana dan prognosis abortus imminens? 1.3 Manfaat 1. Menambah wawasan keilmuan mengenai masalah-masalah dalam kehamilan khususnya abortus. 2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan klinik bagian ilmu obgyn.