Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

BENTUK KEDAULATAN NEGARA INDONESIA DAN


SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA

DISUSUN OLEH :
NI PUTU JUWITA MAHARANI
NIM. 1504742010168

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
2015
0

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Ilmu Negara .
Makalah

dengan

judul

BENTUK

KEDAULATAN

NEGARA

INDONESIA DAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA ini disusun untuk


memenuhi nilai tugas mata kuliah Imu Negara . Penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini .
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini . Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat untuk kita semua

Denpasar , 3 Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................2
.
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................4
C. Tujuan Penulisan............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................5
A. Definisi Negara.............................................................................5
B. Tujuan Negara...............................................................................7
C. Unsur-unsur Negara......................................................................8
D. Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan..................................11
E. Sistem Pemerintahan..................................................................19
BAB III PENUTUP................................................................................22
A. Kesimpulan.................................................................................22
B. Saran...........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................23

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat
yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat, di definisikan pula oleh Roger H, Soltau dengan alat
(agency) atau wewenang (authority), yang mengatur persoalan-persoalan bersama,
atas nama rakyat . Maka, bernegara dengan baik menjadi sangat urgen bagi setiap
warga negara.
Plato telah menggambarkan secara naratif alasan mengapa manusia perlu
bernegara. Menurut Plato, pada mulanya manusia hidup sendiri-sendiri . Lantaran
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan teman untuk
dapat memenuhinya. Lantas mereka bergabung dengan manusia lain. Jumlah
mereka yang banyaksecara tidak langsung menuntut adanya aturan yang
disepakati dan ditaati serta seorang pemimpin.
Kemudian dilanjutkan dengan pembagian tugas masing-masing agar tidak
ada tumpang tindih satu sama lain. Selain itu mereka juga membutuhkan
seseorang yang memiliki otoritas guna melakukan tindakan tertentu jika terjadi
sesuatu dengan mereka. Dia juga harus sekaligus mampu menjadi penengah atas
semua konflik yang terjadi. Inilah yang mereka sebut sebagai Raja atau Kepala
Negara. Konklusinya adalah bahwa manusia tidak dapat hidup dengan teratur,
tertib dan terjamin keamanannya tanpa adanya negara. Karena pada hakekatnya,
dalam komunitas sekecil apapun diperlukan adanya pemimpin atau aturan.
Selain dari pada itu untuk memimpin suatu negara juga harus mengetahui
bagaimana sebenarnya negara, bentuk negara dan bentuk pemerintahan di
Indonesia itu sendiri. Untuk itu dalam makalah ini Penulis mengkaji sedikit
mengenai hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka Penulis mengambil titik permasalahan
mengenai Bentuk Kedaulatan Negara Indonesia dan Sistem Pemerintahan
Pemerintahan Indonesia
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Negara
2. Untuk mengetahui dan memberikan pemahaman mengenai bentuk
negara dan bentuk pemerintahan di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Negara
Keberadaan

negara,

seperti

organisasi

secara

umumyaitu

untuk

memudahkan anggotanya dalam hal ini rakyat mencapai tujuan bersama atau yang
dicita-citakan. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang
disebut konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh
rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita
bersama, maksud didirikannya negara konstitusi merupakan dokumen hukum
tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara
dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar. Dalam
bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk mencapai
kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling konkrit
pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang
diberikan negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimana negara
emberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi pelayanan yang paling
dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi pelayanan
keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman
dalam kehidupannya. Dalam perkembangan nya banyak negara memiliki kerajang
layanan yang berbeda bagi warganya.
Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara,
atau hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam
konstitusi maupn untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau
keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam satu UndangUndang. Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang
haruslah dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk
terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga
dalam organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat
banyak. Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan
rakyat banyak ini dipilih secara demokratis pula.

Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat


dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan
organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu
tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan,
yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.
Adapun definisi negara dari beberapa pendapat ahli yaitu sebagai berikut :

Prof. Farid S, Negara adalah suatu wilayah merdeka yang


mendapat pengakuan negara lain serta memiliki kedaulatan.

George Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari


sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.

George Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi


kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan
individual dan kemerdekaan universal.

Roelof Krannenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul


karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.

Roger H. Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur


atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.

Prof. R. Djokosoetono, Negara adalah suatu organisasi manusia


atau kumpulan manusia yang berada dibawah suatu pemerintahan
yang sama.

Prof. Mr. Soenarko, Negara ialah organisasi masyarakat yang


mempunyai daerah tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku
sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.

Aristoteles, Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakup


beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri
sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama.

Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk


mencapai tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga
negara tersebut. Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi citacita bangsa secara bersama-sama. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
6

berbentuk republik yang telah diakui oleh dunia internasional dengan memiliki
ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa.
B. Tujuan Negara
Sebagai suatu organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang yang
mendiaminya, negara memiliki suatu tujuan yang disepakati bersama. Tujuan
suatu negara bermacam-macam diantaranya :
a) Memperluas kekuasaan
b) Menyelenggarakan ketertiban hukum
c) Mencapai kesejahteraan umum
Adapun tujuan Negara dari beberapa pendapat, konsep dan ajaran
diantaranya sebagai berikut :
a. Dalam konsep dan ajaran Plato, negara bertujuan untuk memajukan
kesusilaan manusia, sebagai perseorangan (individu) sebagai mahluk
sosial.
b. Dalam ajaran dan konsep Teokratis Thomas Aquinas dan Agustinus,
negara bertujuan untuk mencapai dan peghidupan dan kehidupan aman
dan tenteram dengan taat kepada Tuhan.
c. Menurut

Ibnu

Arabi,

negara

bertujuan

untuk

menjalankan

kebijaksanaan dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga intervensi


pihak-pihak asing.
d. Menurut Ibnu Khaidum, negara bertujuan untuk mengusahakan
kemaslahatan agama dan negara yang bermuara pada kepentingan
akhirat.
Namun tujuan negara dalam konteks negara sebagaimana yang tertuang
dalam pembukaan dan penjelasan UUD1945 adalah sebagai berikut :

1. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat. Negara yang sukses dan


maju adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara
umum dari sisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
2. Melaksanakan ketertiban. Untuk menciptakan suasana dan lingkungan
yang kondusif dan damai diperlukan pemeliharaan ketertiban umum
yang didukung penuh oleh masyarakat
3. Pertahanan dan keamanan. Negara harus bisa memberi rasa aman
sertamenjaga dari segala macam gangguan dan ancaman yang dating
dari dalam maupun dari luar.
4. Menegakkan keadilan. Negara membentuk lembagalembaga peradilan
sebagai tempat warganya meminta keadilan di segala bidang
kehidupan.
C. Unsur-unsur Negara
Mahfud M.d menyatakan tiga unsur penting dalam suatu Negara yaitu
rakyat, wilayah dan pemerintah yang disebutnya sebagai unsur konstitutif.
Namun ketiga unsur tersebut harus ditunjang oleh unsur lain seperti
dengan adanya konstitusi dan pengakuan dari Negara lain yang disebut
sebagai unsur deklaratif.
Unsurunsur pokok dalam suatu Negara adalah sebagai berikut :
1.

Rakyat , yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa


persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah.

2. Wilayah yaitu unsur terpenting dalam suatu Negara sebab tidak


mungkin ada Negara tanpa ada batas-batas territorial yang jelas
3. Pemerintah yaitu alat kelengkapan Negara yang bertugas memimpin
organisasi Negara untuk mencapai tujuan didirikannya sebuah Negara.
4. Pengakuan dari Negara lain yaitu hanya bersifat menerangkan tentang
adanya Negara. Ada dua pengakuan Negara yaiut pengakuan de jure
dan pengakuan de facto.
Mengenai asal mula terjadinya Negara berdasarkan fakta sejarah
diuraikan sebagai berikut :
8

Pendudukan (Occupatie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum
dikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai. Misalnya Liberia yang
diduduki budakbudak negro yang dimerdekakan tahun 1847.

Peleburan (Fusi)
Hal ini terjadi ketika Negara-negara kecil yang mendiami suatu
wilayah mengadakan perjanjian untuk saling melebur atau bersatu
menjadi Negara yang baru. Misalnya terbentuknya Federal Jerman
tahun 1871

Penyerahan (Cessie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah diserahkan kepada negara lain
berdasarkansuatu perjanjian tertentu. Misalnya, wilayah Sleeswijk
pada Perang Dunia I diserahlan oleh Austria kepada Prusia
(Jerman)

Penaikan (Acceise)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan
lumpur sungai atau dari dasar laut (Delta). Kemudian di wilayah
tersebut dihuni oleh sekelompok orang sehingga terbentuklah
Negara. Misalnya wilayah Negara Mesir yang terbentuk dari Delta
Sungai Nil

Pengumuman (Proklamasi)
Hal ini terjadi karenasuatu daerah yang pernah menjadi jajahan
ditinggalkan begitu saja. Sehingga penduduk daerah tersebut bisa
mengumumkan kemerdekaannya . Contoh Indonesia yang pernah
ditinggalkan Jepang karena pada saat itu Jepang dibom oleh
Amerika di daerah Hiroshima dan Nagasaki.
Banyak pula teori-teori yang ditemukan tentang terbentuknya suatu

Negara, diantaranya sebagai berikut :


1. Theory Social Contract (kontrak social)

Teori kontrak social atau teori perjanjian masyarakat menganggap


bahwa Negara dibentuk berdasarkan perjanjian perjanjian
masyarakat dalam tradisi masyarakat. Teori ini meletakkan bahwa
Negara

tidak

berpotensi

menjadi

Negara

tirani,

karena

keberlangsungannya bersandar padakontrak social antara warga


dengan lembaga Negara.
o Thomas Hobbes(1588-1679) menyatakan bahwa kehidupan
manusia terpisah dalam dua zaman yakni keadaan sebelum dan
setelah ada Negara. Menurutnya keadaan alamiah sama sekali
bukan keadaan yang aman dan sejahtera tapi sebaliknya akan
menimbulkan suatu keadaan social yang kacau tanpa hokum,
tanpa pemerintah dan ikatan sebab dibutuhkan kontrak atau
perjanjian antar individu yang tadinya hidup dan keadaan
alamiah berjanji akan menyerahkan semua hak kodrat yang
dimilikinya kepada sebuah badan yang disebut Negara.
o John Locke (1632-1704) menyatakan bahwa unsur pimpinan
sangat penting yang mengatur kehidupan mereka demi
menghindari konflik diantara warga Negara . Namun
menurutnya penyelenggaraan pimpinan harus dibatasi karena
dalam melakukan perjanjian individu-individu warga Negara
tersebut tidak menyerahkan seluruh hak-hak alamiahnya
kecuali hak-hak warga Negara.
o Jean Jacque Rousseau (1712-1778) menyatakan bahwa suatu
Negara bersandar pada perjanjian warga Negara untuk
mengikatkan diri dengan suatu pemerintahanyang dilakukan
olehsuatu organisasi politik. Menurutnya Negara dibentuk dari
adanyayang

dilakukan

oleh

suatu

organisasi

politik.

Menurutnya Negara dibentuk dari adanya pemimpin dari


organisasi politik ditentukan oleh yang berdaulat dari wakilwakil warga Negara.

10

2. Theory Teokratis (Ketuhanan)


Teori Ketuhanan dikenal juga dengan istilah doktrin teokratis.
Doktrin ini memiliki pandangan bahwa hak memerintah yang
dimiliki para raja berasal dari Tuhan. Para Raja mengklaim sebagai
wakil

Tuhan

di

dunia

yang

memepertanggungjawabkan

kekuasaanya hanya kepada Tuhan bukan kepada manusia. Dalam


sejarah tata Negara islam, pandangan teokratis serupa dengan yang
dijalankan

oleh

Negara-negara

muslim

sepeninggal

Nabi

Muhammad SAW. Paham teokratis islam ini akhirnya melahirkan


doktrin politik islam sebagai agama sekaligus kekuasaan.
Pandangan berkembang menjadi paham dominan bahwa dalam
islam tidak ada pemisahanantara agama dengan Negara. Menurut
pandangan modernis muslim kekuasaan dalam islam harus
dipertanggungjawabkan baik kepada Allah maupun kepada rakyat.
3. Teori Kedaulatan
Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa Negara terbentuk
karena adanya dominasi Negara kuat melalui penjajahan. Menurut
teori ini, kekuatan menjadi pembenaran dari terbentuknya suatu
Negara. Melalui proses penaklukan dan pendudukanoleh suatu
kelompok etnis atas kelompok tertentu sehingga dimulailah proses
pembentukan Negara. Dengan kata lain Negara terbentuk karena
adanya pertarungan kekuatan dimana sang pemenang memiliki
kekuatan untuk membentuk suatu Negara.
D. Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan
Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk
Republik atau lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Sedangkan bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang
digunakan untuk merujuk pada rangkaian institusi politik yang digunakan
untuk mengorganisasikan suatu Negara menegakkan kekuasaanya atau
suatu komunitas politik. Definisi ini tetap berlaku bahkan untuk
pemerintahan yang tidak sah atau tidak berhasil menegakkan kekuasaanya.
11

Tak tergantung dari kualitasnya, pemerintahan yang gagal pun tetap


merupakan suatu bentuk pemerintahan.
Dalam berbagai literatur hukum dan apalagi dalam penggunaan
sehari-hari, konsep bentuk Negara seringkali dicampur adukkan dengan
konsep Bentuk Pemerintahan . Hal ini juga tercermin dalam perumusan
Undang-undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan bahwa :
Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk republik. Dari
kalimat ini tergambar bahwa the founding fathers Indonesia sangat
menekankan pentingnya konsepsi Negara Kesatuan sebagai definisi hakiki
Negara Indonesia (hakikat Negara Indonesia). Bentuk dari Negara
kesatuan Indonesia itu ialah republik. Jadi jelaslah bahwa konsep bentuk
Negara yang diartikan disini adalah republik yang merupakan pilihan lain
dari kerajaan (monarki) yang telah ditolak oleh para anggota BPUPKI
mengenai kemungkinan penerapannya untuk Indonesia modern.
Kelemahan rumusan diatas terkait dengan pengertian bentuk Negara
yang tidak dibedakan dari pengertian bentuk pemerintahan. Padahal kedua
konsep ini sangat berbeda satu sama lain. Karena yang dibicarakan adalah
bentuk Negara berarti bentuk organ atau organisasi Negara itu secara
keseluruhan. Jika yang dibahas bukan bentuk organnya, melainkan bentuk
penyelenggaraan pemerintahan atau bentuk penyelenggaraan kekuasaan
maka istilah yang lebih tepat dipakai adalah istilah bentuk pemerintahan.
Sedangkan kata pemerintahan dalam sistem pemerintahan terbatas
pengertiannya pada cabang eksekutif saja. Penggunaan kata government
dalam bahasa inggris juga sering menimbulkan kesalahpahaman. Banyak
orang yang tidak menyadari bahwa kata itu mengandung dua arti, yaitu arti
luas dan arti sempit . Keduanya dipengaruhi oleh tradisi pemerintahan
yang berkembang di Inggris(British) dan Amerika Serikat. Karena
Kerajaan Inggris mempraktekkan sistem pemerintahan parlementer, maka
perkataan government disana menunjuk pada pengertian yang sempit,
yaitu hanya cabang eksekuitf saja . Tetapi dalam bahasa Inggris Amerika,
kata government mencakup pengertian yang luas, yaitu keseluruhan
pengertian penyelenggaraan Negara. Dalam konstitusi Amerika Serikat
misalnya, isitilah the government of the United States selain mencakup

12

cabang eksekutif yang dipegang oleh presiden, juga mencakup Kongres


yang terdiri atas House of Repre sentatives dan Senat.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, perlu diperjelas adanya
perbedaan mendasar antara pengertian bentuk Negara bentuk
pemerintahan dan sistem pemerintahan. Ketiga istilah tersebut
sebaiknya tidak perlu dipertukarkan satu sama lain, sehingga tidak
menimbulkan kesalahpahaman dala praktek.
Di Indonesia sudah beberapa kali mengalami bentuk Negara yaitu :
bentuk Negara Federal, Kesatuan atau Sistem pemerintahan yang
parlementer , Semi Presidensil , dan Presidensil.
Menurut pidato Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono pada tanggal 17 Agusutus 2007 dikatakan bahwa bentuk
Negara Indonesia yang paling tepat adalah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
a) Negara Kesatuan (Unitaris)
Negara Kesatuan adalah Negara bersusunan tunggal, yakni
kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah
pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik kedalam
maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan
daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam Negara kesatuan
hanya ada satu konstitusi, satu kepala Negara, satu dewan menteri
(kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu
pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala
aspek pemerintahan. Ciri utama Negara kesatuan adalah supremasi
parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat. Negara
kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem yaitu :
1. Sentralisasi
2. Desentralisasi

Dalam Negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur


dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan
perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah
13

tidak berwenang membuat peraturan-peraturan sendiri atau mengurus


rumah tangganya sendiri.
Keuntungan Sentralisasi :
1. Adanya keseragaman ( uniformitas) peraturan di seluruh
wilayah Negara
2. Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu
lembaga yang berwenang membuatnya
3. Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan
seluruh wilayah Negara.
Kerugian sistem sentralisasi :
1. Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga
sering menghambat kelancaran jalannya pemerintahan.
2. Peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai
dengan keadaan/kebutuhan daerah.
3. Derah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah
dari

pusat

sehingga

melemahkan

send-sendi

pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari


rakyat
4. Rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk
memikirkan dan bertanggung jawab tentang daeahnya.
5. Keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.
Dalam Negara kesatuan bersifat desentralisasi, daerah diberi
kekuasaan untuk mengatur ruma tangganya sendiri (otonomi , swatantra).
Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah .
Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuaaan tertinggi.
Keuntungan Desentralisasi :
1. Pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri
khas daerah itu sendiri.
2. Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri.
3. Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintahan pusat,
sehingga pemerintahan dapat berjalan lancer.
14

4. Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap


daerahnya akan meningkat.
5. Penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri
oleh daerah.
Sedangkan

kerugian

sistem

desentralisasi

adalah

ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.


b) Negara Serikat (Federasi)
Negara Serikat adalah Negara bersusun jamak, terdiri atas beberapa
Negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati Negara-negara
bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala Negara sendiri, parlemen
sendiri, dan kabinet sendiri yang berdaulat dalam Negara serikat adalah
gabungan Negara-negara bagian yang disebut Negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak
bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan
dengan Negara lain) hanya dapat dilakukan pemerintah federal. Ciri-ciri
Negara serikat/federal :
1) Tiap negara bagian memiliki kepala Negara, parlemen,
dewan menteri (kabinet) demi kepentingan Negara
bagian.
2) Tiap b\negar bagian boleh membuat konstistusi sendiri,
tetapi tidak bole bertentangan dengan konstitusi Negara
serikat
3) Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan
rakyat diatur melalui Negara bagian, kecuali dalam hal
tertentu yang kewenangan nya telah diserahkan secara
langsung dalam pemerintah federal.
Dalam praktik kenegaraan , jarang dijumpai sebutan jabatan kepala
Negara bagian (lazimnya disebut gubernur Negara bagian ). Pembagian
kekuasaan antara pemerintah federal dengan Negara bagian ditentukan
oleh Negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah ikhwal
kenegaraan selebihnya (residuary power).
15

Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan Negara-negara bagian


kepada pemerintah federal meliputi :
1. Hal-hal yang menyangkut kedudukan Negara sebagai
subyek hukum internasional, misalnya : masalah daerah,
kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik.
2. Hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan Negara,
perthanan dan keamanan nasional, perang dan damai.
3. Hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal
serta azas-azas pokok hukum maupun organisasi peradilan
selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat, misalnya :
mengenai masalah uji material konstitusi Negara bagian
4. Hal-hal tentang uang dan keuangan , biaya penyelenggaran
pemerintahan federal misalnya : hal pajak , bea cukai,
monopoli, mata uang (moneter)
5. Hal-hal tentang kepentingan bersama antar Negara bagian ,
misalnya : masalah pos , telekomunikasi , statistik.
Menurut C.F Strong yang membedakan negara serikat yang satu
dengan yang lain adalah :
1) Cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan
pemerintah Negara bagian
2) Badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselishan
yang

timbul

antara

pemerintahan

federal

dengan

pemerintahan Negara bagian.


3) Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam
Negara serikata antara lain :

Negara

serikat yang konstitusinya merinci satu persatu

kekuasaan pemerintah federal dan kekuasaan yang tidak terinci


diserahkan kepada pemerintah Negara bagian. Contoh Negara
serikat semacam itu antara lain : Amerika Serikat, Australia ,
RIS (1949).

Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu

kekuasaan pemerintah Negara bagian, sedangkan sisanya


16

diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh : Kanada dan


India.

Negara serikat yang memberikan wewenang kepada

mahkamah agung federal dalam menyelesaikan perselisihan di


antara pemerintah federal dengan pemerintah Negara bagian.
Contoh : Amerika Serikat dan Australia.

Negara serikat yang memberikan kemenangan kepada

parlemen federal dalam menyelesaikan perslisihan antara


pemerintah federal dengan pemerintah Negara bagian .
Contoh : Swiss.
Persamaan antara Negara serikat dan Negara kesatuan bersistem
desentralisasi ialah Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar
dan sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi) .
Sedangkan perbedaanya adalah mengenai asal usul hak mengurus rumah
tangga sendiri itu. Pada Negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak
aslinya, sedangkan pada daerah otonomi, hak itu diperoleh dari pemerintah
pusat.
Sedangkan

perbincangan

mengenai

bentuk

pemerintahan

(regerings vormen) berkaitan dengan pilihan antara bentuk kerajaan


(monarki), atau bentuk republik. Jika jabatan kepala Negara itu bersifat
turun temurun maka Negara itu disebut kerajaan. Jika kepala
pemerintahannya tidak bersifat turun temurun , melainkan dipilih maka
Negara itu bersifat republik. Sementara itu dalam perkataan sistem
pemerintahan (regerings system) terkait pilihan-pilihan antara sistem
pemerintahan presidensil, sistem pemerintahan parlementer, sistem
pemerintahan campuran, yaitu quasi presidensiil seperti di Indonesia
(dibawah UUD 1945 yang asli) atau quasi parlementer seperti sistem
Perancis yang dikenal dengan istilah Hybrid system, dan sistem
pemerintah collegial seperti Swiss.
Dari ketiga konsep tersebut di atas, bangsa Indonesia sejak
kemerdekaan pada tahun 1945 cenderung mengidealkan bentuk Negara
kesatuan (eenheidstaatsvorm), bentuk pemerintahan republik (republik
17

regeringsvorm), dan sistem pemerintahan presidential (presidential system).


Dalam UUD 1945, pengaturan mengenai bentuk Negara dan bentuk
pemerintahan ini diatur dalam bab yang tersendiri , yaitu Bab I tentang
Bentuk dan kedaulatan . Dalam pasal ayat (1) dinyatakan Negara Indonesia
ialah Negara kesatuan yang berbentuk republik. Ayat (2) menegaskan :
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UndangUndang Dasar. Sedangkan ayat (3) menentukan Negara Indonesia adalah
Negara Hukum. Khusus mengenai bentuk Negara sebagaimana telah
ditentutkan dalam Pasal ayat (1) tersebut , tidak dikategorikan sebagai objek
perubahan yang diatur mekanismenya dalam pasal 7 UUD 1945. Dalam pasal
7 ayat (5) UUD 1945 dinyatakan Khusus mengenai bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia, tidak dapat dilakukan perubahan
Pasal ini jelas mengandung komitmen dan tekad bahwa Negara
Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, akan tetap
berbentuk Negara Kesatuan selamanya, kecuali tentunya jika Majelis
Permusywaratan Rakyat suatu hari mengubah lagi ketentuan pasal 7 ayat
(5) ini atau perubahan UUD terjadi nukan karena prosedur yang ditentukan
sendiri oleh UUD 1945 (verfassung wandlung). Namun jika yang terakhir
ini yang terjadi maka hukum yang berlaku bukan lagi hukum konstitusi,
melainkan revolusi yang mempunyai aturan hukumnya sendiri.
Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme pemilihannya, bentuk
pemerintahan digolongkan dalam tiga kelompok yaitu sebagai berikut :

Monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh


raja atau ratu. Dalam praktiknya monarki terbagi atas dua
jenis yaitu monarki absolut dengan kekuasaan tertinggi
ditangan raja dan ratu serta monarki konstitusional
dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala
pemerintahannya

dibatasi

oleh

ketentuan-ketentuan

konstitusi Negara.

Oligarki adalah model pemerintahan yang dijadikan oleh


beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau
kelompok tertentu.

18

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar


pada

kedaulatan

rakyat

atau

yang

mendasarkan

kekuasaanya pada pilihan dan kehendak rakyat melalui


pemilu.
Istilah bentuk bentuk pemerintahan pun harus dibedakan pula dari
istilah sistem pemerintahan yang menyangkut pilihan antara sistem
presidential, sistem parlementer, atau sistem campuran. Konsepsi yang
terakhir ini berkenaan dengan sistem penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahan dalam arti cabang kekuasaan eksekutif. Perbedaanya dari
pengertian

bentuk

pemerintahan.

Pertama

adalah

bahwa

istilah

pemerintahan dalam konsepsi bentuk pemerintahan bersifat statis, yaitu


berkenaan

dengan

bentuknya

(vormen).

Sedangkan

dalamistilah

pemerintahan, aspek pemerintahan yang dibahas bersifat dinamis. Kedua,


dalam konsepsi bentuk pemerintahan, kata pemerintahan lebih luas
pengertiannya karena mencakup keseluruhan cabang kekuasaan.
E. Sistem Pemerintahan
1) Sistem pemerintahan Parlementer
Ciri-ciri sistem pemerintahan Parlementer
o Raja/Ratu /Presiden sebagai Kepala Negara.
o Kekuasaan eksekutif dipegang dan dijalankan Kabinet yang
dipimpin Perdana Menteri.
o Kepala Eksekutif (Perdana Menteri) bertanggung jawab kepada
Parlemen (Legislatif).
o Partai politik mayoritas memegang kekuasaan eksekuitf
o Menganut sistem multi Partai
Kelebihan :
o Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah
terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal
ini karena kekuasaan eksekutif dan Legislatif berada pada satu
partai atau koalisi partai.
19

o Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan


kebijakan publik jelas.
o Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet
sehingga kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan
pemerintahan.
Kekurangan :

Kedudukan badan eksekutif /kabinet sangat bergantung pada


mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet
dapat dijatuhkan oleh parlemen .

Kalangan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa


ditentukan berakhir sesuai dengan masa jawabannya karena
sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal ini terjadi apabila


para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari
partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar
diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat menguasai
parlemen.

Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan


eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen
dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi menteri
atau jabatan eksekuitf lainnya..

2. Sistem Pemerintahan Presidensial


Pemerintahan Presidensial adalah sistem yang bertolak dari konsep
pemisahan kekuasaan dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara
sebagaiman diajarkan oleh Monteqiueu melalui teori Trias Politica. Teori
ini mengharuskan pemisahan kekuasaan menjadi 3 yaitu :
o Kekuasaan Eksekutif
o Kekuasaan Legislatif
o Kekuasaan Yudikatif
Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial :
20

Presiden sebagai Kepala Negara sekaligus pemegang Kekuaaan


Eksekutif.
Kedudukan eksekutif tidak tergantung pada Parlemen.
Menteri-menteri merupakan pembantu Presiden.
Kekuasaan membuat Undang-Undang ada di tangan Perlemen .
Presiden memiliki hak veto dalam pemberlakuan Undangundang.
Kelebihan :
a. Sistem check dan balances dapat menghasilkan keseimbangan
antar organ yang diserahi tugas kenegaraan.
b. Dapat mencegah terjadinya kekuasaan yang absolut.
c. Kedudukan badan eksekutif lebih stabil.
d. Penyusunan program pemerintahan dapat disesuaikan dengan
masa jabatan eksekuitf.
Kekurangan :
a) Setiap keputusan adalah hasil tawar-menawar antar legislatif dan
eksekutif sehingga kurang tegas dalam pengambilan keputusan.
b) Pengambilan keputusan relative lebih lama.

21

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan mengenai :
a. Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik atau lebih dikenal dengan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
b. Bentuk Pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk
merujuk pada rangkaian instusi politik yang digunakan untuk
mengorganisasikan suatu rangkaian institusi politik yang
digunakan untuk mengorganisasikan suatu Negara untuk
menegakkan kekuasaannyaatas komunitas politik.
c. Dalam konsep teori modern Negara terbagi dalam dua bentuk
yaitu Negara Kesatuan (Unitarianisme) dan Negara Serikat.
d. Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme pemilihannya, bentuk
pemerintahan digolongkan dalam tiga kelompok yaitu monarki,
oligarki dan demokrasi.
B. Saran
Sebagai warga Negara sudah selayaknya kita mengkaji lebih
dalam mengenai bentuk Negara dan bentuk pemerintahan di Indonesia.
Selain untuk memperluas cakrawal berpikir, kelak ketika kita menempati
posisi strategis di pemerintahan dan niscaya kita akan menjadi warga
Negara dan pemimpin yang baik, berakhlak dan rasional,

22

DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas XII.Jakarta :
Erlangga
Bonar

Sidjabat,Notulen

Rapat

Panitia

Persiapan

Kemerdekaan

Indonesia,Majalah Ragi Buana,52, 1968


S.T, Kansil, Ilmu Negara (umum dan Indonesia), Jakarta : Pradya Paramita,
2004

23

Anda mungkin juga menyukai